• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA

B. Lima Kode Pembacaan

5. Kode Semik

4.1.9 Analisis Scene 12

Gambar 4.9

A. Analisis Leksia

Seorang lelaki berkacamata, berkaus ungu dan bercelana krem kaget mendapati Yosi Mokalu keluar dari kotak suara yang sudah ditempeli label

Komisi Pemilihan Umum. Yosi mengenakan topi fedora abu-abu, kacamata hitam, jam di pergelangan tangan kiri, dan kemeja hitam yang digulung sebatas siku. Dia mengucapkan “Oh My God”.

Shot ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot. Angle yang digunakan adalah eye level angle. Fokus scene termasuk dalam selective focus, yang bekerja dengan mengaburkan latar belakang dan fokus pada Yosi serta lelaki berkaus ungu tersebut. Segi pencahayaan tergolong dalam kategori high key yang bernuansa riang dan cerah. Warna yang digunakan adalah kategori warm yang berkesan riang.

B. Lima Kode Pembacaan

1. Kode Hermeneutika

Mengapa Yosi mendadak keluar dari kotak suara? Mengapa dia mengucapkan "Oh My God"? Mengapa lelaki gemuk berkacamata di sebelahnya ternganga? Mengapa Yosi mengenakan topi fedora abu-abu, kacamata hitam, jam di pergelangan tangan kiri, dan kemeja hitam yang digulung sebatas siku?

2. Kode Proaretik

Sebelumnya, penonton telah diberi gambaran tentang setting, kegiatan, serta sosok-sosok sentral di dalam video ini. Pada scene inilah, rangkaian narasi besar tentang ‘realitas’ bentukan yang ada di dalam video ini dimulai.

Kemunculan dadakan Yosi dari kotak suara merupakan poin kejutan yang menyegarkan suasana. “Oh My God” berarti “Ya Tuhan”. Kalimat bahasa Inggris ini lazim diucapkan jika menemukan sesuatu yang mengejutkan.

3. Kode Simbolik

Kemunculan Yosi dari kotak suara menyimbolkan statusnya sebagai perwakilan suara rakyat. Statusnya sebagai figur publik tanah air membuat kemunculannya menjadi istimewa. Ini berarti, peristiwa mengejutkan yang dimaksud Yosi memiliki arti penting, sehingga seorang figur publik turun tangan mengkampanyekannya.

Teknik pengambilan gambar medium shot menciptakan kesan hubungan personal dengan penonton. Eye level angle menciptakan kesan kesetaraan antara pemain dan penonton. Selective focus meminta perhatian penonton tertuju pada satu objek tertentu, yaitu sosok Yosi. Pencahayaan high key menciptakan nuansa yang riang dan cerah. Pewarnaan yang hangat memberi kesan optimis serta penuh semangat.

4. Kode Kultural

Di tengah serbuan globalisasi dan meningkatnya modernitas masyarakat Jakarta, penggunaan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari sudah dipandang biasa.

5. Kode Semik

Lirik “Oh My God” bermaksud menyampaikan suatu peristiwa yang mengejutkan. Meskipun penonton belum diberi tahu apa persisnya peristiwa tersebut, namun kemunculan Yosi yang berstatus sebagai figur publik sekaligus pemeran utama menandakan bahwa peristiwa dimaksud terbilang signifikan.

Gambar 4.10

A. Analisis Leksia

Kamera menyorot lebih dekat wajah Yosi Mokalu dan lelaki berkacamata dan berbaju ungu. Lelaki itu masih ternganga. Sementara itu, Yosi menatapnya sambil menyanyikan lirik “OMG”—singkatan dari “Oh My God”.

Scene ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot. Angle yang digunakan adalah eye level angle. Fokus scene termasuk dalam selective focus, yang bekerja dengan mengaburkan latar belakang dan fokus pada Yosi serta lelaki berkaus ungu tersebut. Segi pencahayaan tergolong dalam kategori high key yang bernuansa riang dan cerah. Warna yang digunakan adalah kategori warm yang berkesan riang.

B. Lima Kode Pembacaan

1. Kode Hermeneutika

Mengapa kamera menyorot ekspresi Yosi dan lelaki berkacamata secara lebih dekat? Mengapa lelaki itu masih ternganga? Mengapa dia mengucapkan kata

“OMG”?

2. Kode Proaretik

Sebelumnya kita sudah melihat potongan-potongan gambar yang memberikan gambaran tentang lokasi, kegiatan, dan setting waktu video ini. Pada shot kali inilah, rangkaian narasi besar tentang 'realitas' yang ada di dalam video dimulai. Narasi besar itu terbagi menjadi beberapa scene yang ditampilkan sepanjang video. Shot kali ini adalah bagian pertama dari narasi besar tersebut.

Ekspresi Yosi dan lelaki berkacamata disorot lebih dekat untuk menampakkan detil emosi keduanya kepada penonton. Lelaki itu masih terkejut, itulah mengapa mulutnya tetap ternganga. Adapun kata “OMG” yang diucapkan Yosi merupakan akronim dari ekspresi “Oh My God” yang diucapkan di shot sebelumnya.

Scene ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot. Angle yang digunakan adalah eye level angle. Fokus scene termasuk dalam selective focus, yang bekerja dengan mengaburkan latar belakang dan fokus pada Yosi serta lelaki berkaus ungu tersebut. Segi pencahayaan tergolong dalam kategori high key

yang bernuansa riang dan cerah. Warna yang digunakan adalah kategori warm yang berkesan riang.

3. Kode Simbolik

Bangkitnya Yosi dari kotak suara melambangkan keinginannya untuk menjelaskan duduk perkara. Perkara yang dimaksud adalah peristiwa apa yang membuatnya sampai mengucapkan “OMG”.

4. Kode Kultural

Ucapan “OMG” menandakan budaya urban dan modern. Istilah asing ini menunjukkan bahwa difusi bahasa Inggris sudah terjadi dalam kehidupan sehari- hari. “OMG” juga merupakan ekspresi yang sering digunakan dalam leksikal bahasa gaul.

5. Kode Semik

Bangkitnya Yosi dari kotak suara bermakna bahwa peristiwa mengejutkan ini patut mendapat perhatian dari warga Jakarta.

Gambar 4.11

A. Analisis Leksia

Yosi yang tadinya berjongkok di kotak suara kini bangkit. Di belakangnya, seorang wanita Tionghoa berambut pendek dan berkacamata tampak kebingungan. Yosi mengenakan kaus bertuliskan “Coca Cola” di balik jaketnya.

Yosi lalu menepuk-nepuk bagian depan kaos dan jaket yang dipakainya dengan kedua tangannya, seperti sedang membersihkan debu yang menempel di pakaiannya.

Scene ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot. Angle yang digunakan adalah eye level angle. Fokus scene termasuk dalam selective focus, yang bekerja dengan mengaburkan latar belakang. Segi pencahayaan tergolong dalam kategori high key yang bernuansa riang dan cerah. Warna yang digunakan adalah kategori warm yang berkesan riang.

B. Lima Kode Pembacaan

1. Kode Hermeneutika

Mengapa Yosi yang tadinya berjongkok kini bangkit? Mengapa perempuan Tionghoa di belakangnya tampak kebingungan? Mengapa perempuan Tionghoa itu berambut pendek dan berkacamata? Mengapa Yosi mengenakan kaus bertuliskan “Coca Cola”? Mengapa Yosi menepuk-nepuk bagian depan kaos dan jaket yang dipakainya dengan kedua tangannya? Mengapa dia tampak seperti sedang membersihkan debu yang menempel di pakaiannya?

2. Kode Proaretik

Yosi bangkit untuk memulai aksinya. Perempuan Tionghoa di belakangnya bingung karena tidak tahu apa yang akan Yosi lakukan setelah keluar dari kotak suara. Penampilan perempuan Tionghoa itu mengesankan pribadi yang sederhana dan praktis, dilihat dari kacamata dan potongan rambut pendeknya. Kaus bertuliskan “Coca Cola” menunjukkan bahwa Yosi adalah pengikut budaya populer. Coca Cola adalah salah satu minuman bersoda terpopuler di dunia.

Merek ini sering dikaitkan dengan kaum muda karena peminumnya sebagian besar berusia belasan hingga pertengahan dua puluhan. Yosi menepuk-nepuk

bagian depan kaus dan jaket yang dipakainya sebagai caranya memperbaiki penampilan.

3. Kode Simbolik

Tindakan Yosi menyorongkan pipi si lelaki mencerminkan keputusannya untuk menolak pilihan yang salah. Coca Cola adalah simbol dari budaya populer dan dinamika kaum muda.

