• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAKATAN DAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

N/A
N/A
anisa anno

Academic year: 2024

Membagikan "PENDAKATAN DAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAKATAN DAN KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Faza Karimatul Akhlak, MA

Disusun oleh:

Kelompok 7

Annisa Noviananda 20312275 Wafdah Zakiyyatinnisa 20312308

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

ِمْي ِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Rasa syukur yang dalam kami haturkan kehadirat Allah Swt., yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah memberikan kami nikmat kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami dapat menjalankan tugas yang telah diberikan.

Selanjutnya pemakalah mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya kepada semua pihak, khususnya Ibu Dosen yang telah membimbing dan mengarahkan kami, dan juga kepada rekan-rekan, karena dengan dorongan dan partisipasinya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam makalah ini, kami membahas tentang “Pendekatan dan Komunikasi pembelajaran”.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik materi atau cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang yang kami miliki secara maksimal sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.

Dengan kerendahan hati serta tangan terbuka kami menerima masukan, saran dan usul guna menyempurnakan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Jakarta, 2 November 2021

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Masalah ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran... 3

B. Komunikasi dalam proses pembelajaran ... 16

BAB III ... 20

PENUTUP ... 20

A. KESIMPULAN ... 20

B. Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 22

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang tinggi dalam arti mental. Dalam pendidikan islam pendidikan adalah bimbingan atau tuntunan yang dilakukan dengan sengaja oleh orang dewasa (pendidik kepada peserta didik) berdasarkan syariat islam agar terbentuk kepribadian muslim (insan kamil).

Dalam melaksanakan proses pendidikan diperlukan cara – cara agar pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan cita-cita pendidikan, cara-cara tersebut diantaranya melalui pendekatan- pendekatan. Pendekatan ini diperlukan agar peserta didik bisa benar-benar memahami apa yang sedang dipelajarinya dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Terdapat beberapa macam pendekatan yang digunaakan dalam pendidikan terutama pendidikan islam, sebagaimana yang akan dibahas di dalam bab berikutnya.

(5)

2 B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pendekatan Pembelajaran ?

2. Apa Pengertian Komunikasi Pendekatan Pembelajaran ? 3. Apa Saja Bentuk-bentuk Komunikasi Pembelajaran ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Apa Pengertian Pendekatan Pembelajaran 2. Mengetahui Pengertian Komunikasi Pendekatan

Pembelajaran

3. Mengetahui Apa Saja Bentuk-bentuk Komunikasi Pembelajaran

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan kegiatan pembelajaran.

Pernyataan tersebut senada dengan Rusman (2018) yang berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.

Berbeda dengan metode pembelajaran yang telah menentukan langkah di kelas atau model pembelajaran yang memiliki kerangka konseptual, pendekatan pembelajaran itu lebih luas lagi. Artinya, pendekatan merupakan landasan berpikir atau filosofi dalam menentukan pembelajaran.

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran menurut Para Ahli

a. Gulo

Pendekatan menurut Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013, hlm. 146) adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).

Sudut pandang tersebut menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi pada kegiatan pembelajaran.

(7)

4 b. Sanjaya

Sementara itu, Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013, hlm. 146) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.

c. Wati

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum (Wati, 2010, hlm.

7). Pendekatan mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

d. Rahmawati

Pendekatan pembelajaran ialah jalan atau cara yang akan ditempuh dan digunakan oleh pendidik untuk memungkinkan siswa belajar sesuai dengan tujuan tertentu (Rahmawati, 2011, hlm. 74).

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.

(8)

5

2. Ciri Ciri Pendekatan Pembelajaran

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditentukan beberapa unsur penting yang membedakan pendekatan dari konsepsi pembelajaran yang lain, yakni:

a. Merupakan sebuah filosofi/landasan.

b. Merupakan sudut pandang.

c. Serangkaian gagasan untuk mencapai tujuan tertentu.

d. Jalan yang ditempuh untuk menyampaikan pembelajaran.

Pendekatan merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana proses

pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.

3. Jenis Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: teacher centered (berpusat pada guru) dan student centered (berpusat pada siswa).

a. Pendekatan Teacher Centered

Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu. Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan siswa.

(9)

6

Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan beberapa strategi seperti: pembelajaran langsung (direct instruction), dan pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.

b. Pendekatan Student Centered

Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya. Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervisi dari Guru.

4. Macam Macam Pendekatan Pembelajaran

Contoh pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut.

a. Pendekatan Kontekstual (CTL)

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan sebutan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.

Melalui pendekatan kontekstual diharapkan hasil belajar dapat lebih bermakna bagi siswa, karena siswa

(10)

7

dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan mereka dalam jangka panjang.

