MODUL AJAR KESELAMATAN,
KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN HIDUP
FASE E KELAS X FKK
Oleh : Novri Dwi Isnaini, SKM
1. Informasi Umum
Penyusun Novri Dwi Isnaini, SKM
Nama Sekolah SMKS 18 Al-Yasir Bengkulu Tahun Penyusunan 2022
Jenjang SMK
Fase / Kelas Fase E/X FKK
Alokasi Waktu 2 X 45 menit = 90 menit
Kode Perangkat 3.5
Jumlah Peserta Didik 22 siswa
Kata Kunci Kata/frasa kunci: Mengidentifikasi
Topik/konten inti: Macam-macam Kecelakaan kerja, dan Penanganan Kecelakaan kerja
Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu menjadi Asisten Tenaga Teknis Kefarmasian berkaitan dengan memahami tentang Macam- Macam kecelakaan kerja, menganalisa Penanganan
kecelakaan kerja di Laboratorium.
Target Peserta Didik Peserta didik reguler/tipikal
Peserta didik dengan kesulitan belajar
Peserta didik dengan pencapaian tinggi Program Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas
Model Pembelajaran Problem Based Learning Moda Pembelajaran Luring (Tatap Muka)
Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, dan tanya jawab
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pemahaman K3LH :
Melalui video pembelajaran dan PPT peserta didik mampu Mengidentifikasi macam-macam
kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat (C2)
Melalui video pembelajaran dan PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara penanganan
kecelakaan kerja di laboratorium dengan baik. . (C4)
Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu Mengidentifikasi setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya(C2)
Profil Pelajar Pancasila
Bernalar Kritis, Mandiri dan Gotong Royong
Memahami pengertian kecelakaan kerja dan SOP Kerja di Laboratorium.
A. Deskripsi Umum Peserta didik diajak mengamati sebuah video tentang kecelakaan kerja di laboratorium, kemudian peserta didik diminta untuk mengidentifikasi macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium di lingkungan sekolah. Peserta didik diminta untuk berdiskusi dengan teman satu kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi, kemudian peserta didik mampu melakukan penangan kecelakaan kerja dan.
B. Pemahaman Bermakna
Peserta didik dapat memahami macam-macam kecelakaan kerja untuk penanganan kecelakaan kerja dan mencerapkan SOP kerja di Laboratorium Sekolah.
C. Pertanyaan Pemantik
Adanya kejadian kecelakaan kerja di laboratorium sekolah apakah anda mengetahui penyebab
terjadinya kecelakaan kerja dan cara
penangannya ?
Dibutuhkan laptop, media PPT, proyektor, Jaringan internet dan speaker untuk menanyangkan video, lembar aktivitas sebagai salah satu media pembelajaran peserta didik. Ruangan Kelas ditata berkelompok sesuai jumlah kelas dan diatur berdasarkan heterogenitas hasil asesmen diagnostic. Dalam penataan bangku di dalam kelompok pastikan guru mempunyai cukup ruang untuk melakukan dialog dengan kelompok tersebut.
Mengidentifikasi macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium.
Menganalisis penanganan
kecelakaan kerja di laboratorim
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan PesertaDidik Waktu Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
Tujuan Pembelajaran
Langkah
Kegiatan dan penilaian
1. Guru mengucapkan salam dan menyapa peserta didik.
2. Guru Peserta didik berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan dipimpin salah satu peserta didik untuk memimpin doa (Apabila pembelajaran dimulai pada jam pertama) 3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
4. Guru memotivasi siswa untuk tetap semangat belajar dan menjaga kesehatan.
5. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari
(Macam-macam kecelakaan kerja) dan memberikan pre test Melalui Google Form.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan yaitu Macam-macam kecelakaan kerja.
7. Guru menjelaskan informasi tentang prosedur kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
8. Guru menyampaikan informasi tentang penilaian yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
1. Peserta didik menjawab salam dan menjawab sapaan dari guru.
2. Peserta didik (ketua kelas) memimpin doa .
3. Peserta didik melaporkan kehadiran teman-temannya
4. Peserta didik mendengarkan motivasi guru
5. Peserta didik menjawab soal Pre test Google Form
https://forms.gle/EL8rQwgHkWRbhqfS A
6. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran, prosedur kegiatan dan penilaian
15 menit
(SINTAKS PBL) Orientasi Masalah
Mengorganisasi Peserta didik Untuk Belajar
Membimbing Penyelidikan kelompok/ Mandiri
1. Guru mengemukakan masalah otentik pada peserta didik, dan meminta siswa menuliskan jawaban mereka di kertas satu lembar :
“Adanya kejadian kecelakaan kerja di laboratorium sekolah apakah anda mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja ?
