TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Oleh:
Prada Putri Nilamsari NIM: T20184001
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURURAN
SEPTEMBER 2022
i
PENERAPAN STRATEGI JOYFULL LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V DI MI DARUL HUDA MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh:
Prada Putri Nilamsari NIM: T20184001
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURURAN
SEPTEMBER 2022
ii
PENERAPAN STRATEGI JOYFULL LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V DI MI DARUL HUDA MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh:
Prada Putri Nilamsari NIM: T20184001
Disetujui Pembimbing
Erfan Efendi M.Pd.I NUP. 20160365
iii
PENERAPAN STRATEGI JOYFULL LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V DI MI DARUL HUDA MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah Satu Persyarakatan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Hari : Jum’at
Tanggal : 30 September 2022 Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Dr. Hartono, M.Pd. Mohammad Kholil, M.Pd NIP. 198699022015031001 NIP. 198606132015031005 Anggota:
1. Dr. H. Mustajab, S.Ag, M. Pd.I ( )
2. Erfan Efendi, M. Pd.I ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni'ah, M.Pd.I.
iv
NIP.196405111999032001
MOTTO
Artinya: “Dia (Allah) yang menumbuhkan bagi kau dengan air hujan itu tanaman- tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkannya.” (QS. An-Nahl:
11)1
1 Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahannya (Solo:
Tiga Serangkai, 2011), 228.
v
PERSEMBAHAN
Terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depanku, dalam meraih cita-cita saya.
Terima kasih kepada ibuku tercinta, Ibu Sulistyowati, karena berkat do’a dan ridho beliau, saya mampu memetamorfosa kecewa menjadi bahagia, sebab beliau adalah rumah terindah bagi egoku untuk singgah.
Terima kasih untuk kakakku tersayang Amin Zakki Udin dan adikku tercinta Septa Wahyu Wulan yang tak pernah lelah memberikan bantuan do’a, perhatian dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini.
Terima kasih untuk keluargaku yang berada di Malang dan Lamongan, bude, pakde, dan sepupu-sepupuku yang selalu aku rindukan, tanpa do’a, dukungan dan nasehat yang kalian berikan dari kejauhan, mungkin saya tidak akan sekuat sekarang ini.
Terima kasih kepada jajaran dosen selama saya menempuh ilmu di UIN KH Achmad Siddiq Jember terutama kepada dosen pembimbing saya Bapak Erfan Efendi M.Pd.I. yang penuh kesabaran dan keikhlasan di tengah-tengah kesibukan meluangkan waktu untuk membimbing saya.
Almamaterku tercinta UIN KH Achmad Siddiq Jember.
vi
KATA PENGANTAR
Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah karena atas rahmat dan karunia-Nya perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyempaikan terimakasi yang sedalam- dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM selaku Rektor UIN KH Achmad Shidiq Jember yang telah senantiasa mencurahkan segala pemikiran dan usahanya, sehingga UIN KH Achmad Shidiq Jember semakin hari semakin menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni'ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KH Achmad Shidiq Jember, yang selalu memberikan uswah sebagai seorang pelajar dan pengajar dan sebagai cendekiawan yang baik dan lebih baik lagi.
3. Bapak Dr. Rif’an Humaidi M.Pd.I, selaku ketua jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa yang selalu memberikan uswah sebagai seorang pelajar dan pengajar.
4. Bapak Dr. Hartono, M.Pd. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), yang selalu sabar membimbing serta banyak membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
vii
5. Bapak Erfan Efendi, M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan di tengah-tengah kesibukannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.
6. Bapak Ali Khomsin, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah MI Darul Huda Mojokerto yang telah bersedia memberikan waktu dan tempat bagi penulis untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Mufidatul Hijriyah, S.Pd.I selaku guru kelas dan juga guru mata pelajaran tematik MI darul Huda Moojokerto, yang telah bersedia membantu dan meluangkan banyak waktunya bagi penulis untuk Melakukan penelitian.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shaleh yang diterima oleh Allah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Jember, 30 September 2022 Penulis
Prada Putri Nilamsari NIM. T20184001
viii ABSTRAK
Prada Putri Nilamsari, 2022: Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kata Kunci: Strategi Joyfull Learning, Media Flash Card, Pembelajaran Tematik Kegiatan pembelajaran di MI Darul Huda Mojokerto menerapkan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card, dikarenakan berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan oleh guru melalui penerapan metode ceramah dalam proses pembelajaran siswa mudah bosan sehingga menyebabkan suasana kelas menjadi kurang kondusif, Maka dari itu, penggunaan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan.
Fokus penelitian ini adalah 1) Bagaimana perencanaan penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto?; 2) Bagaimana pelaksanaan penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto?; 3) Bagaimana evaluasi penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto?.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto; 2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto; 3) Untuk mendeskripsikan evaluasi penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus. Penentuan subjek menggunkan teknik purposive. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan model dari Milles Hubberman dan Saldana.
Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Dalam penelitian ini memperoleh kesimpulan 1) Perencanaan penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto meliputi tahapan yaitu, menyiapkan materi RPP, strategi dan media pembelajaran. 2) Pelaksanaan penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto meliputi tiga tahapan yaitu, tahap pendahuluan, inti dan penutup. 3) Evaluasi penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card pada pembelajaran Tematik kelas V di MI Darul Huda Mojokerto meliputi alokasi waktu yang telah ditentukan tidak mencukupi, peserta didik kurang memahami bacaan pada soal, dan peserta didik masih sulit dikondisikan..
