• Tidak ada hasil yang ditemukan

meningkatkan kemampuan motorik halus melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "meningkatkan kemampuan motorik halus melalui"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

i

KELOMPOK B DI RA THARIQUL IZZAH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh Titin Kurniati NIM 170110061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ii

KELOMPOK B DI RA THARIQUL IZZAH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh Titin Kurniati NIM 170110061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii MOTTO

Sometimes you find out what you are supposed to be doing by doing the things you are not supposed to be.

(OprahWinfrey)

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya tercinta, bapak saya tercinta bapak Dando dan ibu saya tercinta ibu Martina, saudara-saudara saya (Edi Siswanto dan Imam Syafii), almamater saya, dosen-dosen, serta teman-teman saya yang selalu meberikan dukungan dan motivasi selama mengerjakan skripsi ini.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR. Wb

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji serta syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan maha kuasa, yang telah melimpahkan segala nikmat sehat dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyusun skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Berbagai Media Pada Anak Kelompok B di RA Thariqul Izzah Mataram Tahun Pelajaran 2021/2022” ini hingga selesai.

Shalawat dan Salam tak lupa pula saya haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengayomi kita semua dengan cinta kasih serta perjuangan beliau sehingga kita bisa menghirup udara segar yang penuh dengan nikmat yang tak ada habisnya.

Peneliti menyadari, proses penyelesaian skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimkasih kepada pihak-pihak yang telah membantu yaitu mereka antara lain:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Warni Djuwita, M. Pd, selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Nur Kholidah Nasution, M. Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motiasi dan koreki yang mendetail terus menerus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ibu Nani Husnaini,M. Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dan Bapak Hadi Kusuma Ningrat, M.

Pd selaki Sekretsris Program Studi PIAUD.

(11)

xi dan Keguruan UIN Mataram.

4. Bapak Frof. Dr. H. Masnun Tahir, M. Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

5. Bapak dan ibu dosen Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Mataram yang telah memberikan ilmu kepada peneliti selama di bangku kuliah.

6. Ibu Siti Hulaelah, S. Pd. I selaku kepala RA Thariqul Izzah Mataram

7. Seluruh phak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan rangkaian penelitian yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Serta do‟a dan dukungan dari orangtua, keluarga dan sahabat-sahabat yang tak pernah henti dalam penyelesain proposal ini. Semoga amal kebaikandari berbagai pihak mendapat pahala dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini bermanfaat, Aamiin.

Mataram, 29 Mei 2022 Peneliti

(12)

xii

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAGTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Sasaran Tindakan ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat dan Hasil Penelitian ... 6

BABII Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan ... 8

A. Motorik Halus ... 9

1. Pengertian Motorik Halus ... 9

2. Unsur-unsur Kemampuan Motorik Halus ... 10

3. Perkembangan Motorik Halus ... 12

(13)

xiii

2. Manfaat Kegiatan Kolase ... 18

3. Bahan Untuk Kolase ... 4. Langkah-langah Membuat Kolase ... 19

BAB III Metode Penelitian ... 24

A. Setting Penelitian ... 24

B. Sasaran Tindakan ... 24

C. Desain PTK ... 24

D. Rencana Tindakan... 25

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya... 29

F. Pelaksanaan Tindakan... 34

G. Cara Pengamatan (Monitoring)/Evaluasi... 36

H. Indikator Keberhasilsan ... 36

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 39

A. Deskripsi Setting Penelitisn ... 39

1. Sejarah Singkat RA Tahriqul Izzah Mataram ... 39

2. Letak Geografis RA Thariqul Izzah Mataram ... 40

3. Profil RA Thariqul Izzah Mataram ... 40

4. Visi dan Misi RA Thariqul Izzah Mataram ... 41

5. Keadaan Guru atau Tenaga Pengajar ... 42

6. Keadaan Siswa RA Thariqul Izzah Mataram ... 42

7. Sarana dan Prasarana ... 43

B. Hasil Penelitian ... 45

1. Hasil siklus I ... 46

2. Hasil siklus II ... 67

C. Pembahasan ... 84

BAB V Penutup ... 86

A. Kesimpulam ... 86

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 86

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 123

(14)

xiv

Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Tabel 3.1 kisi Instrumen Kemampuan Motorik Halus

Tabel 3.2 Kategori Pemberian Nilai Aktivita Guru

Tabel3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Motorik Halus

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Keterampilan menggunakan jari-jemari tangan.

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Keterampilan Menggunakan Jari-jemari TanganKanan dan Kiri

Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Belajar Tabel 3.8 Kategori Nilai Aktivitas Siswa

Tabel 4.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan RA Thariqul Izzah Mataram

Tabel 4.2 Data Peserta Didik RA Thariqul „Izzah Mataram Tahun Pelajaran2021/2022

Tabel 4.3 Prasarana Lembaga Tabel 4.4 Kondisi Sarana Lembaga

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivita Guru Pertemuan Pertama siklus I Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivita Siswa Pertemuan Pertama Siklus I Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua siklus I Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivita Siswa Pertemuan Kedua Siklus I Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivita Guru Pertemuan Ketiga siklus I

(15)

xv

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivita Guru Pertemuan Keempat Pada Siklus I

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivita Siswa Pertemuan Keempat Pada Siklus I

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivita Guru Pertemuan Pertama siklus II Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivita Siswa Pertemuan Pertama Siklus II

Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivita Guru Pertemuan Kedua Siklus II Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivita Siswa Pertemuan Kedua siklus II Tabel 4.17 Hasil Observasi Aktivita Guru Pertemuan Ketiga Siklus II Tabel 4.18 Hasil Observasi Aktivita Siswa Pertemuan Ketiga siklus II Tabel 4.19 Hasil Observasi Aktivita Guru Pertemuan Keempat Siklus II Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivita Siswa Pertemuan Keempat Siklus II Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas SiswaPada Siklus II

(16)

xvi

3.1 Gambar Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(17)

xvii

Lampiran 1 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Siklus I Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Siklus I Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga Siklus I Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Keempat Siklus I Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama pada Siklus I Lampiran6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Pada Siklus I Lampiran7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga Pada Siklus I Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat PadaSiklus I Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama Pada Siklus II Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Kedua Pada Siklus II Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Ketiga Pada Siklus II Lampiran12 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Keempat Pada Siklus II Lampiran13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Pada Siklus II Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Pada Siklus II Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga Pada Siklus II Lampiran16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat PadaSiklus II

(18)

xviii

MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA ANAK KELOMPOK B

DI RA THARIQUL „IZZAH MATARAM Oleh:

Titin Kurniati 170110061

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di RA Thariqul Izzah Mataram Melalui kegiatan kolase dengan berbagai media. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan subjek penelitiannya adalah anak kelompok B dengan jumlah seluruh siswa kelas B 25 siswa namun subjek penelitiannya hanya 15 anak saja. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilakukan 4 kali pertemuan, siklus II juga dilakukan 4 kali pertemuan. Rata-rata hasil observasi aktivitas guru pada siklus I yaitu 80,08% dengan kategori baik. Sedangkan siklus II adalah 99,56% kategori baik sekali. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I yaitu 71,5% kategori cukup baik. Sedangkan siklus II 91,5% kategori baik sekali. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak kelompok B RA Thariqul Izzah mataram melalui kegiatan kolase dengan berbagai media telah meningkat.

