TUGAS K3
Disusun Oleh :
Muhammad Agung Wibowo 22/500291/SV/21402
TEKNOLOGI REKAYASA PELAKSANAAN BANGUNAN SIPIL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2025
SOAL 1
1.1 Sebutkan Undang-undang yang mengatur K3 di Indonesia!
Jawaban :
Undang-undang yang mengatur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia adalah:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Ini adalah undang-undang utama yang mengatur secara khusus tentang keselamatan kerja. Cakupannya meliputi:
• Pencegahan kecelakaan kerja
• Perlindungan terhadap tenaga kerja di tempat kerja
• Kewajiban pengusaha untuk menjamin keselamatan pekerja
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
UU ini tidak khusus tentang K3, tetapi memuat ketentuan yang mendukung K3, seperti:
• Hak pekerja atas perlindungan K3 (Pasal 86)
• Kewajiban pengusaha menyediakan sarana K3
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU ini menegaskan pentingnya kesehatan kerja dan pengawasan kesehatan lingkungan kerja.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Undang-undang ini mengubah beberapa ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan dan juga menyentuh aspek perlindungan K3, termasuk penguatan sistem pengawasan ketenagakerjaan.
1.2 Bagaimana pengaplikasian undang-undang K3 dalam dunia kerja?
Jawaban :
Pengaplikasian Undang-Undang K3 di dunia kerja dilakukan melalui berbagai langkah nyata di tempat kerja untuk melindungi keselamatan dan
kesehatan pekerja. Berikut cara penerapannya:
1. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pengusaha wajib menyediakan dan memastikan pekerja memakai APD seperti helm, sarung tangan, masker, sepatu safety, dll, sesuai jenis pekerjaannya.
Contoh: pekerja konstruksi memakai helm dan rompi reflektif saat berada di proyek.
2. Pelatihan dan Edukasi K3
Pekerja dan manajemen harus diberikan pelatihan rutin tentang prosedur keselamatan, evakuasi, penggunaan APD, hingga penanganan darurat.
Contoh: pelatihan pemadaman kebakaran ringan atau prosedur evakuasi gempa.
3. Inspeksi dan Audit K3
Inspeksi rutin dilakukan untuk mendeteksi potensi bahaya di lingkungan kerja.
Contoh: pengecekan kabel listrik yang terbuka, bahan kimia berbahaya, atau mesin yang rusak.
4. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berbasis Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012.
Termasuk dalamnya perencanaan K3, pelaksanaan, evaluasi, dan tindakan perbaikan.
5. Penanganan Kecelakaan Kerja
Harus ada prosedur jelas untuk menangani kecelakaan: pertolongan pertama, pelaporan, pencatatan, hingga klaim jaminan kecelakaan kerja (BPJS Ketenagakerjaan).
Contoh: jika ada kecelakaan kerja, petugas P3K langsung memberi bantuan dan dilaporkan secara resmi.
6. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Perusahaan wajib memfasilitasi pemeriksaan kesehatan rutin bagi pekerja, terutama yang terpapar risiko tinggi.
Contoh: pekerja di pabrik kimia wajib cek paru-paru atau fungsi hati secara rutin.
7. Papan Informasi dan Simbol K3
Tempat kerja wajib memasang rambu, simbol, dan instruksi K3 yang mudah dipahami.
Contoh: tanda "Dilarang Merokok", "Gunakan Helm", atau "Pintu Darurat".
8. Keterlibatan Pekerja dalam Komite K3 (P2K3)
Di perusahaan dengan ≥100 pekerja, wajib ada Panitia Pembina K3 (P2K3) yang melibatkan unsur manajemen dan pekerja.
Kesimpulan:
Pengaplikasian UU K3 bukan hanya formalitas, tapi langkah nyata demi melindungi nyawa, kesehatan, dan keselamatan kerja. Tujuannya: zero accident dan menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif.
Kalau lu butuh contoh penerapan spesifik di industri tertentu (kayak tambang, rumah sakit, atau pabrik), gua bisa bantu juga!
1.3 Sebutkan tujuan penerapan undang-undang K3 dalam dunia kerja!
Jawaban :
1. Melindungi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
Agar pekerja terlindungi dari risiko kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, serta bahaya fisik, kimia, biologi, dan ergonomi di tempat kerja.
2. Mencegah dan Mengurangi Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
Penerapan K3 bertujuan meminimalisir atau bahkan meniadakan kejadian kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan.
3. Menjamin Setiap Tenaga Kerja Bekerja dalam Lingkungan yang Aman Menciptakan tempat kerja yang nyaman dan tidak membahayakan, sehingga pekerja bisa bekerja dengan tenang dan produktif.