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL1 ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xi
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Definisi Istilah ... 12
F. Sistematika Pembahasan ... 14
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 16
A. Penelitian Terdahulu ... 16
B. Kajian Teori ... 22
1. Strategi Joyfull Learning ... 22
x
2. Media Flash Card ... 27
3. Pembelajaran Tematik ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 50
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 50
B. Lokasi Penelitian ... 50
C. Subyek Penelitian ... 51
D. Teknik Pengumpulan Data ... 52
E. Analisis Data ... 56
F. Keabsahan Data ... 58
G. Tahap-tahap Penelitian ... 59
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 61
A. Gambar dan Objek Penelitian ... 61
B. Penyajian Data dan Analisis ... 67
C. Pembahasan Temuan ... 90
BAB V PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
xi LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Matrik penelitian 2. Pedoman penelitian 3. Dokumentasi peneitian 4. Surat izin penelitian 5. Jurnal penelitian 6. Surat selesai penelitian
7. Surat keterangan lolos turnitin 8. Kenyataan keaslian tulisan 9. RPP
10. Biodata penulis
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 20
Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Guru MI Darul Huda Mojokerto ... 65
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa-Siswi MI Darul Huda Mojokerto... 66
Tabel 4.3 Daftar Sarana MI Darul Huda Mojokerto ... 66
Tabel 4.4 Tata Tertib Guru Mengajar ... 67
Tabel 4.5 Hasil Temuan ... 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Analisis Interaktif ... 56
Gambar 4.1 Buku Tematik Kelas V ... 72
Gambar 4.2 Kegiatan Pembukaan Pelajaran ... 79
Gambar 4.3 Kegiatan Inti Pelajaran ... 81
Gambar 4.4 Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan media Flash Card di depan kelas ... 82
Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan Soa Uraian ... 87
1
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat oleh seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.2
Pembelajaran terlaksana karena adanya suatu kebutuhan pada diri individu dan kebutuhan tersebut harapannya terpenuhi, proses pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik apabila pembelajaran tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Pembelajaran menekankan kepada suatu perubahan, ketika tercipta perubahan maka dapat diketahui bahwa ada hasil dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan.3
Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang mempunyai tujuan yang jelas dan terarah, tujuan pembelajaran merujuk kepada pembelajaran yang ideal, maka dariitu guru perlu mewujudkan kondisi ideal pembelajaran di kelas sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik. Tujuan pembelajarn yaitu menciptakan belajar yang baik,
2 Lailatul Usriyah, Perencanaan Pembelajaran, (Indramayu: Adanu Abimata, 2021), 7.
3 M. Andi Setiawan, Belajar dan Pembelajaran, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2020), 22.
efektif, terukur, dan berproses.4 Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru juga harus mampu menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Guru harus menciptakan suasana yang kondusif, aktif, dan menyenangkan.5
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa:
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat mengembangkan kreatifitas berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap mata pelajaran.6
Jadi, proses membelajaran tidak lepas antara peserta didik dan guru.
Guru merupakan kunci kesuksesan dari proses pembelajaran, karena guru yang mengatur setiap kegiatan di dalam kelas. Seperti menentukan materi, strategi, media, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Dimana guru juga harus mempunyai ide-ide untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan proses pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik. Maka guru juga dituntut untuk mempunyai keterampilan mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Pemilihan strategi pembelajaran mengandung dua unsur penting, yaitu memilih strategi pembelajaran yang akan diterima oleh peserta didik dan strategi pembelajaran yang akan diberikan oleh guru. Strategi pembelajaran berpedoman pada perilaku dan pemikiran peserta didik yang akan mereka
4 M. Andi Setiawan, Belajar dan Pembelajaran, 25.
5 M. Sobry Sutikno, Strategi Pembelajaran, (Indramayu: Ardanu Abimata, 2021), 8.
6 Sekertariat Negara Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (20).
pelajari, termasuk memori dan daya ingat. Sedangkan strategi mengajar mengacu pada pendekatan, metode, media, dan teknik yang dikuasai guru dalam mengajar. Strategi pembelajaran mendukung perkembangan pendidikan yang dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap suatu materi dalam proses pembelajaran.7
Selain strategi pembelajaran, penggunaan media dalam proses pembelajaran juga sangat penting dalam neningkatkan minat belajar peserta didik. Media pembelajaran sangat membantu dalam perkembangan psikologis peserta didik dalam belajar. Dikatakan demikian, sebab secara psikologis alat bantu mengajar berupa media pembelajaran sangat memudahkan siswa dalam hal belajar karena media dapat membuat hal-hal yang bersifat abstrak menjadi lebih kongkrit (nyata).8
Guna dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien guru seharusnya memahami materi yang akan diajarkan terlebih dahulu, dan memilih strategi dan media pembelajaran apa yang cocok digunakan dalam penyampaian materi dalam proses pembelajaran tersebut. Strategi dan Media pembelajaran yang diterapkan guru juga harus menyesuaikan dengan kemampuan siswa, dimana setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Maka dari itu, guru harus benar-benar mempertimbangkan dan merencanakannya dengan tepat. Dasar penggunaan Strategi dan media dalam pembelajaran telah di jelaskan dalam Al-Quran surat an-Nahl ayat 125 sebagai berikut:
7 Yulia Rizki, Dkk, Pengantar Strategi Pembelajaran, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2022), 10.
8 Septy Nurfadhillah, Media Pembelajaran, (Sukabumi: CV Jejak, 2021), 8.
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS. an-Nahl: 125) 9
Serulah (wahai rasul) oleh mu dan orang-orang yang mengikutimu kepada agama tuhanmu dan jalanNya yang lurus dengan cara bijakasana yang telah Allah wahyukan kepadamu di dalam al-qur’an dan -sunnah. Dan bicaralah kepada manusia dengan metode yang sesuai dengan mereka, dan nasihati mereka dengan baik-baik yang akan mendorong mereka menyukai kebaikan dan menjauhkan mereka dari keburukan. Dan debatlah mereka dengan cara perdebatan yang terbaik, dengan halus dan lemah lembut. sebab tidak ada kewajiban atas dirimu selain menyampaikan, Dan sungguh engkau telah menyampaikan, adapun hidayah bagi mereka terserah kepada Allah semata. Dia lebih tahu siapa saja yang sesat dari jalanNya dan Dia lebih tahu orang-orang yang akan mendapatkan hidayah. Dari penafsiran diatas menjelaskan bahwa ketika menyampaikan materi pembelajaran sebaiknya guru menggunakan cara yang mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, penggunaan strategi dan media dalam pembelajaran merupakan sarana yang dapat membantu guru ketika menjelaskan materi agar mudah dipahami oleh peserta didik.
