BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komite Medis merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di Rumah Sakit oleh Kepala Rumah Sakit, tapi bukan merupakan wadah perwakilan staf medis, seperti yang tertuang dalam Permenkes No 755 tahun 2011.
Komite Medis adalah perangkat Rumah Sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
B. TUJUAN
Pedoman Pelayanan Komite Medis dibuat untuk mengatur tata kelola klinik yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur penyelenggaraan komite medis di rumah sakit dalam rangka peningkatan profesionalisme staf medis.
C. RUANG LINGKUP
Komite Medis Rumah Sakit adalah organisasi non-struktural yang memiliki tanggung jawab menjaga pelayanan medis di Rumah Sakit berjalan dengan baik, bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara menjaga dokter yang berpraktek di Rumah Sakit memiliki kompetensi yang baik, menjaga mutu dan memiliki etika dan disiplin yang baik. Jadi ruang lingkup pelayanan Komite medis dapat diringkas hanya menjadi 3 hal yaitu kredensial dokter, menjaga mutu profesi dokter dan menjaga etik dan disiplin dokter.
D. BATASAN OPERASIONAL.
Komite Medis tidak menjadi wadah perwakilan staf medis, sehingga tidak mengatur atau menjadi saluran aspirasi staf medis dari segi administrasi dan kepegawaian.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan No 496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
8. Peraturan Menteri Kesehatan No 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medis RS
9. Peraturan Menteri Kesehatan No 5025/MENKES/PER/IV/2011 tentang Registrasi dan Perijinan Praktek
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
BAB II ORGANISASI
1. Komite Medis dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit, yang sekurang-kurangnya terdiri dari :
a) Ketua Komite Medis b) Sekretaris Komite Medis c) Anggota.
2. Keanggotaan komite medis ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
2. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite medis dibantu oleh:
a) Subkomite Kredensial b) Subkomite Mutu Profesi
c) Subkomite Etika dan Disiplin Profesi
3. Komite medis bukan merupakan kumpulan atau himpunan staf medis fungsional atau departemen klinik. Para staf medis yang tergabung dalam Kelompok Staf Medis (KSM) Fungsional dibentuk dan diorganisasi oleh Kepala Rumah Sakit. Ketua komite medis ditetapkan oleh kepala Rumah Sakit.
4. Masa Kerja Komite Medis Rumah Antam Pomalaa adalah selama 3 (tiga) tahun, dan wajib membuat laporan tahunan.
HUBUNGAN KOMITE MEDIS DENGAN PENGELOLA RUMAH SAKIT
Ketua komite medis bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit. Di satu pihak, kepala rumah sakit berkewajiban untuk menyediakan segala sumber daya agar komite medis dapat berfungsi dengan baik untuk menyelenggarakan profesionalisme staf medis sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan. Di lain pihak, komite medis memberikan laporan tahunan dan laporan berkala tentang kegiatan keprofesian yang dilakukannya kepada kepala rumah sakit. Dengan demikian lingkup hubungan antara kepala rumah sakit dengan komite medis adalah dalam hal-hal yang menyangkut profesionalisme staf medis saja. Hal-hal yang terkait dengan pengelolaan rumah sakit dan sumber dayanya dilakukan sepenuhnya oleh kepala rumah sakit. Untuk mewujudkan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik kepala rumah sakit bekerjasama dalam hal pengaturan kewenangan melakukan tindakan medis di rumah sakit. Kerjasama tersebut dalam bentuk rekomendasi pemberian kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan medis dan rekomendasi pencabutannya oleh komite medis.
Untuk mewujudkan pelayanan klinis yang baik, efektif, professional, dan aman bagi pasien, sering terdapat kegiatan pelayanan yang terkait erat dengan masalah keprofesian. Kepala rumah sakit bekerjasama dengan komite medis untuk menyusun pengaturan layanan medis (medical staff rules and regulations) agar pelayanan yang profesional terjamin mulai saat pasien masuk rumah sakit hingga keluar dari rumah sakit.
BAB III TATA LAKSANA
Berdasarkan Permenkes No 755 tentang Penyelenggaraan Komite medis, tugas Komite medis adalah melakukan kredensial, meningkatkan mutu profesi, dan menegakkan disiplin profesi serta merekomendasikan tindak lanjutnya kepada kepala rumah sakit, sedangkan kepala rumah sakit menindak lanjuti rekomendasi komite medis dengan mengerahkan semua sumber daya agar profesionalisme para staf medis dapat diterapkan di rumah sakit.
