• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL AJAR GIZI DAN DIET.pdf"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

Selenium dapat menonaktifkan toksisitas radiasi dalam tubuh. Selenium berfungsi membersihkan darah dari efek kemoterapi dan gagal hati. Fungsi umum lemak dalam tubuh adalah menghasilkan energi terkonsentrasi yang menyediakan kalori sebesar 9 kal/gram Protein terdiri dari rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.

Gambar 2. Contoh ikatan kimia Glukose dan Fruktosa
Gambar 2. Contoh ikatan kimia Glukose dan Fruktosa

Lemak merupakan senyawa organik yang larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol, kloroform, dan benzena, namun tidak larut dalam air. Vitamin dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air.

Penilaian status gizi pada orang dewasa dapat menggunakan indeks massa tubuh seperti terlihat pada tabel berikut. Seperti halnya metode penilaian status gizi lainnya, pemeriksaan fisik juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Tabel 1.3 Keadaan Gizi Menurut Indeks Antropometri
Tabel 1.3 Keadaan Gizi Menurut Indeks Antropometri

Tujuan dari diet makanan cair kental adalah untuk menyediakan makanan yang tidak perlu dikunyah dan mudah ditelan. Cara pemesanan makanan dengan menuliskan jenis makanan yang dibutuhkan misalnya Makanan Cair Bening (MCJ), Makanan Cair Penuh Oral/Enteral (MCPO/MCPE) atau Makanan Cair Kental (MCK).

Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan
Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan

KEBUTUHAN GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN 44

Pengajaran gizi pada tahap ini diawali dengan gizi remaja, semua siswa, mari kita mulai dengan pengertian remaja, remaja adalah usia 10-19 tahun. Nutrisi khusus diperlukan dalam kaitannya dengan kegiatan kepemudaan seperti olah raga dan persiapan kehamilan (bagi remaja putri). Pada wanita, paling awal muncul pada usia 6-7 tahun dan tidak lebih dari 13 tahun, ditandai dengan menstruasi atau haid pertama dan berhubungan dengan pertumbuhan payudara.

Kebutuhan energi pada usia muda dipengaruhi oleh energi basal, jenis kelamin, faktor aktivitas dan adanya penyakit. Masalah gizi antara lain; pengetahuan gizi yang relatif kurang; aktivitas fisik yang tinggi; Pola makan yang tidak teratur; kekurangan zat besi akibat menstruasi pada anak perempuan; dan obesitas. Kebutuhan kalori mulai menurun pada usia 25 tahun, tergantung aktivitas fisik, jenis kelamin, dan massa tubuh.

Masalah gizi pada masa dewasa meliputi: Kekurangan energi protein (PPD), anemia pada wanita dan masalah kelebihan gizi/obesitas. Masalah gizi kurang pada orang dewasa adalah Kekurangan Energi Protein (PED) dan anemia, Masalah gizi lebih : Berat badan berlebih dan obesitas. Anda telah mempelajari uraian teori, jika Anda membaca dan mempelajari dengan seksama Anda akan memahami esensi kebutuhan gizi pada masa remaja dan dewasa.

Dilanjutkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia yaitu perubahan fisik, psikis dan sosial yang disebabkan oleh proses penuaan. Perubahan fisik pada lansia secara umum adalah berkurangnya fungsi seluruh sistem organ, berkurangnya fungsi endokrin sehingga metabolisme nutrisi terganggu, asam lambung dan enzim berkurang, pergerakan feses/peristaltik lemah dan biasanya menyebabkan konstipasi. Selain permasalahan fisik, pemenuhan kebutuhan gizi pada lansia juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti depresi, kehilangan pasangan, hidup sendiri, faktor lain seperti berkurang atau hilangnya pendapatan sehingga tidak dapat membeli makanan yang cukup, akses terhadap makanan, dan akses terhadap makanan. tempat makan sulit dijangkau, metabolisme basal berkurang, kebutuhan kalori berkurang, status gizi lansia cenderung kegemukan/obesitas, aktivitas/aktivitas fisik berkurang, konsumsi kalori sedikit, ketika perekonomian meningkat konsumsi pangan menjadi berlebihan, serta akibatnya cenderung kelebihan berat badan/obesitas.

Demikian pula fungsi pengecapan/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia dapat mengalami malnutrisi (kekurangan energi protein kronis), penyakit periodontal (kehilangan gigi), akibatnya kesulitan mengonsumsi makanan yang mengandung berserat. sayuran, daging) dan cenderung mengonsumsi makanan hambar (tinggi kalori), hal ini membuat lansia mengalami kelebihan berat badan/obesitas. Akibatnya, penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan mengganggu penyerapan vitamin dan mineral. , lansia menjadi kekurangan zat gizi mikro. Permasalahan pada lansia adalah menurunnya sekresi asam lambung dan enzim pencernaan makanan, hal ini menghambat penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia mengalami kekurangan unsur mikro. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat mengurangi nafsu makan sehingga menyebabkan malnutrisi dan hepatitis atau kanker hati.