4. Menjamin Produksi dan Operasional Berjalan Lancar
K3 membantu menghindari gangguan operasional akibat kecelakaan kerja atau kerusakan alat, yang bisa merugikan perusahaan.
5. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi
Lingkungan kerja yang aman dan sehat membuat pekerja lebih fokus, semangat, dan produktif, sehingga hasil kerja meningkat.
6. Menumbuhkan Budaya K3 di Tempat Kerja
Dengan penerapan UU K3, diharapkan tercipta budaya kerja yang mengutamakan keselamatan dan pencegahan risiko sejak awal.
7. Memberikan Kepastian Hukum bagi Pengusaha dan Pekerja
Undang-undang K3 memberikan landasan hukum yang jelas dalam pelaksanaan K3 dan penanganan kasus kecelakaan kerja.
1.4 Berikan contoh kecelakaan kerja pada proyek konstruksi!
Jawaban :
1. Terjatuh dari Ketinggian
Contoh: Pekerja jatuh dari lantai 3 gedung karena tidak menggunakan harness saat pemasangan bekisting atau bekerja di perancah (scaffolding).
Penyebab: Tidak ada pengaman jatuh (fall protection), APD tidak digunakan, atau perancah tidak stabil.
2. Tertimpa Material Bangunan
Contoh: Seorang pekerja tertimpa besi hollow atau batako yang jatuh dari atas karena proses pengangkatan material tidak aman.
Penyebab: Tidak ada barikade zona bahaya, SOP pengangkutan tidak dijalankan, atau komunikasi antarpekerja buruk.
3. Tersengat Listrik
Contoh: Pekerja menyentuh kabel listrik terbuka saat mengoperasikan alat bor listrik di lantai basah.
Penyebab: Instalasi listrik tidak aman, kabel terbuka, atau tidak ada grounding pada alat.
4. Terjebak dan Tertimbun
Contoh: Pekerja tertimbun tanah saat melakukan penggalian karena dinding galian longsor.
Penyebab: Tidak ada penyangga dinding galian (shoring), pengawasan kurang, atau kondisi tanah tidak stabil.
5. Cedera karena Alat Berat
Contoh: Operator ekskavator tidak melihat pekerja di belakangnya saat memundurkan alat, menyebabkan pekerja tertabrak.
Penyebab: Tidak ada spotter/signalman, alat tidak punya alarm mundur, atau pekerja masuk ke zona blind spot.
6. Luka Potong atau Tersayat
Contoh: Pekerja terkena mata gergaji saat memotong baja ringan karena tidak pakai sarung tangan atau kacamata pelindung.
Penyebab: Alat pelindung tidak digunakan, pekerja tidak terlatih, atau alat rusak.
7. Kebakaran atau Ledakan
Contoh: Kebocoran gas las menyebabkan ledakan kecil di area kerja las.
Penyebab: Penanganan bahan mudah terbakar yang tidak sesuai prosedur, tidak ada alat pemadam kebakaran, atau percikan api dari pekerjaan lain.
1.5 Bagaimana langkah antisipatif yang seharusnya dilakukan agar kecelakaan kerja tersebut tidak terulang?
Jawaban :
Langkah antisipatif agar kecelakaan kerja tidak terulang (khususnya di proyek konstruksi) meliputi tindakan pencegahan, pengawasan, dan evaluasi yang berkelanjutan. Berikut langkah-langkah utamanya:
1. Identifikasi dan Evaluasi Risiko
• Sebelum bekerja, semua pekerja wajib mendapatkan pengarahan K3 (safety induction).
• Adakan pelatihan rutin tentang penggunaan APD, cara kerja aman, SOP evakuasi, dan pemadaman kebakaran.
2. Penyediaan dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pastikan semua pekerja menggunakan APD sesuai jenis pekerjaan, seperti:
• Helm
• Rompi
• Harness (untuk pekerjaan di ketinggian)
• Sepatu safety
• Kacamata dan sarung tangan kerja 3. Pelatihan K3 bagi Pekerja
• Pasang tanda peringatan di area berbahaya (zona jatuh, zona angkat material, kabel listrik, dll).
• Batasi akses ke area rawan kecelakaan dengan pagar/barikade.
4. Pengawasan dan Penegakan Disiplin
• Lakukan inspeksi rutin terhadap alat berat, scaffolding, instalasi listrik, dan peralatan kerja.
• Ganti atau perbaiki alat yang rusak sebelum digunakan kembali.
5. Penataan Area Kerja yang Aman
Terapkan PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3, termasuk:
• Identifikasi bahaya dan penilaian risiko
• Tindakan pengendalian risiko
• Dokumentasi SOP kerja aman
• Audit internal K3
6. Pemeriksaan dan Perawatan Alat Secara Berkala
• Tunjuk petugas K3 dan pengawas lapangan yang aktif mengontrol pelaksanaan K3.