A. KOMITE medis
Komite medis bertugas menegakkan profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit. Komite medis bertugas melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit, memelihara kompetensi dan etika para staf medis, dan mengambil tindakan disiplin bagi staf medis. Tugas lain seperti pengendalian infeksi nosokomial, rekam medis, dan sebagainya dilaksanakan oleh kepala rumah sakit melalui komite lain, dan bukan oleh komite medis.
Komite medis melaksanakan tugasnya melalui 3 hal utama yaitu :
1. Rekomendasi pemberian izin untuk melakukan pelayanan medis (entering to the profession), dilakukan melalui subkomite kredensial.
2. Memelihara kompetensi dan perilaku para staf medis yang telah memperoleh izin (maintaining professionalism), dilakukan oleh subkomite mutu profesi melalui audit medis dan pengembangan profesi berkelanjutan (continuing professional development).
3. Rekomendasi penangguhan kewenangan klinis tertentu hingga pencabutan izin melakukan pelayanan medis (expelling from the profession), dilakukan melalui subkomite etika dan disiplin profesi.
Dengan demikian, tugas-tugas lain diluar tugas diatas yang terkait dengan pelayanan medis bukanlah menjadi tugas komite medis, tetapi menjadi tugas kepala rumah sakit dalam mengelola rumah sakit.
B. WEWENANG KOMITE medis
a) Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
b) Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appoinment) c) Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege)
d) Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
e) Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis
f) Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan g) Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring)
h) Memberikan rekomendasi tindakan disiplin
C. PENDANAAN
a) Komite medis berhak memperoleh insentif
b) Pelaksanaan kegiatan komite medis didanai dengan anggaran rumah sakit
D. STANDAR FASILITAS
a) Ruang kerja Komite medis dan sekretariat b) Meubelair kantor
c) Satu unit perangkat komputer dan printer
d) Sekretariat mempunyai seorang sekretaris untuk keperluan administrasi
E. KEWAJIBAN
a) Jam kerja : setiap hari sesudah tugas pokok
F. INDIKATOR KINERJA
a) Adanya Medical Staf By Law b) Buku Pedoman Komite medis c) Buku Kumpulan PMKP
d) Panduan Praktik Klinik (PPK)/Clinical Pathway e) Program Kerja Komite medis
f) Kumpulan Spo : SPO Administrasi Dan SPO Pelayanan
BAB IV
URAIAN TUGAS KOMITE MEDIS
A. KETUA KOMITE MEDIS
Bersama dengan Sub Komite
1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di Rumah Sakit
2. Memelihara mutu profesi staf medis
3. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis
Bertanggung Jawab terhadap :
1. Terselenggaranya semua kegiatan kredensial, peningkatan mutu profesi dan menjaga disiplin, etik, dan perilaku profesi untuk terselenggaranya tatakelola klinis yang baik.
2. Bertanggungjawab kepada kepala rumah sakit
Wewenang Ketua Komite Medis
1. Memberikan rekomendasi kepada kepala rumah sakit tentang pemberian izin untuk melakukan pelayanan medis (entering to the profession), dilakukan melalui subkomite kredensial.
2. Memelihara kompetensi dan perilaku para staf medis yang telah memperoleh izin (maintaining professionalism), dilakukan oleh subkomite mutu profesi melalui audit medis dan pengembangan profesi berkelanjutan (continuing professional development).
3. Memberikan rekomendasi kepada direktur tentang penangguhan kewenangan klinis tertentu hingga pencabutan izin melakukan pelayanan medis (expelling from the profession), dilakukan melalui subkomite etika dan disiplin profesi.
4. Ketua Komite Medis memilih Sekretaris Komite Medis, dan dapat menjadi ketua atau anggota dari salah satu Sub Komite.
Persyaratan Ketua Komite Medis
1. Bisa dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu yang dipilih secara demokratis oleh ketua-ketua Kelompok Staf Medis (KSM)
2. Mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya.
3. Mengusai segi ilmu profesinya dalam jangkauan, ruang lingkup, sasaran dan dampak yang luas.
4. Peka terhadap perkembangan perumahsakitan.
5. Bersifat terbuka, bijaksana dan jujur.
6. Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani di lingkungan profesinya.