Pendekatan pembelajaran kontekstual lebih mengutamakan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan konsep tentang materi pembelajaran dan mengaitkan konsep tersebut dengan situasi dunia nyata mereka.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Johnson (dalam Siregar & Nara, 2011, hlm. 117) bahwa kekuatan, kecepatan, dan kecerdasan otak (IQ) tidak lepas dari faktor lingkungan atau faktor konteks, karena ada antarmuka (jembatan penghubung) antara kognisi dan lingkungan.

Komponen – komponen yang menyusun pendekatan kontekstual dan sekaligus menjadi cirinya adalah sebagai berikut (Siregar & Nara, 2011, hlm. 117).

1. Membangun hubungan untuk menemukan makna (relating),

2. Melakukan sesuatu yang bermakna (experiencing), 3. Belajar secara mandiri,

4. Kolaborasi (collaborating),

5. Berpikir kritis dan kreatif (applying),

6. Mengembangkan potensi individu (transfering), 7. Standar pencapaian yang tinggi,

8. Asesmen yang autentik.

b. Pendekatan Ekspositori (Expository)

(11)

8

Pendekatan Ekspositori menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber belajar kepada peserta pembelajaran. Dalam pendekatan ekspositori sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas, artinya pembelajaran dilaksanakan secara holistik dan tidak khusus.

Pendekatan Ekspositori lebih cocok untuk jenis bahan belajar yang bersifat informatif dan umum. Misalnya prinsip-prinsip dasar yang perlu dipahami untuk menunjang tahap pembelajaran lebih lanjut

Pendekatan ini juga hanya cocok apabila jumlah peserta didik dalam kegiatan pembelajaran relatif lebih banyak seperti dalam keadaan perkuliahan antar program studi di perguruan tinggi.

Pendekatan ini cenderung berpusat pada sumber belajar, dan memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:

1. adanya dominasi sumber belajar dalam pembelajaran,

2. bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru bagi warga belajar,

3. materi lebih cenderung bersifat informasi, 4. terbatasnya sarana pembelajaran.

c. Pendekatan Induktif

Menurut Purwanto dalam Rahmawati (2011, hlm. 75) pendekatan induktif dalam pembelajaran adalah

(12)

9

pendekatan yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip, atau aturan.

Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh- contoh khusus kemudian sampai kepada generalisasinya.

Dengan kata lain, pengajaran berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip atau aturan yang spesifik. Karakteristik atau ciri dari pendekatan ini meliputi:

1. Dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang bersifat khusus, kemudian siswa dibimbing guru untuk dapat menyimpulkan generalisasinya (prinsip, hukum yang mengatur hal- hal khusus tersebut).

2. Kegiatan utama siswa adalah: mengamati, menyelidiki, memeriksa, memikirkan, dan menganalisis berdasarkan kemampuan masing- masing hal-hal yang bersifat khusus dan membangun konsep atau generalisasi atau sifat-sifat umum berdasar hal-hal khusus tersebut.

3. Siswa memiliki kesempatan ikut aktif di dalam menemukan suatu rumus atau formula umum yang diperoleh dari penyelidikan contoh-contoh khususnya.

(13)

10

4. Memiliki semangat untuk menemukan, adanya kesadaran akan hakikat pengetahuan, dan mampu berpikir logis.

5. Menemukan dan memahami rumus atau teorema tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat.

d. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif adalah pembelajaran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum lalu diarahkan pada hal yang bersifat khusus. Ya, pendekatan ini adalah kebalikan dari pendekatan induktif.

Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus (Busrah, 2012, hlm. 5).

Oleh karena itu Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori (contoh).

Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan kepada siswa. Karakterisitk atau ciri pendekatan deduktif adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran menekankan transfer informasi oleh guru kepada siswa berupa pemaparan abstraksi, definisi dan penjelasan istilah-istilah.

2. Dilandasi suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika siswa

(14)

11

telah mengetahui wilayah persoalan dan konsep dasarnya.

3. Menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus yaitu guru memberikan materi dan kemudian memberikan contoh-contoh khususnya.

4. Lebih menekankan ingatan siswa dan siswa bersifat pasif dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan banyak dalam kegiatan pembelajaran.

e. Pendekatan Kontruktivisme

Dalam kelas kontruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada anak bagaimana menyelesaikan persoalan, namun mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam meyelesaikan permasalahan.

Pendekatan ini tidak menginginkan siswa untuk dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ada dalam sumber belajar. Guru tidak akan sesederhana mengatakan bahwa jawaban dari siswa benar atau salah namun justru lebih mengutamakan perkembangan daya kritis siswa dalam menyikapi berbagai opsi jawaban yang ada.