2. Guru menstimulasi peserta didik untuk memahami keterkaitan materi dengan gambar / foto macam-macam kecelakaan kerja di Laboratorium.
3. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok heterogen berdasarkan hasil pretest) yang terdiri dari 5-6 anggota.
4. Guru mengecek kelengkapan yang dipersiapkan kelompok diskusi, sesuai arahan yang diberikan guru pada
pertemuan sebelumnya 5. Guru membagikan LKPD
kepada tiap-tiap peserta didik
6. Guru membagikan beberapa permasalahan di LKPD untuk dibahas bersama kelompoknya
7. Guru Membimbing siswa
untuk melakukan
investigasi dan mengambil data kecelakaan kerja di laboratorium sekolah
8. Guru meminta peserta didik melakukan penyelidikan dengan mengamati video
1. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
2. Peserta didik bertanya jawab berdasarkan stimulasi yang diberikan oleh guru
3. Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 anggota
4. kelengkapan yang telah diarahkan oleh guru.
5. Peserta didik Peserta didik didalam kelompok diskusinya memahami panduan LKPD
6. Peserta didik membahas permasalahn pada LKPD.
7. Peserta didik didalam kelompok diskusinya melakukan analisis tentang kejadian kecelakaan kerja di Laboratorium Sekolah.
8. Peserta didik secara berkelompok melakukan penyelidikan melalui pengamatan video tentang
60 Menit
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
kecelakaan kerja.
9. Guru memantau jalannya diskusi kelompok dan observasi/pengamatan video lingkungan sekolah.
10. Guru mendorong peserta didik didalam kelompok diskusinya mengumpulkan informasi untuk mendapatkan penjelasan pemecahan masalah
11. Guru meminta setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan observasi mereka.
12. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada di LKPD dengan komunikasi dan kerjasama yang baik 13. Guru memberikan komentar
terhadap presentasi dan tugas Lembar aktivitas 1 masing- masing kelompok.
14. Memberikan penguatan materi dan
menayangkan video tentang Macam-macam Kecelakaan Kerja pada link
https://youtu.be/N5I_Eyv6-wM https://youtu.be/ULxwNGTj3P w
kecelakaan kerja
9. Peserta didik melakukan diskusi kelompok dan melakukan obsevasi/pengamatan video lingkungan sekolah.
10. Peserta didik didalam kelompok diskusinya mengumpulkan informasi untuk mendapatkan penjelasan pemecahan masalah.
11. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi LKPD dengan komunikasi yang baik dan penuh antusias 12. Peserta didik berdiskusi dalam
kelompok untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKPD dengan komunikasi dan kerjasama yang baik
13. Peserta didik didalam kelompoknya menerima dan memberi masukan komentar guru terhadap tugas lembar ktivitas 1.
14. Peserta didik memperhatikan penguatan dan penjelasan yang lebih luas dari guru atau peserta didik lain
15.
Penutup Evaluasi proses yang sudah
dihasilkan bersama (guru- peserta didik)
1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini dan mengaitkannya dengan masalah otentik yang ada.
2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan hari ini,
3. Peserta didik mengerjakan soal Post test yang diberikan guru sebagai evaluasi belajar yang telah dilakukan.
15 Menit
F. Pengayaan dan Remidial PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan, diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) > n > n (maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Soal-soal yang diberikan untuk mereka jawab adalah soal-soal yang belum mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian dan soal lainnya yang relevan yang diberikan oleh guru. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para peserta didik yang menempuh perbaikan adalah nilai akhir yang berhasil diraih dan dengan pertimbangan lainnya dari guru.
REMIDIAL Evaluasi hasil belajar
Apresiasi Pembelajaran
Informasi pertemuan
selanjutnya dan doa
4. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok dengan hasil presentasi terbaik
5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya
6. Guru menugaskan peserta didik untuk membaca materi berikutnya tentang penyakit yang berhubungan dengan Macam-macam APD di laboratorium.
7. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa
E. Asesmen
Jenis Bentuk
Profil Pelajar Pancasila Tertulis Performa Diagnostik Penilaian diri Jawaban singkat
Formatif Soal Pre test/ Post test Presentasi
Sumatif
Program remidial diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas atau belum mencapai nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bagi para peserta didik ini, bila memungkinkan akan diberikan
“review” pembelajaran atau bahkan pembelajaran ulang sehingga lebih memantapkan mereka untuk menempuh perbaikan pada tahap remedial. Soal-soal yang diberikan untuk mereka jawab adalah soal- soal yang belum mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para peserta didik yang menempuh remedial adalah nilai akhir yang
berhasil diraih dan dengan pertimbangan lainnya dari guru
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, S.Si., apt, dkk. 2017. K3LH Program Keahlian Farmasi. Jakarta : EGC.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2010-2014 -YouTube
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK PERANGKAT ASESMEN
RUBRIK ASESMEN HASIL OBSERVASI
KISI-KISI, INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
BAHAN AJAR
KECELAKAAN KERJA
DILABORATORIUM DAN PENANGANANNYA
Disusun:
Novri Dwi Isnaini, SKM
RINGKASAN MATERI (BAHAN AJAR)
Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk laboratorium dan bagi para pekerja.
SOP K3 adalah prosedurkerja K3 yang meruapakan cara melakukan pekerjaan mulai awal hingga akhir yang didahului dengan penilaian risiko terhadap pekerjaan tersebut yang mencakup keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan.
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakan kerja di labolatorium:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegitan labolatorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan labolatorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
SOP Kerja di Laboratorium
Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Laboratorium (Depkes RI, 2022):
1. Pakailah jas Laboratorium saat berada dalam ruang laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kacamata, dan sepatu tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (Sumber penularan), oleh sebab itu harus ditangani dengan sangat hati-hati
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh sebab itu harus ditangani dengan sangat hati-hati
6. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium 7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan didalam lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut 10. Tidak membuka sentrifuga sewaktu masih berputar
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan desinfektan larutan klorin 0,5%dengan cara direndam selama 20-30 menit
12. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5%.
13. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium dari bahan gelas.
14. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang tajam 15. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi didalam kantong plastik atau wadah dengan penutup
yang tepat
16. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.
Setiap orang harus mengetahui begaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan.
Ketika peralatan darurat diperlukan, kecepatan sangat diutamakan. Alat-alat darurat itu terdiri atas:
• Alarm kebakaran
• Alat dan bahan pemadam kebakaran
• Pancuran keselamatan
• Botol pencuci mata
• Pintu darurat
• Selimut Kebakaran
Laboratorium menghadapi beragam risiko, baik dari dalam maupun luar laboratorium. Beberapa risiko terutama mungkin mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tetapi risiko lainnya mungkin mempengaruhi lembaga yang lebih besar dan bahkan masyarakat jika tidak ditangani dengan tepat.
1. Keadan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif
Adanya banyak jenis kejadian skala besar yang bisa mempengaruhi laboratorium dan benar-benar mengganggu operasional laboratoium.
Sebagian keadaan darurat skala besar dan situasi sensitive yang paling sering terjadi meliputi :
a. Kebakaran, banjir, dan gempa bumi,
b. Peringatan pandemic, c. Pemadaman listrik, d. Larangan perjalanan,
e. Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya f. Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium, g. Hilangnya data atau sistem computer.
h. Hilangnya peralatan yang bernilai tinggi atau sulit dicari penggantinya, dll.
2. Bahaya hayati
Bahaya hayati merupakan masalah laboratorium yang menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme.
Bahaya-bahaya ini biasanya muncul di laboratorium penelitian klinis seperti laboratorium mikrobiologi, tetapi mungkin juga muncul di laboratorium lain. Penilaian risiko bahan bahaya hayati perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain organisme yang dimanipulasi, perubahan yang dilakukan terhadap organisme tersebut, dan kegiatan yang akan dilakukan dengan organism tersebut.