7. Mempunyai integritas kelimuan dan etika profesi yang tinggi.
B. SEKRETARIS KOMITE MEDIS
Tugas Sekretaris Komite Medis
1. Membantu Ketua Komite Medis dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Bertanggungjawab kepada Ketua Komite Medis 3. Mengatur jadwal kegiatan dan rapat Komite Medis
Persyaratan Jabatan Sekretaris Komite Medis
a) Staf medis purna waktu yang dipilih atas usulan Ketua Komite Medis
b) Telah Bekerja minimal 1 Tahun di Lingkungan Rumah Sakit Antam Pomalaa c) Staf medis yang bersikap professional dan memiliki reputasi serta perilaku yang
baik.
d) Berpengetahuan luas dan selalu bersedia meningkatkan pengetahuan di bidang tata kelola klinis yang baik.
e) Seorang staf medis yang bersikap professional dan memiliki reputasi serta perilaku yang baik.
f) Sekretaris komite medis dapat dipilih dari salah satu anggota Komite Medis
C. SUB KOMITE KREDENSIAL
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf medis yang akan melakukan pelayanan medis dirumah sakit kredibel.
2. Tujuan Khusus
a) Mendapatkan dan memastikan staf medis yangprofesional dan akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit.
b) Tersusunnya-jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap staf- medis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu kedok-teran/kedokteran gigi yang ditetapkan oleh Kolegium Kedokteran/Kedokteran Gigi Indonesia.
c) Dasar bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan penugasan klinis (clinical- appointment) bagi-setiap staf-medis untuk melakukan pelayanan medis di rumah sakit
d) Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi rumah sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan (stakeholders) rumah sakit lainnya.
Uraian Tugas
1. Menyusun dan mengkompilasi daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku.
2. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengkajian : a) Kompetensi
b) Kesehatan Fisik Dan Mental c) Perilaku
d) Etika Profesi
3. Mengevaluasi data pendidikan professional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan.
4. Melakukan wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis.
5. Menilai dan memutuskan kewenangan klinis yang adekuat.
6. Melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada ketua komite medis dan Kepala Rumah Sakit.
7. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medis.
8. Merekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.
Tanggung Jawab
1. Terselenggaranya semua kegiatan kredensial dan rekredensial terhadapt staf medis yang melakukan pelayanan di Rumah Sakit
2. Bertanggungjawab kepada Ketua Komite Medis
Wewenang
1. Mengatur dan melaksanakan kredensial dan rekredensial
2. Menentukan/memilih mitra bestari (peer group) untuk proses kredensial dan rekeredensial.
3. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis.
4. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment)
3. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege) tertentu.
4. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
Persyaratan Jabatan Subkomite Kredensial
1. Staf medis purna waktu yang dipilih atas usulan Ketua Komite Medis.
2. Seorang staf medis yang bersikap professional dan memiliki reputasi serta perilaku yang baik.
3. Berpengetahuan luas dan selalu bersedia meningkatkan pengetahuan di bidang tata kelola klinis yang baik.
I. Konsep Dasar Kredensial
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar dan kompetensi para staf medis yang akan berhadapan langsung dengan para pasien di rumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh staf medis yang benar-benar kompeten. Kompetensi ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional, serta kompetensi fisik dan mental.
Walaupun seorang staf medis telah mendapatkan brevet spesialisasi dari kolegium ilmu kedokteran yang bersangkutan, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali keabsahan bukti kompetensi seseorang dan menetapkan kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan medis dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah credentialing.
Prosescredentialingini dilakukan dengan dua alasan utama, yaitu : a. Perkembangan Ilmu Kedokteran
b. Kesehatan Seseorang
Luas lingkup kewenangan klinis seorang dokter spesialis dapat saja berbeda dengan koleganya tergantung pada ketetapan komite medis tentang kompetensi untuk melakukan tiap pelayanan medis. Seorang staf medis dapat saja dicabut kewenangan klinisnya.
II. Mekanisme kredensial
a. Kebijakan rumah sakit tentang kredensial b. Pedoman penilaian kompentensi
c. Standar prosedure operasional krendensialing
d. Menyusun tim bestari melakukan penilaian kompetensi seorang staf medis yang meminta kewenangan klinis
e. Mempersiapkan whitepaper f. Formulir yang diperlukan
g. Akhir proses kredensialing komite medis menerbitkan rekomendasi kepada kepala rumah sakit tentang kewenangan klinis staf medis.