9 Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahannya (Solo:
Tiga Serangkai, 2011), 230.
Strategi dan media pembelajaran juga memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Suatu pelajaran belum bisa dikatakan berhasil jika kurangnya antusias dari siswa, maka dari itu penggunaan strategi dan media sebagai cara yang digunakan guru untuk mencipkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keberhasilan sebuah pembelajaran.
Pelajaran tematik merupakan penggabungan ataupun perpaduan dari beberapa mata pelajaran dalam lingkup SD/MI, meliputi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika, Bahasa Indonsia, Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Perpaduan mata pelajaran tersebut sebagai pembelajaran tematik dan didalamnya terdapat tema, subtema, maupun pembelajaran.10
Mata pelajaran Tematik di MI Darul Huda Mojokerto disajikan dua – tiga jam pelajaran dalam setiap harinya. Mata pelajaran Tematik ini mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan pelajaran yang lain, karena berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, menggukanan prinsip belajar sambil bermain. Pelajaran Tematik bersifat fleksibel, sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta didik dalam pengembangkan keterampilan sosial.
Mata pelajaran Tematik berkontribusi dalam memberikan pengalaman belajar yang nyata mengenai aspek lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-
10 Maulana Arafat L, Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2020) 7.
hari persta didik. Sehingga dalam hal ini, materi pelajaran Tematik harus diajarkan dengan baik oleh guru agar peserta didik dapat mempraktekkannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Begitupun sebaliknya, jika guru tidak dapat menyampaikan materi Tematik dengan baik maka akan menimbulkan dampak negative ketika peserta didik mempraktekkan hasil belajarnya dilingkungan masyarakat. Hal ini berarti, apabila pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan kurang tepat, maka ketika peserta didik menerapkan hasil belajarnya di tengah-tengah masyarakat juga akan berakibat kurang baik.11
Permasalahan umum yang terjadi di kelas V MI Darul Huda Mojokerto adalah masih banyak siswa yang tidak memerhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran. Siswa cenderung mengobrol dengan teman-temannya, kondisi kelas yang tidak kondusif, tidak fokus pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, banyak juga siswa yang belum sepenuhnya menguasai materi pelajaran Tematik khususnya pada tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita). Hal ini terbukti ketika salah satu peserta didik diberi pertanyaan dan diminta untuk menjelaskan fungsi air dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tersebut nampak begitu kebingungan dan berusaha menemukan jawaban dengan bertanya kepada peserta didik yang lain. Peserta didik tidak dapat menjawab secara spontan mengenai pertanyaan yang diajukan, padahal pertanyaan tersebut merupakan materi dasar. Selain itu,
11 Mufidatul Hijriyah, di Wawancarai oleh Penulis, Mojokerto 10 Januari 2022.
peserta didik juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan jawaban karna harus bertanya kepada teman-temannya.12
Pada dasarnya materi pembelajaran pada tema 8 ini termasuk kedalam kehidupan kita sehari-hari, dimana tema 8 merupakan materi yang tidak lepas dari kehidupan lingkungan sekitar. Lingkungan sahabat kita (tema 8) ini membahas tentang manusia dan lingkungan, perubahan lingkungan, dan usaha pelestarian lingkungan. Lingkungan sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, lingkungan alam, seperti air merupakan kebutuhan mendasar manusia. Manusia tidak akan bertahan hidup tanpa air. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia juga melaksanakan kegiatan ekonomi untuk memenuhi hidupnya.13 Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan peserta didik belum sepenuhnya menguasai pelajaran Tematik khususnya materi pada tema 8, yaitu karena materi tema 8 ini memiliki cakupan materi yang banyak dan luas. Dengan banyaknya materi yang harus diselesaikan tersebut membuat guru cenderung hanya sekedar memenuhi tuntutan ketuntasan kurikulum.
Akibat dari hal tersebut yaitu akan membebani dan dampak kurang baik bagi peserta didik. Tidak hanya itu, hal ini juga menyebabkan kurangnya pemahaman bagi peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Selain itu, penyebab lain yaitu kurangnya kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran karena masih banyak guru yang tidak menggunakan strategi dalam proses pembelajarannya. Guru hanya
12 Mufidatul Hijriyah, di Wawancarai oleh Penulis, Mojokerto 10 Januri 2022.
13 Tim Tuntas Karya Guru, Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita Kelas V MI/SD, (Bandung:
Penerbit Duta, 2019), 4.
menggunakan metode ceramah secara keseluruhan dalam proses pembelajaran tanpa menggabungkan dengan media pembelajaran yang lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga membuat peserta didik mudah bosan dan hanya menjadi pendengar pasif dan cenderung kurang bersemangat dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, menjadikan guru sulit untuk mengkondisikan suasana kelas yang kondusif dan mengembangkan materi pelajaran pada tahap selanjutnya. Salah satu tindakan yang harus dilakukan guru atas permasalahan tersebut adalah melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Guru membutuhkan suatu cara yang dapat mempermudah dalam menyampaikan materi secara mudah dan lebih enjoy agar cepat dipahami oleh siswa. Adapun cara yang dapat digunakan guru yaitu dengan menggunakan strategi dan media pembelajaran yang tepat, menyenangkan, dan menarik bagi para peserta didik.14
Penggunaan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan Media Flash Card dalam pembelajaran Tematik ini, membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara jelas, cepat dan praktis. Strategi ini dapat membentuk keaktifan peserta didik dan dapat membantu siswa mengingat konsep-konsep materi pelajaran. Strategi Joyfull Learning ini proses pembelajaran dimana terdapat hubungan yang kuat antara guru dan peserta didik tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan, jadi peserta didik akan merasa lebih enjoy.