Kata Kunci : Kegiatan Kolase, Kemampuan Motorik Halus

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan sangat penting dan diperlukan guna memaksimalkan perkembangan dalam hidup terutama anak usia dini. Anak usia dini merupakan waktu yang paling tepat untuk memberikan dasar pertama dan utama dalam mengembangkan potensi anak. Anak usia dini berada pada tahap ready to use untuk diberikan rangsangan oleh orangtua, guru di sekolah, dan masyarakat di lingkungannya. Pada usia ini anak sudah memiliki kemampuan dalam merespon stimulus-stimulus yang diterima dari orangtua, guru di sekolah dan masyarakat di lingkungannya.1

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 1 No. 20 2013. Yang berbunyi “bahwa yang masuk ke dalam golongan anak usia dini adalah berada pada rentang usia 0-6 tahun.

Pada usia ini anak muda untuk menerima berbagai macam stimulus yang diberikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan aspek keperibadian anak. Pada usia ini anak memiliki sifat yang unik,

1Novan Ardy Wijaya, Konsep Dasar PAUD, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), hlm. 97

(20)

yaitu, pola pertumbuhan dan perkembangan (kordinasi motorik kasar dan motorik halus), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan prilaku serta agama), bahasan dan komunikasi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.2

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini yang didalamnya memuat standar tingkat pencapaian perkembangan anak dan peraturan menteri no 146 yang berisi tentang kurikulum 2013 PAUD didalamnya memuat indikator perkembangan anak. Dari peraturan menteri tersebut dapat dijadikan patokan atau pedoman untuk menstimulus perkembangan anak.3 Pendidikan anak usia dini diharapkan dapat mengaktifkan dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak, karena pada masa usia dini merupakan masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada usia ini 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk.4

2Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogyakarta : AR-ruzz Media, 2012), hlm. 18-19

3Ririn Dwi Wiresti, Na‟imah, “Aspek Perkembangan Anak: Urgensi Ditinjauh Dalam Paradigma Psikologi Perkembangan Anak”, On Early Childhood. Vol. 3, Nomor 1, Mei 2020, hlm. 36-44.

4Cut ratnawati, Muhammad Kharizmi, “Upaya Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Di Tk Al-kautsar Kabupaten Bireuen”, Pendidikan Guru Anak Usia Dini. Vol.01, Nomor 02, September 2020, hlm. 52

(21)

PAUD pada hakikatnya adalah pendidikan yang dilaksanakan untuk memberikan fasilitas kepada suatu lembaga PAUD dalam proses pemberian rangsangan yang berjuan untuk mengembangkan berbagai aspek kepribadian anak usia dini. dengan demikian, lembaga harus PAUD memberikan kesempatan agar anak bisa mengembangkan potensi yang ada pada anak dengan maksimal.

Dengan catatan lembaga PAUD harus mengadakan berbagai macam kegiatan yang mampu mengembangkan aspek perkembangan anak.

Dalam hal ini aspek perkemangan anak ada enam diantaranya aspek kognitif, fisik, motorik, sosial, emosional, bahasa. Pelaksanana pendidikan bagi anak usia dini harus dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan anak itu sendiri.

Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik memungkinkan anak dapat mengembangkan keterampilan fisiknya, dan eksplorasi lingkungan dengan tampa bantuan dari orang lain. Perkembangan fisik anak ditandai dengan berkembangnya perkembangan motorik, baik itu motorikkasar maupun motorik halus.5 Motorik kasar melibatkan sebagian besar

5Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta: KENCANA, 2011), hlm. 33.

(22)

bagian tubuh dan memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot besar pada tubuh manusia. Kemampuan ini biasanya digunakan oleh anak untuk melakukan aktivitas seperti berjalan, melompat dan berlari. Sejalan dengan terus berkembangnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa pertengahan dan akhir anak-anak perkembangan motorik menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibanding dengan masa anak-anak.6 Sedangkan motorik halus hanya menggunakan otot-otot kecil sehingga tidak memerlukan tenaga yang besar akan tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Kemampuan motorik halus harus diterapkan di sekolah khusunya di lembaga Paud, karena sejak usia dini anak perlu dilatih otot-otot kecilnya, karena jika motorik halus mereka kurang baik maka sulit untuk meningkatkan keterampilan mereka. Tidak heran jika banyak anak yang kurang mampu melakukan sesuatu dan sering kali hal kecilpun mereka meminta bantuan kepada orang lain untuk menyelesaikannya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang tingkat pencapaian kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun adalah mengontrol

6Bonita Mahmud, “Urgensi Stimulasi kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Usia Dini”, Kependidikan. Vol 12, Nomor 1, Juni 2018 hlm. 79.

(23)

gerakan tangan yang menggunakan tenaga ringan seperti; mengepal, memungut, memintal, memerah dan mengusap.mengontrol gerakan tangan dalam pembelajarantaman kanak-kanak (TK) dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan contohnya bermain kolase.7

Kolase atau kegiatan menempel mampu menarik minat anak karena dalam kegiatan tersebut anak diberikan kebebasan untuk membuat karya sesuai dengan kemampuan dan keinginan anak itu sendiri. Beberapa bahan dan benda yang bisa digunakan untuk membuat karya kolase biasa menggunakan bahan ringan untuk di tempelkan pada kertas biasa maupun kertas karton seperti biji-bijian, batu-batuan ukuran kecil, kertas yang sudah di buat ukuran kecil dan lain-lain. Kegiatan kolase memiliki tujuan motorik yang nyata, karena dalam kegiatannya memerlukan kesabaran, ketelitian, keterampilan.

Kegiatan ini dikatakan mampu meningkatkan kemampuan motorik halus karena dalam proses pembuatannya kegiatan tersebut membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Seperti saat menempel bahan ke sebuah bingkai melatih kecepatan tangan dan mata. Konsentrasi penuh diperlukan dalam kegiatan tersebut karena bagi anak usia dini

7Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Standar Isi Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak , hlm. 26

(24)

kegiatan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Dengan demikian guru perlu membimbing dengan cara guru ikut memegangi tangan anak mengrahkan bagaimana cara menempel, menggunakan lem, agar lem tidak mengenai bagian lain yang mengakibatkan rusak atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.8

Pembelajaran di Raudatul Athfal (RA) Thariqul „Izzah Mataram khususnya di kelompok B, Kemampuan motorik khususnya motorik halus anak belum berkembang secara optimal, ada beberapa anak masih kesulitan saat menggerakkan tangan dalam kegiatan yang membutuhkan tenaga kecil seperti saat menulis, memakai sepatu, dan mengancing baju,anak masih meminta bantuan kepada orang lain. Dalam kegiatan kolase tentu memiliki manfaat dalam melatih keterampilan jari-jemari anak, sehingga saat menulis jari-jemari anak sudah lentur dan mudah untuk digerakkan.9

Kegiatan pembelajaran tersebut tentunya akan berjalan dengan baik jika didukung oleh fasilitas yang lengkap, sarana prasarana dan metode yang tepat dengan proses pembelajaran yang bersifat hands learning atau dengan kata lain praktek/pembelajaran

8M. Kristanto, Eko Haryanto, Pendidikan Seni Rupa Anak, (Semarang:

Universitas PGRI Semarang, 2014), hlm. 113-114.

(25)

dengan menggunakan tangan. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya membuat sebuah karya kolase dengan berbagai media.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Dengan Berbagai Media Pada Anak Kelompok B di RA Thariqul „Izzah Mataram”

B. SASARAN TINDAKAN

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah anak kelompok B di RA Thariqul „Izzah Mataram. Dalam meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan kolase dengan berbagai media.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus dan bagaimana kegiatan kolase dengan berbagai media pada anak kelompok B di RA Thariqul „Izzah Mataram?

D. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan motorik halus dan bagaimana mengetahi kegiatan kolase tersebut bisa

(26)

meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B di RA Thariqul „Izzah Mataram.

E. MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN

Mengenai manfaat penelitian dalam hal ini dapat di bagi mejadi dua bagian yaitu, manfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat teoritis

1) Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, guru dan para pembaca dalam rangka mengembangkan pemikiran yang di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

2) Diharapkan dapat di jadikan bahan kajian dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak 3) Dari hasil penelitian ini dapat di jadikan bahan

informasi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian secara lebih mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.

b. Manfaat praktis

1) Diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang di hadapi oleh guru dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak.

(27)

2) Dari hasil kegiatan kolase ini bisa menjadi bahan renungan untuk di tindak lanjuti dalam rangka meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak.

(28)

BAB II A.Motorik Halus

1. Pengertian Motorik Halus

Motorik berasal dari kata “motor” yang artinya dasar mekanika penyebab terjadinya gerakan. Gerak (movemen) adalah segala aktivitas yang di dasari oleh beberapa proses motorik.

Proses motorik melibatkan sistem gerakan yang mengkoordinasikan antara otak, syaraf, otot dan rangka. Dengan proses mental yang kompleks, disebut cipta gerak. Dari keempat unsur tersebut tidak dapat bekerja secara terpisah, melainkan selalu terkoordinasi. Jika salah satu unsur tersebut mengalami gangguan, maka gerak yang dilakukan akan mengalami gangguan.10 Dengan kata lain, gerak yang dilakukan anak derngan sadar dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar dan alat lainnya) yang dapat di respon oleh anak.

Pada saat memasuki usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Karena anak sudah mulai sensitif dalam menerima upaya mengembangkan potensinya. Masa peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi fisik maupun psikis yang siap

10 Anton Komaini. Kemampuan Motorik Anak Usia Dini, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 16.

(29)

merespon stimulus yang diberikan oleh lingkungannya. Berikut definisi motorik menurut beberapa ahli yakni:

Menurut Kiram, motorik adalah rangkaian peristiwa terpendam yang meliputi seluruh proses mengendalikan pengaturan fungsi organ tubuh baik secara fisiologis maupun psikis sehingga teciptanya sebuah gerakan.

Menurut Aryani dan Rini “motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan spinal cord”.11 Berdasarkan beberapa pandangan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik merupakan kemampuan unjuk kerja/terampil seorang yang dipengaruhi oleh faktor kekuatan, kecepatan, daya dan koordinasi, dengan demikian akan lebih mudah dalam melakukan keterampilan gerak.12

Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik merupakan semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh seluruh tubuh, perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak

11Ibid, hlm. 17

12Ibid, hlm. 18.

(30)

tubuh dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak.13

2. Unsur-unsur Kemampuan Motorik

Unsur-unsur kemampuan motorik antara lain: kekuatan, kecepatan, koordinasi, keseimbangan, kelincahan dan kelenturan.

a. Kekuatan, merupakan kemampuan sekelompok otot yang mengakibatkan munculnya tenaga pada saat kontraksi. Kekuatan otot terdapat pada anak. Namun jika anak tidak memiliki kemampuan tentu otot tidak dapat melakukan aktifitas yang menggunakan fisik.

b. Koordinasi, merupakan satu unsur penting dalam mempelajari, menguasai keterampilan dalam berolahraga adalah koordinasi. Koordinasi merupakan kemampuan dalam menyelesaikan tugas motorik dengan cepat dan terarah.

c. Kecepatan, merupakan kemampuan tubuh dalam melakukan gerakan sebanyak mungkin dengan waktu tertentu. Dapat juga di artikan dengan kemampuan

13Sumantri, Model Pengembangan Keterampilan Motorik, (Jakarta: Dikti Depdiknas, 2005), hlm. 48.