Semua dokter pelayanan medis di rumah sakit harus mempunyai penugasan klinis dari kepala rumah sakit baik dokter purna/paruh waktu
III. Pengkajian
a. Kompetensi Sesuai Standar Kompetensi Kognitif, Afektif, Psikomotor b. Kompetensi Fisik
c. Kompetensi Mental d. Perilaku Etis
e. Berkas-Berkas Administrasi
IV. Tahap Pemberian Kewenangan Klinis
a. Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada kepala Rumah Sakit dengan mengisi formulir daftar rincian klinis yang telah disediakan komite medis dilengkapi bahan-bahan pendukung. Berkas permohonan dari staf medis oleh kepala Rumah Sakit disampaikan ke komite medis.
b. Dalam melakukan kajian sub komite kredensial dapat membentuk panel atau panitia Adhoc
Daftar Rincian Kewenangan Klinis Diperoleh Dengan Cara Berikut :
Untuk Dokter Umum
a) Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dengan meminta masukan dari setiap kelompok staf medis/buku KKI
b) Mengkaji kewenangan klinis bagi pemohon dengan menggunakan daftar rincian kewenangan klinis
c) Mengkaji ulang daftar rincian klinis bagi staf medis secara periodik
Untuk Dokter Spesialis
a) Diberikan format kosong untuk diisi sendiri rincian kewenangan klinis
b) Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite medis ke Kepala Rumah Sakit berdasarkan masukan dari sub komite kredensial
c) Sub komite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf medis yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis.
V. Rekomendasi
a) Kewenangan klinis di lanjutkan b) Kewenangan klinis di tambah c) Kewenangan klinis di kurangi d) Kewenangan klinis di bekukan e) Kewenangan klinis di ubah f) Kewenangan klinis di akhiri
VI. Akhir Kewenangan Klinis
a) Kewenangan klinis berakhir bila surat penugasan klinis habis masa berlakunya atau dicabut oleh Kepala Rumah Sakit
b) Masa berlakunya kewenangan klinis selama 3 (tiga) tahun/sesuai ketentuan rumah sakit.
c) Dengan dibekukan atau diakhirinya penugasan klinis (clinical appointment) seorang staf medis tidak berwenang lagi melakukan pelayanan medis di rumah sakit.
D. SUB KOMITE MUTU PROFESI
TUJUAN
1) memberikan perlindungan terhadap pasien oleh staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan profesional.
2) memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memelihara kompetensi dan kewenangan klinis
3) mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan
4) memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis
KONSEP
1) Memantau Kualitas : morning report, kasus sulit, kasus kematian, audit medis, journal reading.
2) Tindak lanjut : pelatihan singkat (short course) aktivitas pendidikan berkelanjutan, pendidikan kewenangan tambahan
3) Kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan (ongoing professional practice evaluation), maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional practice evaluation).
I. Uraian Tugas
a) Memfasilitasi pelaksanaan audit medis
b) Merekomendasikan pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis
c) Merekomendasikan kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit
d) Melakukan proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.
II. Tanggung Jawab
a) Terselenggaranya semua kegiatan dalam ranga menjaga dan meningkatkan mutu profesi
b) mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis yang melakukan pelayanan di Rumah Sakit
III. Wewenang
a) Menetapkan audit kasus dan/ atau audit medis b) Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis
c) Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan d) Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring)
IV. Persyaratan Jabatan Subkomite Mutu Profesi
1. Staf medis purna waktu yang dipilih atas usulan Ketua Komite Medis.
2. Seorang staf medis yang bersikap professional dan memiliki reputasi serta perilaku yang baik.
3. Berpengetahuan luas dan selalu bersedia meningkatkan pengetahuan di bidang mutu pelayanan dan audit medis.
V. Audit medis
Audit medis dilaksanakan sebagai implementasi fungsi manajemen klinis dalam rangka penerapan tata kelola klinis yang baik di rumah sakit, tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya kesalahan seorang staf medis. Dalam hal terdapat laporan kejadian dgn kelalaian seorang staf medis, mekanisme yang digunakan adalah mekanisme disiplin profesi, mekanisme audit medis dilakukan mengedepankan respek terhadap semua staf medis (no blaming culture), tidak menyebutkan nama (no naming), tidak mempersalahkan (no blaming) dan tidak mempermalukan (no shaming).
