• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN NARATIF

N/A
N/A
asiah qu

Academic year: 2023

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN NARATIF "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN NARATIF

DOSEN PENGAMPU : NENG SHOLIHAT.,M.Pd

DISUSUN OLEH : ASIAH (200603009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2023/2024

(2)

PENELITIAN NARATIF A. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narasi memiliki arti pengisahan suatu cerita atau kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu. Sedangkan naratif memiliki arti bersifat menguraikan atau menjelaskan. Sehingga kata naratif lebih cocok digunakan untuk menjelaskan suatu metode penelitian. Penelitian naratif adalah laporan bersifat narasi yang menceritakan urutan peristiwa secara terperinci. Dalam desain penelitian naratif, peneliti menggambarkan kehidupan individu, mengumpulkan cerita tentang kehidupan orang-orang, dan menuliskan cerita pengalaman individu.(Darmanita & Yusri, 2020)

Penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Penelitian naratif merupakan bagian dari jenis desain penelitian kualitatif. Narrative (narasi) adalah suatu metode penelitian di dalam ilmu-ilmu sosial. Inti dari metode ini adalah kemampuan untuk memahami identitas dan pandangan dunia seseorang dengan mengacu pada cerita-cerita (narasi) yang ia dengarkan ataupun tuturkan di dalam aktivitasnya sehari-hari. Dengan demikian penelitian naratif dapat diartikan sebagai studi tentang cerita yang menceritakan dan menjelaskan suatu kejadian yang menjadi pusat perhatian peneliti berdasarkan urutan waktu tertentu secara rinci. Cerita ditulis melalui proses mendengarkan dari orang lain atau bertemu secara langsung dengan informan melalui wawancara.

Sebagai suatu bentuk khas dari penelitian kualitatif, penelitian naratif biasanya berfokus pada studi satu orang atau individu tunggal dan bagaimana individu itu memberikan makna terhadap pengalamannya melalui cerita-cerita yang disampaikan, pengumpulan data dengan cara mengumpulkan cerita, pelaporan pengalaman individu, dan membahas arti pengalaman itu bagi individu.

Penelitian naratif biasanya digunakan ketika peneliti ingin membuat laporan naratif dari cerita individu. Penelitian naratif memiliki hubungan yang dekat antara peneliti dan partisipan. Hal ini dikarenakan partisipan memberikan informasi secara mendetail, dan peneliti mendengarkan serta melaporkan kembali cerita atau informasi tersebut. Sehingga partisipan merasa bahwa cerita atau informasi yang ia sampaikan penting dan bisa memiliki manfaat bagi orang lain. Peneliti dalam menuliskan cerita atauinformasi dari partisipan menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti dapat menulis dalam bentuk sastra dan persuasif.

Desain penelitian naratif ditinjau secara luas dalam bidang pendidikan baru pada tahun 1990. Tokoh pendidikan D. Jean Clandinin dan Michael Connelly untuk pertama kalinya yang memberikan tinjauan penelitian naratif dalam bidang pendidikan.

B. Jenis-jenis penelitian naratif

Beberapa jenis bentuk penelitian naratif antara lain adalah autobiografi, biografi, dokumen pribadi, riwayat hidup, personal accounts, etnografi. Jika peneliti merencanakan melakukan studi naratif, maka perlu mempertimbangkan jenis studi naratif apa yang akan

(3)

dilakukan. Dalam studi naratif, untuk mengetahui jenis naratif apa yang akan digunakan memang penting, tetapi yang lebih penting adalah mengetahui karakteristik esensial dari tiap- tiap jenis.

a) Autobiografi bentuk studi naratif dimana individu atau orang lain yang ditulis subyek penelitian bagi tulisanya sendiri.

b) Biografi adalah bentuk studi naratif dimana peneliti menulis dan mencatat pengalaman orang lain. Naratif otobiografi individu yang menjadi subjek studi yang menulis laporannya. Degan menganlisis biografi, kita dapat menentukan siapa yang menulis dan mencatat cerita individu.

c) Riwayat hidup adalah suatu naratif dari keseluruhan pengalaman hidup seseorang.

