• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAHAN DESA - UIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PEMERINTAHAN DESA - UIR"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

Dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka desa kembali hadir untuk ketiga kalinya. Dengan demikian, ketika Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Kota diberlakukan, keberadaannya terpisah dari Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014.

Pengertian

Orang asing yang tidak berkepentingan tidak boleh ikut campur dalam penyelenggaraan dan pengurusan kepentingan masyarakat desa yang bersangkutan. Untuk lebih jelasnya perbedaan desa menurut peraturan 2 undang-undang desa terakhir, lihat Tabel 1.1;

Dasar Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

  • Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
  • Tujuan Pengaturan Desa
  • Perbandingan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004
  • Kedudukan Desa

Selain itu, dalam proses penyelenggaraan pemerintahan kota harus selalu memperhatikan nilai-nilai yang ada. Pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan kota diatur secara jelas dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 sepuluh.

KEDUDUKAN DAN JENIS DESA

Jenis Desa

Sebagaimana dikemukakan oleh Rauf (2014;2), bahwa; Undang-undang desa sebelumnya hanya mengakui keberadaan “pemerintahan desa” dan tidak ada pengakuan khusus terhadap ter. menghadapi keberadaan “desa adat” karena keberadaan desa adat selalu berada dalam satu kesatuan dengan pemerintahan desa.” Berdasarkan berbagai pasal yang disebutkan di atas, terlihat jelas bahwa dalam sistem pemerintahan Indonesia saat ini, khususnya di bidang pemerintahan desa. Dalam sistem pemerintahan daerah, terdapat 2 (dua) jenis desa yang terdiri dari “desa” dan “desa biasa”, pengaturan dan mekanisme mengenai Pemerintahan Desa dan desa adat mempunyai beberapa bentuk yang berbeda.

Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 Sebagai bahan perbandingan terkait dengan jenis desa ter

Sehubungan dengan adanya “budaya lokal” dalam kehidupan masyarakat desa, akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian ini. Pendapat lain terkait keberadaan konsep budaya lokal di desa dikemukakan oleh Wallestein dalam Effendy bahwa; "mendefinisikan.

Penyelenggaraan Penataan Desa

PENATAAN DESA

  • Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa Salah satu wujud dan tindak lanjut dari dari proses penataan
  • Perubahan Status
  • Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 Sebagai bahan perbandingan dalam melihat suatu peme
  • Bentuk dan Jenis Kewenangan Desa

Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 juga menyebutkan bahwa; proses pembentukan desa baru. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari segi syarat pembentukan desa baru terdapat penambahan.

KEWENANGAN DESA

Penyelenggaraan Kewenangan Desa

Penyelenggaraan kewenangan desa dalam suatu sistem pemerintahan desa juga telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan desa sebagaimana dijelaskan dalam P 20 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang secara jelas dan tegas mengatur tentang kewenangan desa yaitu; Oleh karena itu, tindak lanjut dari suatu proses pelaksanaan kewenangan desa, yang didasarkan pada hak asal usul desa, dan juga pada kewenangan lokal skala desa, dapat diatur dan dikelola oleh unsur pemerintah desa (kepala desa). dan Badan Perwakilan Desa) itu sendiri, baik dalam hal perencanaan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pelaksanaan pemerintahan. Selanjutnya Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota juga memberikan tugas kepada Pemerintahan Desa sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yaitu;

Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004

Desa juga mendapat kewenangan melaksanakan tugas dari unsur pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, kewenangan tersebut dapat diterima langsung oleh desa dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang ditugaskan kepadanya, atau sistem inilah yang sering disebut dengan asas Tugas Pembantuan Dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia.

Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

Perbandingan Dengan Undang-Undang 32 Tahun 2004 Pada masa undang­undang tentang desa sebelumnya, yakni

Apalagi Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa hanya mengatur tentang ‘Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan Desa’, sebagaimana tercantum dalam penjelasan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa; Prinsip dasar peraturan desa adalah; Dalam sistem pemerintahan desa di Indonesia, terdapat 2 (dua) unsur penyelenggara pemerintahan desa, yaitu unsur pemerintah desa (Walikota Desa + Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

UNSUR PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

Kepala Desa

Kepala Desa berkewajiban untuk selalu menghormati, menaati dan menegakkan berbagai bentuk peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Desa wajib senantiasa melaksanakan kehidupan demokratis dan berkeadilan gender dalam proses penyelenggaraan pemerintahan desa maupun dalam proses Peru. Kepala Desa berkewajiban untuk selalu memberdayakan masyarakat dan memberdayakan lembaga-lembaga kemasyarakatan di Desa dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan desa setempat.

Pemilihan Kepala Desa

Komisi pemilihan kepala desa menyampaikan nama calon kepala desa terpilih kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) paling lambat 7 (tujuh) hari setelah penetapan kepala desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2). ). Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan hasil pemilihan kepala desa dari komisi pemilihan kepala desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) harus sudah menyampaikan nama calon kepala desa. Walikota desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjabat paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut.

Pemberhentian Kepala Desa

Yang dimaksud dengan “berakhirnya masa jabatan” adalah apabila seorang kepala desa telah mengakhiri masa jabatannya. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang dimaksud dengan sisa masa jabatan kepala desa yang diberikan. Kepala desa sebagaimana dimaksud di atas dipilih melalui rapat desa yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 33.

Perangkat Desa

Dari segi usia, calon perangkat desa harus berumur dua puluh (dua puluh) tahun sampai dengan empat puluh dua (42) tahun. Perangkat desa dilarang ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilu dan/atau pemilihan kepala daerah. Perangkat desa dilarang meninggalkan tugasnya selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan.

Musyawarah Desa

Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan pemberhentian atau alasan-alasan yang berkaitan dengan perangkat desa diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam hal peraturan desa menurut unsur kewenangan (pusat), pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, maka dalam lingkup pe. Minimal satu kali dalam 1 (satu) tahun, unsur terkait pemerintahan desa harus mampu menyelenggarakan.

Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 Sebelum diberlakukannya undang­undang tentang pe merin

Undang-Undang Desa yang lama yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sehingga proses dan prosedur dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa dan proses pengangkatan unsur perangkat desa sebagai bagian dari sistem pemerintahan desa juga hampir sama. sama dan serupa atau tidak jauh berbeda dengan peraturan yang telah ditetapkan. Perbedaan yang cukup mendasar dan mendasar terlihat dari dua undang-undang yang mengatur desa ini, yaitu; perbedaannya hanya terletak pada status pekerjaan. Oleh karena itu, hal ini disebabkan semakin beratnya tugas dan fungsi seorang kepala desa, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk desa yang sangat tinggi dan dinamika masyarakat.

Fungsi BPD

BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA

  • Keanggotaan BPD
  • Hak BPD
  • Penyelenggaraan Musyawarah BPD
  • Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004
  • Penghasilan Pemerintah Desa

Sebelum menjabat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) harus mengucapkan sumpah. Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) wajib senantiasa menjaga norma dan etika dalam menjalin hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan desa seperti Rukun Tetagga (RT), Rukun Warga (RW), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ( PKK) dan lembaga masyarakat desa lainnya. Anggota badan permusyawaratan desa tidak diperbolehkan menduduki jabatan kepala desa dan

PENGHASILAN PEMERINTAH DESA

Perbandingan dengan UU Nomor 32 tahun 2004

Pengeluaran kota meliputi seluruh pengeluaran dari rekening kota yang menjadi kewajiban kota dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak mendapat penggantian dari kota tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pendapatan pemerintah desa merupakan pengeluaran tidak langsung pemerintah desa yang termasuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDe), seperti; belanja pega. Oleh karena itu, terkait dengan pendapatan pemerintah kota sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sepuluh.

