Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Pallangga. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif numbered head Together (NHT) dengan pendekatan kontekstual efektif dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 5 Pallangga.
2 Analisis deskriptif dan inferensial tes hasil belajar 3 Hasil analisis data peningkatan hasil belajar 4 Hasil analisis data aktivitas siswa. 1 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa 2 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa 3 Lembar Hasil Angket Jawaban Siswa LAMPIRAN F.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Pallangga Kabupaten Gowa. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Pallangga Kabupaten Gowa.
Tujuan Penelitian`
Seberapa tuntas hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika melalui penerapan model Koka hitung bersama pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Pallanga Kabupaten Gowa. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Head Counted Learning dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Pallanga Kabupaten Gowa.
Manfaat Penelitian
- Efektivitas Pembelajaran Matematika
- Hasil Belajar Matematika
- Model Pembelajaran
- Tipe Numbered Heads Together a. Pengertian Numbered Heads Together
Menurut (Suprijono, 2015:98) pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu guru menghubungkan materi yang diajarkannya dengan situasi nyata dan mendorong siswa untuk membuat hubungan di antara keduanya. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head dengan Pendekatan Kontekstual Beserta Pendekatan Kontekstual.
Kerangka Pikir
Penelitian Relevan
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered head Together) berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.
Hipotesis Penelitian
- Jenis Penelitian
O1 : Nilai pretest sebelum pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan model kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual.
Definisi Operasional Variabel
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Angket respon siswa merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menurut model pembelajaran Numbered Heads Together dengan pendekatan. Divalidasi oleh tim validator, Kuesioner Respon Siswa dirancang untuk mengidentifikasi respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan model Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual.
Teknik Pengumpulan Data
Aspek respon siswa berkaitan dengan suasana kelas, minat mengikuti pelajaran selanjutnya, cara guru mengajar dan saran.
Teknik Analisis Data
- Analisis Statistik Deskriptif
- Analisis Statistik Inferensial
- Pengujian hipotesis minor berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan
Sumber : (Arsini, 2017) Kriteria yang digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Pallangga. Uji gain digunakan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar matematika yang terjadi pada siswa di kelas tersebut, yang diperoleh dengan melihat rata-rata nilai posttest.
Indikator Keefektifan
- Hasil Analisis Statistik Deskriptif
- Hasil Analisis Statistik Inferensial
Selain itu, hasil pre-test sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Pallangga Makassar dikategorikan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pre-test siswa kelas VIII. kelas di SMP Negeri 5 Pallangga sebelum penerapan model pembelajaran kolaboratif Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual relatif rendah. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa secara umum rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas VIII.C setelah diberikan perlakuan pada kategori siswa yang memperoleh skor sangat rendah sebanyak 1 siswa (2,77 %), kategori rendah berjumlah 3 siswa (9,09%), kategori sedang berjumlah 12 siswa (33,33%), kategori tinggi berjumlah 10 siswa (27,77%). ), dan 10 siswa (27,77%) memperoleh nilai sangat tinggi.
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh hasil bahwa peningkatan keterampilan siswa setelah diajar menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual berada pada klasifikasi tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya hasil belajar matematika siswa setelah diajar menggunakan model kooperatif Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual memenuhi kriteria keefektifan.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif
- Pembahasan Hasil Analisis Statistik Inferensial
Dengan demikian, pembelajaran matematika melalui model kolaboratif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual efektif diterapkan di kelas VIII SMP Negeri 5 Pallangga. Ketuntasan belajar siswa setelah diajar menggunakan model kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan kontekstual klasik lebih dari 75%. Respon Positif Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Kooperatif Numbered Heads Together Pendekatan Kontekstual.
Ketuntasan belajar siswa setelah diajar menggunakan model kooperatif Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual klasikal sebesar 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Model kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan kontekstual efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII C di SMP Negeri 5 Pallangga.
Saran
Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head bersama-sama dengan penggunaan pendekatan konstruktivis terhadap hasil belajar matematika siswa VIII. kelas di Mts Patra Mandiri Palembang. Efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada siswa VII. kelas SMP Negeri 1 Sungguminas.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII Smpn 4 Pasaman Tahun 2015. 2017Efektifitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Takalar.
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
KOMPETENSI INTI
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kepedulian (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam lingkup pergaulan dan eksistensi seseorang. AI.3 Pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) dipahami dan diterapkan berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan peristiwa yang tampak. AI.4 Mengolah, menyajikan, dan menalar dalam ranah konkrit (menggunakan, menganalisis, menyusun, memodifikasi, dan mencipta) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang diajarkan di sekolah dan sumber lain yang sejenis di sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat
Materi Pembelajaran A. Relasi
Hubungan himpunan A dan B pada gambar adalah “menyukai warna” Hawa berpasangan dengan warna merah yang artinya Hawa menyukai warna merah. Roni berkulit hitam, artinya Roni menyukai warna hitam. Tia berwarna merah, artinya Tia suka warna merah. Dani berwarna biru yang artinya Dani menyukai warna biru. Hubungan dua himpunan, misalnya himpunan A dan himpunan B, merupakan aturan yang menghubungkan anggota himpunan A dengan anggota himpunan B.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan himpunan A ke himpunan B merupakan hubungan istimewa yang menghubungkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Dengan demikian, fungsi (pemetaan) dari himpunan A ke himpunan B adalah a hubungan istimewa yang menghubungkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Media, Alat, BahandanSumberPembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran
Pembentukan Kelompok
DiskusiMasalah
- KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
- TUJUAN PEMBELAJARAN
- MateriPembelajaran
Guru meminta siswa untuk merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajarinya dengan membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. KI.2 Menghargai dan menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam mencapai interaksi dan eksistensi diri. KI.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan peristiwa tampak.
Setiap anggota keluarga mempunyai hobi masing-masing, Budi mempunyai hobi bulu tangkis, ibu merajut, sepak bola Dony dan Herman, bola basket Juan dan Sofie. Mengecek kehadiran siswa dan meminta mereka menyiapkan perlengkapan seperti buku, pulpen dan alat bantu belajar lainnya.
Diskusi Masalah
Pemberian Jawaban
- KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
- Materi Pembelajaran Cara Menyajikan Suatu Relasi
- Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyajikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan siswa diberi tugas untuk membaca materi tersebut. Siswa dapat menjelaskan cara menyatakan fungsi menggunakan diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan terurut. Suatu hubungan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu dengan diagram panah, diagram kartesius, dan himpunan pasangan terurut.
Misalnya A={Buyung, Doni, Vita, Putri}, B={IPS, seni, keterampilan, olah raga, matematika, IPA, bahasa Inggris} dan "mata pelajaran favorit" adalah tautan yang menghubungkan grup A dengan grup B. Anggota- Anggota kelompok A berada pada sumbu horizontal dan anggota kelompok B berada pada sumbu vertikal.
PembentukanKelompok
PemberianJawaban
- Materi Pembelajaran
KI.2 Nilai dan nilai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), sopan santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam lingkup pergaulan dan keberadaan seseorang. Banyaknya kemungkinan pemetaan dari P ke Q adalah 23 = 8, dan banyak kemungkinan pemetaan dari Q ke P adalah 32 = 9. Mis. jika fungsi f dinyatakan sebagai f : x = ax + b, dengan konstanta a dan b serta variabel x a, maka rumus fungsinya adalah f(x) = ax+b.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyajikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dan siswa ditugaskan untuk membaca materi tersebut.
1 Instrumen Tes HasilBelajar 2 Kunci Jawaban dan
Pedoman Penskoran
Saat penyambutan siswa baru di sekolah, Rini, Dion, Tika dan Rio datang ke sekolah untuk mengambil baju yang disediakan pihak sekolah, mereka mengambil baju sesuai ukuran yang mereka ambil, Rini mengambil ukuran M, Dion mengambil ukuran L, Tika ambil ukuran S dan Dion ambil ukuran XL. Menentukan dari kejadian di atas apakah suatu relasi atau fungsi.
SELAMAT BEKERJA
Berikan minimal 2 contoh hubungan dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari dan gambarkan dalam bentuk diagram panah. Anggota keluarga kecil berjumlah 6 orang yang terdiri dari ayah (Budi), ibu (Halimah), anak (Dony, Herman, Juan, Kalis dan Sofie). Setiap anggota keluarga mempunyai hobinya masing-masing, Budi menyukai bulu tangkis, ibu merajut, sepak bola Dony dan Herman, bola basket Juan dan Sofie. Dari kejadian di atas tentukan apakah suatu relasi atau fungsi.
2 Dalam sebuah keluarga kecil terdapat 6 anggota yang terdiri dari ayah (Budi), ibu (Halimah), anak (Dony, Herman, Juan, Kalis dan Sofie). Setiap anggota keluarga mempunyai hobi masing-masing, Budi mempunyai hobi bulutangkis, ibu - merajut, Dony dan Herman.
1 Intrumen Lembar
Observasi Aktivitas Siswa 2 Instrumen Angket Respon
Siswa
3 Daftar Kelompok Belajar Siswa
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERASI JENIS NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT). Pengamatan aktivitas siswa untuk kategori kegiatan kelompok dilakukan pada saat kegiatan siswa (kolaborasi) dilakukan secara berkelompok. Siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang diajarkan guru.
ANGKET RESPON SISWA
- PETUNJUK
- HARIYANTI
- MUTMAINNA RUSDI
- NUR ALVINA SAPUTRI
- MUSTAMIN
- PITRA RAMADHANI
Apakah Anda lebih mudah memahami materi yang diajarkan dengan model numbered-head-together dengan pendekatan kontekstual? Apakah Anda kesulitan menyelesaikan soal-soal yang diajukan guru dengan menggunakan model kepala bernomor dengan pendekatan kontekstual? Apakah Anda merasa aktif mengikuti pembelajaran matematika dengan model kepala bernomor dengan pendekatan kontekstual?
Apakah Anda merasa sudah mengalami kemajuan dalam penguasaan materi pelajaran matematika menggunakan model numbered head Together dengan pendekatan kontekstual? Setujukah Anda jika guru menerapkan model numbered head Together dengan pendekatan kontekstual pada pembelajaran matematika selanjutnya?
1 Nilai Tes hasil Belajar 2 Analisis Deskriptif dan
Inferensial Tes Hasil Belajar 3 Hasil Analisis Data
Peningkatan Hasil Belajar 4 Hasil Analisis Data Aktifitas
5 HasilAnalisis Data Respon Siswa
SMP NEGERI 5 PALLANGGA KABUPATEN GOWA
Inferensial a. Uji Normalitas
HASIL ANALISIS DATA OBSERVASI KEGIATAN SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOLABORASI JENIS NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT). Apakah Anda menyukai pembelajaran matematika yang diajarkan dengan model kepala bernomor dengan pendekatan kontekstual? Apakah anda puas dengan suasana pembelajaran di kelas setelah penerapan model kepala bernomor dengan pendekatan kontekstual?
Apakah Anda termotivasi untuk belajar matematika setelah menggunakan model kepala bernomor dengan pendekatan kontekstual?
Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Lembar Hasil Angket Respon Siswa