(31)

tubuh melakukan suatu gerakan dengan waktu yang sesingkat mungkin.

d. Keseimbangan, Keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh sistem indra yang terdapat di tubuh manusia bekerja secara bersamaan jika salah satu sistem mengalami gangguan maka akan terjadi gangguan keseimbangan terhadap tubuh (imbance).

e. Kelenturan, Soekarman, mengatakan bahwa kelenturan ditetapkandengan kondisis tulang, otot, ligament, jaringan ikat dan kulit. Kelenturan memiliki sifat esensial pada semua jenis olahraga, dalam memberikan kebebasan dari gerak pada persediaan, mempertinggi elastisitas otot dan membantu agar mengalami kerusakan otot tendon.

f. Kelincahan, adalah bagian dari kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada saat melakukan kegiatan yang menumbuhkan kecepatan dalam merubah posisi tubuh dan lainnya.14

14Anton Komaini, Kemampuan..., hlm. 22-26.

(32)

3. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik anak mempunyai pola perkembangan yang sama. Hukum cephalocaudal mengatakan bahwa perkembangan terjadi dari kepala lalu menyebar ke semuabagian tubuh sampai kaki. Sementara itu hukum proximodistal mengatakan bahwa perkembangan gerak dari pusat sumbu ke ujungnya, atau dari bagian yang dekat sumbu pusat tubuh menuju bagian yang lebih jauh.15 Dengan demikian perkembangan fisik motorik anak dapat diramalkan, apakah normal atau mengalami hambatan. Meskipun mengikuti pola yang sama, akan tetapi ada perbedaan laju perkembangan antara anak satu dengan anak yang lainnya. Oleh karena itu, ada dua individu yang sama persis, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan motoriknya.

Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot- otot dan syaraf. Oleh karena itu, anak akan sulit menjunjukkan sesuatu keterampilan motorik bila yang bersangkutan belum mengalami kematangan. Terdapat berbagai cara anak belajar keterampilan motorik, yaitu trial and error, meniru dan

15Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini, (kosep dan Teori), (Jakarta:

Bumi Aksara, 2017), hlm. 13

(33)

pelatihan yang memberikan hasil yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang sangat besar terhadap metode atau cara yang di gunakan anak untuk belajar keterampilan motorik.16

Perkembangan fisik merupakan hal yang menjadi dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya, dan eksplorasi lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang lain.

Perkembangan fisik anak ditandai dengan perkembangan motorik.17

1) Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Pada permendikbud nomor 137 tahun 2014 di jabarkan tentang tingkat pencapaian perkembangan anak.

Standar tingkat pencapaian motorik halus anak usia dini terdapat pada tabel berikut.18

16Ismi Hanif Ullinuha, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Kelompok A di RA Masjid Al-Azhar Permata Puri Semarang Tahun Ajaran 2018/2019, (Skripsi, FTK UINW, Semarang, 2019), hlm. 6-7.

17Ahmad susanto, Perkembangan..., hlm 33-34.

18Aghnaita, “Perkembangan Fisik Motorik Anak 4-5 Tahun Pada Permendikbud no 137 Tahun 2014 (Kajian Konsep Perkembangan Anak)”, Pedidikan Anak. Vol. 3 Nomor. 2, Desember 2017, hlm. 219-234.

(34)

Tabel 2.1

5-6 Tahun 1. Menggambar sesuai gagasan 2. Meniru objek

3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan

4. Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar 5. Menggunting sesuai dengan pola

6. Menempel gambar denga tepat mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci

2) Fungsi Motorik Halus

Motorik halus memiliki fungsi sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan, melatih koordinasi kecepatan tangan dan gerakan mata dan yang terakhir untuk melatih penguasaan emosi.

Berdasarkan defini dari beberapa ahli tentang motorik halus, tujuan motorik halus adalah untuk membantu mengembangkan aspek perkembangan anak, diantaranya aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan sosial. Pada hakikatnya seluruh perkembangan harus saling terkait atau dengan kata lain tidak bisa dipisahkan. Kegiatan yang biasanya melibatkan terjadinya motorik halus seperti meremas, menggambar, melukis, menulis dan lain-lain.19

19Novan Ardy Wiyani, Konsep..., hlm. 112.

(35)

3) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Anak

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik individu antara lain:20

a) Perkembangan Sistem Saraf

Sistem saraf sangat berpengaruh dalam perkembangan motorik karena sistem saraflah yang mengontrol aktivitas motorik pada tubuh manusia.

b) Kondisi Fisik

Karena perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik tensu saja sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang.

c) Motivasi yang Kuat

Seseorang yang punya motivasi yang kuat untuk menguasai keterampilan motorik tertentu biasanya telah punya mosal besar untuk meraih prestasi.

d) Lingkungan yang Kondusif

Perkembangan motorik seorang individu kemungkinan besar berjalan optimal jika lingkungan

20 Heri Rahyubi, Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Bandung: Nusa Media, 2016), hlm. 225.

(36)

tempat tinggalnya beraktivitas mendukung dan kondusif

e) Aspek Psikologi

Hanya seseorang yang kondisi psikologisnya baiklah yang mampu meraih keterampilan motorik yang baik pula.

f) Usia

Usia sangat berpengaruh pada aktivitas motorik seseorang.

g) Jenis Kelamin

Laki-laki tentu lebih cepat, terampil dan cepat daripada perempuan. Contohnya dalam hal olahraga sepak bola, volley, tinju, karate, tenis dan lain-lain.

h) Bakat dan potensi

Anak akan dengan mudah diarahkan pada suatu keterampilan jika anak tersebut memiliki bakat dan potensi dalam hal tersebut.21

4) Tujuan Perkembangan Motorik Halus

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam berfikir(usia 7-12

21Ibid hlm. 227

(37)

tahun), dimana konsep awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar dan tidak jelas. Anak menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah yang aktual.

Anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret.22

B.Kolase

1. Pengertian Kolase

Kata kolase, yang dalam bahasa inggris “collage” berasal dari kata “coller” dalam bahasa prancis, yang berarti “merekat”

selanjutnya kolase dipahami sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cas, seperti kertas, kain kaca, logam dan sebagainya. Atau di kombinasikan dengan menggunakan cat atau teknik lainnya.23 Kolase adalah karya aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan tekhnik melukis (lukisan tangan) dengan menempel bahan-bahan tertentu.24

Kegiatan kolase merupakan jenis karya yang memiliki nilai dan seni. Dalam karya kolase juga terdapat unsur seni lukis.

22 Bambang Sujiono, dkk, Modul Metode Pengembangan Fisik, (Universitas Terbuka PGTK), 1.11.

23Syakir M, Sri V. R, Kreasi kolase, Montaze, Mozaik Sederhana, (Jakarta:

Erlangga, 2013) hlm. 8.