Fokusnya sering meliputi titik balik atau peristiwa penting dalam kehidupan individu.

Dalam pendidikan, studi naratif secara khusus tidak meliputi laporan dari suatu keseluruhan kehidupan tetapi malah berfokus pada suatu bagian atau peristiwa tunggal dalam kehidupan individu. Dengan riwayat hidup kita dapat melihat berapa banyak dari suatu kehidupan yang dapat dicatat dan disajikan oleh penulis

d) Personal account adalah suatu naratif mengenai seseorang Sebagai contoh, naratif guru tentang pengalamannya di dalam kelas. Studi naratif yang lain berfokus pada siswa di dalam kelas. Beberapa individu yang lain dalam latar pendidikan dapat memberikan cerita, misalnya tenaga administrasi, pramusaji, tukang kebun dan tenaga kependidikan yang lain.(Bone, 2019)

e) Etnografi adalah deskripsi tentang kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup; ilmu tentang pelukisan kebudayaan, suku-suku bangsa yang hidup tersebar di muka bumi.

Misalnya. Pandangan teoretis untuk Amerika latin menggunakan pandangan

“testimonios”, untuk cerita tentang wanita menggunakan perspektif “feminist”. Suatu pandangan teoretis dalam penelitian naratif adalah pedoman perspektif atau ideologi yang memberikan kerangka untuk menyokong dan menulis laporan Apakah suatu pandangan teoretis digunakan?

Lima pertanyaan berikut ini yang akan membantu dalam menentukan jenis studi naratif:

1. Siapa yang menulis atau mencatat cerita?

Menentukan siapa yang menulis dan mencatat cerita individu adalah perbedaan mendasar dalam penelitian naratif. Biografi adalah bentuk studi naratif dimana peneliti menulis dan mencatat pengalaman orang lain. Naratif otobiografi individu yang menjadi subjek studi yang menulis laporannya.

2. Berapa banyak dari suatu kehidupan yang dicatat dan disajikan?

Riwayat hidup adalah suatu naratif dari keseluruhan pengalaman hidup seseorang.

Fokusnya sering meliputi titik balik atau peristiwa penting dalam kehidupan individu. Dalam pendidikan, studi naratif secara khusus tidak meliputi laporan dari suatu keseluruhan kehidupan tetapi malah berfokus pada suatu bagian atau peristiwa tunggal dalam kehidupan individu.

(4)

3. Siapa yang memberikan cerita?

Faktor ini secara khusus relevan dalam pendidikan, dimana tipe pendidik atau tenaga pendidik menjadi fokus dalam beberapa studi naratif. Sebagai contoh, naratif guru merupakan personal account, dimana guru menceritakan tentang pengalamannya di dalam kelas

4. Apakah suatu pandangan teoretis digunakan?

Suatu pandangan teoretis dalam penelitian naratif adalah pedoman perspektif atau ideologi yang memberikan kerangka untuk menyokong dan menulis laporan.

5. Dapatkah bentuk naratif dikombinasikan?

Suatu studi naratif mungkin berupa biografi karena peneliti menulis dan melaporkan tentang partisipan dalam penelitiannya. Penelitian juga dapat berfokus pada suatu studi pribadi dari seorang guru. Hal ini dapat menunjukkan suatu peristiwa dalam kehidupan seorang guru, misalnya pemecatan guru dari sekolah, menghasilkan suatu naratif pribadi. Jika individunya seorang wanita, peneliti akan menggunakan perspek tif teoretis “feminist” untuk menguji kekuatan dan mengontrol masalahnya. Pada akhirnya menghasilkan suatu naratif dari kombinasi beberapa unsur yang berbeda yaitu gabungan dari biografi, personal account, cerita guru, dan perspektif “feminist”.