Hak dan Kewajiban Desa

HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA

Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa

Anggota Badan Permusyawaratan Desa 4. Anggota Lembaga Kemasyarakatan Desa e) Masyarakat desa berhak mendapat pembinaan dan perlindungan terhadap berbagai bentuk gangguan ketentraman dan ketertiban di desa. Masyarakat desa mempunyai kewajiban untuk selalu mengembangkan diri dan berupaya untuk selalu meningkatkan diri. menjaga lingkungan desa. Masyarakat desa punya kewajiban untuk bersuara. akan mendorong terciptanya berbagai kegiatan pe. menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan kegiatan pembangunan desa, memajukan masyarakat desa, dan memberdayakan masyarakat desa yang baik.

Perbandingan dengan UU Nomor 32 Tahun 2004

Jenis Peraturan Desa

PERATURAN DESA

Peraturan Bersama Kepala Desa

Dalam dewan desa, hal ini berkaitan dengan peraturan desa. Selain peraturan desa dan keputusan kepala desa, juga terdapat peraturan bersama kepala desa. Peraturan bersama kepala desa adalah suatu bentuk peraturan yang ditetapkan oleh kepala desa dari 2 (dua) kepala desa atau lebih yang telah bekerjasama antar desa dalam suatu kesepakatan untuk melaksanakan suatu bentuk kegiatan atau program kerja bersama. Pengaturan bersama kepala desa sebagaimana dimaksud di atas merupakan perpaduan kepentingan masing-masing desa, yang dilaksanakan dalam bentuk gotong royong.

Keuangan dan Pendapatan Desa

Jenis peraturan desa yang termasuk dalam undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan seterusnya. Untuk memperjelas perbedaan jumlah jenis peraturan di desa pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan jenis peraturan di desa pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan. Cakupan wilayah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa terlihat jelas pada tabel berikut. Jenis peraturan desa berdasarkan undang-undang nomor 6. Jenis peraturan desa berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004.

KEUANGAN DAN ASET DESA

  • Aset Desa
  • Pengelolaan Aset Desa
  • Tahun 2005) Disebut dengan Istilah “Aset
  • Tahun 2005) 3. kekayaan desa yang di
    • Perencanaan Pembangunan Desa

Aset desa merupakan kekayaan yang dimiliki oleh desa, salah satu pembeda antara desa dan kelurahan adalah “kekayaan desa”. Salah satu perbedaan antara desa dan kelurahan terletak pada. memiliki kekayaan desa. Kekayaan desa dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD). Setiap desa pada umumnya mempunyai “aset desa” Aset yang dimiliki suatu desa harus dikelola dengan baik dan demikian.

PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN

  • Pelaksanaan Pembangunan Desa
  • Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan Desa
  • Pembangunan Kawasan Perdesaan
  • Sistem Informasi Pembangunan Desa dan Kawasan Per- desaan
  • Pendirian Badan Usaha Milik Desa

Sehubungan dengan tujuan pembangunan desa dan proses perencanaan pembangunan desa, maka dapat dikatakan bahwa; Masyarakat desa dapat melaporkan hasil pemantauannya dan berbagai pengaduan mengenai pelaksanaan pembangunan desa kepada pemerintah desa dan BPD. Terkait dengan penyelenggaraan pembangunan desa dan pembangunan desa, desa berhak atas informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

BADAN USAHA MILIK DESA

Manajemen Badan Usaha Milik Desa

Tata cara pendirian badan usaha milik desa oleh pemerintah desa terlebih dahulu harus disepakati dan disetujui melalui musyawarah desa. Tujuan didirikannya badan usaha milik desa secara jelas diatur dalam Pasal 89 Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 yang berbunyi sebagai berikut; Selain tujuan di atas, tujuan didirikannya Badan Usaha Milik Desa adalah:

Kerjasama Desa

KERJASAMA DESA

  • Kerja Sama Antar Desa
  • Kerjasama Desa Dengan Pihak Ketiga
  • Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004
  • Lembaga Kemasyarakatan Desa

Selain kerjasama antar desa sebagaimana disebutkan di atas, desa juga dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Berdasarkan ketentuan di atas, terkait dengan kerjasama antar desa, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Kerjasama desa dengan unsur pihak ketiga harus terjalin atau ditetapkan dengan “kesepakatan bersama”, sebagaimana dikemukakan oleh Nurcholis bahwa; “Kerja sama antar desa ditentukan dengan keputusan bersama.

