• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Sosiologi

N/A
N/A
Wonder Full

Academic year: 2025

Membagikan "Pengantar Sosiologi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB I

PENGANTAR SOSIOLOGI Selo Soemardjan : asal jogja, bapak sosiologi Indonesia

A. Pengertian Sosiologi

Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari gabungan bahasa Romawi (socious) berarti kawan dan bahasa Yunani (logos) berarti bicara. Berdasarkan dua kata tersebut, sosiologi dapat diartikan “berbicara mengenai masyarakat”. Menurut Auguste Comte, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. , Orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte, oleh sebab itu dia dikenal dengan bapak sosiologi dunia. Bagi para akademisi, Comte lebih dikenal sebagai filsuf dibanding sosiolog.

Sosiologi merupakan salah satu cabang dari kelompok-kelompok ilmu sosial yang mempunyai sifat dan ciri-ciri tersendiri :

1. Empiris

Ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif

2. Teoretis

suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan. Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori

3. Komulatif

disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori yang lama

4. No etis

pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan buruk atau baik masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam

B. Hakikat Sosiologi

(3)

1. Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.

2. Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.

3. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan (applied science)

4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri

5. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip- prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia

6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan

7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

C. Objek Kajian Sosiologi

Objek kajian sosiologi adalah manusia. Ilmu pengetahuan yang objek kajiannya adalah manusia bukan hanya sosiologi semata, namun letak perbedaan sosiologi dengan ilmu lain yang mempelajari manusia juga adalah sosiologi mempelajari aspek sosial dari manusia, atau lebih sering disebut dengan masyarakat

1. Objek Material

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejalagejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.

2. Objek Formal

Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

D. Paradigma Sosiologi

(4)

Seorang sosiolog berkebangsaan Amerika Serikat, George Ritzer, pada tahun 1975 menuliskan sebuah buku yang berjudul Sosiology: A Multiple Paradigm Science. Berdasarkan pemikiran Ritzer dalam buku tersebut dijelaskan bahwa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki dan menggunakan berbagai paradigma (kerangka atau cara berpikir) yang melahirkan banyak perspektif dan teori untuk menganalisis berbagai kajian sosiologi dalam rangka membantu memahami kehidupan social.

Ritzer (1975) membagi tiga paradigma utama yang berasal dari berbagai gagasan para sosiolog, filsuf dan ilmuwan sosial sebagai berikut:

1. Paradigma Fakta Sosial

Menurut paradigma ini, fokus kajian sosiologi adalah fakta sosial, baik dalam bentuk bendawi (ragawi, material) maupun tidak berbenda (non-material) seperti ide ataupun gagasan.

Berdasarkan paradigma ini norma, aturan, pemerintahan, peran sosial, status sosial, kelas sosial merupakan fakta sosial.

2. Paradigma Definisi social

Beberapa teori utama yang lahir dari paradigma ini adalah interaksionisme simbolik, tindakan sosial dan fenomenologi. Teori interaksionisme simbolik menjelaskan tentang makna dan simbol dalam interaksi sosial yang dilekatkan individu pada lingkungannya. Penekanan utama dari paradigma definisi sosial adalah individu sebagai subjek dan memahami dari sudut pandang subjek. Bagi penganut paradigma definisi sosial, subjek masih punya kesempatan untuk berkreasi dan otonom. Individu tidak dipandang sebagai subjek yang selalu dikontrol sepenuhnya oleh norma dan aturan sosial. Hal inilah yang membedakan dengan paradigma fakta sosial yang selalu menekankan norma dan aturan sosial yang dianggap mampu menguasai individu ketika hidup bermasyarakat.

3. Paradigma Perilaku social

Paradigma perilaku sosial menekankan kajiannya pada proses individu dalam melakukan hubungan sosial di lingkungannya. Berdasarkan paradigma ini, individu bukan manusia yang bebas. Individu berperilaku tertentu disebabkan menyesuaikan dan merespon lingkungan sosialnya.

(5)

E. Perkembangan Sosiologi

Awal Perkembangan Awal perkembangannya, Sosiologi lahir akibat adanya gejolak sosial efek revolusi industri. Akibat revolusi tersebut banyak terjadi eksploitasi tenaga kerja dan urbanisasi yang sangat besar. Hal ini tentunya menjadikan dunia menjadi bergejolak dan banyak konflik- konflik baru muncul. Dari sinilah, peran ilmu pengetahuan dibutuhkan untuk memberikan pengamatan serta pengalaman kepada masyarakat yang kemudian dikemas dalam rancangan ilmu Sosiologi.