4. Kode Kultural

Pada lirik “gue gak mau salah pilih” penonton menjumpai kata ganti orang pertama “gue”. Kata ini berarti aku dalam bahasa Betawi. Suku Betawi adalah suku asli provinsi DKI Jakarta. Kata “gue” bersifat informal dan pengggunaannya sering dijumpai dalam pembicarakan yang kasual.

5. Kode Semik

Warga Jakarta memiliki dua pilihan yang tersisa. Fauzi Bowo atau Joko Widodo. Lewat lirik “gue gak mau salah pilih”, Yosi mewakili penduduk Jakarta, memutuskan bahwa dia ingin memilih pemimpin yang benar.

Gambar 4.12

A. Analisis Leksia

Yosi merenggangkan badannya. Dia menyanyikan “nanti harus nunggu lima tahun lagi”. Kedua tangannya terangkat ke atas. Kedua telapak tangannya mengepal. Yosi menurunkan kedua tangannya ke sisi badan. Tangan kanannya memegang bagian depan kotak suara, bersiap untuk keluar dari kotak tersebut. Di sisi perempuan berkacamata, seorang lelaki melongo melihat tingkah Yosi. Lelaki itu berambut pendek, bertubuh gemuk, dan berbaju kotak-kotak.

Shot ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium shot. Angle yang digunakan adalah eye level angle. Fokus scene termasuk dalam selective focus, yang bekerja dengan mengaburkan latar belakang. Segi pencahayaan tergolong dalam kategori high key yang bernuansa riang dan cerah. Warna yang digunakan adalah kategori warm yang berkesan riang.

B. Lima Kode Pembacaan

1. Kode Hermeneutika

Mengapa Yosi merenggangkan badannya? Mengapa dia menyanyikan “nanti harus nunggu lima tahun lagi?” Mengapa dia mengangkat kedua tangannya ke atas? Mengapa kedua telapak tangannya terkepal? Mengapa Yosi kemudian menurunkan kedua tangannya ke sisi badan? Mengapa tangan kanannya memegang bagian depan kotak suara? Mengapa Yosi tampak hendak keluar dari kotak tersebut? Mengapa lelaki di sebelah perempuan berkacamata melongo melihat tingkah Yosi? Mengapa ekspresinya seolah penasaran? Mengapa lelaki itu memakai baju kotak-kotak?

2. Kode Proaretik

Yosi merenggangkan badannya untuk melenyapkan rasa kaku dan pegal yang dirasakannya selama berada di kotak suara. Kedua tangannya yang diangkat ke atas adalah caranya merenggangkan otot-otot pundak dan bahu. Tangan yang terkepal menandakan kekuatan dan kesiapan. Yosi menurunkan kedua tangannya ke sisi badan setelah dia selesai merenggangkan badan. Tangan kanannya yang memegang bagian depan kotak suara mengisyaratkan bahwa dia berbicara atas

nama rakyat. Dia hendak keluar dari kotak tersebut untuk menyuarakan aspirasinya terhadap Pilkada.

Lelaki yang ada di dekatnya melongo karena heran melihat tingkah Yosi yang unik. Ekspresinya yang penasaran melukiskan rasa ingin tahu. Baju kotak-kotak yang dipakainya menunjukkan kemungkinan bahwa dia mendukung kandidat gubernur beratribut kemeja kotak-kotak.

3. Kode Simbolik

“Nanti harus nunggu lima tahun lagi” merupakan kalimat sindiran, sekaligus informasi konsekuensi yang harus diterima warga Jakarta seandainya mereka tidak memilih gubernur yang layak.

4. Kode Kultural

Pemilihan gubernur sebagai kepala pemerintahan di tingkat provinsi dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat yang berada dalam provinsinya, gubernur haruslah berdedikasi dalam mengusahakan kemakmuran rakyatnya.

5. Kode Semik

Implikasi dari “nanti harus nuggu lima tahun lagi” adalah bila ternyata gubernur pilihan warga Jakarta tidak cakap memimpin, kesejahteraan rakyat akan terancam selama periode lima tahun ke depan, sementara rakyat tidak seharusnya berada dalam keadaan demikian. Bagaimana pun juga, kebanggaan seorang pemimpin dilihat dari sejauh mana dia mampu melayani rakyat.

Gambar 4.13

Gambar 4.14

A. Analisis Leksia

Yosi keluar dari kotak suara sambil bernyanyi “makanya gue harus hati-hati”.