14 Mufidatul Hijriyah, di Wawancarai oleh Penulis, Mojokerto 10 Januari 2022.
Proses Pembelajarannya juga melibatkan siswa secara aktif, Kartu yang berwarna warni membuat pesereta didik tertarik untuk belajar. Disini konsep yang dibuat dalam proses pembelajaran berbasis game yang menyenangkan yang dibuat oleh guru dengan membuat 2 barisan di depan kelas. Dimana peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan dari game tersebut akan mendapatkan hadiah (reward). Jadi, peserta didik berlomba- lomba untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.15
Kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan. Penggunaan Strategi Joyfull Learning dengan menggunkan media Flash card dapat menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan dan penuh makna bagi para peserta didik. Selain itu, dengan penggunaan strategi Joyfull Learning ini mempunyai manfaat lain yaitu membuat siswa tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran.16
Berdasarkan konteks penelitian yang telah diungkapkan diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2022.”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
15 Observasi MI Darul Huda Mojokerto 2022.
16 Mufidatul Hijriyah, di Wawancarai oleh Penulis, Mojokerto 10 Januari 2022.
1. Bagaimana Perencanaan Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2021?
2. Bagaimana Pelaksanaan Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2021?
3. Bagaimana Evaluasi Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2021?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan Perencanaan Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2021.
2. Untuk mendeskripsikan Pelansanaan Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2021.
3. Untuk mendeskripsikan Evaluasi Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V di MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2021.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti
a. Penelitian ini merupakan sebagai bekal bagi penulis untuk menambah wawasan mengenai cara penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.
b. Penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan Media Flash Card pada pembelajara Tematik yang dapat menjadikan pembelajaran di dalam kelas terasa menyenangkan dan punuh makna.
2. Bagi UIN KH Achmad Siddiq Jember
a. Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi di perpustakaan UIN KH Achmad Siddiq Jember.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi untuk menambah ilmu pengetahuan untuk calon peneliti selanjutnya dan mahasiswa khususnya di UIN KH Achmad Siddiq Jember jika ingin mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan Media Flash Card pada pembelajara Tematik.
3. Bagi sekolah MI Darul Huda Mojokerto
Penelitian diharapkan ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah khususnya di MI darul Huda Mojokerto mengenai penerapan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan Media Flash Card pada pembelajara Tematik demi untuk memenuhi target pencapaian pembelajaran dan memberikan kontribusi pemikiran terhadap
pengembangan strategi dan media pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran.
4. Bagi guru MI darul Huda Mojokerto
Penelitian ini diharapkan bagi semua guru di MI Darul Huda Mojokerto mampu mengoptimalkan pembelajaran di kelas salah satunya dengan bantuan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card sebagai sarana untuk menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas yang menyenangkan, bermakna dan siswa tidak merasa bosan.
5. Bagi siswa MI Darul Huda Mojokerto
Penggunaan strategi Joyfull Learning dengan menggunakan media Flash Card diharapkan dapat meningkatkan antusias serta minat belajar siswa dalam menerima materi mata pelajaran Tematik sehingga ini juga akan mempengaruhi terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa.
E. Definisi Istilah
Untuk memberikan penjelasan dan penegasan terhadap istilah yang terdapat pada judul “Penerapan Strategi Joyfull Learning dengan Menggunakan Media Flash Card pada Pembelajaran Tematik Kelas V MI Darul Huda Mojokerto Tahun Pelajaran 2021/2022” maka disertakan pula definisi istilah yang dimaksud. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalah pahaman terhadap makna judul yang dimaksud peneliti.
1. Strategi Joyfull Learning
Strategi Joyfull Learning (pembelajaran menyenangkan) merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk membuat peserta
didik senang dan tidak adara rasa keterpaksaan dan takut dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut tidak membosankan dan membuat pembelajaran itu lebih bermakna. Dalam penelitian ini penerapan strategi Joyfull Learning diterapkan guru dengan permainan atau games dalam proses pembelajaran. Jadi peserta didik akan melakukan proses pembelajaran dengan belajar sambal bermain. Maka disinilah pembelajaran yang menyenangkan akan dirasakan oleh peserta didik.
2. Media Flash Card
Media Flash Card atau kartu kilat merupakan kertas berbentuk persegi panjang yang terdiri dari dua sisi yang digunakan guru dan peserta didik oleh siswa dan guru sebagai alat bantu untuk mempermudah proses pembelajaran. Untuk ukuran Flash Card sendiri bisa disesuaikan guru dengan melihat besar kecilnya kelas yang dihadapi. Isi sisi depan dari Flash Card ini adalah gambar dan sisi belakang berisi penjelasan materi pelajaran tematik (tema 8). Cara penggunaan Flash Card adalah membolak balikkan kartu dari sisi satu dengan sisi lainnya. Pada penelitian ini flash card digunakan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran dan digunakan peserta didik dalam permainan. Flash Card ini sangat berperan penting dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
3. Pembelajan Tematik
Pembelajaran tematik merupakan sebuah mata pelajaran yang isinya penggabungan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain yang disusun dalam satu tema tertentu. Mata pelajaran pada pembelajaran
tematik pada kelas V adalah ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn), bahasa Indonesia, dan seni budaya dan prakarya (SBdP).
Pembelajaran tematik ini hanya ada dan diterapkan pada satuan pendidikan SD/MI. Pembahasan tema yang terkandung dalam pembelajaran tematik berhubungan dengan lingkungan dan kehidupan keseharian peserta didik.
Pembelajaran tematik ini merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tematik juga merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam mempelajari materi yang diajarkan oleh guru.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisikan tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimula dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Sistematika pembahasan ini bertujuan untuk memudahkan pembaca memahami isi dari skripsi ini.
Bab satu pendahuluan, pada bagian ini terdiri dari beberapa komponen yaitu konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.
Bab dua kajian kepustakaan, pada bagian ini terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori.
Bab tiga metode penelitian, pada bagian ini terdiri dari beberapa komponen yang meliputi, pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,
subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahapan-tahapan penelitian.
Bab empat penyajian data dan analisis, pada bagian ini berisikan tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisi serta pembahasan temuan.
Bab lima penutup, pada bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
16
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan variabel pembahasan peneliti saat ini, diantaranya:
1. Skripsi, Jaka Saputra, 2020, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang berjudul
“Penerapan Strategi Joyfull Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas II UPT SPF Kalumeme Kabupaten Bulukumba”
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat deskriptif atau classroom action research. Subjek penelitian adalah murid kelas II UPT SPF SDN 11 Kalumeme Kabupaten Bulukumba sebanyak 18 orang yang terdiri dari 8 murid laki-laki dan 10 murid perempuan.
