Volume 1, No. 1 (2023 ): September P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
1
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Dengan Metode Demonstrasi Di Mts Negeri 32 Jakarta
Mohamad Zuhdi Amin 1
Abstrak: Berdasarkan pada pembelajaran Fikih, siswa masih banyak yang tidak aktif, belum ada interaksi antar siswa. Siswa mengalami kesulitan menguasai materi thaharah (najis dan hadas) dengan nilai masih di bawah KKM 23 siswa dan 9 siswa yang di atas KKM. Karena itu tanggung jawab guru untuk membuat pembelajaran thaharah menjadikan siswa lebih aktif dan hasil tes meningkat.
Berangkat dari permasalahan diatas guru mengadakan PTK. Dan PTK ini bertujuan meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa pada materi thaharah. Strategi yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode demostrasi dan dilaksanakan selama satu siklus. Tempat penelitian dilakukan di MTs Negeri 32 Jakarta Selatan dengan objek penelitian siswa kelas VII 5, sebanyak 32 siswa terdiri dari 16 siswa perempuan dan 16 laki-laki yang dilaksanakan semester I tahun pelajaran 2023/2024. Teknik pengumpulan data melalui lembar observasi aktifitas belajar siswa pada materi persiapan thaharah oleh observer. Penelitian di lakukan pada siklus I. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode demostrasi dapat meningkatkan hasil belajar dan perubahan aktifitas siswa meningkat, yaitu dengan prosentase pada siklus I , 84,375% atau 27 siswa yang di atas KKM dan siswa tidak berhasil mencapai KKM dengan 5 siswa atau prosentase 15.625 % atau 5 siswa yang masih di bawah KKM.
Kata kunci: diskusi kelompok, hasil belajar, aktivitas, thaharah, Najis, Hadas;
1. Pendahuluan
Menurut Hamalik hasil (2007: 30) belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.
Menurut Dimyati Dan Mudjiono (2009: 200) hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas hasil belajar dapat menerangai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa
2
setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol.
Materi merupakan hal dalam pembelajaran yang harus dipersiapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pada materi ketentuan bersuci dari najis dan hadas maka mata pelajaran fikih mempunyai peran cukup penting dalam kehidupan sehari –hari siswa, baik dimasa sekarang dan dimasa akan datang. Oleh karena itu, perlu diadakan upaya dalam meningkatnya mutu hasil pembelajaran materi tersebut. Salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu hasil pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mempelajari materi fikih.
Berbagai upaya guru yang dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar melalui perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, metode pembelajaran dan lain sebagainya. Banyak hal yang dapat di tempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang pikiran dan kemampuan guru serta membutuhkan keaktifan siswa dalam belajar. Untuk mengatasi masalah –masalah tersebut, bagaimana upaya guru untuk menciptakan dan lebih berhasil bagi siswa.
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru memegang peranan dalam proses belajar mengajar, dalam meningkatkan mutu siswa dan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab guru untuk membuat pembelajaran ketentuan bersuci dari najis dan hadas lebih efektif, menarik serta merangsang dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa di kelas.
Pada pembelajaran di kelas VII 5 MTs N 32 Jakarta pada materi ketentuan bersuci najsis dan hadas belum dikuasai siswa, dengan melihat hasil ulangan hanya 54% dari jumlah siswa yang telah menguasai KKM dan selebihnya belum berhasil menguasai materi. Padahal untuk materi persiapan bersuci diharapkan 90% siswa dapat menguasai materi pembelajaran dan keaktifannya juga meningkat. Ini berarti pemahaman konsep siswa tentang persiapan bersuci najis dan hadas tersebut terlalu rendah dan belum berhasil. Berdasarkan temuan awal pada pembelajaran Fikih, siswa belum aktif diukur dengan melihat partisipasi yang bertanya hanya lima orang dan belum ada interaksi antar siswa tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran dan kurang semangat dalam belajar karena siswa belum terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran untuk menguasai dan menemukan konsep- konsep materi persiapan bersuci.
3
Menurut Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi siswa haya sekedar memperhatikan.
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan meragakan dan memeprtunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di depan seluruh siswa.
Metode pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran, diharapkan dengan menggunakan metode demostrasi ini dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa terhadap materi persiapan bersuci dari najsi dan hadas, sehingga proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, akan jauh lebih bermakna jika dibandingkan dengan proses pembelajaran yang hanya didominasi oleh guru.
Keaktifan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran diperlukan agar komunikasi yang terjalin antara guru dan peserta didik tidak hanya bersifat satu arah. Peserta didik akan merasa tertarik dan tidak bosan ketika dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Selain itu, peserta didik antusias mengikuti pembelajaran karena bisa terlibat secara langsung dalam mencari pengetahuannya
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penenlitian tindakan kelas dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Dengan Metode Demonstrasi di MTs Negeri 32 Jakarta”.
2. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja ketika perlakuan diberikan, dan memaparakan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan
4
kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru menjadi peneliti dan penanggung jawab penuh dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya yang saling terkait dan berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2023 semester ganjil. Subyek penelitian ini adalah kelas 7.5 yang berjumlah 32 siswa.
Objek penelitian adalah Hasil belajar peserta didik dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan prosentase.
