Menerapkan konsep dan prinsip ilmu perilaku dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan primer. Menggali data tentang determinan kesehatan yang mencakup aspek lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan di Puskesmas, keluarga, dan masyarakat. Kemudian, mahasiswa melakukan metode untuk mengidentifikasi kondisi dan permasalahan pengelolaan Puskesmas dan permasalahan kesehatan, serta potensi masyarakat setempat untuk memecahkan permasalahan lokal, menjelaskan cara pengelolaan sistem informasi di tingkat puskesmas, menggali data terkait faktor penentu kesehatan meliputi aspek lingkungan, perilaku dan lingkungan, warisan dan pelayanan kesehatan di Puskesmas, keluarga dan masyarakat;
Tata tertib Khusus
Refleksi dan strategi
Melalui proses refleksi diperoleh data mengenai bagian mana yang telah berjalan dengan baik, kemajuan yang telah dicapai dan keberhasilan intervensi.
Identifikasi dan Bermitra dengan Stakeholder
Penilaian Komunitas
Mengumpulkan dan menganalisis data
Prioritas Masalah
Dokumentasi dan Diseminasi
Perencanaan Intervensi
Implementasi Intervensi
Evaluasi
Uji statistik berperan dalam menentukan apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak, namun belum ada uji statistik yang dapat menunjukkan hubungan sebab akibat. Kriteria kausal diciptakan oleh Bradford Hill pada tahun 1965 dengan beberapa kriteria yang dapat dipenuhi untuk menentukan suatu penyebab yang mengarah pada suatu hasil. Kesimpulan yang konsisten secara ilmiah dari penelitian-penelitian sebelumnya menjadi salah satu kriteria sebab akibat karena hal tersebut.
Jika konsistensi kesimpulan sebab-akibat tidak tercapai, maka perlu dilakukan penelitian berulang-ulang hingga tercapai konsistensi pada salah satu sisi kesimpulan. Hasil kesehatan (baca: penyakit) seringkali disebabkan oleh banyak faktor, hal ini akan melemahkan hubungan sebab akibat antara suatu sebab dan akibat. Variabel lain (variabel interaksi dan variabel perancu) sebaiknya dikendalikan sebagai variabel kontrol agar spesifisitasnya lebih terjaga sehingga kriteria kekhususan antara sebab dan akibat dapat terlihat jelas.
Kriteria ini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi terlebih dahulu dalam menarik kesimpulan tentang suatu hubungan sebab akibat, sebab harus mendahului akibat. Hubungan sebab-akibat tidak boleh bertentangan dengan fakta umum yang ada mengenai sifat dan riwayat penyakit. Eksperimen in vitro dan in vivo dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat, namun hasil tersebut tidak dapat diterapkan secara langsung pada manusia atau masyarakat.
Setelah memahami hubungan sebab akibat di atas, maka langkah-langkah penyelesaian masalah biasa disebut siklus penyelesaian masalah yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu:.
Analisis Situasi
- Analisis Lingkungan Kesehatan
- Analisis Perilaku Kesehatan
- Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
- Analisis Faktor Herediter dan Kependudukan
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang dapat diukur secara fisik seperti suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan dan sebagainya. Ada banyak sekali indikator yang umum dikenal untuk mengukur lingkungan fisik, seperti suhu tubuh, suhu ruangan, kelembaban dan lain-lain. Lingkungan hayati adalah makhluk hidup yang ada di sekitar manusia, misalnya hewan yang berperan sebagai vektor, mikroorganisme penyebab penyakit, hewan peliharaan, tumbuhan dan lain sebagainya.
Lingkungan kimia adalah zat-zat kimia yang ada di sekitar manusia, misalnya asam, basa, dan lain-lain. Indikator yang dapat digunakan hampir sama dengan lingkungan fisik, misalnya dengan mengukur keasaman, memeriksa kimia air bersih dan lain sebagainya. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan: respon terhadap fasilitas pelayanan, metode pelayanan, tenaga kesehatan dan obat-obatan.