24Pratya Puspita Dewi, “Peningkatan Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Usia Kelompok B2 di TK ABA Keringan Kacamatan Turi Kabupaten Kabupaten Sleman, (Skripsi, FIP UNY, Yogyakarta, 2014), hlm. 27.

(38)

Kegiatan kolase digemari oleh anak usia dini karena mampu memberikan kesan dua dimensi. Harapannya hasil dari kegiatan tersebut dapat mengembangkan motorik halus anak sesuai harapan.25

2. Manfaat Kegiatan Kolase

Adapun manfaat dari kegiatan kolase adalah sebagai berikut; (1) Menstimulus kemampuan motorik halus anak.(2) Dapat meningkatkan kreativitas anak. (3) Dapat melatih konsetrasi anak. (3) Anak dapat mengenal bentuk geometris dan bukan geometris. (4) Anak dapat mengenal warna dan menambah kosa kata bagi anak. (5) Meningkatkan kepercayaan diri pada anak. (6) mengasah kecerdasan spasial anak. (7) melatih anak untuk menyelesaikan masalah lewat permainan kolase. (8) melatih ketekunan anak.26

3. Media Untuk Kolase 1) Bahan alam

Bahan alam adalah bahan yang bersumber dari alam misalnya seperti: daun, ranting, bunga kering, kulit batang, biji-bijian dan lain-lain.

25Nurfadilah, Numalina, Rizki Amalia..., Kemampuan, hlm. 226-227.

26Eris Madiarti, “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Aanak Melalui Kegiatan Kolase Dengan Menggunakan Media Berbantuan Bahan Alam Di Paud Melati Kabepaten Lebong “ , (Skripsi, FKIP UNIB, Bengkulu, 2013), hlm. 15.

(39)

2) Bahan Olahan

Bahan olahan adalah bahan yang diolah dari bahan yang telah ada, seperti: plastik, serat sintetis, logam, karet, sedotan, kain flanenel, tali koor, benang, kapas dan lain- lain

3) Bahan Bekas

Bahan bekas adalah bahan sisa yang sudah tidak digunakan lagi namun masih bisa untuk dimanfaatkan ulang banyak terdapat dilingkungan sekitar, seperti:

majalah bekas, plastik, koran bekas, kardus bekas dan sebagainya.27

Dalam kegiatan kolase ini bahan yang digunakan adalah bahan yang mudah untuk di tempel, bahan yang disukai anak-anak, aman, murah, mudah didapat, dan bahan yang jarang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kegiatan Kolase Langkah-langkah dalam pengerjaan kolase adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan gambar yang akan dibuat

27Lia Maylani H, “Untukmu Guruku” dalam

https://mamikos.com/info/pengertian-bahan-dan-cara-membuat-kolase/ Diambil pada tanggal 12 Agustus, 2021 jam 11.23 WIB.

(40)

2) Menyediakan alat/bahan.

3) Menjelaskan serta mengenalkan nama alat-alat atau bahan yang digunakan dalam kegiatan kolase dan bagaimana cara penggunaannya.

4) Membimbing anak dan memberikan contoh cara menaburkan ataupun menjimpit material bahan kolase, memberi perekat dengan lem, menjelaskan posisi untuk menempel bahan kolase yang benar dengan hati-hati sehingga hasil tempelnya rapi tidak keluar garis. Apabila anak-anak belum memahami dengan baik, maka perlu diulang lagi penjelasannyasampai anak bisa memahaminya.

5) Guru memberikan semangat dan motivasi seperti pujian dan tepuk tangan, acungan jempol, kata-kata baik seperti hebat, pintar dan lain-lain.

6) Guru memberikan bimbingan kepada anak yang belum bisa atau belum berhasil dalam melakukan kegiatan kolase tersebut.28

28„Utakatikotak.com dalam https://-id.123dok.com/dokument/ky6p88eog- langkah-langkah-pembelajaran-kolase-di-tk.htmlDiambil tanggal 12 Agustus, jam 13.00 WIB.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Setting Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid.29 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK (penelitian tindakan kelas) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkan masalah dengan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.30

Penelitian ini akan dilakukan di RA Thariqul „Izzah Mataram Jln.

Gajah Mada Jempong Baru Mataram.

B.Sasaran Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B berjumlah 25 anak namun sasaran penelitian hanya 15 anak dikarenakan pada saat penelitian masih pada saat penyebaran covid-19 aturan masih mengahrusakan anak

29Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfa Beta, 2016), hlm. 2.

30 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 26.

(42)

untuk saling mejaga jarak sehingga beberapa orangtua melarang anak untuk belajar di sekolah di RA Thariqul „Izzah Mataram.

C.Desain PTK

Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang yang akhirnya menghasilkan beberapa tindakatan dalam hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Tahap-tahap tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1. desain PTK

Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)31

31 Suharsumi Arikunto, Prosedur Penelitian Sautu Pendekatan Praktek. ( Jakarta: Renika Cipta, 2013, hlm. 137.

(43)

D. Rencana Tindakan

Berikut tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan oleh peneliti

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan peneliti adalah:

1) Peneliti berkonsultasi dengan guru kelas mengenenai tema yang akan dibahas.

2) Guru bersama penelitimembuat rencana dan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran harian dengan media kolase.

3) Menyiapkan media atau alat untuk memperlancar kegiatan pembelajaran

4) Peneliti menyusun lembar observasi aktivitas guru dan anak untuk melihat bagaimana kondisi proses belajar mengajar dikelas ketika kegiatan kolase berlangsung.

5) Menyiapkan kamera sebagai alat bantu untuk memperoleh data yang visual dan dokumentasi.

6) Guru membuat perangkat evaluasi

(44)

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksaan tindakan adalah bagaimana menerapkan atau melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun.

Adapun tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan membuat karya kolase dengan berbagai media. Dalam pelaksanaanya guru berperan sebgai pengarah serta fasilitator dalam melakukan kegiatan kolase tersebut.

1) Kegiatan pembuka

a) Berdoa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran b) Melakukan gerakan tubuh

c) Bercakap-cakap tentang kegitan hari tersebut d) Bernyanyi

2) Kegiatan inti Eksplorasi

a) Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang akan digunakan

b) Guru bertanya tentang tema hari tersebut.

c) Guru memperlihatkan contoh kolase, kemudian meminta anak untuk mengamati gambar tersebut.

Elaborasi.