3. Paparan bahan kimia beracun
Salah satu resiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya yang dihadapi seseorang di dalam laboratorium adalah kadar racun berbagai bahan kimia. Di laboratorium kimia, tidak ada satu zat pun yang sepenuhnya aman dan semua bahan kimia menghasilkan efek beracun jika zat tersebut dalam jumlah yang cukup tersentuh oleh sistem hidup.
Banyak bahan kimia memiliki lebih dari satu jenis kandungan racun.
4. Bahan Kimia Mudah Terbakar, Eksplosif, dan Reaktif
Bahaya akibat bahan kimia mudah terbakar, eksplosif, dan reaktif merupakan resiko besar bagi pegawai laboratorium. Semua perlu menyadari kemungkinan kebakaran atau ledakan jika bahan-bahan kimia ada di laboratorium.
a. Bahan kimia mudah terbakar
Bahan kimia yang siap memantik api dan terbakar di udara, dan bentuknya bisa padat, cair, atau uap. Untuk menggunakan bahan mudah terbakar dengan benar, diperlukan pengetahuan tentang kecenderungan bahan ini untuk menguap, memantik api, atau terbakar dalam berbagai kondisi di laboratorium. Cara terbaik untuk menangani bahaya ini adalah mencegah munculnya uap mudah terbakar dan sumber pemantik api pada saat bersamaan.
b. Bahan Kimia Reaktif
Bahan kimia reaktif adalah bahan yang bereaksi liar jika
dikombinasikan dengan bahan lain. Bahan ini meliputi zat yang reaktif terhadap air, seperti logam alkali, bahan piroforik, seperti logam yang terbagi dengan baik, dan bahan kimia yang tidak kompatibel, seperti cairan dan asam hidroksianik gas dan basa c. Bahan Kimia Eksplosif
Bahan kimia eksposif meliputi berbagai bahan yang tidak meledak dalam kondisi tertentu. Diantaranya meliputi bahan peledak, senyawa azo organik dan peroksida, bahan oksidasi, dan bubuk dan zat khusus.
Gambar 1. Simbol bahan kimia berbahaya ( Sumber : https://ngertiaja.com/simbol-bahan-kimia/ )
5. Limbah berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah bahan yang dibuang atau hendak dibuang, atau tidak lagi berguna berdasarkan peruntukannya. Sebuah bahan dianggap limbah jika dibiarkan atau jika dianggap seperti limbah, seperti bahan tumpah.
Limbah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya atau tidak berbahaya dan bisa meliputi barang-barang seperti bahan laboratorium sekali pakai, media filter, larutan cair, dan bahan kimia berbahaya. Limbah yang berpotensi berbahaya memiliki satu atau beberapa sifat antara lain daya sulut, korosivitas, reaktivitas, atau toksisitas.
Cara Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium a. Kebakaran
Bila terjadi kebakaran maka : a. Jangan Panik.
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dengan kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram dengan air) d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau
tutup hidung dengan sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
f. Cari bantuan pemadam kebakaran, oleh karenanya nomor telepon pemadam kebakaran haru ada di laboratorium.
g. Apabila di laboratorium terjadi kebakaran kecil seperti saat melakukan pengujian, Anda bisa memadamkan api tersebut dengan lap basah.
b. Luka Bakar
Pertolongan pertama pada luka bakar ditujukan pada:
1. Pengurangan rasa panas dan rasa sakit dan terjadinya pelepuhan 2. Pemberian cairan atau minuman sebanyak mungkin.
3. Pencegahan dan pengurangan terjadinya shock.
Luka bakar karena zat kimia dapat diakibatkan oleh asam, basa atau bahan kimia lainnya. Luka bakar akibat basa keras lebih merusak dari pada akibat asam keras. Kecepatan mengguyur dan membasuh luka bakar akibat zat kimia sangat menentukan dalam usaha membatasi akibat- akibatnya. Lepaskan pakaian penderita dan guyurlah bagian yang terbakar dengan air selama paling sebentar 15 menit.
c. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
Ada beberapa jenis luka yang dapat terjadi pada jaringan kulit, yaitu: luka lecet, luka iris, luka robek dan luka tusuk. Tindakan pertolongannya adalah sebagai berikut: bila lukanya kecil dan darah tidak banyak keluar:
• Bersihkan luka dengan air dan kemudian dengan antiseptik.
• Tutup luka dengan kain kasa steril atau plester.
• Bila perlu dijahit, segeralah pergi ke rumah sakit.