C. Karakteristik kunci penelitian naratif

Penelitian naratif memiliki beberapa karakteristik bersama. Peneliti naratif mengeksplorasi suatu penelitian masalah pendidikan dengan memahami pengalaman individu. Tujuh karakteristik utama penelitian naratif yaitu: pengalaman individu, kronologi pengalaman, pengumpulan cerita, restorying, coding tema, konteks atau latar dan kolaborasi.

Tujuh karakteristik ini menjadi pusat penelitian.

a. Pengalaman individu

Peneliti naratif berfokus pada pengalaman satu individu atau lebih. Peneliti mengeksplorasi pengalaman-pengalaman individu. Pengalaman yang dimaksud pengalaman pribadi dan pengalaman sosial. Pengalaman dalam penelitian naratif ini bersifat personal, yaitu apa yang dialami individu, dan sosial individu yang berinteraksi dengan orang lain.

Jadi, peneliti naratif memfokuskan pada memahami riwayat atau pengalaman masa lalu individu dan bagaimana pengalaman itu memberikan kontribusi pada pengalaman saat ini dan yang akan datang.

b. Kronologi pengalaman.

Memahami masa lalu individu seperti juga masa sekarang dan masa depan adalah salah satu unsur kunci dalam penelitian naratif. Peneliti naratif menganalisis suatu kronologi dan melaporkan pengalaman individu. Ketika peneliti berfokus pada pemahaman pengalaman ini, peneliti memperoleh informasi tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan partisipan. Kronologi yang dimaksud dalam penelitian naratif adalah peneliti menganalisis

(5)

dan menulis tentang kehidupan individu menggunakan urutan waktu menurut kronologi kejadian.

c. Pengumpulan cerita.

Peneliti memberi tekanan pada pengumpulan cerita yang diceritakan oleh individu kepadanya atau dikumpulkan dari beragam field texts. Cerita dalam penelitian naratif adalah orang pertama langsung secara lisan yang mengatakan atau menceritakan. Cerita biasanya memiliki awal, tengah dan akhir. Cerita secara umum harus terdiri dari unsur waktu, tempat, plot dan adegan. Peneliti naratif mengumpulkan cerita dari beberapa sumber data. Field texts dapat diwakili oleh informasi dari sumber lain yang dikumpulkan oleh peneliti dalam desain naratif. Cerita dikumpulkan dengan cara diskusi, percakapan atau wawancara. Akan tetapi, cerita juga bisa bersifat autobiografis, di mana peneliti merefleksikan tentang ceritanya dan menjalinkan cerita itu dengan cerita orang lain. Cerita, foto, dan kotak kenangan keluarga- kumpulan benda yang memicu ingatan adalah bentuk lain yang digunakan untuk mengumpulkan cerita dalam penelitian naratif.

d. Restorying

Cerita pengalaman individu yang diceritakan kepada peneliti diceritakan kembali dengan kata- kata sendiri oleh peneliti. Peneliti melakukan ini untuk menghubungkan dan mengurutkannya. Restorying adalah proses dimana peneliti mengumpulkan cerita, menganalisisnya dengan unsur kunci cerita (waktu, tempat, plot dan adegan) dan kemudian menulis kembali cerita itu untuk menempatkannya dalam urutan kronologis. Ada beberapa tahap untuk melakukan restory:

1) Peneliti melakukan wawancara dan mencatat percakapan dari rekaman suara.

2) Peneliti mencatat data kasar/mentah dengan mengidentifikasi unsur kunci cerita 3) Peneliti menceritakan kembali dengan mengorganisir kode kunci menjadi suatu

rangkaian atau urutan. Rangkaian yang dimaksud adalah latar (setting), tokoh atau karakter, tindakan, masalah dan resolusi.

e. Coding tema.

Peneliti naratif dapat memberi kode dari cerita atau data menjadi tema-tema atau kategori- kategori. Identifikasi tema-tema memberikan kompleksitas sebuah cerita dan menambah kedalaman untuk menjelaskan tentang pemahaman pengalaman individu. Peneliti menggabungkan tema-tema menjadi kalimat mengenai cerita individu atau memasukannya sebagai bagian terpisah dalam suatu penelitian. Peneliti naratif secara khusus memberi tema utama setelah menceritakan kembali kisahnya.

f. Konteks atau latar.

Peneliti mendeskripsikan secara terperinci latar atau konteks dimana pengalaman individu menjadi pusat fenomenanya. Ketika melakukan restory cerita partisipan dan menentukan tema, peneliti memasukkan rincian latar atau konteks pengalaman partisipan.

(6)

Latar atau setting dalam penelitian naratif boleh jadi teman-teman, keluarga, tempat kerja, rumah dan organisasi sosial atau sekolah.

g. Kolaborasi.

Peneliti dan partisipan berkolaborasi sepanjang proses penelitian. Kolaborasi dalam penelitian naratif yaitu peneliti secara aktif meliput partisipannya dalam memeriksa cerita yang dibukakan atau dikembangkan. Kolaborasi bisa meliputi beberapa tahap dalam proses penelitian dari merumuskan pusat fenomena sampai menentukan jenis field texts yang akan menghasilkan informasi yang berguna untuk menulis laporan cerita pengalaman individu.

Kolaborasi meliputi negoisasi hubungan antara peneliti dan partisipan untuk mengurangi potensi gap atau celah antara penyampai naratif dan pelapor naratif. Kolaborasi juga termasuk menjelaskan tujuan dari penelitian kepada partisipan, negoisasi transisi dari mengumpulkan data sampai menulis cerita dan menyusun langkah-langkah untuk berbaur dengan partisipan dalam penelitian.

D. Langkah-Langkah Penelitian Naratif

1) Mengidentifikasi sebuah fenomena untuk diteliti yang mengarah pada permasalahan di dunia pendidikan

Proses ini diawali dengan memfokuskan rumusan masalah dan mengidentifikasi fenomena yang bersifat sentral untuk diteliti. Meskipun fenomena yang merupakan daya tarik dari studi naratif adalah kisah peneliti peneliti perlu mengidentifikasi sebuah isu.

Sebagai contoh, isu dalam studi naratif terhadap siswa di kelas mengenai kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh seorang guru praktikum terkait dengan kebutuhan para siswa yang berbeda-beda.

2) Memilih responden dimana peneliti dapat mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan fenomena yang akan diteliti

Langkah selanjutnya harus menemukan seorang responden ataupun sekelompok orang responden yang dapat memberikan pemahaman mengenai fenomena yang sedang diteliti. Responden ini tentunya merupakan seorang tipikal atau seseorang yang kritis dan telah mengalami sebuah isu atau situasi tertentu(Naratif et al., 2010). Meskipun kebanyakan studi naratif hanya meneliti seorang responden saja, studi terhadap beberapa atau sekelompok individu dalam satu proyek penelitian bisa saja dilakukan, masing- masing responden dengan deskripsi berbeda mungkin akan berselisih atau mungkin saja dapat mendukung satu sama lainnya.

3) Mengumpulkan kisah (pengalaman) dari Individu yang bersangkutan

Tujuan kita adalah untuk mengumpulkan tulisan lapangan {field texts) yang akan memberikan deskripsi mengenai pengalaman-pengalaman responden. Cara terbaik yang paling memungkinkan untuk mengumpulkan deskripsi tersebut adalah dengan meminta responden untuk mendeskripsikan pengalaman-pengalamannya melalui media

(7)

pembicaraan-pembicaraan/percakapan- percakapan pribadi ataupun melalui media wawancara.