(45)

d) Guru memberikan kertas yang berisi sketsa gambar kolase dengan tema tertentu pada masing-masing anak.

e) Guru meminta anak untuk memberikan lem pada sketsa yang sudah disediakan.

f) Guru meminta anak untuk menempelkan bahan yang telah disediakan dalam pembuatan kolase tersebut.

g) Melakukan evaluasi pembelajaran 3) Kegiatan penutup

a) Doa setelah belajar dan doa naik kendaraan b) Menginformasikan tentang kegiatan besok pagi c) Berdoa setelah belajar dan doa naik kendaraan.

4) Kegiatan penutup c. Tahap Observasi

Tahap ini adalah peneliti mengamati hasil dan dampak dari tindakan-tindakan anak dan guru dalam proses belajar menggunakan media kolase. Observasi dapat diartikan sebagai alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sitematik gejala-gejala yang terjadi.32

32 Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 70.

(46)

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan guru sesui dengan tindakan yang telah disusun atau direncanakan sebelumnya. Observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Tahap ini dilakukan untuk melihat secara langsung aktivitas siswa pada saat proses proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam menerapkan kegiatan kolase untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini. Hasil observasi ini menjadi dasar untuk dilakukannya refleksi atau perbaikan pada siklus berikutnya.

d. Tahap Refleksi

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap tahapan kemudian dikumpulkan untuk di analisi oleh peneliti.

Langkah-langkah refleksi hasil pengamatan kegiatan siklus I yakni:

1) Mendiskusikan terlebih dahulu dengan guru kelas mengenai hasil yang dicapai oleh anak.

(47)

2) Mengajukan pertanyaan kendala yang di alami oleh guru pada saat kegiatan tersebut berlangsung.

3) Menyimpulkan hasil pengamatan.

4) Merekomendasikan hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Tahap siklus II sama dengan siklus pertama, hasil refleksi pada siklus oleh karena itu hasil observasi dijadikan acuan bahan untuk refleksi dan hasil refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan perbaikan dalam perbelajaran siklu berikutnya. Apabila proses siklus I kurang baik atau kurang optimal maka siklus II harus dilaksanakan guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I.

E.Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrumen penelitian adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Adapun alat alat atau instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah proses dalam pengumpulan data yakni:

(48)

1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitia.33 Observasi yaitu melakukan pengamatan secara lansgung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, dan fenomena alam yang ada di alam sekitar.Peneliti menggunakan pedoman ini dengan cara membuat format pengamatan sebagai istrumen penelitian. Format yang disusun tersebut berisi item-item tentang aktivitas siswa maupun aktivitas guru ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas.

Adapun pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru adalah instrumen yang memuat mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh guru pada saat proses kegiatan membuat kolase dengan berbagai media untuk meningkatkan kemampuan mototrik halus anak pada kelompok B.

33 Jamal Ma‟mur Asmani, Tuntunan Lengkap Metodelogi Praktis Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Diva press, 2011), hlm. 123.

(49)

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrumen aktivitas guru

No Tahapan Indikator

1 Perencanaan a. Guru menyiapkan RPPH, alat

obsrvasiyang telah disusun sebelumnya b. Membimbing peserta didik untuk

duduk dengan rapi.

c. Mengajak peserta didik berdoa sebelum melakukan kegiatan.

d. Menyapa peserta didik seperti menanyakan bara.

e. Sedikit mengulang pembelajaran yang dilakukan kemarin.

f. Menanyakan sub tema hari ini g. Menyapkan media yang akan

digunakan dalam kegiatan.

2 Pelaksanaan a. Memperkenalkan media yang akan digunakan.

b. Menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan

c. Memberikan alat dan media yang diperlukan dalam kegiatan

d. Memulai kegiatan dengan bimbingan guru dikelas

e. Melakukan kegiatan sesuai dengan yang sudah di jelaskan di awal.

f. Setelah selesai, hasil harya tersebut akan di ambil dan dikumpulkan oleh peneliti.

g. Menanyaka pada peserta didik tentang kegiatan hari ini.

h. Doa sebelum pulang dan salam penutup

Berdasarkan tabel diatas maka peneliti akan mengamati dan meneliti serta mencatat kemampuan pendidik atau guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Data aktivitas guru ini di ambil dengan menggunakan lembar observasi.

(50)

Skor yang diberikan ketentuan yakni:

a. Skor 4 diberikan jika guru melaksanakan kegiatan dengan sangat baik

b. Skor 3 diberikan jika guru melaksanakan kegiatan dengan baik c. Skor 2 diberikan jika guru melaukan kegiatan cukup baik d. Skor 1 diberikan jika guru melakukan kegiatan dengan kurang

baik.

Tabel 3.2

No Kategori Favorulble

1 Baik Sekali 4

2 Baik 3

3 Cukup baik 2

4 Kurang baik 1

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa merupakan instrumen yang memuat tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

(51)

Tabel3.3 kisi-kisi instrumen kemampuan motorik halus

Variabel Sub Variabel Indikator

Kemampuan motorik halus

Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas

Anak terampil menggunakan jari-jemari tangan kanan dan kiri dalam aktifitas kolase memberi lem pada pola gambar

Anak terampil menggunakan jarijemari tanagan kanan dan kiri dalam aktivitas menyususun bahan kolase pada pola gambar

Anak terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam aktivitas kolase merekatkan bahan pada gambar

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Keterampilan menggunakan jari-jemaritangan kanan dan kiri dalam aktivitas kolase Memberikan lem pada pola gambar.

No Kriteria Deskriptif Skor

1 Anak terampil dalam menggunakan jari tangan kanan dan kiri dalam memberikan lem pada pola gambar

Ketika anak mampu menggunakan jari-jemari tangan kanan dan kiri dalam mengambil lem sesuai dengan kebutuhan, cara memberikan lem pada permukaan pola gambar sudah rata, dengan hati-hati dan tida berceceran.

3

2 Anak kurang terampil dalam menggunakan tangan kanan dan kiri dalam memberikan lem pada pola gambar

Jika anak dapat menggunakan jari telunjuk tangan kanan dan kiri untuk mengambil lem tapi berlebihan ada yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, cara memberikan lem pada permukaan pola gambar kurang rata, kurang hati- hati dan tidak berceceran.

2

3 Anak tidak terampil menggunakan jari-jemari tangan kanan dan kirinya dalam pemberian lem pada pola gambar

Jika anak masih terlihat kaku menggunakan jari telunjuk tangan kanan dan kiri ketika mengambil lem, cara memberika lem pada pola gambar masih berceceran, terburu-buru kurang hati-hati

1

(52)

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Keterampilan Menggunakan Jari-jemari Tangan Kanan dan Kiri Dalam Aktivitas Kolase Merekatkan

Bahan Kolasepada Pola Gambar.