Analisis terhadap program dan layanan kesehatan dapat dengan mudah dinilai dengan menganalisis kesenjangan antara tujuan dan cakupan program. Komponen yang dimasukkan dalam input antara lain jumlah tenaga kerja, pembiayaan, sarana dan fasilitas kesehatan. Indikator yang dapat dinilai adalah rasio jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk, rasio jumlah bidan dengan jumlah ibu hamil, dan lain-lain.
Informasi lain yang dapat diperoleh dari analisis demografi adalah jumlah bayi dan balita, ibu hamil, kesuburan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.
Identifikasi Masalah
Data biasanya sulit diperoleh, sehingga biasanya digunakan analisis demografi, yang penting untuk menentukan cakupan masalah dan besarnya target program.
Prioritas Masalah
- Kuantitatif
- Kualitatif
- Pohon Masalah
- Fishbone Analysis
Metode kuantitatif dalam menentukan prioritas masalah terdiri dari beberapa metode, misalnya metode PAHO, Hanlon, CARL, USG dan lain sebagainya. Masalah prioritas adalah masalah yang mendapat nilai terbesar dari penjumlahan skor seluruh kriteria. Penentuan prioritas permasalahan dengan metode Delbeque dilakukan dengan cara membentuk panel ahli kemudian memberikan informasi mengenai permasalahan kesehatan yang ada.
Panitia ahli kemudian akan menuliskan urutan prioritas perkara pada selembar kertas tertutup, kemudian suara akan dihitung. Dalam metode ini, banyak komisi ahli yang melakukan diskusi terbuka dan mendalam tentang berbagai permasalahan yang mereka hadapi. Kekurangan dari metode ini adalah waktu yang relatif lebih lama dan kemungkinan komisi ahli mendominasi komisi ahli.
Keuntungan metode ini adalah kemungkinan untuk menggali masalah lebih dalam per panel ahli. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi akar permasalahan, antara lain pohon masalah, sistem analisis 5 Whys, atau analisis tulang ikan. Bermula dari satu benda yang bercabang menjadi dua atau lebih, masing-masing cabang kemudian bercabang menjadi dua atau lebih, begitu seterusnya hingga menyerupai pohon yang banyak batang dan cabangnya.
Teknik ini merupakan teknik yang sederhana dan praktis namun sangat efektif untuk menemukan akar permasalahan.
Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah dan Penetapan Prioritas Pemecahan Masalah
Diagram akibat atau sebab-akibat adalah alat yang membantu mengidentifikasi, mengurutkan, dan menampilkan berbagai kemungkinan penyebab suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu. Penentuan prioritas penyelesaian masalah dilakukan hampir sama dengan penentuan prioritas masalah, hanya terdapat sedikit perbedaan pada komponen yang dinilai. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Reinke yang mengumpulkan skor dari aspek ruang lingkup, kepentingan, kerentanan dan biaya untuk memilih solusi/pemecahan masalah mana yang akan dilakukan.
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Hal ini tertuang dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak mendapat pengobatan. pelayanan untuk menciptakan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan kembali diselenggarakan secara terstruktur dan berjenjang sesuai amanat Deklarasi Alma Ata (1978) tentang konsep Primary Health Care (PHC) dan rekomendasi WHO (2008) tentang konsep Gatekeeper dalam Managed Care. . Berbagai upaya telah dilakukan dari waktu ke waktu untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan, salah satunya adalah penguatan institusi pelayanan kesehatan primer sebagai gatekeeper.
Penguatan fasilitas pelayanan kesehatan primer dapat mendorong efisiensi dengan mengurangi jumlah kasus yang tidak memerlukan rujukan dan meningkatkan aspek promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan. Salah satu upaya penguatan fasilitas pelayanan kesehatan primer adalah melalui pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dengan memperhatikan aspek biopsikososial dan komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pengertian kedokteran keluarga menurut American Association of Family Physicians (AAFP, 1993) adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang memberikan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan dan komprehensif kepada individu dan keluarga tanpa membedakan usia, jenis kelamin, sistem organ dan jenis penyakit.
Dokter layanan primer bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan primer yang komprehensif bagi seluruh anggota keluarga. Penyedia layanan kesehatan: penyedia layanan kesehatan tingkat dasar yang holistik, komprehensif dan berkelanjutan bagi pasien dan keluarganya serta untuk rujukan skrining. Tokoh Masyarakat : Mampu mengidentifikasi, melaksanakan dan memantau penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Anggota keluarga yang berperan penting dalam pelayanan kesehatan dokter umum disebut 'pasien indeks' dan ditandai dengan tanda panah.