• Bila luka tersebut disebabkan oleh benda-benda kotor, seperti paku berkarat harus diberitahukan kepada dokter. J
• Jika luka tidak dalam, maka untuk menghentikan aktivitas kuman tetanus siramlah luka dengan larutan Hidrogen Peroksida 3%.
• Jika darah banyak keluar, hentikan dahulu pendarahan sebelum pertolongan selanjutnya diberikan. Lakukan penekanan daerah luka dengan kasa. Jika luka terjadi pada anggota tubuh penekanan dilakukan pada titik-titik penekanan yaitu lengan bagian atas atau paha bagian bawah. Ikatan pada daerah luka jangan terlalu kuat.
• Jika luka akibat pecahan termometer segeralah pergi ke dokter.
Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan pasien kecuali jika tidak memungkinkan seperti pada kebakaran atau kebocoran gas. Cegahlah terjadinya pendarahan dan shock. Jika penderita mau dipindahkan gunakan bidai sebagai penyangga bagian tulang yang patah.
d. Cedera Pada Mata,
Tersiram bahan kimia Asam keras akan segera membakar selaput lendir mata, tetapi basa keras akan mengakibatkan kerusakan yang lebih dalam. Segera Gunakan eye Wash.
basa keras.
• Tersiram asam keras : Guyur segera dengan larutan soda 5% atau dengan air biasa. Guyuran dilakukan selama 15-30 menit terus menerus dan harus mengenai bagian-bagian yang berada di balik kelopak mata.
• Tersiram basa keras Seluruh muka dan mata korban diguyur dengan larutan cuka encer (1 bagian cuka dapur + 1 bagian air), atau air biasa.
Guyuran dilakukan selama 30-45 menit terus menerus, dan harus mengenai bagian yang terlindung oleh kelopak mata. Selama diguyur penderita disuruh menggerak-gerakan bola matanya.
e. Pertolongan bila terkena bahan kimia
a. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersebut, bila terkena bahan asam cuci dengan Na2CO3 1% dan cuci kembali dengan air.
b. Bila kena kulit, jangan digaruk , keringkan dan oleskan salep lavertran c. Bawalah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
d. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.
f. Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apa saja haruslah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru mendatangkan bahaya. Tindakan-tindakan pokok yang penting ialah:
• Cari jenis racun yang telah menyebabkan keracunan tersebut, misalnya dari botol bekas zat beracun atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya tergantung kepada jenis racunnya.
• Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan.
• Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Bila diperlukan berikan dengan cara lain.
• pabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit, putih telur, susu, atau air sebanyak-banyaknya untuk mengurangi akibat yangditimbulkan.
Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, saluran pernafasan dan melalui kulit.
• Racun yang terisap melalui pernafasan. Jauhkan penderita dari tempat kecelakaan dan bawa ke tempat yang udaranya lebih segar. Bila ada tabung oksigen, berikan dengan segera atau lakukan pernafasan buatan.
Bila memungkinkan, kenali bahan beracunnya. Jaga agar suhu tubuh penderita tetap hangat.
• Racun yang masuk melalui kulit. Lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi, kemudian guyur bagian tubuh penderita yang terkena racun dengan air. Jaga agar tubuh penderita tetap hangat dan baringkan,
kemudian bawa ke dokter. Jangan menggunakan antidotum (antiracun) seperti alkali untuk keracunan asam atau sebaliknya, jangan menggunakan pelarut seperti alkohol atau fenol. Jangan lupa penolong mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan pertolongan.
• Racun yang tertelan Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan segera sebanyak mungkin, paling sedikit dua sampai empat gelas.
Kemudian panggil dokter. Bila penderita tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara menekan tenggorokannya dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai muntahnya jernih.
KELAS:
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA:
Nama Anggota Kelompok 1.
2.
3.
4.
1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Video Pembelajaran dan Gambar peserta didik mampu Mengidentifikasi macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat (C1)
Melalui Media PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara penanganan kecelakaan kerja di laboratorium dengan baik. . (C4)
Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu membedakan setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya (C2)
2. Kegiatan
1. Guru membagi siswa yang berjumlah 22 peserta didik menjadi 4 kelompok (1 kelompok berisi 5-6 peserta didik)
2. Peserta didik Mengamati Gambar dan Video Pembelajaran pada Link : https://youtu.be/N5I_Eyv6-wM
https://youtu.be/ULxwNGTj3Pw
3. Peserta didik Mengamati Kejadian Kecelakaan kerja yang sering terjadi di Laboratorium sekolah
a. Rumuskan permasalahan apa yang dapat kalian selidiki dari kasus tersebut?
b. Buatlah penjelasan mengenai macam-macam kecelakaan kerja pada laboratorium?