Audit medis merupakan kegiatan evaluasi profesi secara sistemik yang melibatkan mitra bestari terdiri dari kegiatan peer-review, surveillance, assessment terhadap pelayanan medis di rumah sakit. Kegiatan yang berbentuk siklus sebagai upaya perbaikan yang terus menerus sebagaimana tercantum di bawah ini:
1. Memilih topik 2. Menetapkan standar 3. Mengamati praktek
4. Membandingkan dengan standar 5. Menerapkan perbaikan
VI. Pelaksanaan Audit Medis
a) Sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-masing staf medis pemberi pelayanan di rumah sakit.
b) Sebagai dasar untuk pemberian kewenanangan klinis sesuai kompetensi yang dimiliki.
c) Sebagai dasar bagi komite medis dalam merekomendasikan pencabutan/
penangguhan kewenangan klinis
d) Sebagai dasar bagi komite medis dalam merekomendasikan perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf medis.
VII.Langkah-langkah pelaksanaan Audit Medis 1. Pemilihan topik yang akan dilakukan audit
Penanggulangan penyakit tertentu (thypus abdominalis), penggunaan obat tertentu, tentang prosedur atau tindakan tertentu, tentang infeksi nosokomia, tentang kematian.
Contoh: thypus abdominalis dengan angka kematian cukup tinggi dan angka seksio sesaria yang cukup tinggi di rumah sakit yang melebihi dari angka nasional.
2. Penetapan Standar dan Kriteria
Yang dipilih thypus abdominalis perlu ditetapkan prosedur pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan thypus abdominalis. Ada 2 level standar dan kriteria yaitu must do merupakan absolut minimum kriteria dan should do yang merupakan tambahan kriteria.
3. Penetapan Jumlah Kasus/Sampel Yg Akan Diaudit
Menetapkan kasus thypus abdominalis yang akan diaudit dalam kurun waktu tertentu, misal : bulan Januari - Maret, selama 3 bulan tersebut ada 200 kasus maka 200 kasus tersebut yang akan dilakukan audit
4. Membandingkan Standar Kriteria Dengan Pelaksanaan Pelayanan
Pelaksana audit medis mempelajari rekam medis untuk mengetahui apakah kriteria/
standar dan prosedur yang telah ditetapkan tadi telah dilaksanakan/telah dicapai dalam masalah/ kasus-kasus yang dipelajari.
Misalnya: dari 200 kasus ada 20 kasus yang tidak memenuhi kriteria/standar maka 20 kasus tersebut agar dipisahkan dan dikumpulkan.
5. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan criteria
6. Menyerahkan ke 20 kasus tersebut pada mitra bestari (peer group) untuk dinilai lebih lanjut. dianalisis dan didiskusikan apa kemungkinan penyebabnya, mengapa terjadi ketidaksesuaian dengan standar.
hasilnya: 15 kasus yang penyimpangannya terhadap standar adalah "acceptable"
karena komplikasi yang tak diduga sebelumnya. Kelompok ini disebut deviasi.
Sisanya yang 5 kasus adalah deviasi yang "unacceptable" dikatakan sebagai
"defisiensi"
7. Rencana Reaudit
mempelajari lagi topik yang sama di waktu kemudian, misalnya 6 bulan kemudian.
VIII. Merekomendasikan Pendidikan Berkelanjutan Bagi Staf Medis a. Sub komite mutu profesi menentukan pertemuan-pertemuan ilmiah
b. Pertemuan tersebut dapat pula berupa pembahasan kasus. kasus kematian, kasus sulit, maupun kasus langka
c. Setiap kali pertemuan ilmiah harus disertai notulen, kesimpulan dan daftar hadir peserta
d. Notulensi beserta daftar hadir menjadi dokumen/arsip dari subkomite mutu profesi e. Sub komite mutu profsi bersama-sama dengan kelompok staf medis menentukan
kegiatan-kegiatan ilmiah
f. Setiap kelompok staf medis wajib menentukan minimal 1 (satu) kegiatan ilmiah g. Subkomite mutu profesi bersama dengan bagian pendidikan dan penelitian rumah
sakit memfasilitasi kegiatan tersebut dengan mengusahakan satuan angka kredit ikatan profesi
h. Subkomite mutu profesi menentukan kegiatan-kegiatan ilmiah
i. Subkomite mutu profesi memberikan persetujuan terhadap permintaan staf medis sebagai masukan kepada Direksi
IX. Memfasilitasi Proses Pendampingan
a. Subkomite mutu profesi menentukan nama staf medis yang akan mendampingi staf medis
b. Komite medis berkoordinasi dengan kepala rumah sakit untuk memfasilitasi semua sumber daya yang dibutuhkan untuk proses pendampingan.
E. SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
TUJUAN
a) melindungi pasien dari pelayanan yang tidak memenuhi syarat dan tidak layak b) memelihara dan meningkatkan mutu profesional
KONSEP
Upaya peningkatan profesionalisme a) Melaksanakan program pembinaan b) Upaya pendisiplinan
I. Uraian Tugas
a) Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran
b) Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
c) Merekomendasi pendisiplinan pelaku pelanggaran disiplin dan etik di rumah sakit d) Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medis pasien.
II. Tanggung Jawab
Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
III. Wewenang
a) Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin
b) Memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan pasien
IV. Persyaratan Jabatan Subkomite Etika Dan Disiplin Profesi
1. Staf medis purna waktu yang dipilih atas usulan Ketua Komite Medis.
2. Seorang staf medis yang bersikap professional dan memiliki reputasi serta perilaku yang baik.
3. Berpengetahuan luas dan selalu bersedia meningkatkan pengetahuan di bidang Etika dan disiplin medis.
Pengaturan Dan Penerapan Penegakan Disiplin Profesi Bukanlah Sebuah Penegakan Disiplin Kepegawaian
Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi mempunyai landasan : 1. Peraturan internal rumah saakit
2. Peraturan internal staf medis.
3. Etik rumah sakit 4. Norma etika medis
Tolak Ukur
1. Pedoman pelayanan di rumah sakit.
2. Prosedur kerja.
3. Daftar kewenangan klinik
4. Pedoman syarat-syarat kualifikasi (white paper) 5. Kode etik kedokteran
6. Paduan praktik klinis (PPK)
Mekanisme Kerja
1. Kebijakan Direktur/Kepala Rumah Sakit 2. Prosedur
3. Sumber Daya Manusia Yang Dibutuhkan
Penegakan Disiplin Profesi Dilakukan panel:
a) Terdiri 3 orang/ganjil
b) Satu orang dari sub komite etika dan displin profesi ilmu yang berbeda dari yang diperiksa
c) Dua orang staf medis yang ilmu sama
Upaya Pendisiplinan 1. Sumber laporan
PERORANGAN
a) Manejemen rumah saakit b) Staf medis
c) Tenaga kesehatan lain d) Pasien atau keluarga pasien NON PERORANGAN
a) Konferensi kematian b) Konferensi klinik 2. Dasar dugaan pelanggaran
Hal yang menyangkut antara lain : a) Kompetensi klinik
b) Penataan kasus medis c) Pelanggaran disiplin profesi
d) Penggunaan obat/alat yang tidak sesuai standar pelayanan e) Ketidak mampuan bekerja sama dengan staf medis lain.
3. Pemeriksaan
a) Panel pendisiplinan profesi b) Proses pembuktian
c) Dicatat oleh petugas komite medis d) Dapat menggunakan keterangan ahli e) Bersifat rahasia.
4. Keputusan
a) Berdasarkan suara terbanyak.menentukan ada atau tidaknya pelanggaran disiplin b) Bersipat final dilaporkan ke kepala rumah sakit melalui komite medis
5. Tindakan Pendisplinan a) Peringatan tertulis
b) Reduksi kewenangan klinik c) Dibawah supervisi
d) Pencabutan kewenangan klinik 6. Pelaksanaan Keputusan
a) Diserahkan oleh komite medis ke direktur b) Direktur melakukan eksekusi
7. Pembinaan a) Ceramah b) Diskusi
c) Simposium d) Lokakarya
BAB V
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI JUMLAH KEBUTUHAN
Ketua Komite Medis Dokter - 1
Sekretaris Komite Medis Dokter - 1
Ketua Sub Komite Kredensial Dokter Pelatihan
Kredensial 1
Ketua Sub Komite Mutu
Profesi Dokter Pelatihan Mutu
dan Audit Medis 1 Ketua Subkomite Etika dan
Disiplin Profesi Dokter - 1
BAB VI
KEGIATAN ORIENTASI Tidak ada kegiatan orientasi di Komite Medis.