Guru terus mendorong siswa untuk menyetujui atau justru menolak ide seseorang dan saling bertukar pikiran hingga persetujuan dicapai. Siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam dirnya sendiri dan saling berbagi strategi dan penyelesaiannya dengan sesama siswa yang disupervisi oleh guru.

(15)

12

f. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Dalam pendekatan ini siswa didorong untuk memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin atau jarang ditemui (masih belum dikuasai).

Jika suatu masalah diberikan kepada siswa dan siswa tersebut dapat langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar, maka persoalan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Harus terjadi kesenjangan antara ekspektasi dan realita.

Menurut Dewey (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 217) langkah utama dalam pendekatan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah.

2. Menganalisis masalah. Pemecahan masalah menekankan pada pentingnya identifikasi masalah untuk menentukan berbagai kemungkinan penyelesaiannya, sehingga analisis adalah hal yang wajib dilakukan.

3. Mengembangkan beberapa hipotesis. Hipotesis adalah alternatif penyelesaian dari pemecahan masalah.

4. Mengumpulkan data: langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

(16)

13

5. Menguji beberapa hipotesis. Mengevaluasi kelemahan dan kelebihan hipotesis.

6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.

g. Pendekatan Open-Ended

Siswa dihadapkan pada open-ended tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.

Pendekatan open-ended memiliki prinsip yang serupa tapi tak sama dengan pendekatan pemecahan masalah, yaitu dimulai dengan memberikan suatu masalah kepada siswa.

Bedanya permasalahan yang disajikan adalah masalah yang memiliki banyak jawaban yang benar. Masalah yang memiliki lebih dari satu jawaban disebut sebagai masalah tidak lengkap atau open-ended problem. Karakteristik dari pendekatan open-ended ini adalah:

1. kegiatan siswa harus terbuka, artinya tidak hanya hitam dan putih (benar dan salah) saja.

2. kegiatan materi memiliki ragam berpikir yang berbeda.

3. kegiatan siswa dan kegiatan materi atau permasalahan merupakan satu kesatuan.

h. Pendekatan Saintifik

(17)

14

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, prosedur, hukum atau prinsip melalui tahapan saintifik, yakni:

1. mengamati;

2. merumuskan masalah;

3. mengajukan/merumuskan hipotesis;

4. mengumpulkan data;

5. menganalisis data;

6. menarik kesimpulan;

7. mengomunikasikan.

i. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran k13. Artinya, kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ini sebagai induk model dan metode pembelajarannya.

j. Pendekatan Inquiry (Inkuiri)

Pendekatan inquiry adalah pendekatan yang berusaha untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui penyingkapan atau penyelidikan terhadap suatu permasalahan. Seperti problem solving, pendekatan inquiry lebih berpusat pada keaktifan siswa yang berusaha memecahkan permasalahan secara mandiri.

Dalam pendekatan ini materi yang disajikan tidak dibahas sampai tuntas, sehingga memberi peluang kepada

(18)

15

peserta didik untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan berbagai cara yang distimulus oleh Guru.

Bruner mengngkapkan bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiri adalah karena hasil belajar dengan cara ini lebih mudah diingat dan menerap pada siswa. Selain itu, materi juga menjadi lebih mudah untuk disampaikan kepada seluruh peserta didik.

Pengetahuan dan kecakapan kognitif yang didapatkan melalui pendekatan ini juga menumbuhkan motif intrinsik karena peserta didik merasa puas atas penemuannya sendiri. Menurut Rusyan dkk (1992) Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menggunakan pendekatan Inquiry yaitu:

1. Stimulation, sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.

2. Problem Statement, peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan.

Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis 3. Data Collection, untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca

(19)

16

literatur, mengamati objeknya, mewawancarai nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.

4. Data Processing, Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

5. Verification, Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek terbukti atau tidak.

Generalization, Berdasarkan hasil verifikasi maka peserta didik menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu.

B. Komunikasi dalam proses pembelajaran

1. Pengertian komunikasi pembelajaran

Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan

(20)

17

pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini. Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif.

Dalam dunia pendidikan proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Dalam pembelajaran di dalam kelas proses komunikasi akan berlangsung baik antara guru ke siswa dalam hal ini peserta didik atau sebaliknya antara peserta didik dengan guru atau pendidik. Dan materi pembelajaran merupakan pesan dalam proses komunikas pembelajaran yang sering dipandang sebagai jantung atau inti kegiatan pembelajaran.