4) Mengisahkan kembali cerita pengalaman responden

Langkah berikutnya adalah memeriksa dan menunjukkan kembali data yang di dalamnya terdapat cerita yang diperlukan dalam studi dan mengemasnya kembali dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan bahasa sendiri. Proses ini terdiri dari menguji data mentah {raw data), mengidentifikasi elemen-elemen yang terdapat dalam cerita, mengumtkan atau mengorganisir elemen-elemen tersebut, kemudian menyajikan cerita pengalaman- pengalaman responden yang telah dideskripsikan kembali. Disini menggunakan metode penceritaan ulang {restorying) karena para pendengar dan pembaca akan lebih memahami.

5) Berkolaborasi dengan responden

Tahapan ini merupakan tahapan yang berhubungan dengan selumh tahapan dalam pelaksanaan penelitian yang berkolaborasi secara aktifdengan responden selama proses penelitian berlangsung. Kolaborasi atau kerjasama ini bisa diasumsikan sebagai kegiatan- kegiatan yang dilakukan bersama dengan responden, seperti negosiasi izin masuk ke dalam suatu situs/tempat dan bertemu dengan responden yang berada di tempat tersebut, melakukan kerjasama yang cukup erat dengan responden.

6) Menuliskan narasi tentang kisah pengalaman responden.

Tahap yang paling penting dalam proses pelaksanaan studi naratif adalah tahap dimana penulis (peneliti) menuliskan dan menyajikan narasi dari pengalaman- pengalaman hidup responden ke dalam laporan.

E. Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Naratif 1. Kelebihan penelitian naratif

Pertama, kelebihan penelitian naratif adalah fleksibilitasnya dalam mengumpulkan data. Penelitian naratif memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti observasi, wawancara, dokumen, dan lain sebagainya. Dengan demikian, penelitian naratif dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang fenomena yang diteliti. Kedua, kelebihan penelitian naratif adalah kemampuannya dalam memahami konteks. Dalam penelitian naratif, konteks sangat diperhatikan dan dijelaskan dengan rinci. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena yang diteliti, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Ketiga, kelebihan penelitian naratif adalah kemampuannya dalam mengungkapkan kompleksitas. Fenomena yang diteliti dalam penelitian naratif seringkali kompleks dan sulit untuk digambarkan dengan angka atau statistik. Dalam penelitian naratif, peneliti dapat menggunakan bahasa yang lebih kaya dan mendetail untuk menggambarkan kompleksitas fenomena tersebut. Keempat, kelebihan penelitian naratif adalah

(8)

kemampuannya dalam menggali perspektif yang beragam. Dalam penelitian naratif, peneliti dapat mengumpulkan data dari berbagai pihak yang terlibat dalam fenomena yang diteliti. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan perspektif yang beragam dan memperoleh pemahaman yang lebih holistik.

Terakhir, kelebihan penelitian naratif adalah kemampuannya dalam menghasilkan temuan yang berdampak. Karena penelitian naratif cenderung mendekati fenomena secara holistik dan mendalam, temuan yang dihasilkan dari penelitian naratif seringkali memiliki dampak yang signifikan dalam bidang yang diteliti.

2. Kekurangan penelitian naratif

Pertama, kekurangan penelitian naratif adalah keabsahannya yang terbatas.

Karena penelitian naratif cenderung bersifat subjektif dan interpretatif, keabsahan temuan yang dihasilkan seringkali sulit untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kedua, kekurangan penelitian naratif adalah keterbatasan generalisasi. Karena penelitian naratif cenderung bersifat indepth dan mendalam, temuan yang dihasilkan sulit untuk digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Hal ini membuat penelitian naratif kurang relevan dalam konteks generalisasi ilmu pengetahuan.

Ketiga, kekurangan penelitian naratif adalah kompleksitas analisis data. Dalam penelitian naratif, analisis data seringkali melibatkan banyak informasi yang harus dianalisis dan dikategorikan. Hal ini membuat proses analisis data dalam penelitian naratif menjadi lebih rumit dan memakan waktu yang lebih lama. Keempat, kekurangan penelitian naratif adalah kemungkinan adanya bias peneliti. Karena penelitian naratif melibatkan keterlibatan peneliti secara langsung dalam proses pengumpulan dan analisis data, kemungkinan adanya bias peneliti dalam penelitian naratif lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya.

Terakhir, kekurangan penelitian naratif adalah keterbatasan dalam mengukur efek intervensi. Dalam penelitian naratif, sulit untuk mengukur efek intervensi yang dilakukan dalam konteks penelitian. Hal ini membuat penelitian naratif kurang relevan dalam konteks penelitian tindakan.

(9)

KESIMPULAN

Penelitian naratif merupakan bagian dari jenis desain penelitian kualitatif. Narrative (narasi) adalah suatu metode penelitian di dalam ilmu-ilmu sosial. Inti dari metode ini adalah kemampuan untuk memahami identitas dan pandangan dunia seseorang dengan mengacu pada cerita-cerita (narasi) yang ia dengarkan ataupun tuturkan di dalam aktivitasnya sehari- hari. Jadi penelitian naratif ini diartikan sebagai studi tentang cerita yang menceritakan dan menjelaskan suatu kejadian yang menjadi pusat perhatian peneliti berdasarkan urutan waktu tertentu secara rinci. Cerita ditulis melalui proses mendengarkan dari orang lain atau bertemu secara langsung dengan informan melalui wawancara. Beberapa jenis bentuk penelitian naratif antara lain adalah otobiografi, biografi, dokumen pribadi, riwayat hidup, personal accounts, etnobiografi, otoetnografi. Adapun tokoh pendidikan D. Jean Clandinin dan Michael Connelly untuk pertama kalinya yang memberikan tinjauan penelitian naratif dalam bidang pendidikan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bone, U. M. (2019). SEMIOTIK. January. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.21963.41767 Darmanita, Z., & Yusri, M. (2020). Pengoperasian Penelitian Naratif dan Etnografi;

Pengertian, Prinsip-Prinsip, Prosedur, Analisis, Interpretasi, dan Pelaporan Temuan. As- Shaff: Jurnal Manajemen Dan Dakwah, 1(1), 24–34.

https://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/asjmd/article/view/75

Naratif, D. P., S, A. P., & Indonesia, U. P. (2010). ktilah naratif berasal dari kata kerja "

menceritakan " atau " mengatakan " ( sebagai cerita ) dalam detail atau nnci . Dalam desain penelitian naratif , peneliti mendeskripsikan kehidupan dan individu , mengumpulkan dan menceritakan cerita mengenai kehid. 9.

Rizal. (2023, agustus 26). Menganalisis Kelebihan Dan Kekurangan Penelitian Naratif:

Sebuah Tinjauan Mendalam. Retrieved from wargamasyarakat.org:

https://wargamasyarakat.org/kelebihan-dan-kekurangan-penelitian-naratif/

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus Robert K.Yin. Dalam metode studi kasus, memiliki beberapa macam dalam

Pada penyusunan tesis ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan metode ini penulis dapat menggali makna yang lebih dalam dari data-data penelitian,

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji estimator parameter dan bentuk statistik uji model regresi binomial negatif bivariat, dan mengetahui faktor yang berpengaruh

Dalam penelitian kualitatif deskriptif ini, peneliti menggunakan metode analisis semiotika model Roland barthes bertujuan untuk memahami makna tanda yang terdapat

Terdapat dua bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu: bentuk data kuantitatif dan bentuk data kualitatif. Data kuantitatif yang berusaha

Metode Studi Kasus Penelitian studi kasus merupakan salah satu dari pendekatan yang ada pada penelitian kualitatif, dimana pada penelitiannya menggali kehidupan nyata, kasus atau

Langkah-Langkah Penelitian Naratif Mengidentifkasi sebuah fenomena untuk diteliti yang mengarah pada permasalahan di dunia pendidikan Memilih responden dimana peneliti dapat

Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Pendekatan kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya; menemukan makna