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia adalah perubahan fisik, psikis dan sosial yang disebabkan oleh proses penuaan. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia kekurangan zat gizi mikro. Kurangnya sosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan berkurang dan menjadi kurang gizi, berkurangnya pendapatan (pensiun), berkurangnya konsumsi makanan akibatnya menjadi kurang gizi.

Salah satu masalah yang banyak diderita lansia adalah konstipasi atau konstipasi (susah buang air besar) dan terbentuknya benjolan di usus. Sumber serat yang baik untuk lansia adalah sayuran, buah segar, dan biji-bijian. Para lansia disarankan untuk mengurangi konsumsi gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi.

Disarankan juga 20% konsumsi lemak terdiri dari asam lemak tak jenuh (PUFA = asam lemak tak jenuh ganda). Defisiensi mineral yang paling banyak terjadi pada lansia adalah defisiensi kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang, dan defisiensi zat besi menyebabkan anemia. Diabetes Gestasional: Diabetes yang berkembang atau disebabkan oleh kehamilan. Wanita hamil: wanita hamil atau wanita yang sedang hamil.

Susu formula bayi (infant formula): Susu yang diformulasikan atau dibuat khusus untuk bayi, yang komposisinya mirip dengan ASI, disebut juga susu formula yang disesuaikan. Susu formula lanjutan: Susu yang diformulasikan sesuai kebutuhan bayi berusia lebih dari 6 bulan. Remaja : Masa hidup menurut umur anak antara 10 sampai 19 tahun. Menarche: Menstruasi pertama pada wanita muda.

KEBUTUHAN GIZI PADA PASIEN DENGAN BERBAGAI GANGGUAN SISTEM 81

Tergantung kondisi penyakitnya, makanan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau peralihan dari makanan cair kental ke makanan lunak. Makanan ini dapat diberikan segera atau sebagai peralihan dari makanan cair bening ke makanan cair kental. Makanan cair kental adalah makanan yang mempunyai konsistensi kental atau setengah padat pada suhu ruangan, tidak perlu dikunyah, dan mudah ditelan.

Cara pemesanan makanan seperti makanan cair lengkap/makanan cair kental/makanan saring/makanan lunak (MCP/MCK/MS/ML). Kemudian Diet Lambung II Diet Lambung II merupakan peralihan ke Diet Lambung I pada penderita tukak lambung atau maag kronis dan demam tifoid ringan. Cara susunan diet : Makanan cair/ Makanan lunak/ Makanan biasa/ Diet rendah residu I/ Diet rendah residu II (MC/ML/MB/DSR I/DSR II).

Makanan Cair Utuh/Cairan Kental/Makanan Filter/Makanan Lunak/Makanan Biasa (DSR I/DSR II /MCJ /MCP /MCK /MS/ML/MB). Bahan pangan sehari-hari dan nilai gizinya dapat dilihat pada pangan lunak, pangan saring, dan pangan cair. Rincian bahan makanan sehari-hari, makanan yang direkomendasikan dan tidak direkomendasikan serta contoh menu harian dapat dilihat pada menu Soft Food, Filtered Food dan Liquid Food.

Bahan makanan sehari-hari dan nilai gizi Diet Pasca Operasi II sama dengan Makanan Cair Kental, diberikan secara bertahap mulai 50 ml/jam. Bahan makanan sehari-hari dan nilai gizi pada diet lambung pasca suntik mungkin sama dengan diet cair kental.

Tabel 3.1 Bahan Makanan Sehari-hari
Tabel 3.1 Bahan Makanan Sehari-hari

Preeklamsia adalah terjadinya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah melahirkan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang bukan disebabkan oleh kelainan saraf. Untuk mencegah terjadinya preeklampsia ringan, kami dapat memberikan saran mengenai nutrisi, istirahat yang cukup dan pemantauan antenatal (kehamilan).

Preeklampsia adalah suatu sindrom yang terjadi saat kehamilan memasuki minggu kedua puluh, dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, preinuria, penambahan berat badan yang cepat (akibat edema), muka memerah, mual, muntah, pusing, sakit perut, oliguria, gelisah dan penurunan kesadaran, ciri khas diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan protein. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal, 3) Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air, 4) Mencapai keseimbangan nitrogen, 5) Mempertahankan penambahan berat badan tidak lebih dari normal, 6) Mengurangi atau mencegah terjadinya faktor risiko lain atau komplikasi baru selama kehamilan atau setelah melahirkan.Kebutuhan diet pada penderita preeklampsia adalah; Diet Preeklamsia III diberikan sebagai makanan peralihan dari preeklamsia II atau kepada pasien dengan preeklamsia ringan.

Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal, 3) Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air, 4) Mencapai keseimbangan nitrogen, 5) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal, 6) Mengurangi atau mencegah munculnya faktor risiko lain atau komplikasi baru selama kehamilan atau setelah lahir Diet Preeklamsia I diberikan kepada pasien dengan preeklamsia berat. Diet preeklampsia II diberikan sebagai makanan peralihan dari diet preeklamsia I atau kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu parah. Diet preeklamsia III diberikan sebagai makanan peralihan dari preeklamsia II atau pada pasien preeklamsia ringan.

Pertama-tama kita perlu memahami apa saja permasalahan gizi yang sebenarnya ada.Secara umum pada bab ini kita akan diperkenalkan dengan permasalahan gizi yang ada di Indonesia. Dalam bab ini kita juga diingatkan akan peran dan fungsi kita sebagai perawat dan bagaimana menerapkan pengetahuan yang telah kita pelajari di bab-bab sebelumnya ke dalam proses keperawatan yang akan kita laksanakan setiap hari dalam upaya membantu pasien mengatasi tantangan gizi mereka. Pahami terlebih dahulu berbagai teori kunci dari awal hingga akhir agar Anda memahami peran perawat dalam menangani masalah gizi.

Saat ini Indonesia sedang menghadapi permasalahan gizi, yaitu masalah gizi buruk dan masalah gizi lebih. Permasalahan gizi buruk yang ada di Indonesia saat ini antara lain: 1) Kurang Energi Protein (KEP), 2) Anemia Defisiensi Besi, 3) Gangguan Defisiensi Yodium (GAKY), 4). Di sisi lain, permasalahan gizi lebih disebabkan oleh kemajuan perekonomian pada lapisan masyarakat tertentu, ditambah dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, pola makan seimbang, dan kesehatan.

Masalah gizi buruk antara lain adalah kekurangan energi protein (PEM), suatu penyakit gizi yang merupakan istilah yang tepat untuk suatu masalah gizi atau penyakit yang disebabkan oleh kurangnya makanan sumber energi dalam. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Permasalahan gizi buruk disebabkan oleh kemiskinan; kurangnya persediaan makanan; kualitas lingkungan (sanitasi) yang buruk; rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, gizi seimbang dan kesehatan; dan adanya daerah yang miskin nutrisi. Permasalahan gizi buruk yang ada di Indonesia saat ini antara lain: 1) Kurang Energi Protein (KEP), 2) Anemia Defisiensi Besi, 3) Gangguan Defisiensi Yodium (GAKY), 4). Mari kita simak teori peran dan fungsi perawat agar kita dapat mengaitkan peran dan fungsi perawat tersebut dalam upaya membantu mengatasi tantangan gizi pasien/klien kita.

Perlu diketahui bahwa tidak semua masalah gizi dapat diatasi oleh perawat, sebagian besar masalah gizi spesifik perlu ditangani oleh ahli gizi. Pengkajian didasarkan pada identitas pasien terkait masalah gizi, data lingkungan fisik dan sosial budaya terkait munculnya masalah gizi (kesuburan tanah, produksi pangan, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan dan gaya hidup masyarakat sekitar), riwayat penyakit terkait seperti seperti penurunan berat badan, gejala anoreksia, mual, muntah, dll.

Tabel 4.1 Masalah Gizi dan Pengaruhnya Terhadap Kecerdasan dan Produktivitas
Tabel 4.1 Masalah Gizi dan Pengaruhnya Terhadap Kecerdasan dan Produktivitas

PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH GIZI 139

Gambar

Gambar 2. Contoh ikatan kimia Glukose dan Fruktosa
Gambar 3 Struktur karbon trigiserid
Tabel 1.1 Skema Distribusi Cairan di Dalam Tubuh Cairan tubuh total (45 L)
Tabel 1.2 : Keseimbangan Air
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi makro antara anak usia 1-3 tahun (batita) yang berstatus gizi normal dan gizi

Asupan zat gizi dan status gizi dapat mempengaruhi siklus menstruasi, asupan zat gizi dan status gizi yang kurang atau lebih akan berpengaruh pada pertumbuhan

Kekurangan gizi adalah balita yang mengalami kekurangan gizi baik akut maupun kronis.Adapun yang disebut dengan gizi buruk adalah kondisi gizi kurang hingga tingkat

Pada dasarnya pengertian ilmu gizi dasar (basic principal of nutrition) adalah ilmu yang mempelajari tentang makanan dan zat gizi, proses pencernaan, metabolisme, dan

Masalah kurang gizi lain yang dihadapi anak usia balita adalah kekurangan zat. gizi mikro seperti vitamin A, zat besi, yodium

Pengobatan terhadap Kekurangan Energi Protein adalah ditujukan untuk menambah zat gizi yang kurang, namun dalam prosesnya memerlukan waktu dan harus secara

Status gizi berhubungan signifikan dengan aktivitas fisik anak sekolah dasar. Kekurangan gizi berpotensi untuk terjadinya aktivitas fisik yang kurang lincah dan

Kekurangan gizi adalah balita yang mengalami kekurangan gizi baik akut maupun kronis.Adapun yang disebut dengan gizi buruk adalah kondisi gizi kurang hingga tingkat