No Kriteria Deskripsi Skor

1 Anak terampil menggunakan jari- jemari kanan dan kiri dalam merekatkan bahan kolase

Jika anak merekatkan bahan kolase pada pola gambar dan ditekan pelan- pelan menggunakan jari-jemari kedua tangan terorganisasi cukup baik, dan hasilnya mereka kuat.

3

2 Anakkurang terampil menggunakan jari jemari tangan kanan dan kiri dalam merekatkan bahan kolae pada gambar

Anak dapat merekatkan bahan kolase pada pola gambar dengan menekan pelan menggunakan jari- jemari kedua tangan terorganisasi cukup baik.

2

3 Anak tidak terampil menggunakan jari-jemari tangan kanan dan kiri pada saat merekatkan bahan pada pola gambar.

Anak belum terampil dalam mengorganisasikan jari-jemari kedua tangan dalam merekatkan bahan kolase pada pola gambar

1

2. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian, yang meliputi buku- buku, laporan kegiatan, photo-photo, film dokumenter, data yang relevan. Dokumen juga merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya monumental dari seseorang.34

F. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan adalah berbagai tindakan atau perlakuan yang dikerjakan guru dalam upaya memecahkan masalah

34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2016), hlm. 2.

(53)

yang disusun dalam perencanaan. Pelaksanaan PTK dalam bentuk siklus atau putaran. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajarn dengan menggunakan media yang disiapkan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini. berikut tahapan pelaksaan yang akan dilakukan oleh peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung:

1. Persiapan

Sebelum melaksanakan kegiatan, guru terlebih dahulu menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (rpph), alat observasi yang telah di susun serta menata alat atau bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembuatan karya kolase dari berbagai media.

a. Kegiatan awal

1) Mengucapkan salam dan berdo‟a sebelum kegiatan

2)Benyanyi sesuai dengan tema yang di bahas 3)Membaca surat-surat pendek

4)Menghafal doa sehari-hari

5)Guru menyiapkan bahan dan media 6)Guru menyampaikan materi atau tema

7)Guru memperkenalkan tentang karya kolase pada sisiwa

(54)

b. Kegiatan Inti

1) Guru mempersiapkan lembar kertas yang terdapat pola gambar sesuai dengan tema

2) Menyediakan alat dan bahan

3) Guru menampilkan sebuah karya kolase yang sudah selesai sebagai contoh di depan.

4) Selanjutnya guru mempersilahkan siswa untuk memulai kegiatan

5) Guru ikut melakukan kegiatan tersebut dengan langkah- langkah agar anak mudah memahaminya

6) Guru membimbing anak bagaimana cara menggunakan lem dan menempel.

7) Guru meminta anak menempelkan media pada sketsa sesuai dengan keinginnya. Guru hanya membimbing.

c. Kegiatan akhir

1) Guru melakukan recalling atau evaluasi tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan hari ini

2) Guru merapikan media dan alat yang telah digunakan 3) Guru mengajak siswa bernyanyi sebelum menutup

pembelajaran

(55)

4) Guru menutup pembelajaran dan dilanjutkan dengan berdoa setelah belajar kemudian doa naik kendaraan.

G.Cara Pengamatan (Monitoring)/Evaluasi

Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, pengamatan dilakukan bersama dengan teman sejawat dan guru kelompok B di RA Thariqul „Izzah Mataram dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

Ketika proses pengamatan berlangsung peneliti bertindak sebagai observer. Adapun yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana guru menyajikan pembelajaran, bagaimana kegiatan kolase dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak selama proses kegiatan belajar mengajar, dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan skenario yang dibuat.

H.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah:

1. Kemampuan anak dalam motorik halus dikategorikan Baik sekali apabila hasil mencapai 86-100%

2. Kemampuan anak dalam motorik halus dikategorikan berhasil dengan baik minimal 76-85%.

3. Kemampuan anak dalam motorik halus dikategorikan cukup baik apabila hasil mencapai 56-75%.

4. Kemampuan anak dalam motorik halus dikategorikan kurang baik jika hasil 0-55%.

(56)

Tabel 3.7

Kriteria Ketuntasan Belajar35 Tingkat Keberhasilan % Arti

86-100% Baik Sekali

76-85% Baik

56-75% Cukup Baik

0-55% Kurang Baik

Untuk menentukan skor rata-rata hasil tes anak peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh anak kemudian dibagi dengan jumlah anak kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

Keterangan: : nilai rata-rata

: jumlah semua nilai siswa

: jumlah siswa.36

Untuk menghitung skor yang diperoleholeh individu digunakan rumus sebagai berikut:

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus sebagai berikut:

35Amirul Hadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),hlm. 41

36Ibid., hlm 204

(57)

37 a. Data Aktivitas Guru dan Aktivitas siswa

Untuk mengetahui nilai aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Setelah terhitung persentase aktivitas guru dapat diberikan kriteria penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.8

86-100% : Baik Sekali

76-85% : Baik

56-75% : Cukup Baik

0-55% : Kurang Baik38

d. Refleksi

Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Baik itu penggunaan media, meningkatnya kemampuan motorik halus, hasil karya dan observasi dalam proses pembelajaran.

37 Zainal Aqib, Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK, (Bandung: Yrama Widya, 2011 ) hlm.41.

38Ibid., hlm. 41

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Sejarah Singkat RA Thariqul Izzah Mataram

RA thariqul Izzah Mataram adalah sekolah bagi anak usia pra sekolah yang berdiri pada tahun 2005 dengan nomor NPSN:

1.50220265, dan berada di bawah yayasan lembaga pendidikan sosial (LPS) Thariqul Izzah Mataram. Di samping itu, RA Thariqul Izzah ini juga mengantongi izin dari depag (Departemen Agama).LPS Thariqul Izzah Mataram adalah lembaga ber-Badan Hukum dengan Akte Notaris : HJ. Indah Purwani, SH nomor 8, tanggal 6 April 2005. Embrionya telah hadir sejak 1995 dengan adanya TPQ Miftahus Sa‟adah BTN Pengsong. Kemudian tahun 2000 mendirikan majlis ta‟lim Thariqul Izzah Mataram, yang bergerak dalam kegiatan pengajian (Da‟wah Bil Lisan) selanjutnya RA Tahriqul Izzah Mataram.