(6)

Pada abad ke 19 Pada abad ke-19 muncul banyak sekali konflik di dunia yang mengakibatkan perubahan sosial terjadi secara besar-besaran. Terlebih pada tahun 1798 terjadi revolusi industri di Prancis yang menimbulkan banyak kekhawatiran di tengahtengah masyarakat. Atas dasar tersebut, August Comte merancang instrument penelitian yang digunakan untuk mempelajari pola perilaku masyarakat. Penelitian sosial yang dilakukan secara ilmiah tersebut kemudian pada awal abad ke- 19 dikenal sebagai Sosiologi.

Tokoh :

1. Auguste Marie Francois Xavier Comte (Auguste Comte) Perkembangan intekektual manusia

Pemikiran Auguste Comte yang dijadikan dasar pemikiran sosiologi antara lain berikut ini a. Membedakan sosiologi ke dalam statistika sosial dan dinamika sosial.

b. Pengembangan tiga tahap pemikiran manusia (tahap teologis, metafisis, dan positif) yang menjadi ciri perkembangan pengetahuan manusia dan masyarakat.

c. Gejala sosial dapat dipelajari secara ilmiah melalui metodemetode pengamatan, percobaan, perbandingan dan sejarah.

d. Fakta kolektif historis dan masyarakat terikat pada hukumhukum tertentu dan tidak pada kehendak manusia.

 Tahap teologis

Kekuatan supranatural yang berasal dari dewa, Tuhan, roh

 Tahap metafisik

Gaib, ada di sekitar manusia

 Tahap positivistic

Fenomena alam yang terjadi bisa dijelaskan secara ilmiah

2. Emile Durkheim

Menurut Durkheim yang harus dipelajari sosiologi adalah faktafakta sosial mengenai cara bertindak, berpikir, dan merasakan apa yang ada di luar individu dan memiliki daya paksa atas dirinya. Contoh fakta sosial menurut Durkheim antara lain hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian dan kaidah ekonomi.

 Fakta social

(7)

Durkheim menganggap fakta sosial sebagai elemen-elemen masyarakat yang mempengaruhi perilaku individu dan harus dipelajari sebagai entitas yang objektif. Fakta sosial meliputi norma, nilai, dan institusi yang ada dalam masyarakat yang ada di luar individu itu sendiri.

 Teori bunuh diri

karyanya berjudul Suicide (1897) menjelaskan latar belakang mengapa individu melakukan bunuh diri. Dalam hal ini akan menciptakan penjelasan berbagai masalah dan gejala sosial masyarakat a) Egoistik

bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa kepentingan sendiri lebih besar dari kepentingan kesatuan sosialnya.

b) Altruistik

bunuh diri yang dilakukan seseorang karena merasa menjadi beban masyarakat atau karena merasa kepentingan masyarakat lebih tinggi dibandingakan dengan kepentingan diri sendiri.

c) Anomik

bunuh diri yang dilakukan seseorang akibat situasi anomi (tanpa aturan) sehingga kehilangan arah dalam kehidupan sosialnya.

d) Fatalistik

bunuh diri yang dilakukan seseorang karena adanya kondisi yang sangat tertekan dengan adanya aturan, norma, keyakinan dan nilai-nilai dalam menjalani interaksi sosial sehingga orang kehilangan kebebasan dalam hubungan sosial. tekanan sosial yang tidak mampu dihadapi.

3. Karl Marx

Karl Marx lebih dikenal sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada seorang sosiolog. Menurut Marx, perkembangan pembagian kelas dalam ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu:

 kaum borjuis (kaum kapitalis) yaitu kelas yang terdiri dari orang-orang yang menguasai alat-alat produksi dan modal

 kaum proletar adalah kelas yang terdiri atas orang-orang yang tidak mempunyai alat produksi dan modal, sehingga dieksploitasi oleh kaum kapitalis.

(8)

Menurut Marx, pada suatu saat kaum proletar menyadari akan kepentingan bersama, sehingga mereka bersatu dan memberontak terhadap kaum kapitalis. Mereka menang dan dapat mendirikan masyarakat tanpa kelas.

 Teori konflik

Marx punya pandangan bahwa sejarah manusia itu penuh dengan konflik antara kelas-kelas sosial atau berhubungan erat dengan teori konflik sosial. Teori konflik menurut Karl Marx melihat bahwa di dalam masyarakat kapitalis, ada dua kelas utama yakni, kaum borjuis (pemilik modal) dan kaum proletar (buruh). Kaum borjuis ini menguasai produksi dan memiliki kekayaan, sementara kaum proletar bekerja untuk mereka tetapi hidupnya pas-pasan.