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DAN LEMBAGA ADAT DESA

Lembaga Adat Desa

Selain lembaga kemasyarakatan desa, keberadaan lembaga adat desa juga diakui di desa, yang berfungsi membantu tugas pemerintahan desa dalam hal pembangunan dan konservasi. dan adat istiadat desa, keberadaan lembaga adat desa diatur secara jelas dalam Pasal 95 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 sepuluh. Tang desa yang bunyinya sebagai berikut;. Yang dimaksud dengan lembaga desa adat adalah lembaga yang menjalankan fungsi adat desa dan merupakan bagian dari struktur asli desa yang tumbuh dan sejahtera. Tugas lembaga adat desa adalah membantu pemerintahan desa dan berperan sebagai mitra dalam pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat sebagai bentuk pengakuan terhadap adat istiadat masyarakat desa.

Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 Keberadaan dan pengaturan terhadap lembaga kemasyarakat

Penataan Desa Adat

DESA ADAT

  • Penyelenggaraan Desa Adat
  • Kewenangan Desa Adat
  • Pemerintahan Desa Adat
  • Peraturan Desa Adat
  • Perbandingan Dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 Pada masa undang­undang sebelumnya yakni Undang­ Un
  • Pembinaan dan Pengawasan Desa

Desa adat merupakan kesatuan masyarakat adat yang secara historis mempunyai batas wilayah dan suatu identitas. Proses penetapan suatu kesatuan masyarakat adat menjadi “desa adat” dilakukan dengan peraturan Dae. Desa adat merupakan kesatuan masyarakat yang keberadaannya diakui dalam sistem pemerintahan hanya dalam bentuk hukum adat.

BAB XVIII

Desa merupakan satuan pemerintahan terendah yang mempunyai hak otonomi menurut asal usul dan adat istiadat. Oleh karena itu penyelenggaraan pemerintahan desa harus tetap masuk dalam subsistem pemerintahan daerah dan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Guna menjamin proses pengelolaan pemerintahan desa tetap masuk dalam subsistem pemerintahan daerah dan sistem pemerintahan desa. sistem pemerintahan nasional, pemerintahan daerah harus dilaksanakan.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DESA

Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengawasan Desa

Memberikan pedoman mengenai pembiayaan pemerintah, bantuan pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota kepada desa; Memberikan pembinaan dan pengawasan dalam penetapan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota untuk pembiayaan desa. Selain melakukan pembinaan, pemerintah juga melakukan pengawasan terhadap dewan desa…pengamat. Kepengurusan dewan desa meliputi;

DAFTAR PUSTAKA

Secara umum mengenai pengarahan dan pengawasan terhadap suatu pemerintahan desa yang dilakukan oleh unsur pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan unsur pemerintah daerah. Undang-undang sebelumnya adalah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang disusul dengan Peraturan Pemerintah nomor 72 Tahun 2005 tentang desa. Widjaja, HAW, 2002, Pemerintahan Desa/Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Kajian Ilmu Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

BIOGRAFI PENULIS

Menyelesaikan pendidikan hingga SMA di Kota Bertuah Pekanbaru, sekaligus memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Pekanbaru pada tahun 1991. Sejak tahun 1995 menjabat sebagai dosen di Kopertis Wilayah X Padang dpk di Universitas Fisipol- Situs Islam Riau. Pada tahun 2000-2003 menjabat sebagai Pembantu Dekan I Fisipoli Universitas Islam Riau dan pada tahun 2005-2009 menjabat sebagai Pembantu Rektor III Universitas.

Referensi

Dokumen terkait

Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Tahun 2013.. Peran Badan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, dimana demokrasi yang dimaksud adalah bahwa dalam

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

32 Tahun 2004 Pasal 200 menyatakan : Dalam pemerintaahan daerah kabupaten/kota dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa.”

Hasil penelitian menunjukkan : Pertama, Analisis Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Pao Kecamatan Tombolopao Kabupaten

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan