• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, seringkali guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kenyataannya, hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA pada siswa kelas III SDN Lingkok Bunut masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas III di SDN Lingkok Bunut berada di bawah standar.

Hal ini terlihat dari hasil tes pengetahuan harian siswa di SDN Lingkok Bunut III. kelas pada mata pelajaran IPA dengan KKM 70. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bersama guru III. kelas SDN Lingkok Bunut pada tanggal 23 Februari 2018, diketahui bahwa para guru tidak menggunakan model – model pembelajaran yang inovatif. Model kolaboratif Talking Chips merupakan model pembelajaran yang menyenangkan, karena model ini menuntut siswa untuk mengemukakan pendapat dan pandangannya secara berkelompok secara heterogen yang ditentukan oleh guru guna meningkatkan hasil belajar siswa.

Sugiarta, 8 penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe talking slide dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran IPA yang dinilai efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode kolaborasi keping berbicara.

Sasaran Tindakan

Kesulitan biasanya muncul dalam memahami jenis cuaca apa yang ada di Indonesia. Jenis cuaca di Indonesia membutuhkan lebih banyak pemikiran dan penjelasan, sehingga diharapkan akan ada kelompok siswa yang heterogen. Hal ini tentunya akan sangat membantu siswa yang tergolong kurang aktif dan kesulitan menangkap materi yang diajarkan oleh gurunya Pembelajaran IPA masih dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi yang biasa dilakukan, sehingga proses pembelajaran guru terfokus , sedangkan beberapa siswa pasif.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

KAJIAN PUSTAKA

Teori yang Relevan

  • Tinjauan Belajar
  • Hasil Belajar
  • Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
  • Hakikat Pembelajaran IPA

Seperti dikutip Miftahul Huda, menurut Roger, dkk, pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar kelompok yang diselenggarakan oleh satu orang. Istilah Talking Chips di Indonesia kemudian lebih dikenal dengan model pembelajaran kooperatif tipe jingling button dan diperkenalkan oleh Anita Lie. Model pembelajaran kooperatif tipe talking chips merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif dimana setiap anggota kelompok mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota kelompok lainnya.

Sementara itu, Spencer Kagan berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tipe tombol bunyi adalah suatu tipe metode struktural yang mengembangkan hubungan timbal balik di antara anggota kelompok berdasarkan kepentingan bersama. Metode pembelajaran kooperatif tipe button sound merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif dimana setiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi dan mendengarkan pandangan dan pendapat anggota kelompok lainnya. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe talking chip merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk aktif dalam kerja kelompok baik dalam perancangan tugas maupun pengungkapan pikiran, dan semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapatnya dan kelebihan tersebut. Jenisnya adalah mengatasi hambatan untuk kesempatan yang sama yang seringkali dengan warna bekerja dalam kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jingle button merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran baik dengan mengemukakan pendapatnya maupun dengan mendengarkan pendapat dan pemikiran anggota kelompok lainnya. . 31 Widyarty, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jingle Button Terhadap Hasil dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Dwi Sejahtera Pekanbaru, (Skripsi, FTK UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Pekan Baru, 2013), hlm.

Telaah Pustaka

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas III SDN Lingkok Bunut Semester Genap Tahun Pelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Gusliana Sari berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Keripik Bicara Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Asam Basa Di SMAN 1 Meureubo Aceh Barat. Pembelajaran Penerapan model talking slides pada materi asam basa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan di SDN Lingkok Bunut adalah sama-sama bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran talking slides dan sama-sama menggunakan penelitian tindakan kelas. Sedangkan penelitian ini mengkaji tentang makhluk hidup pada siswa kelas III SDN Lingkok Bunut Lekor Janapria Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2018/2019. Sugiarta dengan judul: Penerapan pembelajaran kooperatif teknik ratchet button untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika Kelas VI Sekolah Dasar No.1 Punggul Tahun Pelajaran Penerapan pembelajaran.

37 Gusliana Sari, “Penerapan Model Pembelajaran Talking Chips Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Asam Basa...., p. Bedanya penelitian diatas bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI SD No.1 Punggul tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan siklus III sedangkan penelitian ini mengkaji makhluk hidup pada siswa kelas III SDN Lingkok Bunut Lekor Janapria Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2019/2020 menggunakan dua siklus.

Kerangka Berfikir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I persentase siswa yang tergolong aktif mencapai 18,18%, pada siklus II menjadi 45,45%, dan pada siklus III menjadi 72,73%. Sedangkan persentase siswa yang termasuk kategori tuntas pada siklus I mencapai 69,70% menjadi 72,72% pada siklus II, dan meningkat menjadi 81,82% pada siklus III. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian di SDN Lingkok Bunut adalah sama-sama menggunakan teknik tombol lonceng dan sama-sama menggunakan penelitian tindakan kelas.

Melihat kenyataan di lapangan, hasil belajar IPA ditemukan masih rendah pada tingkat kompetensi memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan dampaknya bagi manusia serta hubungannya dengan cara manusia menjaga dan melestarikan alam. Kendalanya adalah guru pada umumnya mengajarkan materi dengan hanya menjelaskan saja, dan model pembelajaran hanya berpusat pada guru tanpa ada proses timbal balik antara guru dan siswa sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dan berdampak pada pembelajaran siswa. hasil. Salah satu metode yang akan digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jingle button, dengan menggunakan metode ini siswa memiliki kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring), mendorong siswa menjadi lebih mampu dan tidak bergantung pada guru. , dapat menimbulkan interaksi negatif yang baik antar siswa, dapat merangsang siswa untuk berpikir lebih kritis, lebih aktif dan berani mengemukakan pendapatnya, serta siswa akan lebih bertanggung jawab terhadap tugasnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan metode pembelajaran kooperatif tipe tombol lonceng dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN Lingkok Bunut.

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Sasaran Penelitian

Rencana Tindakan

Adapun indikator aktivitas guru dan siswa yang diamati dalam mengungkap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jingle button yaitu. Adapun indikator aktivitas guru dan siswa yang diamati dalam mengungkap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe talking chip, yaitu; Setelah guru menjelaskan langkah-langkah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jingle button. guru kemudian membagikan lembar kerja ke semua kelompok, membagikan tombol atau benda kecil lainnya kepada siswa.

Perencanaan II. tidak puas belajar menggunakan metode dering tombol. Pembelajaran dengan metode jingle button II. siklus telah mencapai standar kesempurnaan belajar siswa, siswa yang mendapatkan hasil kesempurnaan dengan penilaian. Berdasarkan hasil yang dicapai pada II. siklus, penelitian ini dikatakan selesai, walaupun ada satu siswa yang masih belum tuntas dalam melaksanakan proses pembelajaran kooperatif jingle button, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus III. .

Sedangkan di II. nilai rata-rata siklus mencapai 82,5 dengan siswa yang mencapai ketuntasan mengajar terdapat 11 orang dengan ketuntasan klasikal 91,66% dengan kategori sempurna. 10. Setiap siswa mendapat 2 kancing atau benda kecil lainnya dari guru 11. Siswa mendengarkan.

Gambar 1 : Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan (PTK) 41
Gambar 1 : Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan (PTK) 41

Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

  • Lembar Observasi
  • Tes Hasil Belajar
  • Dokumentasi

Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.

Cara Pengamatan (Monitoring)

Analisis Data dan Refleksi

  • Analisis Data
  • Refleksi

3 hari setelah akhir pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan tes hasil belajar siswa yaitu siswa diberikan soal tes yang berjumlah 10. Berdasarkan tabel data evaluasi hasil belajar IPA pada siklus I , hal ini dapat dinyatakan bahwa, Jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 12 siswa. Selain itu, satu minggu setelah kegiatan proses pembelajaran selesai, guru memberikan tes soal dengan jumlah soal sebanyak 10 soal pada siklus II menggunakan soal pilihan ganda dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan hasil analisis data, tingkat aktivitas belajar siswa pada siklus II dikategorikan sangat aktif, sedangkan hasil tes belajar siswa dikategorikan tuntas secara klasikal karena persentase ketuntasan di atas 91,66%. Pengolahan data observasi sangat bergantung pada pedoman observasi dimana data observasi pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua, keaktifan guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode jingle buttons tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat pada tahap pertama. siklus pertemuan pertama dengan nilai rata-rata 89,47% termasuk dalam kategori terlaksana dengan baik dan pada pertemuan kedua mencapai 100% termasuk dalam kategori terlaksana dengan sangat baik. Oleh karena itu, menurut refleksi peneliti dan guru terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I akan dilakukan perbaikan pada siklus II.

Berdasarkan data observasi pada siklus II menunjukkan peningkatan dimana pada pertemuan pertama skor yang diperoleh adalah 19 dengan persentase 100% yang termasuk dalam kategori terlaksana sangat baik dan pada pertemuan kedua diperoleh skor 19 dengan kategori sangat baik. persentase 100% termasuk dalam kategori sangat baik. Dimana pada siklus I pertemuan pertama memperoleh skor total 12 dengan persentase 63,15% yang termasuk dalam kategori aktif, dan pada pertemuan kedua siswa mengalami aktivitas belajar. Peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar siswa disebabkan karena antusiasme siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II meningkat, bahkan pada awal pertemuan siklus I siswa cenderung pasif karena tidak terbiasa disimpan dari kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif jenis tombol suara.

Pada siklus II acara pertama mendapatkan skor 18 dengan persentase 94,73 dengan kategori sangat aktif, sedangkan acara kedua mendapatkan skor 19 dengan persentase 100% dengan kategori sangat aktif. Tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes 12 siswa pada siklus I adalah 66,6 dengan ketuntasan klasikal 41,66%. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada siklus II meningkat menjadi 8,25 dengan ketuntasan klasikal juga menjadi 91,66%.

TABEL DATA HASIL TES SIKLUS I
TABEL DATA HASIL TES SIKLUS I

Gambar

Tabel 1  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas  III, 26.
Gambar 1   Model  Tahapan-Tahapan  Pelaksanaan  Penelitian  Tindakan  Kelas  (PTK), 33
Gambar 1 : Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan (PTK) 41
TABEL DATA HASIL TES SIKLUS I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Penerapan Model

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala limpahan rahmat, rizki, kesehatan, kesempatan serta ilmu yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

(4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.. Setelah seleksi berkas, terdapat tes pengetahuan umum dan tes potensi akademik, dan pada

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan rahmat, karunia serta keridhaan-Nya sehingga penulis

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia dan mengajarkan kepadanya penjelasan, dan menurunkan ilmu serta kekuatan sehingga penulis dapat

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Problem Posing

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan