• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN EKSTRAK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) MENGHAMBAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBERIAN EKSTRAK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) MENGHAMBAT "

Copied!
132
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanfaatan rumput laut dalam pengobatan telah dikenal sejak 5000 tahun yang lalu di Tiongkok (Namvar et al., 2013). Ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang digunakan pada penelitian ini mengandung flavonoid 68,48 mg/100gr QE bb, total fenol 385,06 mg/100gr GAE bb, kapasitas antioksidan 946,72 mg/L GAEAC bb dan mengandung GAEAC bb370gr. ).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan umum
  • Tujuan khusus

Untuk menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rumput laut dapat menghambat peningkatan kadar aspartat aminotransferase (AST) pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan yang diberi alkohol. Untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak rumput laut dapat mencegah terjadinya perlemakan hati/steatosis pada tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan yang diberi alkohol.

Manfaat Penelitian

  • Manfaat ilmiah
  • Manfaat praktis

TINJAUAN PUSTAKA

Proses Penuaan

  • Teori penuaan

Fungsi organ tubuh seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan lain-lain menurun akibat adanya racun dalam makanan (alkohol, lemak, gula, kafein, nikotin) dan lingkungan (sinar ultraviolet, stres fisik dan emosional). Dan kode genetik ini berperan dalam seberapa cepat kita menua dan berapa lama kita hidup.

Radikal Bebas

  • Definisi radikal bebas
  • Sumber radikal bebas

Radikal bebas berasal dari proses non-enzimatik di dalam tubuh, yaitu reaksi oksigen dengan senyawa organik secara ionisasi dan radiasi. Radikal bebas berasal dari proses enzimatik di dalam tubuh, berupa hasil samping dari proses oksidasi atau pembakaran sel, yang berlangsung pada proses respirasi sel, pada proses pencernaan, dan pada proses metabolisme.

Antioksidan

  • Definisi antioksidan
  • Jenis antioksidan

Fungsinya untuk menangkal radikal bebas dan mencegah reaksi berantai, sehingga mencegah kerusakan sel yang lebih serius (Lingga, 2012). Senyawa kimia pada ekstrak rumput laut tergolong sumber antioksidan sekunder karena mengandung komponen fenolik yang memiliki cincin fenolik yang berfungsi sebagai pemulung elektron radikal bebas.

Stres Oksidasi

Hati

  • Fisiologi hati
  • Anatomi hati
  • Kerusakan hati
    • Manifestasi gangguan fungsi hati
  • Perlemakan hati karena alkohol (alcoholic fatty liver)
  • Perlemakan hati non-alkoholik
  • Enzim transaminase ALT dan AST

Banyaknya asam lemak di hati tergantung pada keseimbangan proses pengangkutan ke organ lain dan proses pemurniannya. Peningkatan asam lemak bebas di hati akan memicu proses oksidasi β pada mitokondria atau enzim mikrosomal seperti CYP2E1.

Gambar 2.1 Hepatosit, Ruang Perisinusoidal dan Sinusoid   (Tso and McGill, 2004)
Gambar 2.1 Hepatosit, Ruang Perisinusoidal dan Sinusoid (Tso and McGill, 2004)

Alkohol

  • Absorbsi dan distribusi alkohol
  • Metabolisme alkohol

Hal ini akan menyebabkan gangguan mitokondria, inaktivasi enzim, hilangnya faktor antioksidan di hati dan adanya antibodi terhadap protein adduct (Jarvelainen, 2000). Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehida yang merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat toksik yang sering menyebabkan kerusakan jaringan atau sel (Zakhari, 2006; Jarvelainen, 2000; Lu dan Cederbaum, 2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa metabolisme alkohol melalui jalur alkohol dehidrogenase menyebabkan peningkatan ROS, kerusakan hati dan apoptosis, hal tersebut akan dihambat dengan penggunaan antioksidan (Lu dan Cederbaum, 2008).

P450 juga mengaktifkan oksigen, yang penting untuk fungsi katalitik, namun hal ini juga akan menyebabkan pembentukan ROS.

Gambar 2.3 Metabolisme Alkohol (a) (Tuma and Casey, 2003)
Gambar 2.3 Metabolisme Alkohol (a) (Tuma and Casey, 2003)

Rumput Laut

  • Kandungan Senyawa Aktif Ekstrak Rumput Laut
    • Polisakarida
    • Protein
    • PUFAs
    • Pigmen
    • Polifenol
    • Mineral

Pemberian ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) menghambat peningkatan alanine aminotransferase (ALT) pada tikus (Rattus norvegicus) yang diberi alkohol. Pemberian ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) menghambat peningkatan aspartate aminotransferase (AST) pada tikus (Rattus norvegicus) yang diberi alkohol. Pemberian ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) menghambat terjadinya perlemakan hati/steatosis pada mencit (Rattus norvegicus) yang diberi alkohol.

Alat-alat yang diperlukan untuk membuat ekstrak rumput laut (kertas saring Whatman, gelas kimia, Erlenmyer, rotary evaporator, spatula, neraca analitik, labu ekstrak).

Hewan Coba Tikus (Rattus norwegicus L.)

  • Penggunaan tikus
  • Pemberian makanan dan minuman
  • Pemantauan keselamatan tikus

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

Kerangka Berpikir

Peran radikal bebas dalam proses penuaan sangatlah penting, karena radikal bebas akan menimbulkan stres oksidatif yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan bahkan kematian sel-sel dalam tubuh. Konsumsi alkohol dapat meningkatkan radikal bebas dan menduduki peringkat ketiga dunia sebagai faktor risiko berbagai penyakit dan kecacatan. Jika hati rusak, enzim aspartate aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT) yang terdapat di hati akan dikeluarkan dari sel hati sehingga kadarnya meningkat di dalam darah.

Polifenol dapat menyumbangkan atom hidrogennya kepada radikal bebas dan membentuk senyawa non-reaktif serta berperan dalam menekan peroksidasi lipid dan cincin fenol berperan sebagai perangkap elektron bagi radikal bebas.

Konsep

Hipotesis Penelitian

Untuk menguji pemberian ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dalam menghambat peningkatan alanine aminotransferase (ALT/SGPT), aspartate aminotransferase (AST/SGPT) dan perlemakan hati, dilakukan penelitian eksperimental dengan menggunakan desain post-test control group design, menggunakan 36 tikus putih (Rattus norvegicus) jantan sehat galur wistar, berat badan 180-200 gram, umur 24-26 minggu sebagai sampel, dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok kontrol yang diberi aquades sebanyak 1 cc. plasebo dan 1 cc alkohol 40% dan Perlakuan mendapat ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) 180 mg/1 cc per 200 gram bobot badan tikus dan 1 cc alkohol 40% selama 14 hari. Ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) menghambat peningkatan kadar ALT/SGPT pada tikus putih Wistar jantan yang diberi alkohol. Ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) tidak menghambat peningkatan kadar AST/SGOT pada tikus putih jantan Wistar yang diberi alkohol, sehingga hipotesis penelitian ini tidak terbukti.

Ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) menghambat pembentukan sel hati berlemak pada tikus Wistar jantan yang diberi alkohol.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Post Test Only Control Group Design (Marczyk et al., 2005). P0: Kelompok kontrol diberi aquades tubuh tikus 1cc/200gr + alkohol 40% tubuh tikus 1cc/200gr. P1: Kelompok perlakuan diberi ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dengan dosis 180 mg/1cc per 200 berat badan mencit + alkohol 40% per 1cc/200g berat badan mencit.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada studi pendahuluan, mencit dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol P0 yang mendapat air suling 1 cc/200 g tubuh tikus sebagai plasebo, kelompok perlakuan P1 mendapat ekstrak rumput laut 40 mg/200 g tubuh tikus. berat badan, kelompok perlakuan P2 mendapat ekstrak rumput laut 80 mg/200 g bobot badan tikus, kelompok perlakuan P3 mendapat ekstrak rumput laut 180 mg/200 g bobot badan tikus. 1 jam kemudian, semua tikus diberi 1 cc/200 g alkohol 40% selama empat belas hari untuk menginduksi penyakit hati berlemak. Empat belas hari sebelum pemberian plasebo (air sulingan) pada 1cc/200gr berat badan mencit dan alkohol 40% pada 1cc/200gr berat badan mencit kelompok kontrol (P0), pemberian ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dengan dosis 180 mg/1 cc per 200 gram berat badan ditambahkan ke tikus, menghasilkan 1 cc/200 gram berat badan alkohol 40% untuk tikus dalam kelompok perlakuan P1.

Subjek Penelitian

  • Subjek penelitian
  • Kriteria subjek
  • Besaran sampel
  • Teknik penentuan sampel

Ukuran sampel minimal = 16, ditambah 10% untuk mengatasi dropout menjadi 18 mencit per kelompok. Sampel dipilih dari populasi mencit berdasarkan kriteria inklusi yaitu mencit jantan sehat, berumur 24-26 minggu, mencit dengan berat badan antara 180-200 gram. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dipilih secara acak untuk memperoleh total sampel penelitian.

Sampel yang terpilih kemudian dibagi secara acak menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol (P0) dan kelompok perlakuan (P1).

Variabel Penelitian

  • Klasifikasi variabel penelitian
  • Definisi operasional variabel

Rumput laut yang digunakan adalah jenis coklat Kappaphycus alvarezii (rumput laut Filipina) yang tumbuh di pesisir Pulau Serangan, Bali. Ekstraknya dibuat dengan cara mengeringkan rumput laut dengan cara diangin-anginkan, kemudian dipotong kecil-kecil dan digiling dengan blender. Alkohol yang digunakan adalah wiski merk Martell dengan kadar alkohol 40% dengan dosis 1cc/200g berat badan tikus.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas 2007, konsumsi alkohol tertinggi di Bali adalah minuman tradisional seperti tuak Bali dengan kadar alkohol 40%.

Bahan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Ismail dan Tan (2002) dari Department of Nutrition, Putra University Malaysia, menggunakan suhu 40°C untuk menghilangkan residu etanol pada ekstrak rumput laut. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Fahmi dkk (2014) dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya digunakan suhu 780C sebagai titik didih etanol.

Alat Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Pengambilan subjek dan jumlah subjek penelitian
  • Penentuan dosis
  • Prosedur kerja
  • Prosedur pemeriksaan AST dan ALT
  • Prosedur pembedahan
  • Prosedur pembuatan preparat

Hati tikus ditempatkan dalam larutan alkohol-xylol bertingkat selama 40 menit, kemudian dalam xylol murni I, II, III masing-masing selama 20 menit. D). Hati tikus dimasukkan ke dalam parafin xylol cair bergradasi selama 20 menit, kemudian ke dalam parafin cair (57o C) I, II, III masing-masing selama 20 menit. Setelah itu masukkan kembali ke dalam aquades dan alkohol masing-masing beberapa cangkang, lalu masukkan ke dalam pewarna kedua yaitu eosin selama 5 menit.

Kemudian dituang ke dalam alkohol 96% I, II masing-masing beberapa kali pencelupan, kemudian dituang ke dalam alkohol-xylol (1:1), xylol murni I, II, III masing-masing beberapa kali pencelupan, setelah itu sediaan dikering-anginkan. H).

Pengamatan

Alur Penelitian

Analisis Data

Analisis komparatif bertujuan untuk membandingkan rerata kadar ALT antar kelompok setelah mendapat perlakuan berupa ekstrak rumput laut dan alkohol 40% dengan kelompok kontrol yang diberikan plasebo berupa aquades dan alkohol 40%. Analisis komparatif bertujuan untuk membandingkan rerata kadar AST antar kelompok setelah mendapat perlakuan berupa ekstrak rumput laut dan alkohol 40% dengan kelompok kontrol yang diberikan plasebo berupa aquades dan alkohol 40%. Analisis komparabilitas bertujuan untuk membandingkan rerata kadar sel lemak hati/steatosis antar kelompok setelah mendapat perlakuan berupa ekstrak rumput laut dan alkohol 40% dengan kelompok kontrol yang diberikan plasebo berupa aquades dan alkohol 40%. .

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai khasiat ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) pada manusia dalam menghambat peningkatan kadar ALT dan perlemakan hati akibat alkohol.

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskriptif

Uji Normalitas Data

Uji Homogenitas Data

Uji Komparabilitas Data ALT

Artinya kedua kelompok setelah perlakuan mempunyai rerata ALT yang berbeda bermakna (p<0,05).

Uji Komparabilitas Data AST

Artinya setelah diberikan perlakuan, kedua kelompok mempunyai rerata AST yang tidak berbeda nyata (p>0,05).

Tabel  5.6  di  atas  menunjukkan  bahwa  rerata  AST  kelompok  kontrol  adalah 154,00 ± 50,53 IU/l dan rerata kelompok perlakuan adalah 127,33 ± 35,40  IU/l
Tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa rerata AST kelompok kontrol adalah 154,00 ± 50,53 IU/l dan rerata kelompok perlakuan adalah 127,33 ± 35,40 IU/l

Uji Komparabilitas Data Perlemakan Sel Hati

Artinya kelompok perlakuan yang mendapat ekstrak rumput laut memiliki rerata ALT/SGPT yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol yang tidak mendapat rumput laut (p<0,05). Lim et al (2015) membuktikan bahwa fukoidan yang terkandung dalam rumput laut coklat dapat menurunkan kadar ALT dan AST pada tikus yang dipapar alkohol 25%. Perlu dilakukan kajian fitokimia untuk membuktikan bahwa ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) mengandung phlorotannin yang bersifat hepatoprotektif sehingga hanya menghambat peningkatan kadar AST pada kerusakan hati dan tidak dapat menghambat peningkatan AST pada kerusakan organ lainnya.

Apakah ekstrak rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dapat menghambat kerusakan hati non-alkohol masih perlu diselidiki.

Gambar 5.8 Grafik Perbedaan Rerata Perlemakan Sel Hati/ Steatosis antar  Kelompok Sesudah Perlakuan
Gambar 5.8 Grafik Perbedaan Rerata Perlemakan Sel Hati/ Steatosis antar Kelompok Sesudah Perlakuan

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Subjek Penelitian

Tikus putih jantan dipilih sebagai subjek penelitian ini karena tidak terpengaruh oleh siklus menstruasi dan kehamilan (Ngatidjan, 2006). Penelitian ini mengambil sampel mencit berumur 24-26 minggu, karena pada umur tersebut mencit sudah dewasa dan mencit berumur 24 minggu (6 bulan) setara dengan manusia berumur 18 tahun (Sengupta, 2013).

Pengaruh Alkohol dalam Mencetuskan Perlemakan Hati

Dengan meningkatnya oksidasi asam lemak bebas dan CYP2E1, hal ini akan berdampak pada peningkatan kerja NADPH oksidase sehingga mengakibatkan terbentuknya radikal superoksida dan radikal hidrogen peroksida. Pada penelitian yang dilakukan oleh Feidriwan (2016) di Universitas Udayana mengenai pemberian ekstrak biji kakao yang mengandung flavonoid, terbukti bahwa kakao dapat meningkatkan jumlah sel β pankreas pada tikus diabetes. Berdasarkan penelitian tersebut, NAFLD diperkirakan dipicu oleh akumulasi asam lemak bebas.

Teori hit kedua terkait dengan stres oksidatif, sehingga pemberian antioksidan pada rumput laut juga diharapkan dapat menghambat peroksidasi lipid.

Pengaruh Pemberian Ekstrak Rumput Laut

Senthil dan Murugan (2013) dari Departemen Biokimia dan Bioteknologi, India membuktikan efek hepatoprotektif rumput laut. Studi penggunaan rifampisin untuk menginduksi kerusakan hati dan ekstrak rumput laut pada dosis 100 mg/kg dan 200 mg/kg menunjukkan penurunan kadar ALT, AST dan bilirubin yang sebelumnya tinggi akibat pemberian rifampisin. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa dosis rumput laut yang digunakan adalah 180 mg/200 gram berat badan pada tikus untuk menghambat peningkatan ALT, AST dan perlemakan hati, namun setelah data tersebut diuji secara statistik, terdapat perbedaan yang signifikan dimana terjadi penghambatan. peningkatan. pada kadar ALT dan perlemakan hati/steatosis (p <0,05), dan perbedaannya tidak signifikan pada kelompok AST (p > 0,05).

Karena keterbatasan laboratorium, kajian fitokimia ekstrak rumput laut ini hanya mencapai kadar fenolik dan belum dapat mengetahui kandungan phlorotannin yang memiliki efek hepatoprotektif.