• Beri sanksi tegas bagi pelanggaran SOP atau kelalaian dalam penggunaan APD.
7. Sistem Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan
• Setiap kecelakaan, meski kecil, harus dicatat dan dianalisis penyebabnya.
• Hasil investigasi digunakan untuk memperbaiki SOP dan mencegah kejadian serupa.
8. Komunikasi dan Koordinasi yang Baik
• Adakan toolbox meeting (briefing singkat) setiap pagi sebelum mulai kerja.
• Gunakan sistem komunikasi yang jelas di lapangan, apalagi saat penggunaan alat berat.
BAB IISOAL 2
2.1 Apa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja?
Jawaban:
Definisi Menurut Peraturan
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, kecelakaan kerja adalah kejadian yang mengganggu proses kerja normal, yang dapat menyebabkan:
• Cedera fisik atau mental pekerja
• Kerusakan properti/peralatan kerja
• Gangguan proses produksi
• Bahkan kehilangan nyawa 2.2 Sebutkan jenis kecelakaan kerja!
Jawaban:
1. Kecelakaan Fisik
Kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi fisik di tempat kerja. Contohnya:
• Terjatuh dari ketinggian
• Tertimpa material atau alat
• Terpeleset atau tersandung
• Terpotong atau tersayat alat tajam
• Terbakar atau terkena suhu ekstrem 2. Kecelakaan Listrik
Terjadi akibat kontak langsung atau tidak langsung dengan arus listrik. Contohnya:
• Tersengat listrik karena kabel terbuka
• Terkena percikan saat mengelas
• Kebakaran akibat hubungan arus pendek (korsleting) 3. Kecelakaan Kimia
Disebabkan oleh paparan zat kimia berbahaya. Contohnya:
• Keracunan karena menghirup gas beracun
• Luka bakar akibat bahan kimia korosif
• Iritasi kulit/mata karena tumpahan bahan kimia
4. Kecelakaan Mekanis
Berkaitan dengan mesin atau alat kerja. Contohnya:
• Tangan terjepit mesin produksi
• Terkena mata bor atau gergaji
• Tertabrak alat berat (forklift, ekskavator) 5. Kecelakaan Ergonomis
Akibat kesalahan posisi tubuh saat bekerja atau beban kerja berlebihan. Contohnya:
• Cedera punggung karena mengangkat beban berat dengan posisi salah
• Repetitive strain injury (RSI) dari gerakan berulang 6. Kebakaran dan Ledakan
Biasanya terjadi akibat:
• Kebocoran gas
• Bahan mudah terbakar tersulut api
• Kesalahan prosedur pengelasan atau pemotongan 7. Kecelakaan Lingkungan
Disebabkan faktor eksternal seperti:
• Cuaca ekstrem saat kerja outdoor
• Tanah longsor di area galian
• Bangunan roboh
2.3 Faktor berpotensi sumber penyakit lingkungan kerja?
Jawaban:
1. Faktor Fisik:
Kebisingan, getaran, suhu ekstrem, radiasi, pencahayaan buruk.
2. Faktor Kimia:
Gas beracun, debu, uap kimia, cairan korosif, pelarut organik.
3. Faktor Biologis:
Bakteri, virus, jamur, parasit.
4. Faktor Ergonomi:
Postur kerja salah, gerakan berulang, angkat beban berat.
5. Faktor Psikososial:
Stres, tekanan kerja, jam kerja berlebihan, lingkungan toxic.
2.4 Kerugian yang ditimbulkan kecelakaan kerja?
Jawaban:
Kerugian Kecelakaan Kerja:
• Pekerja: Cedera, cacat, kehilangan penghasilan, kematian.
• Perusahaan: Biaya pengobatan, alat rusak, proyek terganggu, reputasi turun.
• Negara: Beban BPJS naik, produktivitas turun, pengangguran bertambah.
2.5 Bagaimana identifikasi kecelakaan kerja?
Jawaban:
1. Amati lokasi kejadian 2. Catat waktu & kronologi 3. Kumpulkan saksi
4. Cek kondisi korban & alat kerja
5. Analisis penyebab langsung & tidak langsung 6. Dokumentasikan hasilnya
2.6 Berikanlah contoh kecelakaan kerja konstruksi?
Jawaban:
• Pekerja jatuh dari scaffolding
• Tertimpa material bangunan
• Tersengat listrik saat pemasangan kabel
• Terjepit alat berat (excavator, crane)
• Tertusuk besi tulangan yang tidak ditutup 2.7 Identifikasi penyebab kecelakaan kerja?