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data dianalisis menggunakan analisis deskriptif pada siklus I terjadi peningkatan pada nilai keterampilan menulis melihat nilai KKM siswa pada pertemuan I dengan siswa yang tuntas hanya 16,7% sedangkan siswa yang dikategorikan tidak tuntas sebesar 83,3%. Nilai rata-rata sebesar 62,22 sedangkan pada pertemuan II dengan melihat nilai KKM pada pertemuan I dengan siswa yang tuntas hanya 33,3% sedangkan siswa yang dikategorikan tidak tuntas 66,7%, pada siklus II terjadi peningkatan yang tinggi dibandingkan pada siklus I.
pada pertemuan I pada nilai KKM dapat 88,9% dikategorikan tuntas dan 11,1% dapat dikategorikan tidak tuntas dengan memperoleh nilai rata-rata sebesar 74,44 sedangkan pada pertemuan II memperoleh nilai KKM sebesar 100% dikategirikan tuntas dan tidak ada siswa di kategorikan tidak tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penerapan strategi Joyfull Learning terhadap hasil Keterampilan Berbicara siswa kelas II UPT SPF SDN 11 Kalumeme Kabupaten Bulukumba.17
2. Skripsi, Yulia Maulida, 2019, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan ampel Surabaya yang berjudul
“Penerapan Media Flash Card untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menghafal Mufrodat pada Pembelajaran Bahasa Arab Kelas I di SD Ma’arif NU Hassanudin Surabaya”.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui penerapanmedia Flash Card untuk meningkatan hasil belajar mata pelajaran bahasa Arab materi bilangan 1–10 pada kelas I di SD Ma’arif NU Hasanudin Surabaya.
(2) Mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Arab materi bilangan 1–10 dengan menggunakan media Flash Card pada kelas I di SD Ma’arif Surabaya.
Metode penelitian ini merupakan PTK model John Elliot yang Terdiri dari dua siklus dengan empat tahapan yaitu, (1) Perencanaan, (2)
17 Jaka Saputra, “Penerapan Strategi Joyfull Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas II UPT SPF Kalumeme Kabupaten Bulukumba” (Skripsi, UMM Makassar, 2020).
Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, performance, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan media Flash Card berjalan dengan kata goribaik.Terbukti dari peningkatan hasil aktivitas guru dan siswa. Pada siklusI, aktivitas guru memperoleh 64 (kurang), kemudian meningkat menjadi90 (baik) pada siklusII. Sedangkan nilai aktivitas siswa pada siklusI yaitu 60 (kurang) dan meningkat menjadi 78 (baik) pada siklusII. (2) Kemampuan siswa dalam menghafal pada penelitian ini juga mengalami peningkatan dengan katagori baik.
Peningkatan tersebut dibuktikan dari persentase ketuntasan belajar siswa.
Pada pra siklus sebesar 28% (kurang), meningkat menjadi 50% (kurang) pada siklus I dan meningkat menjadi 89% (baik) pada siklus II. Rata-rata siswa pada pra siklus sebesar 67.5 (kurang) sedangkan siklusI sebesar 70.84 (cukup) dan meningkat pada siklusII menjadi82.56 (baik).18
3. Skripsi, Nova Anisa Amalia, 2020, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ubiversitas Sarjana Wiyata Tamansiswa Yogyakarta yang berjudul “Implementasi Media Flash Card Melalui Pembelajaran tematik Muatan Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan Siswa kelas II di SD Se-Gugus 01 Matrijeron Yogyakarta”.
18 Yulia Maulida, “Penerapan Media Flash Card untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menghafal Mufrodat pada Pembelajaran Bahasa Arab Kelas I di SD Ma’arif NU Hassanudin Surabaya” (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019).
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data primer atau subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan siswa kelas II di SD Negeri Suryowijayan dan SD Negeri Gedongkiwo yang tergabung dalam SD Se-gugus 01 Mantrijeron Yogyakarta, sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Terknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif menggunakan interactive model yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Media Flash Card dalam pembelajaram tematik muatan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sudah digunakan namun dalam penggunaanya belum maksimal karena disesuikan dengan materi yang diajarkan, (2) faktor pendukung dengan guru menggunakan metode yang bervarasi misalnya dengan berkelompok, diskkusi dan tanya jawab dan model pembelajaran yang efektif tidak hanya ceramah saja, (3) faktor penghambat dalam mengimplementasikan media flash card yaitu keterbatasaan guru dalam membuat media pembelajaran yang menyebabkan guru menggunakan media seadanya, kurangnya kreatifitas guru dalam membuat media, keterbatasan waktu dalam pembuatan media dan juga dari siswa sendiri yang kurang fokus dan memperhatikan saat menerima pembelajaran dari guru. (4) Solusi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi media flash card adalah guru
hurus lebih mengembangkan kreatifitas dalam menggunakan media pembelajaran, menyesuaikan materi dan kebutuhan belajar siswa, mengikuti pelatihan, harus mampu mengatur waktu dan juga memfokuskan siswa pada saat menerima pembelajaran dari guru.19
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama & Judul
Peneliti
Persamaan Perbedaan Orisinilitas
1 3 4 5 6
1. Jaka Saputra,
“Penerapan Strategi Joyfull Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas II UPT SPF Kalumeme Kabupaten Bulukumba”
Penelitian ini membahas strategi Joyfull Learning.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Jenjang pendidikan dalam penelitian ini di tingkat SD/MI.
Penelitian ini tidak
menggunakan media Flash Card.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian PTK.
Lokasi dan waktu penelitian
Fokus
penelitian ini pada penerapan strategi Joyfull Learning untuk meningkatkan keterampilan membaca.
2. Yulia Maulida
“Penerapan Media Flash Card untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menghafal Mufrodat pada Pembelajaran Bahasa Arab Kelas I di SD
Penelitian ini membahas media Flash Card
Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Jenjang pendidikan
Penelitian ini tidak mengunakan strategi Joyfull Learning.
Penelitian ini diterapkan pada pembelajaran Bahasa Arab.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian PTK.
Fokus
penelitian ini pada penerapan media Flash Card untuk meingkatkan siswa dalam menghafal mufradat pada pembelajaran Bahasa Arab.
19 Nova Anisa Amalia, “Implementasi Media Flash Card Melalui Pembelajaran tematik Muatan Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan Siswa kelas II di SD Se-Gugus 01 Matrijeron Yogyakarta”, (Skripsi, IAIN Lampung, 2020).
Ma’arif NU Hassanudin Surabaya”
dalam penelitian ini di tingkat SD/MI.
3. Nova Anisa Amalia
“Implementasi Media Flash Card Melalui Pembelajaran Tematik Muatan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraa n Siswa Kelas II di SD Se-Gugus 01 Matrijeron Yogyakarta”
Penelitian ini membahas media Flash Card
Penelitian ini diterapkan pada pembelajaran tematik.
Jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian ini tidak mengunakan strategi Joyfull Learning.
Subjek penelitian.
Lokasi dan waktu penelitian.
Fokus
penelitian ini pada
implementasi media Flash card melalui pembelajaran tematik muatan Pancasila dan Kewarganegara an.
Beberapa penelitian yang sudah dicantumkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan saat ini memiliki persamaan dan juga perbedaan. Persamaan pertama salah satu dari ketiga penelitian terdahulu diatas sama-sama menggunakan strategi Joyfull Learning, ada juga dua penelitian terdahulu yang sama-sma menggunakan media Flash card. Persamaan yang kedua yaitu penelitian sama-sama dilaksanakan di tingkat pendidikan SD/MI. Persamaan ketiga sama-sama menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Selain terdapat persamaan pada penelitian saat ini memiliki perbedaan juga, perbedaan yang pertama yaitu tidak ada penelitian yang menggunakan strategi Joyfull Learning dan media Flash Card secara bersamaan. Persamaan kedua, yaitu dua dari penelitian terdahulu diatas menggunakan jenis penelitian PTK. Perbedaan yang ketiga yaitu waktu dan lokasi penelitian yang berbeda.
B. Kajian Teori
1. Strategi Joyfull Learning
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Jika dihubungkan dengan pembelajaran maka strategi berarti pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudtan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dalam hal ini strategi pembelajaran dipahami sebagai suatu seni dan pengetahuan untuk melaksanakan pembelajaran di kelas dengan sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.20
Joyfull Learning adalah pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Strategi pembelajaran yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang dapat dinikmati oleh peserta didik, peserta didik merasa nyaman, aman, dan mengasyikkan. Melalui joyfull learning peserta didik diajak untuk melakukan proses belajar yang menyenangkan, sehingga apabila peserta didik merasa senang, maka akan timbunl motivasi dari dalam diri peserta didik untuk semangat dalam proses pembelajaran.21
Jadi Strategi joyfull learning adalah suatu cara yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik dengan cara yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan seiring dengan belajar sambal bermain, yang mau tidak mau akan mengajak
20 Arin Tentrem Mawati, Dkk, Strategi Pembelajaran, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), 3.
21 Dasep Bayu Ahyar, Model-Model Pembelajaran, (Sukoharjo: CV Pradina Pustaka Group, 2021), 150.
peserta didik untuk aktif, serta membuat peserta didik tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran. Sambil bermain mereka aktif belajar dan sambal belajar mereka aktif bermain. Tidak ada standar untuk strategi pembelajaran yang menyenangkan ini. Setiap guru dapat menciptakannya sesuai dengan konteks pembelajaran dan perkembangan usia peserta didik.22
a. Prinsip Penerapan Strategi Joyfull Learning
Joyfull Learning dapat dilakukan dengan memotivasi peserta didik agar tumbuh dan dapat berpikir positif malalui penciptaan suasana lingkungan belajar yang tepat, menghargai ide-ide peserta didik, serta ringan memberikan pujian atas hal-hal positif yang ditunjukkan dan dilakukan peserta didik. Dengan kata lain, sekecil apapun kontribusi peserta didik dalam proses pembelajaran. Setiap peserta didik akan dihargai, merasa aman, dan nyaman (tidak merasa terancam, tertekan, disalahkan, diremehkan)
Perlu diingat, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi peserta didik, sangat penting bagi guru menghargai peserta didik apa adanya, memberi kebebasan mengapresiasikan ide dan pendapatnya, serta selalu mendukung peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajarannya. Kunci lainnya adalah keramahan guru dan keringanan untuk selalu tersenyup kepada peserta didik, sehingga
22 Dasep Bayu Ahyar, Model-Model Pembelajaran, 150.
mereka menikmati proses belajar serta merasakan kehangatan seperti sebuah keluarga.23
b. Manfaat Strategi Joyfull Learning
Strategi Joyfull Learning bisa dijadikan sebagai media bermain didalam maupun diluar kelas, sehingga beban dalam proses pembelajaran menjadi lebih ringan dan bahkan tidak ada, selain itu prosesnya juga sangat menyenangkan. Joyfull Learning akan menjadikan pembelajaran efektif dan menyenangkan jika guru mampu memodifikasi sistem pembelajaran dengan menambahkan media pembelajaran yang menarik. Joyfull Learning juga bisa meningkatkan daya kreatifitas peserta didik dalam rangka membentuk pribadi dan perilaku individu yang positif. Selain itu, pembelajaran yang menyenangkan secara tidak langsung akan membentuk pribadi peserta didik menjadi lebih mandiri dan percaya diri, sehingga proses pembelajaran menjadi tepat pada sasaran dan tujuan. 24
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Joyfull Learning Kelebihan strategi Joyfull Learning ada 4 yaitu:
1) Suasana belajar rileks dan menyenangkan.
Melibatkan kerja otak kiri dan kanan akan menjadikan belajar siswa lebih ringan dan menyenangkan sehingga siswa tidak mengalami stress dalam belajarnya.
23 Das Salirawati, SMART TEACHING Solusi Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 106.
24 Agus Nurjaman, Joyfull Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa, (Bogor: Guepedia, 2019), 5.
2) Banyak model yang bisa diterapkan.
Ada tiga jenis yaitu yel-yel, Brayn Gym (senam otak), dan humor yang ada di Joyfull Learning yang dapat diterapkan dan dikombinasikan antara model yang satu dengan model yang lainnya misalnya model pembelajaran langsung dimana model ini diarahkan langsung oleh guru sehingga kita tinggal menentukan sendiri model mana yang diterapkan.
3) Merangsang kreativitas dan aktivitas.
Kreativitas terjadi jika kita dapat menggunakan informasi yang sudah ada di dalam otak kita dan mengkombinasikan dengan informasi yang lain sehingga tercipta hal baru yang bernilai tambah.
Demikian juga kita menggunakan strategi Joyfull Learning kita akan menghubungkan informasi yang sudah ada di memory kita untuk dikombinasikan dan dipadukan antara informasi yang satu dengan yang lain sehingga tercipta sesuatu yang baru.25
4) Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain membungkus suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih menarik dengan berbagai variasi agar peserta didik mengikuti dengan suasana hati yang gembira dan semangat yang tinggi.
Sedangkan kekurangan dari strategi Joyfull Learning yaitu Hampir tidak ada kekurangan dalam pelaksanaan strategi ini, peserta
25E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 215.
didik akan terasah kreatifitas secara alami dan tidak dibuat-buat. Hal tersebut dikarenakan anak diasah potensinya dengan perlahan-lahan dan tidak terkesan terpaksa. Kekurangan ini hanya bersumber pada guru atau tenaga pendidik itu sendiri, jika guru tidak aktif atau pintar memilih metode yang tepat notabennya mengkombinasikan metode dan teknik dalam pembelajaran, maka jatuhnya anak didik bukannya paham malahan jadi bingung.
Pengkombinasian ini bertujuan agar anak didik tidak bosen dan jenuh dalam belajar. Oleh karena itu, menjadi kekurangan dalam joyful learning jika guru kurang menguasai metode, teknik, dan pendekatan dalam mengelola pembelajaran.26
d. Langkah-Langkah Strategi Joyfull Learning
Langkah-langkah strategi pembelajaran joyful learningsebagai berikut:
1) Tahap persiapan yaitu mengajak peserta didik keluar dari keadaan mental yang pasif, menyingkirkan rintangan belajar, merangsang minat dan ingin tahu peserta didik, memberi peserta didik perasaan positif untuk menguasai pembelajaran, menjadikan peserta didik aktif, tergugah untuk berpikir dan mengajak peserta didik untuk keluar dari keterasingan dan masuk dalam komunitas belajar.
2) Tahap penyampaian yaitu siklus untuk mempertemukan proses pembelajaran dengan materi pembelajaran secara positif dan
26 E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, 215.
menarik. Pada tahap ini pula guru menyampaikan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari dan diasosiasikan dengan apa yang sudah diketahui dan diingat oleh peserta didik sebelumnya.27
3) Tahap pelatihan yaitu meminta peserta didik berulang-ulang mempraktikan suatu keterampilan dan memberikan umpan balik.
Peserta didik pula diminta untuk membericarakan apa yang mereka alami dan apa saja yang dapat meningkatkan prestasinya.
Pembelajaran dibuat seolah-olah peserta didik sedang bermain dan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik maka guru dapat memberikan humor dalam proses pembelajaran.
4) Tahap penutup yaitu guru memberikan penguatan pada materi yang telah diterima peserta didik dengan memusatkan perhatiannya.
Penguatan dalam tahap ini dilakukan dengan meminta peserta didik membuat kesimpulan berupa kata-kata, lagu ataupun pantun.28 2. Media Flash Card
Media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang di desain oleh guru secara terencana untuk menyampaikan informasi dan membangun interaksi. Peralatan fisik yang dimaksud mencakup benda asli, bahan cetak, visual, audio-visual, multimedia, dan web. Peralatan tersebut harus dirancang dan dikembangkan oleh guru agar sesuai dengan
27Marzuki, “Joyfull Learning: Strategi Alternatif Menuju Pembelajaran Menyenangkan”, Jurnal Pemikiran Islam, Vol.7 No.1 (2021), 132.
28 Marzuki, “Joyfull Learning: Strategi Alternatif Menuju Pembelajaran Menyenangkan”, 132.
kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Peralatan tersebut harus dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang berisi pesan-pesan dalam materi pembelajaran agar peserta didik dapat menerima materi pembelajaran dengan efektif dan efisien. Selain itu, interaksi antara guru dan peserta didik, peserta didik satu dengan peserta didik yang lain, peserta didik dengan sumber belajar dapat terbangun dengan baik.29
Flash Card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar berukuran 21 x 29,7 cm (kertas A4). Gambar-gambarnya dapat dibuat dengan menggunakan tangan atau foto. Selanjutnya gambar ini ditempelkan pada lembaran-lembaran karton. Gambar-gambar ini merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan di setiap lembar yang dituliksan dibagian belakang. Gambar-gambar inilah yang disebut dengan media flash card.30
Media Flash Card adalah salah satu media pembelajaran yang berbentuk kartu, berisi rangkaian pesan dan berukuran tertentu. Flash Card terdiri dari dua bagian yakni bagian depan dan bagian belakang.
Flash Card dapat berbentuk kartu bergambar pada bagian depan dan dilengkapi dengan keterangan, penjelasan, maupun perintah pada bagian belakang kartu. Flash Card adalah kartu permainan yang dilakukan dengan cara menunjukkan kartu secara cepat untuk memicu otak agar dapat menerima informasi yang ada dihadapan mereka, sehingga media flash card sangat efektif dalam pembelajaran karena menciptakan
29 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana 2018), 7.