RA Thariqul Izzah sejak berdiri hingga saat ini telah berpindah lokasi sebanyak dua kali dengan cara mengontrak rumah yang berlokasi di Jl. Sunan Kalijaga III Blok O no. 10 BTN Bumi Kodya Asri Jempong Mataram. Kemudan pada tahun

(59)

2007 berpindah ke jalan Sunan Drajat III Blok AA No. 8 BTN Bumi Kodya Asri Kel. Jempong Baru Kec. Sekarbela Mataram.

RA Thariqul Izzah mendapat izin operasional dari kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram pada tahun 2006 dan lulus akreditasi dengannilai “C” pada tahun 2007 serta segara resmi bergabung dengan lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul „Ulama pada tanggal 02 November 2010.

2. Letak Geografis RA Thariqul Izzah Mataram

Secara geografis, RA Thariqul Izzah Mataram terletak di BTN Griya Permata Jl. Gajah Mada, Pegesangan Baru, Kec.

Mataram, kota Mataram Nusa Tenggara Barat. 83117.39 3. Profil RA Thariqul Izzah Mataram

a. Identitas

Nama Lembaga : RA Thariqul izzah

Status : Swasta

NSPN :

Nomor HP : 0818545152

Izin Operasional : b. Data Kepala Sekolah

Nama Lengkap dan Gelar : N. Siti Hulaelah, S. Pd. I

(60)

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : S1

Nomor HP :

c. Alamat Lemabaga

Jalan :Gajah Mada komp. BTN

Griya Permata Pegesangan

Kelurahan : Sekarbela

Kecamatan : Sekarbela

Kabupaten : Kabupaten Lombok Barat Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Kode Pos :

4. Visi dan Misi RA Thariqul Izzah Mataram

N. Siti Hulaelah, S. Pd. I, selaku kepala sekolah RA Thariqul Izzah Mataram Menjalankan kepemimpinannya dengan berpegang teguh pada visi dan misi yang telah di kembangkannya.

Adapun visi dsn misi RA Thariqul Izzah Mataram yaitu:40 a. Visi

a. Cerdas dan Inovatif b. Aktif dan Kreatif c. Melayani dan Qur‟ani

.

(61)

b. Misi

Membantu menumbuhkan potensi anak secara optimal sehingga menjadianak yang cerdas (IQ dan ESQ) serta memiliki kemampuan inovasi.

1) Mendorong anak untuk aktif berbuat serta kreatif dalam mengekspresikan minat dan bakatnya.

2) Menumbuhkan pola interaksi yang lebih menekankan pelayanan sehingga tecipta relasi yang baik pada semua subyek pendidikan.

3) Mencipatakan model pendidikan yang Qur‟ani sehingga lahir generasi Islam yang memiliki aqidah yang mentap seperti akhlaq yang terpuji.

5. Keadaan Guru atau Tenaga Pengajar

RA Tahriqul Izzah Mataram mempunya 5 tenaga pengajar dan staf tata usaha secara lebih rinci tenaga pengajar dan staf tata usaha tersebut dirincikan dalam tabel berikut:41

Tabel 4.1

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan RA Thariqul Izzah Mataram

No Nama Jenis kelamin Jabatan

1.

N. Siti Hulaelah, S. Pd. I P Kepala Sekolah

41 Hasil dokumentasi, pada hari Senin 30 Agustus 2021, jam 12.00 WIB.

(62)

2.

Anik Sulistiyaningsih, S. Pd P Guru/wali kelas A 3.

Hafifah, S. Pd P Guru/wali kelas B2

4.

Sri Narti, SE P Guru/wali kelas B1

5.

Istiharah S. Pd P Guru kelompok A

6.

Martalinda, S. Pd P Tenaga Administrasi.

6. Keadan Siswa RA Thariqul Izzah Mataram

Siswa merupakan komponen penting dalam sebuah lembaga pendidikan. Siswa merupakan sasaran utama dalam pendidikan yang memerlukan bimbingan, pembinaan, pengajaran untuk mencapai kemampuan siswa yang optimal. Siswa RA Thariqul Izzah Mataram berjumlah 64 yang terdiri dari 3 rombongan belajar yang akan dirincikan dalam tabel berikut: kelompok A 15, kelompok B1 21, kelompok B2 25.42

Tabel. 4.2

Data Peserta Didik RA Thariqul „Izzah Mataram Tahun Pelajaran 2021/2022

Rombongan Belajar Jumlah Siswa

Kelompok A 15

Kelompok B1 25

Kelompok B2 24

Total 64

Gambar

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Keterampilan menggunakan jari-jemaritangan kanan  dan kiri dalam aktivitas kolase Memberikan lem pada pola gambar
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Keterampilan Menggunakan Jari-jemari   Tangan Kanan dan Kiri Dalam Aktivitas Kolase Merekatkan
Tabel 4.3 Prasarana lembaga
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan Pertama siklus I  Siklus I  Skor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Susanto (dalam Muharrar & Verayanti, 2013: 44) mengatakan bahwa montase adalah sebuah karya yang dibuat dengan cara memotong objek-objek gambar dari

Guru menujukkan kepada anak yang memakai topi bagaimana cara menempelkan kepingan kertas dengan menggunakan lem tidak terlalu banyak. Guru sedang membimbing anak tentang

Pada pertemuan kedua dari pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada indikator anak mampu menggunakan jari tangan kanan dan kiri serta dapat mengambil cat tepung singkong

Perbaikan tindakan yang perlu dilakukan pada siklus II tersebut antara lain adalah: (1) meningkatkan pola mengajar, penguasaan bahan pelajaran, dan kinerja guru

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan menjahit untuk anak usia dini yaitu : a) Guru membagikan tali sepatu dan bahan yang terbuat dari kardus dan dilapisi karton, b)

Data Hasil Belajar Anak Siklus II Kegiatan Aspek yang diamati Hasil Pengamatan Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Memasak Kekuatan dan kelenturan jari-jari tangan 11 1 0 Koordinasi mata dan

vii ABSTRAK Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan kolase dengan bahan alam sekitar pada anak kelompok B di TK ABA II Tombolo Kabupaten Gowatahun ajaran 2021-2022

Lewat pengalaman tersebut, anak anak mengembangkan koordinasi mata, tangan dan kontrol, ketangkasan, dan kekuatan, kemampuan penting yang akan mereka butuhkan kelak untuk menulis.”