Dia mengenakan jam tangan dan gelang tumpuk di tangan kiri. Yosi lalu keluar dari kotak suara. Dia lalu memiringkan tubuhnya ke kiri. Seorang lelaki botak menahannya sebelum ia jatuh. Lelaki itu berkulit cokelat. Dia mengenakan kaus abu-abu, jam tangan, dan celana jeans. Bagian atas celana jeans tampak agak

berbentuk, kemungkinan diisi dompet atau telepon genggam. Lelaki gemuk berkacamata yang sempat menatap heran Yosi di frame sebelumnya, rupanya sedang ada di posisi setengah membungkuk. Kedua tangannya bertumpu di lutut.

Di belakang mereka, berdiri dua orang: perempuan berambut pendek, mengenakan baju kuning tua dan celana cokelat; seorang lelaki berambut pendek, berkemeja dengan celana jeans pendek, serta sepatu kets putih bertali hitam.

Shot ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium long shot. Angle yang digunakan adalah eye level angle. Fokus scene termasuk dalam selective focus, yang bekerja dengan mengaburkan latar belakang. Segi pencahayaan tergolong dalam kategori high key yang bernuansa riang dan cerah. Warna yang digunakan adalah kategori warm yang berkesan riang.

B. Lima Kode Pembacaan

1. Kode Hermeneutika

Mengapa perempuan berkacamata itu memasang muka masam saat Yosi keluar dari kotak suara? Mengapa Yosi berkata "makanya gue harus hati-hati"

sambil melangkahkan satu kakinya keluar? Mengapa Yosi mendadak menjatuhkan tubuhnya ke arah lelaki botak berkaus hijau lumut? Mengapa lelaki tersebut segera menopang tubuh Yosi? Mengapa dia mengenakan kaus abu-abu, jam tangan, dan celana jeans? Mengapa lelaki tembam dengan baju ungu mendongak heran ke arah Yosi? Mengapa dia melakukannya sambil membungkukkan badan?

2. Kode Proaretik

Muka masam si perempuan berkacamata saat Yosi keluar dari kotak suara menandakan bahwa dia masih belum memahami apa tujuan Yosi sebenarnya.

Langkah satu kaki Yosi saat hendak keluar dari kotak suara bersinergi dengan lirik “makanya gue harus hati-hati”. Jatuhnya tubuh Yosi ke arah lelaki botak berkaus hijau lumut menandakan kurangnya energi. Lelaki itu segera menopang tubuh Yosi agar dia tidak jatuh. Kaus abu-abu, jam tangan, dan celana jeans yang dipakainya memberikan kesan kasuan. Lelaki tembam berbaju ungu heran melihat

Yosi mendadak lemas. Dia masih berada dalam posisi membungkukkan badan karena kaget.

3. Kode Simbolik

Melangkahkan kaki ke luar kotak suara menyimbolkan sentimen Yosi untuk memilih berdasarkan hati nurani. Lirik “makanya gue harus hati-hati” yang dikombinasikan dengan gerakan jatuh lemas merupakan metafora dari dampak dari memilih seorang pemimpin. Bila rakyat tidak hati-hati, kesejahteraan hidup akan jatuh.

Teknik pengambilan gambar medium long shot menciptakan kesan hubungan yang agak berjarak dengan penonton. Eye level angle menciptakan kesan kesetaraan antara pemain dan penonton. Selective focus meminta perhatian penonton tertuju pada satu objek tertentu, yaitu Yosi dan pemain figuran yang berdiri di dekatnya. Pencahayaan high key menciptakan nuansa yang riang dan cerah. Pewarnaan yang hangat memberi kesan optimis serta penuh semangat.

4. Kode Kultural

Lirik “makanya gue harus hati-hati” bersifat lugas. Gaya bicara semacam ini merupakan salah satu ciri khas kultur Betawi pada khususnya dan Jakarta pada umumnya. Tindakan Yosi menjatuhkan diri dapat dibaca sebagai bukti kebergantungan. Kebergantungan atau dependensi adalah salah satu unsur dari budaya Timur yang komunal.

5. Kode Semik

Lirik “makanya gue harus hati-hati” mewacanakan satu imbauan penting, yaitu agar rakyat berhati-hati memilih. Pemimpin yang layak dipilih adalah pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik dan teruji kredibilitasnya.