4. Berdasarkan Permasalahan diatas, guru meminta peserta didik berdiskusi bersama kelompok menjawab pertanyaan tersebut lalu di presentasikan didepan Kelas.
a. Bagaimana kecelakaan kerja bisa terjadi? Jelaskan!
b. Jelaskan Macam-macam kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium!
c. Bagaimana penanganannya bila terjadinya kecelakaan kerja di Laboratorium
5. Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil pengamatan
A. PERANGKAT ASESMEN
2) Asesmen formatif (diberikan pada saat Pre-test dan Post-test) Melalui Google Form
https://forms.gle/EL8rQwgHkWRbhqfSA
Silahkan Anda pilih jawaban yang paling tepat! (setiap poin bernilai 20) 1. Keelakaan kerja yang dapat melalui saluran pernapasan, Kulit dan Saluran
pencernaan merupakan kasus keelakaan pada jenis….
a. Keracunan bahan kimia berbahaya b. Kebakaran
c. Terpleset
d. Terkena pecahan Alat Gelas dan tertusuk jarum e. Tertusuk Jarum
2. Dibawah ini yang bukan termasuk Jenis-jenis kecelakaan kerja di laboratorium adalah….
a. Keracunan bahan kimia berbahaya b. Keracunan gas kimia berbahaya
c. Terkena zat kimia yang korosif ( merusak kulit) d. Terkena pecahan Alat Gelas dan tertusuk jarum e. Terhirup Susu steril
3. Dibawah ini yang bukan termasuk perlengkapan alat darurat dalam penangan kecelakaan kerja adalah, kecuali….
a. Alarm kebakaran
b. Alat dan bahan pemadam kebakaran c. Pancuran keselamatan
d. Botol pencuci mata (Eye Wash) e. APD
4. Berikut dibawah ini yang bukan termasuk kedalam standar operasional prosedur laboraterium adalah…..
a. Mengunakan alat pelindung diri
b. Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan c. Semua specimen harus dianggap infeksius
d. Melakukan persiapan pipet melalui mulut untuk bahan yang tidak beracun e. Tidak membuka sentrifuga sewaktu masih berputar
5. Peralatan darurat yang diperlukan pada saat kecelakaan Pada Mata adalah ….
a. Alarm kebakaran
b. Alat dan bahan pemadam kebakaran c. Pancuran keselamatan
d. Botol pencuci mata (Eye Wash) e. Face Shield
INSTRUMEN PENILAIAN Instrumen Soal Pengetahuan
Format Tes Tulis
Jumlah Soal : 5 soal Ganda
Waktu : 10 menit
Tujuan Pembelajaran :
a. Melalui Video Pembelajaran dan Gambar peserta didik mampu Mengidentifikasi macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat.
(C1)
b. Melalui media PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara penanganan kecelakaan kerja di laboratorium dengan Benar. . (C4)
c. Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu menganalisis setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya (C4)
A. Penilaian Pengetahuan Kisi-kisi Soal
No Tujuan Pembelajaran Level Kognitif
Nomer Soal
Jenis Soal dan Kunci Jawaban 1 Melalui Video Pembelajaran
dan Gambar peserta didik mampu Mengidentifikasi macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat.
C2 mengidentifikasi 1 dan 2 Ganda , A dan E
2 Melalui media PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara penanganan kecelakaan kerja di laboratorium dengan Benar.