APGAR
Konsep holistik dan komprehensif yang diusung oleh dokter mengharuskan dokter untuk melakukan kunjungan rumah sesekali. Kunjungan rumah merupakan layanan yang diberikan oleh dokter umum untuk mendiagnosis, memberikan terapi atau memberikan dukungan sosial kepada pasien. Pelayanan ini tidak berlangsung di ruang praktik, melainkan di rumah pasien. Pelayanan yang diberikan pada saat kunjungan rumah tidak hanya dilakukan oleh dokter umum saja, namun juga dapat diberikan oleh tim tenaga kesehatan antara lain perawat, bidan, psikolog, penyuluh kesehatan dan lain-lain.
Dalam melakukan kunjungan rumah, seorang dokter keluarga sebagai ketua tim harus mampu mengkoordinasikan seluruh tim dan sumber daya yang tersedia agar kunjungan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Menentukan tenaga kesehatan yang akan melakukan kunjungan rumah sesuai dengan jenis kunjungan yang akan dilakukan. Dokter keluarga mungkin akan mencatat riwayat diet pasien dan keluarganya dan mungkin juga meminta izin pasien dan keluarganya untuk melihat makanan yang disajikan di meja makan atau melihat bahan makanan di lemari es.
Saat menilai kondisi rumah, dokter keluarga diharapkan tidak membuat kesimpulan tentang status sosial pasien berdasarkan kondisi fisik rumah pasien. Kehadiran anggota keluarga lain di rumah dapat membantu dokter keluarga dalam merawat pasien dan membantu dalam keadaan darurat, terutama pasien lanjut usia dan anak-anak, pasien dengan penyakit yang menyebabkan imobilitas, atau pasien dengan penyakit terminal. Dokter keluarga juga dapat menilai apakah pasien menerima pengobatan lain selain pengobatan medis, seperti pengobatan tradisional atau alternatif.
Dokter keluarga dapat menilai adanya bahaya di dalam rumah dan memprediksi risiko yang mungkin terjadi di rumah.
The Home Visit
Hasil penilaian terhadap komponen-komponen di atas kemudian dicatat dalam suatu formulir yang nantinya akan diintegrasikan ke dalam rekam medis. Rekam medis atau yang biasa disebut dengan rekam medis merupakan suatu dokumen yang berisi kumpulan data mengenai riwayat hidup dan kesehatan seorang pasien. Menurut Huffman, rekam medis harus memuat data yang lengkap untuk mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis sebagai dasar kehadiran pasien di fasilitas pelayanan kesehatan, dan juga dapat berfungsi sebagai alat untuk membenarkan penatalaksanaan dan mengukur secara akurat dampak dari penatalaksanaan tersebut. dokumen.
269 Tahun 2008, rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen yang berkaitan dengan identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, prosedur dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Model penulisan jurnal adalah jurnal yang berorientasi pada masalah atau dijurnal berdasarkan permasalahan yang dikeluhkan pasien. Dalam sistem pelayanan kesehatan primer, telah dikembangkan jenis pencatatan lain, dimana pencatatan pasien dari satu rumah tangga disimpan dalam satu file yang disebut folder keluarga.
Komponen yang termasuk dalam bagian administrasi adalah data demografi dan sosial ekonomi seperti nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis. Bahan penelitian yang berkaitan dengan suatu penyakit tertentu dan pengelolaannya 5. 256 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, rekam medis harus dibuat secara lengkap dan jelas secara tertulis atau secara elektronik. Anamnesis, sekurang-kurangnya memuat keluhan dan riwayat penyakit 4. Pelayanan lain yang diberikan 9. Sistematika pencatatan data medis pasien rawat inap dan gawat darurat dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan No. Setelah melakukan diagnosa holistik dan home visit, dokter departemen IKM yang baru diharapkan membuat laporan sistematis sebagai berikut.
Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan pekerja yang sehat, diperlukan adanya pelayanan kedokteran kerja di tempat kerja.
DAFTAR PUSTAKA