SIMPULAN DAN SARAN

  • Simpulan
  • Saran
  • Hepatosit, Ruang Perisinusoidal dan Sinusoid
  • Histologi Lobus Hati: Vena Sentralis, Hepatosit, Sinusoid
  • Metabolisme Alkohol (a)
  • Metabolisme Alkohol (b)
  • Kappaphycus alvarezii
  • Bagan Kerangka Konsep
  • Skema Rancangan Penelitian
  • Alur Penelitian
  • Histologi Hati pada Kelompok Kontrol Pembesaran 200x
  • Histologi Hati pada Kelompok Kontrol Pembesaran 400x (a)
  • Histologi Hati pada Kelompok Kontrol Pembesaran 400x (b)
  • Histologi Hati pada Kelompok Perlakuan Pembesaran 200x
  • Histologi Hati pada Kelompok Perlakuan Pembesaran 400x
  • Grafik Perbedaan Rerata ALT antar Kelompok Sesudah Perlakuan
  • Grafik Perbedaan Rerata AST antar Kelompok Sesudah Perlakuan
  • Grafik Perbedaan Rerata Steatosis antar Kelompok Sesudah
  • Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar ALT dan AST
  • Hasil Analisis Deskriptif Data Perlemakan Hati
  • Hasil Uji Normalitas Data ALT, AST, Perlemakan Sel Hati
  • Hasil Uji Homogenitas Data ALT, AST, Perlemakan Sel Hati
  • Perbedaan Rerata ALT antar Kelompok Sesudah Diberikan
  • Perbedaan Rerata AST antar Kelompok Sesudah Diberikan
  • Perbedaan Rerata Perlemakan Hati antar Kelompok

Aging But Never Old: Reality, Myths, and Misrepresentations of the Antiaging Movement (Praeger Series on Modern Health and Living). Biologically active compounds in seaweed extracts - possibilities for use. Journal of proceedings of open conferences. Antioxidant activity, total phenolic and flavonoid content of some edible green seaweeds from the northern shores of the Persian Gulf.

Antiulcer, wound healing and hepatoprotective activities of the seaweeds Gracilaria crassa, Turbinaria ornata and Laurencia papillosa from the south coast of India.

TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS UNTUK BEBERAPA JENIS  HEWAN DAN MANUSIA (Harmita, 2006)
TABEL KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS UNTUK BEBERAPA JENIS HEWAN DAN MANUSIA (Harmita, 2006)

Gambar

Gambar 2.1 Hepatosit, Ruang Perisinusoidal dan Sinusoid   (Tso and McGill, 2004)
Gambar 2.2  Histologi lobus hati: Vena sentralis, Hepatosit, Sinusoid (Luiz, 2007 )
Gambar 2.3 Metabolisme Alkohol (a) (Tuma and Casey, 2003)
Gambar 2.4 Metabolisme Alkohol (b) (Louvet and Mathurin, 2015)  Keterangan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produksi Bioetanol dari Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiae IPBCC ALXVII

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian menganalisis laju pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii yang ditanam diberbagai kedalaman dari

EKSTRAK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) SEBAGAI CROSS LINKING AGENT PADA PEMBENTUKAN EDIBLE FILM GELATIN KULIT IKAN NILA HITAM..

Berdasarkan hasil uji coba pengaruh kedalaman berbeda terhadap perkembangan rumput laut kotoni ( Kappaphycus alvarezii ) hasil kultur jaringan maka beberapa kesimpulan yang

Spesies bakteri yang berhasil diisolasi dari thallus rumput laut Kappaphycus alvarezii yang terserang penyakit ice-ice pada pengelolaan budidaya rumput laut di perairan

Regenerasi Filamen Kalus Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Formulasi Zat Pengatur Tumbuh yang BerbedaS. Parenrengi

Mengingat bahan baku utama Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii, maka jumlah produksi rumput laut yang dapat disuplai Industri tepung Semi refined carrageenan

Produksi rumput laut kotoni (Kappaphycus alvarezii) akhir-akhir ini mengalami penurunan produksi di setiap kawasan budidaya. Penurunan produksi rumput laut ini