3. Hasil
Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama 1 siklus yang dilakukan baru satu kali pertemuan, diperoleh data bahwa hasil belajar siswa, yaitu :
NO NAMA SISWA NIL
AI
KETERANGAN
1 Abdul Rasyid Hakim 80 TUNTAS
2 Abdullah Farras Hazim 90 TUNTAS
3 Azra Khairina Istifadah 80 TUNTAS
4 Bilal Aditya Saputro 90 TUNTAS
5 Bilqis Mutma'Inah 90 TUNTAS
6 Chamillah Samratu Qolby 80 TUNTAS
7 Gelsi Adiva Naira 90 TUNTAS
8 Hagan Aqielah Abbasy 80 TUNTAS
9 Hilal Faiz Al Falaq 90 TUNTAS
10 Ibra Shafa Aththoriq 90 TUNTAS
5
11 Ika Zahra Amelia 80 TUNTAS
12 Jihan Syakira 90 TUNTAS
13 Kayla Nur As'Syifa 90 TUNTAS
14 Mario Asyraf 70 BELUM TUNTAS
15 Meilena Stellany Chalestine 90 TUNTAS
16 Muhammad Ahsan Brilliantsyah
80 TUNTAS
17 Muhammad Fathir Azhar 90 TUNTAS
18 Muhammad Kenzie Syazani 90 TUNTAS
19 Muida Ammara 80 TUNTAS
20 Nafeeza Adzkiya Huwaida 70 BELUM TUNTAS
21 Naufal Subhi Al Bayhaqi 90 TUNTAS
22 Nikeisha Rezkia Hafizah 80 TUNTAS
23 Qaleisha Cindy Auzora 100 TUNTAS
24 Qorina Azzahra 90 TUNTAS
25 Qwinnanda Supendi 70 BELUM TUNTAS
26 Raffan Alfarizki Munadi 95 TUNTAS
27 Rafka Radityansyah 90 TUNTAS
28 Raihana Zafira 80 TUNTAS
29 Shakyra Maisya Dinnar 100 TUNTAS
30 Wisnu Haryo Nugroho 70 BELUM TUNTAS
31 Yanuar Rahman 90 TUNTAS
32 ZIA RAMADHANI 60 BELUM TUNTAS
Jumlah siswa seluruhnya adalah 32 siswa nilai yang tuntas atau di atas KKM ada 29 Siswa dan yang tidak tuntas ada 5 siswa berdasarkan tabel di atas.
Maka tabel di atas dapat diprosentasikan dengan rumus : Prosentase Nilai = Jumlah siswa tuntas x 100% Di atas KKM Jumlah siswa
= 27 x 100%
6 3
= 84,375%
Prosentase Nilai = Jumlah siswa tidak tuntas x 100% Di bawah KKM Jumlah siswa
= 5 x 100 % 32
= 15.625 %
Tabel Observasi Siklus 1
SIKLUS 1 KETERANGAN PROSENTASE
SISWA DI ATAS KKM 84,375%
SISWA DI BAWAH KKM 15.625%
4. Pembahasan
Metode demonstrasi menurut Wina Sanjaya adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan dari guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran yang lebih konkret.
Dalam strategi pembelajaran demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu. Metode demontrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Metode ini dapat
7
diterapkan dalam pelajaran fiqih, khususnya yang terkait dengan materi keterampilan seperti mata pelajaran fiqih.
Menurut Mansyur (2000), menyatakan bahwa model pembelajaran demonstrasi dapat merangsang siswa lebih aktif dalam mengikuti prosespembelajaran, dapat memusatkan perhatian siswa dan menambah pengalaman anak didik serta membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pembelajaran yangdisampaikan karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekannya secara langsung.
Berdasarkan hal di atas ternyata hasil siklus I dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fikih kelas 7 di MTs Negeri 32 Jakarta menunjukan hasil yang baik walau masih belum 100% yaitu siswa yang di atas KKM yaitu sekitar 27 siswa dengan prosentase 84,375%
dan di bawah KKM 5 siswa dengan prosentase 15.625 %.
Maka, dapat dipahami bahwa pada siklus I dengan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dikatakan tinggi dengan membuat pembelajaran FIKIH menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan memunculkan keaktifan peserta didik karena model pembelajaran demonstrasi ini melibatkan peserta didik berperan aktif untuk ikut mempraktekan kegiatan tersebut sehingga mereka dapat langsung memahami tata cara bersuci dari najis maupun hadas.
Meksipun demikian, tahapan siklus I belum dapat dikatakan sempurna, Ini terlihat dari hasil prosentase. dan membutuhkan lanjutan untuk tahapan selanjutnya yaitu Siklus II. Hal ini disebabkan oleh masih terdapatnya sejumlah siswa sekitar 15,625 % atau sekitar 5 siswa yang nilainya masih di bawah KKM, sehingga perlu dilakukan tahapan selanjutnya yaitu siklus II dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri 32 Jakarta, serta sebagai sarana untuk menguji ketepatan metode pembelajaran tipe Demonstrasi.
5. Kesimpulan
Dari pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fikih pada materi thaharah khususnya najis dan hadas kelas VII 5 semester ganjil dari siklus I dapat di simpulkan bahwa pada siklus I penggunaan metode demostrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada materi thaharah (najsid dan hadas) siswa VII 5 di MTs Negeri 32 Jakarta yaitu 27 siswa dengan kategori tuntas dengan prosentase 84,375% dan siswa yang kategori tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan prosentase 9.375%. Maka penggunaan
8
metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi thaharah siswa kelas VII 5 dapat dikatakan berhasil walaupun belum mencapat 100%.
Daftar Pustaka
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran Agama Islam ( Bandung:PT Refika Aditama, 2009 )
Dimyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembalajaran, (Jakarta: Rineka Cipta Tahun2009)
Omear Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan”
Ema Amalia, Ibrahim, “ Efektivitas Pembelajaran Fiqih Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Desa Penggage-Muba”,JIP Jurnal PGMI,Vol 3,No 1,(2017)