30 Arman, Media Flash Card, (Kuningan: Goresan Pena, 2019), 12.
kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam kehidupan di masyarakat mapupun kemampuan bersosialisasi peserta didik.31
Dapat disimpulkan bahwa Flash Card adalah kartu belajar yang efektif mempunyai dua sisi dengan salah satu sisi berisi gambar, teks, atau tanda simbol dan sisi lainnya berupa definisi, keterangan gambar, jawaban, atau uraian yang membantu mengingatkan atau mengarahkan peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar yang ada pada kartu.
Flash Card biasanya berukuran 21 x 29,7 cm (kertas A4), atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.
a. Karakteristik Media Flash Card
Flash Card merupakan media grafis yang praktis dan aplikatif.
Dari pengertian flash card di atas yaitu kartu belajar yang efektif mempunyai dua sisi dengan salah satu sisi berisi gambar, teks, atau tanda simbol dan sisi lainnya berupa definisi, keterangan gambar, jawaban, atau uraian yang membantu mengingatkan atau mengarahkan peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar yang ada pada kartu. Maka, dapat disimpulkan bahwa flash card mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Flash Card berupa kartu bergambar yang efektif.
2) Mempunyai dua sisi depan dan belakang.
3) Sisi depan berisi gambar atau tanda simbol.
31 Sri Rejeki, “Peningkatan Hasil Belajar IPS Bagi Siswa Kelas VA Semester 2 SDN Puncangan 03 Tahun Pelajaran2016/2017 Melalui Metode Quantum Teaching Berbasis Flash Card”, Jurnal Pendidikan, E 42, Vol 10, (2019): 153.
4) Sisi belakang berisi definisi, keterangan gambar, jawaban, atau uraian.
5) Sederhana dan mudah membuatnya.32 b. Macam-Macam media Flash Card
Sedangkan media Flash Card adalah kartu bergambar yang dapat mengarahkan peserta didik kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar yang ada pada kartu tersebut. Flash Card merupakan media praktis dan aplikatif yang menyajikan pesan singkat berupa materi sesuai kebutuhan si pemakai. Macam-macam flash card misalnya:
1) Flash Card membaca 2) Flash Card berhitung
3) Flash Card binatang, dan lain-lain.
c. Kelebihan Media Flash Card
1) Mudah dibawa –bawa: Dengan ukurannya yang kecil, flash card dapat disimpan dalam tas, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana saja, baik di kelas maupun diluar kelas.
2) Praktis: Dilihat dari cara pembuatan dan pengguanaanya, media flash card sangat praktis. Dalam penggunaannya, guru tidak perlu memiliki keahlian khusus, media ini juga tidak membutuhkan energi listrik. Jika kita ingin menggunakannya kita tinggal menyusun
32 Rudi Susilana, Cepi Riyana, Media Peembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanafaatan, dan penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), 95.
gambar sesuai dengan keinginan kita, pastikan posisi gambarnya tepat dan tidak terbalik dan jika sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau memasukkannya dalam map supaya tidak tercecer.
3) Mudah diingat: Karakteristik media flash card adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan peserta didik mengenali sebuah konsep pelajaran.33
4) Menyenangkan: Media flash card dalam penggunaannya bisa melalui permainan. Misalnya mencari nama-nama ikon tertentu dari flash card yang didimpan secara acak. Hal ini diharapkan akan mengasah kemampuan kognitif dan peikomotorik peserta didik.34 d. Kekurangan Media Flash Card
Selain mempunyai kelebihan, media flash card juga mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan media flash card menurut Susilana dan Cepi Riyana adalah flash card hanya cocok untuk kelompok kecil atau murid yang kurang dari 30 orang. Hal ini mengandung pengertian bahwa media flash card tidak cocok untuk jumlah murid yang banyak.35 e. Penggunaan Media Flash Card dalam Pembelajaran
Penggunaan media Flash Card dalam pembelajaran merupakan suatu proses merangsang pikiran dan minat peserta didik dalam
33 Arman, Media Flash Card, 13.
34 Arman, Media Flash Card, 13.
35 Rudi Susilana, Cepi Riyana, Media Peembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanafaatan, dan penilaian, 95.
meningkatkan kecakapan pengenalan gambar dan memahami arti/makna yang terkandung dalam gambar maupun keterangan yang ada pada media flash card tersebut. Langkah-langkah penggunaan media flash card sebagai berikut:
1) Kartu-kartu yang telah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke peserta didik.
2) Cabut kartu satu per satu setelah guru selesai menerangkan.
3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada peserta didik yang dekat dengan guru. Mintalah peserta didik untuk mengamati kartu tersebut, selanjutnya diteruskan kepada siswa lain hingga semua siswa mengamati.
4) Jika sajian menggunakan cara permainan:
a) Letakkan kartu-kartu secara acak pada sebuah kotak yang berada jauh dari peserta didik
b) Siapkan peserta didik yang akan berlomba
c) Guru memerintahkan peserta didik untuk mencari kartu yang berisi gambar, teks, atau lambang sesuai perintah
d) Setelah mendapatkan kartu tersebut peserta didik kembali ke tempat semula/start
e) Peserta didik menjelaskan isi kartu tersebut.36
36 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta, Diva Press, 2008), 138.
3. Pembelajaran Tematik
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh dalam proses pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya pengetahuan Bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dikasudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar-mengajar. Jadi pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan.37
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang berkaitan langsung dengang lingkungan dan kedihupan disekitar peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkan dengan konsep lain yang dipelajarinya. Selain itu,
37 Istiningsih, Desain Pembelajara Tematik Integratif Jenjang MI/SD, (Yogyakarta: K- Media, 2019), 53.
pembelajaran Tematik akan sangat membantu siswa, karena materi yang diberikan sesuai dengan tahap perkembangannya.
a. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
Ruang lingkup pembelajaran Tematik meliputi seluruh mata pelajaran yang ada, diantara lain: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani. Namun demikian, dalam pelaksanaannya, pembelajaran Tematik besifat tidak memaksa.
Ada beberapa rambu-rambu yang diperhatikan sebagai berikut:
1) Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
3) Kompetensi dasar tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
4) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu, harus tetap diajarkan, baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
5) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.
6) Tema-tema yang dipilih dis