C4 Menganalisis 3 dan 4 Ganda, E dan D
3. Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu menganalisis setiap jenis kecelakaan kerja dan
Penanganannya (C4)
C4 Menganalisis 5 Ganda, E
1. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Instrumen Penilaian Pengetahuan Mata Pelajaran : K3LH
Kelas / semester : X / Ganjil
Topik : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sub Topik : Macam- macam Kecelakaan kerja di Laboratorium Dan Cara penanganannya
No Nama Siswa Nilai Soal
Jumlah
20 20 20 20 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
B. Penilaian Keterampilan
Instrumen Penilaian Keterampilan Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / semester : X / Ganjil
Topik : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sub Topik : Macam- macam Kecelakaan kerja di Laboratorium Dan Cara penanganannya
No Nama Siswa
Sistematika
presentasi Penggunaa
n Bahasa Intonasi dan artikulasi
Mempertahankan
sanggahan Jumlah 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Rubrik Penilaian Keterampilan No Aspek yang
dinilai
Kriteria Skor
1 Sistematika presentasi
Materi presentasi disajikan secara bersesuaian dan sistematis
4 Materi presentasi disajikan secara
bersesuaian tetapi kurang sistematis
3 Materi presentasi disajikan secara kurang
bersesuaian dan tidak sistematis
2 Materi presentasi disajikan secara tidak
bersesuaian dan tidak sistematis
1 2 Penggunaan
bahasa
Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami
4 Bahasa yang digunakan cukup mudah
dipahami
3 Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami 2 Bahasa yang digunakan sangat sulit
dipahami
1 3 Ketepatan
intonasi dan kejelasan artikulasi
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi
yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
4
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang agak tepat dan artikulasi/lafal yang agak jelas
3
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang kurang jelas
2
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yang tidak jelas
1 4 Kemampuan
mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan
Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana
4
Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
3 Kurang mampu mempertahankan dan
menanggapi pertanyaan atau sanggahan dengan baik
2
Tidak mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau
sanggahan dengan baik
1
Teknik Penskoran= Skor yang diperoleh x 10 16
Keterangan skala penilaian:
A: sangat baik (memperoleh nilai ≥ 86) B: baik (memperoleh nilai 70 ≤ skor < 86) C: cukup (memperoleh nilai 56 ≤ skor < 70) D: kurang baik (memperoleh nilai < 56) C. Instrumen Penilaian Sikap
Instrumen Penilaian Sikap
Kelas :
Butir Sikap : Gotong Royong Aspek penilaian sikap
No Aspek yang dinilai 1 2 3 Keterangan
1. Keaktifan dalam membantu kelompok 2. Kerjasama menyelesaikan tugas Rubrik penilaian
No Indikator Rubrik
1 Keaktifan dalam kelompok
3. Sangat aktif membantu kelompok 2. Cukup aktif membantu kelompok 1. Kurang aktif membantu kelompok 2 Kerjasama
menyelesaikan tugas
3. Sangat mampu bekerjasama menyelesaikan tugas 2. Cukup mampu bekerjasama menyelesaikan tugas 1. Kurang mampu bekerjasama menyelesaikan tugas Keterangan : Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 3
Butir Sikap : Berpikir kritis dan bernalar kritis
NO. ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN
1 2 3
1. Mengidentifikasi masalah
2. Melakukan pengamatan/observasi 3. Melakukan analisis/pengolahan data 4. Mengomunikasikan
Rubrik Penilaian Sikap
No ASPEK YANG
DINILAI
PENILAIAN
1 2 3
1 Merumuskan
masalah, hipotesis, dan merencanakan
percobaan
Tidak mampu mengidentifikasi masalah yang diberikan di LKPD
Identifikasi masalah dilakukan dengan bantuan guru
Identifikasi masalah dilakukan secara mandiri (individual/kelompok) Tidak
mengerjakan LKPD
Mengisi LKPD dengan baik
Mengisi LKPD dengan baik
2 Pengamatan Pengamatan tidak cermat
Pengamatan cermat Pengamatan cermat Tidak mengamati
semua aktivitas pada LKPD
Tidak mengamati semua aktivitas
pada LKPD
Mengamati semua aktivitas pada LKPD 3 Melakukan analisis
data dan menyimpulkan
Tidak memiliki hasil analisa terhadap
permasalah yang diberikan di LKPD
Hasil analisa data dan kesimpulan dibantu oleh guru
Hasil analisa data
dilakukan secara mandiri (individual/kelompok)
Kesimpulan tidak ada
Kesimpulan tidak lengkap mencakup 4 aktivitas pada LKPD
Kesimpulan lengkap mencakup 4 aktivitas pada LKPD
lisan namun tidak dipadukan
sebagai bagian dari penyajian secara lisan