Jawaban:
1. Kelalaian pekerja 2. Kurangnya APD 3. Alat kerja rusak
4. Lingkungan kerja tidak aman 5. Kurangnya pelatihan & pengawasan
2.8 Jelaskan akibat kecelakaan kerja?
Jawaban:
1. Cedera atau cacat permanen 2. Kematian
3. Kehilangan pekerjaan/penghasilan 4. Gangguan produksi
5. Kerugian materi & reputasi perusahaan 2.9 Bagaimana cara pencegahan?
Jawaban:
1. Gunakan APD lengkap 2. Ikuti pelatihan K3
3. Jaga kebersihan & kerapihan tempat kerja 4. Periksa dan rawat alat kerja rutin
5. Pasang rambu & tanda bahaya 6. Terapkan SOP kerja aman 7. Lakukan pengawasan ketat
2.10 Sebutkan cara pencegahan kecelakaan kerja?
Jawaban:
1. Gunakan APD lengkap 2. Ikuti pelatihan K3
3. Jaga kebersihan & kerapihan tempat kerja 4. Periksa dan rawat alat kerja rutin
5. Pasang rambu & tanda bahaya 6. Terapkan SOP kerja aman 7. Lakukan pengawasan ketat
BAB IIISOAL 3
3.1 Berikan informasi mengenai bahaya di tempat kerja!
Jawaban:
1. Bahaya fisik (bising, panas, getaran)
2. Bahaya kimia (zat beracun, bahan mudah terbakar) 3. Bahaya biologis (virus, bakteri)
4. Bahaya ergonomis (postur salah, beban berat)
5. Bahaya psikososial (stres, tekanan kerja)
3.2 Sebutkan potensi bahaya yang bisa terjadi di tempat kerja!
Jawaban:
• Kebisingan
• Bahan kimia berbahaya
• Alat berat/mekanikal
• Listrik
• Jatuh dari ketinggian
• Paparan radiasi
• Benda tajam
• Stres kerja
3.3 Identifikasi bahaya terhadap kesehatan kerja!
Jawaban:
• Paparan zat kimia beracun
• Kebisingan tinggi
• Debu dan partikel halus
• Radiasi
• Infeksi biologis (virus/bakteri)
• Postur kerja salah
3.4 Sebutkan langkah preventif investigasi insiden kecelakaan kerja!
Jawaban:
1. Segera amankan lokasi 2. Kumpulkan data & saksi 3. Analisis penyebab utama 4. Buat laporan investigasi 5. Terapkan tindakan perbaikan 6. Sosialisasikan hasil dan pelatihan
3.5 Identifikasi terkait contoh situasi darurat!
Jawaban:
• Kebakaran
• Ledakan
• Tumpahan bahan kimia
• Kecelakaan alat berat
• Gempa bumi
3.6 Berikan contoh situasi darurat dan berikan solusi pengendalian sementara tiap situasi!
Jawaban:
Situasi Darurat Solusi Pengendalian Sementara
Kebakaran Evakuasi, matikan sumber api, pakai alat pemadam Tumpahan bahan kimia Isolasi area, gunakan APD, bersihkan sesuai prosedur Ledakan Evakuasi cepat, laporkan ke petugas keamanan Kecelakaan alat berat Hentikan operasi, berikan pertolongan pertama Gempa bumi
Evakuasi ke tempat aman, hindari barang jatuh
BAB IVSOAL 4
4.1 Jenis bahaya apa yang dapat terjadi dalam kegiatan laboratorium?
Jawaban:
1. Bahaya kimia (bahan beracun, korosif) 2. Bahaya fisik (api, ledakan)
3. Bahaya biologis (virus, bakteri) 4. Bahaya ergonomis (postur salah)
4.2 Apa dampak paparan bahan kimia jika tidak ditangani dengan segera?
Jawaban:
• Luka bakar kulit/mata
• Keracunan
• Gangguan pernapasan
• Iritasi atau alergi
• Kerusakan organ
4.3 Sebutkan langkah mengurangi risiko kecelakaan kerja!
Jawaban:
1. Gunakan APD lengkap 2. Simpan bahan dengan aman 3. Ikuti prosedur kerja
4. Pelatihan rutin K3
5. Periksa alat sebelum pakai
4.4 Jelaskan tindakan yang dilakukan jika terjadi kecelakaan!
Jawaban:
1. Segera hentikan aktivitas 2. Berikan pertolongan pertama 3. Laporkan ke petugas K3 4. Amankan lokasi kecelakaan 5. Evaluasi dan perbaiki penyebab 4.5 Bagaimana cara menganalisis risiko bahaya?
Jawaban:
1. Identifikasi bahaya
2. Tentukan siapa yang terpapar
3. Nilai tingkat keparahan & kemungkinan terjadi 4. Tentukan prioritas penanganan
5. Buat tindakan pengendalian risiko