Dalam komunikasi pembelajaran inilah terjadi Interaksi edukatif yang berlangsung dalam bentuk pertukaran pesan yang tidak lain adalah materi pembelajaran. Dalam konteks komunikasi, pembelajaran Guru ditempatkan dalam posisi sebagai komunikator oleh karena tugas dan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran sedangkan siswa ditempat sebagai komunikan atau peserta didik.1

2. Bentuk-bentuk komunikasi.

1 Ety nur innah, peran komunikasi dalam interaksi guru dan siswa, Jurnal Al- Ta’dib Vol. 8 No. 2 2015 hlm 152.

(21)

18

Ada tiga bentuk komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa.2

a. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah.

Dalam komunikasi ini guru guru berperan sebagai

pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah

komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi seperti ini kurang banyakmenghidupkan kegiatan mahasiswa.

a. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada komunikasi ini guru dan siswa memiliki peran yang sama yaitu pemberi dan penerima aksi (informasi).

Komunikasi ini lebih baik dari yang pertama, sebab kegiatan guru kegiatan guru dan siswa relatif sama.

c. Komunikasi Kelompok

Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi binamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu

2 Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo 2010.

(22)

19

dengan siswa yang lain. Kegiata semacan ini mengarah pada proses pembelajaran yang mengarahkan pada pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang oftimal sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.

Diskusis simulasi merupakan strategi yag dapat mengembangkan komunikasi ini.

(23)

20 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan pendidik untuk menunjang keefektifan, keefisien dalam proses pembelajaran materi tertentu.

2. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan islam yaitu Pendekatan pengalaman, Pendekatan pembiasaan, Pendekatan emosional, Pendekatan rasional,pendekatan fungsional,pendekatan keteladanan dan pendekatan terpadu.

3. Sebagian pakar komunikasi mengatakan bahwasannya komunikasi adalah proses mengirimkan, menerima dan memahami gagasan dan perasaan dalam bentuk peran verbal atau nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja. Kita bisa menyimpulkan komponen-komponen dalam proses komunikasi yaitu: Kominikator, Pesan, Media atau saluran komunikasi, Komunikan, Efek,Umpan balik,Gangguan komunikasi, Lingkungan.

4. komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah Fungsi informasi, Fungsi ekspresi, Fungsi kontrol, Fungsi sosial, Fungsi ekonomi, dan Fungsi da'wah.

5. Dalam lembaga pendidikan islam, kepala sekolah/ madrasah/

perguruan tinggi/ pesabtren dalam kapasitasnya sebagai manajer seharusnya berupaya menerapkan komunikasi yanng benar-benar

(24)

21

efektif dengan terlebih dahulu mengkondisikan kualitas komunikator, komunikan, pesan-pesan dalam komunikasi, lingkungan komunikasi, media komunikasi, dan sebagainya.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pada mahasiswa agar lebih mudah memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dikaji diatas.Hal itu semua untuk membantu dan mempermudah pekerjaan mahasiswa dalam memahami tentang pendekatan dan komunikasi dalam pembelajaran islam.

(25)

22

DAFTAR PUSTAKA

An Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Gema Insani. 1995.

Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.

Jakarta : Ciputat Press, 2002. Mujib, Abdullah.

Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset. 2008.

Nata, Abudin, Prof, Dr, MA.

Ety nur innah, peran komunikasi dalam interaksi guru dan siswa, Jurnal Al-Ta’dib Vol. 8 No. 2 2015.

Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan pelaksanaan perlakuan yang diawali dengan tes kemampuan awal siswa kemudian dianjutkan dengan melakukan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran perubahan

awal, secara terperinci motivasi peserta didik pada tahap kondisi awal (sebelum ada tindakan) dalam pembelajaran matematika dengan materi garis dan sudut melalui

Tujuan Pembelajaran ;> Menentukan pasangan sudut yang sama besar pada dua garis sejajar yang dipotong sebuah garis lain Materi Pokok Pembelajaran : Garis dan sudut

Ada dua pendekatan langkah penusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu pendekatan topik dan pendekatan software. Dalam pendekatan

Sudut pandang : Penempatan kata benda les critiques di awal kalimat menunjukkan perannya yang utama, karena dalam kalimat ini diutarakan pandangan kritikus

Jadi, prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pandang pengambilan gambar adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan besaran, dimensi pada suatu

Hasil penelitian ini berupa (1) media pembelajaran berbasis webtoon dengan judul ”Kiat Praktis Menafsir Sudut Pandang Pengarang Melalui Webtoon”, (2) media webtoon layak

Komunikasi orang tua dan anak mengenai seks bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pandangan seluas-luasnya dari berbagai sudut pandang serta memberikan informasi yang benar kepada