Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Whole Language Dalam
Pembelajaran Bahasa
Dan Satra Indonesia
A. Latar Belakang
Pikiran-pikiran dalam pendekatan Whole Language banyak diadopsi dalam Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia.
Pendekatan Whole Language lahir sebagai reaksi atas kelemahan pendekatan struktural yang memperlakukan keterampilan berbahasa dan komponen Bahasa secara
terpisah-pisah.
Pendekatan Whole Language mulai diterapkan di Inggris, Australia, New Zealand, Kanada, dan Amerika Serikat sekitar 1980- an untuk memperbaiki pengajaran
Bahasa.
Sehingga ada sesuatu yang terpisah antara yang
sedang dipelajari dengan lingkungan siswa.
B. Landasan Teori
Rigg (1991) berkeyakinan bahwa Bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak dapat dipisah- pisahkan.
Roberts (1996) menyatakan bahwa anak atau siswa membentuk sendiri pengetahuan melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole) dan terpadu (integrated) Sehingga whole Language
adalah salah satu pendekatan pengajaran Bahasa yang
menyajikan pengajaran Bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah.
Menurut Richards, Platt, & Platt pendekatan whole language atau pendekatan integrated whole language adalah pendekatan
pengajaran Bahasa pertama (B1) dan Bahasa kedua (B2) yang
dilaksanakan untuk merefleksikan prinsip-prinsip pemerolehan B1 dan B2 didasarkan pada prinsip: Bahasa disajikan dalam
keutuhan bukan sebagai potongan Bahasa terisolasi atau terpisah, aktivitas Pembelajaran lebih bergerak dari “keseluruhan” ke “bagian”,
daripada dari “bagian” ke “keseluruhan”, Keempat keterampilan berbahasa dioptimalkan, dan Bahasa dipelajari melalui interaksi
sosial dengan orang lain
C. Komponen Whole Langue
Menurut Routman (dalam Suratinahdan Prakoso, 2009:2.4) ada 8 komponen Whole Language yakni:
1. Membaca nyaring (Reading Aloud) 2. Menulis Jurnal (Journal Writing)
3. Membaca diam (Sustained Silent Reading) 4. Membaca bersama/berbagi (Shared Reading)
5. Membaca terbimbing (Guided Reading) 6. Menulis terbimbing (Guided Writing) 7. Membaca bebas (Independent Reading)
8. Menulis bebas (Independent Writing)
D. MERANCANG PENGAJARAN BERPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE 1. Tujuan Pengajaran
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menguasai keterampilan berbahasa secara utuh, tidak terpisah- pisah.
2. Materi Pengajaran
Materi diambil dari lingkungan yang dekat dengan anak.
3. Peran Siswa Dan Guru
Siswa terlibat aktif dalam Pembelajaran yang bermakna. Guru harus
membuat perencanaan mengaktifkan siswa sekalian berperan sebagai fasilisator pembelajaran.
4. Teknik Mengajar
Banyak teknik mengajar yang dapat digunakan guru seperti tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan.
5. Teknik Penilaian
Untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa yang sifatnya menyeluruh penilaian dilaksanakan selama proses belajar berlangsung.