• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemaknaan dalam Video “Takotak Miskumis” Karya Cameo Project (Analisis Semiotika terhadap Video “Takotak Miskumis” Karya Cameo Project)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemaknaan dalam Video “Takotak Miskumis” Karya Cameo Project (Analisis Semiotika terhadap Video “Takotak Miskumis” Karya Cameo Project)"

Copied!
273
0
0

Teks penuh

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Sarjana (S1) pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas. Telah berhasil dipertahankan di hadapan Majelis Penguji dan diterima sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sumatera Utara (USU).

Ta Kotak Miskumis adalah video karya Cameo Project, sekelompok pecinta fotografi dan sinematografi yang berbasis di Jakarta. Sesuai dengan rumusan masalah yaitu “apa makna dan mitos apa saja yang dapat terungkap dari video Ta Kotak Miskumis”, terungkap bahwa Cameo Project memihak Joko Widodo dan menggambarkannya sebagai calon yang bijak dan layak. dipilih. Disertasi ini menggali makna sosok Joko Widodo dan Fauzi Bowo dalam video Komunikasi Miskumis.

Takotak Miskumis is made by Cameo Project, a group based in Jakarta, formed by photography and cinematography enthusiasts. In line with designated inquiry, namely "how does meaning-making work and what kind of myths are revealed in Takotak Miskumis video?".

PENDAHULUAN

  • Konteks Masalah
  • Fokus Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Martin, salah satu talent dalam video "Jokowi dan Basuki" dan "Ta Kotak Miskumis", menambahkan, proyek Cameo bertujuan untuk "mendukung pilkada". Ketiga, “Ta Kotak Miskumis” mengangkat isu pilkada yang nyata, penting dan menarik bagi masyarakat Jakarta saat itu. Keempat, "Ta Kotak Miskumis" didahului dengan video parodi yang berhasil membangkitkan antusiasme masyarakat terhadap Pilkada DKI Jakarta.

Hal ini tentunya akan meningkatkan kewaspadaan terhadap video "Ta Kotak Miskumis" itu sendiri, khususnya menjelang putaran kedua Pilkada DKI di Jakarta. Cameo Project mengumpulkan penggalan demi penggalan isu dan berita seputar Jokowi-Basuki dan Foke-Nara ke dalam rangkaian cerita dalam bentuk video. Mitos apa yang bisa terungkap dari makna tanda-tanda di video Cameo Project Ta Kotak Miskumis?”

Memahami dan menganalisis konstruksi makna untuk menemukan pesan dalam video “Ta Kotak Miskumis” karya Cameo project di YouTube. Ta Kotak Miskumis', sehingga isi dapat dimaknai tidak hanya dari isi pesan yang tampak (manifest content) tetapi juga dari isi pesan yang tersembunyi (latent content).

KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

Perspektif/Paradigma Kajian

Kita tidak bisa secara transparan melihat “apa yang ada di luar sana” atau “apa yang ada di sini” tanpa dimediasi oleh teori, kerangka konseptual, atau bahasa yang diterima secara sosial. Alam semesta yang ada di hadapan kita bukanlah sesuatu yang ditemukan, melainkan selalu dimediasi oleh paradigma, kerangka konseptual, dan bahasa yang digunakan. Individu tidak dianggap sebagai subjek netral yang dapat dengan leluasa menafsirkan menurut pendapatnya sendiri, karena dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat.

Istilah konstruktivis kritis pertama kali digunakan pada tahun 1960an dalam bidang pendidikan dan kemudian dalam bidang psikologi (LittleJohn & Foss. Keduanya sependapat dengan pendekatan konstruktivis kritis terhadap pendidikan yang dikembangkan oleh aliran berpikir kritis untuk perubahan dan fokus pada gagasan ​​konstruksi untuk menjelaskan proses pemahaman.Dari sudut pandang mereka, konstruktivisme kritis mengacu pada integrasi teori konstruksi sosial realitas, yang diusulkan dalam tradisi sosiologi ilmu pengetahuan dan teknologi, dan teori kritis, yaitu kontribusi para filsuf Jerman, Herbert Marcuse dan Jurgen Habermas (LittleJohn & Foss.

Menurut Feenberg, pendekatan konstruktivis kritis mengkritik pandangan deterministik, yang menyatakan bahwa teknologi membentuk masyarakat dengan sendirinya, tidak bergantung pada peristiwa politik dan budaya yang lebih besar. Oleh karena itu, pilihan teknologi dipengaruhi oleh tatanan kekuasaan dalam masyarakat (LittleJohn & Foss.

Kajian Pustaka

  • Semiotika
    • Semiotika Komunikasi Visual
    • Semiotika Roland Barthes

Oleh karena itu, pilihan teknologi dipengaruhi oleh pengaturan kekuasaan di masyarakat (LittleJohn & Foss, 2009:216). Semiotika komunikasi lebih menekankan aspek produksi tanda dalam berbagai rantai komunikasi, saluran dan media daripada sistem tanda. Dalam semiotika komunikasi, tanda-tanda ditempatkan dalam rantai komunikasi sehingga mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pesan.

Dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda dan tanda, namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun dari rangkaian makna yang telah ada sebelumnya, atau dengan kata lain mitos juga merupakan sistem penanda tingkat kedua. Barthes memadatkan ideologi dengan mitos karena hubungan antara penanda konotatif dan petanda konotatif baik dalam mitos maupun ideologi muncul secara termotivasi (Budiman, 2001: 28). Seperti Marx, Barthes juga memahami ideologi sebagai kesadaran palsu yang membuat manusia hidup dalam dunia khayalan dan ideal, padahal kenyataan hidup mereka tidak seperti itu.

Bagi Roland Barthes, di dalam teks terdapat lima kode utama (five main code), yang di dalamnya terdapat penanda tekstual (lexia). Dalam narasinya, terdapat kesinambungan antara kemunculan suatu peristiwa misterius dan penyelesaiannya dalam cerita.

Penanda dan Petanda

Ia melihat bahwa konotasi kata atau frasa tertentu dalam teks dapat dikelompokkan dengan konotasi kata atau frasa serupa. Menurut Sausurre, setiap tanda linguistik sebenarnya memadukan suatu konsep dan gambaran bunyi, dan tidak mengatakan apa pun dengan nama.

Denotasi dan Konotasi

Bunyi yang keluar dari suatu kata yang diucapkan merupakan penanda, sedangkan konsep merupakan penanda. Sedangkan menurut Kridalaksana, denotasi adalah makna suatu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada sebutan yang lugas terhadap sesuatu. Makna konotatif adalah makna denotatif ditambah seluruh gambaran, kenangan dan perasaan yang ditimbulkan oleh kata tersebut.

Denotasi adalah hubungan yang digunakan pada tingkat pertama dalam suatu kata yang secara bebas mempunyai peranan penting dalam tuturan. Harimurti Kridalaksana mengartikan denotasi sebagai “makna suatu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada sebutan langsung terhadap sesuatu di luar bahasa atau berdasarkan konvensi tertentu; bersifat objektif”. 34; aspek makna suatu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada perasaan atau pikiran yang timbul atau timbul pada diri penutur (penulis) dan pendengar (pembaca)”.

Makna konotatif terjadi antara lain karena penutur ingin membangkitkan perasaan setuju-tidak setuju, puas-tidak puas, dan sebagainya pada pihak pendengar; sebaliknya, kata-kata yang dipilih menunjukkan bahwa penuturnya juga memendam perasaan yang sama (Sobur. Yang dimaksud dengan lingkungan tekstual adalah semua kata dalam paragraf dan karangan yang menentukan makna konotatif.

Paradigmatik dan Sintagmatik

Makna konotatif suatu kata dipengaruhi dan ditentukan oleh dua lingkungan, yaitu lingkungan tekstual dan lingkungan budaya (Sumardjo & Saini. Pengaruh lingkungan budaya menjadi jelas jika kata-kata tertentu ditempatkan pada lingkungan budaya yang berbeda (Sobur. Dalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya, denotasi adalah tingkat pertama dari sistem semantik, dan konotasi adalah tingkat lainnya.

Sebagai reaksi paling ekstrem terhadap literalitas denotasi yang menindas, Barthes berusaha menyingkirkan dan menolaknya. Dalam suatu bahasa, kita harus mengikuti kaidah bahasa (tata bahasa, sintaksis) jika ingin menciptakan ekspresi yang bermakna. Menurut Saussure, kaidah bahasa yang pertama adalah hanya ada asas perbedaan dalam bahasa.

Dengan demikian, yang pertama kali dilihat dalam strukturalisme linguistik adalah hubungan, bukan sifat tanda itu sendiri. Menurut Sausurre, perbedaan bahasa hanya mungkin terjadi melalui bekerjanya dua sumbu bahasa yang disebutnya sumbu paradigma dan sumbu sintagma.

Mitos

  • Video
    • Teknik dalam Pengambilan Gambar
  • Model Teoritik
  • Metode Penelitian
  • Objek Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Kerangka Analisis
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
    • Analisis Leksia
    • Kode Pembacaan
  • Hasil
    • Analisis Scene 1

Kerangka analisis Roland Barthes mempunyai dua kriteria, yaitu dua tatanan makna dan lima kode bacaan. Dalam penelitian ini “pembacaan” video “Ta Kotak Miskumis” akan dihubungkan oleh peneliti dengan konteks sosial, seperti konteks sosial bahasa verbal dan visual. Adegan demi adegan secara bergantian menampilkan empat anggota Cameo Project yang mengenakan kemeja kotak-kotak dan berkumis.

Artinya, video Ta Kotak Miskumis menyoroti dua calon gubernur yang menggunakan dua atribut tersebut, yakni Joko Widodo dan Fauzi Bowo. Misalnya: Empat talent video utama Ta Kotak Miskumis yang juga tergabung dalam Cameo Project terus-menerus memperlihatkan atau menyentuh kemeja kotak-kotaknya saat lirik. Dalam bab ini peneliti memaparkan kronologi data penelitian yang terdiri dari proses analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan judul “Makna dalam Video Ta Kotak Miskumis Proyek Cameo (Analisis Semiotika Pesan Video Proyek Cameo Ta Kotak Miskumis)".

Secara khusus, video ini dianalisis menggunakan sistem signifikansi dua tahap dan lima kode pembacaan Roland Barthes. Setelah sukses dengan video ini, Cameo Project kembali meluncurkan video Pilkada lainnya yaitu Ta Kotak Miskumis.

Tabel 2.1  (sambungan)
Tabel 2.1 (sambungan)

Analisis Leksia

Lima Kode Pembacaan

  • Kode Hermeneutika
  • Kode Proaretik
  • Kode Simbolik
  • Kode Kultural
  • Kode Semik
    • Analisis Scene 2
    • Analisis Scene 3
    • Analisis Scene 4
    • Analisis Scene 8
    • Analisis Scene 9
    • Analisis Scene 10
    • Analisis Scene 11
    • Analisis Scene 12
    • Analisis Scene 13
    • Analisis Scene 14
    • Analisis Scene 15
    • Analisis Scene 22
    • Analisis Scene 23
    • Analisis Scene 25
    • Analisis Scene 26
    • Analisis Scene 27
    • Analisis Scene 32

Melalui teks “Saya Tak Mau Salah Pilih”, Yosi yang mewakili masyarakat Jakarta memutuskan ingin memilih pemimpin yang tepat. Mengapa dia menyanyikan “Kamu harus menunggu lima tahun lagi?” Kenapa dia mengangkat kedua tangannya? Penonton juga disuguhi lirik “Foke of Jokowi” yang dinyanyikan kedua pria dalam shot ini.

Benda yang dimaksud dalam teks “takpla kotak-kotak” adalah kemeja kotak-kotak yang dikenakan oleh empat orang tersebut. Lirik "jangan jadi petinju" mengacu pada kebiasaan buruk calon pemimpin yang sebaiknya dihindari. Lirik "Isu SARA Jadi Senjata" dilantunkan Yosi dan kelima rekannya sambil mengenakan pakaian kotak-kotak dan kumis palsu.

Ada dua jurus penting yang menyertai teks “katanya, pilihlah dari iman” yang ditampilkan Yosi dalam klip ini. Teks “katanya pilihlah keyakinanmu” merupakan penjelasan lebih lanjut dari Project Cameo mengenai masalah SARA yang telah disebutkan sebelumnya. Kesimpulannya, teks "dia bilang kamu memilih dari iman" mengungkap edisi SARA yang beredar mengajak masyarakat Jakarta untuk memilih Fauzi Bowa dibandingkan Joko Widodo.

Teks “di tahun enam puluhan tidak menjadi masalah” merupakan penjabaran lebih lanjut dari persoalan SARA yang menimpa pasangan Jokowi-Ahok yang menekankan hal tersebut. Bahasa gaul, seperti yang terlihat pada teks “jadi demi cintaku demi Jakarta” merupakan simbol modernitas penduduk kota. Melalui teks “jadi demi cintaku untuk Jakarta”, Cameo Project ingin menyampaikan bahwa partisipasi politik warga Jakarta dalam Pilkada merupakan salah satu bukti kecintaan mereka terhadap kotanya.

Tulisan “kita pilih” mengacu pada tingginya angka golput (kelompok kulit putih) pada Pilkada tahap pertama DKI Jakarta, yakni 37,05 persen. Lirik "pilihlah pemimpin yang bijaksana" merupakan saran dan panduan dari Cameo Project kepada penonton. Kenapa ketika sampai pada teks "jangan jadi petinju", ekspresi dan bahasa tubuh keempatnya menjadi lebih ekspresif.

Gambar

Tabel 2.1  (sambungan)

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi pupuk organik cair POMI memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada semua umur pengamatan, jumlah polong berisi, berat polong segar,