 Teori alienasi

Alienasi menurut Marx adalah perasaan keterasingan atau keterpisahan yang dialami oleh pekerja di sistem kapitalis. menjelaskan bahwa di bawah kapitalisme, pekerja menjadi terasing dari hasil kerja mereka sendiri, dari proses kerja, dari diri mereka sendiri, dan dari sesama manusia.

Menurut Marx, alienasi ini adalah konsekuensi dari sistem kapitalis di mana pemilik modal mendapatkan keuntungan dari kerja keras pekerja, sementara pekerja sendiri merasa kehilangan kontrol dan kepuasan dari pekerjaan mereka. Cara mengatasi alienasi ini, Marx percaya bahwa perlu adanya perubahan dalam sistem ekonomi,

4. Max Weber

Max Weber mengatakan bahwa yang dipelajari oleh sosiologi adalah tindakan sosial. Dalam analisis yang dilakukan Weber terhadap masyarakat, konflik menduduki tempat sentral.

Konflik merupakan unsur dasar kehidupan manusia dan tidak dapat dilenyapkan dari kehidupan manusia.

 Tindakan social :

a) Instrumental rasional b) Rasional nilai

c) Afektif d) Tradisional

(9)

F. Metode dalam sosiologi

Menurut Soerjono Soekanto dalam sosiologi digunakan dua jenis metode untuk melakukan penelitian, metode tersebut antara lain berikut ini :

1. Metode kualitatif

menjabarkan hasil penelitian berdasarkan penelitian dan pemaknaan terhadap data yang diperoleh. Metode ini digunakan apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak.

a. Metode historis

metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa lampau untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Pengumpulan data dalam metode ini dengan cara menelusuri suatu histori/sejarah melalui dokumen-dokumen, benda-benda peninggalan sejarah yang dapat dijadikan sumber keterangan di masa lampau. Contoh, seorang sosiolog ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi secara umum

b. Metode komparatif

(10)

metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidang untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat Indonesia pada masa lalu dan masa akan datang

c. Metode studi kasus

metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, Lembaga maupun individu. Alat yang dapat digunakan seperti wawancara, daftar pertanyaan, participant observasi technique, di mana pengamat ikut serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diamati.

2. Metode kuantitatif

Metode yang digunakan peneliti dengan mengutamakan bahan-bahan penelitian keterangan dengan angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistic.

G. Hubungan dengan ilmu social lain

Secara umum, sosiologi termasuk salah satu ilmu sosial yang mempelajari manusia, khususnya yang menyangkut perilaku manusia.

1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Antropologi

Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Masyarakat selalu berkebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan sangat erat. Masyarakat menjadi kajian pokok sosiologi dan kebudayaan menjadi kajian pokok antropologi. Kebudayaan selalu bercorak sesuai dengan masyarakat. Masyarakat berhubungan dengan susunan serta proses hubungan antara manusia dan golongan.

2. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah

Salah satu metode yang digunakan dalam sosiologi adalah metode historis. i. Oleh karena itu antara sejarah dan sosiologi mempunyai pengaruh timbal balik. Keduanya mempelajari kejadian dan hubungan yang dialami masyarakat/manusia. Selain itu, sosiologi juga memerhatikan masa silam, tetapi terbatas pada peristiwa yang merupakan proses kemasyarakatan dan timbul dari hubungan antarmanusia dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

3. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik

(11)

Ilmu politik mempelajari satu sisi kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan.

Sosiologi memusatkan perhatiannya pada sisi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha mendapatkan pola-pola umum darinya

4. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan. Adapun sosiologi mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan secara keseluruhan. Sosiologi mempelajari bagaimana manusia berinteraksi, bekerja sama, bersaing dalam upaya-upaya pemenuhan kebutuhan.

H. Manfaat dalam sosiologi

1. Sosiologi dapat memberikan pengetahuan mengenai pola-pola interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat.

2. Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat Dalam analisis yang dilakukan Weber terhadap masyarakat, konflik menduduki tempat sentral. Konflik merupakan

3. unsur dasar kehidupan manusia dan tidak dapat dilenyapkan 4. dari kehidupan manusia.

5. Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat

6. Mempelajari sosiologi, kita menjadi lebih peka, kritis serta rasional menghadapi gejala-gejala sosial yang terjadi.

BAB II

PENELITIAN SOSIAL A. Pengertian

B. Jenis C. Rancangan D. Pelaksanan

E. Teknik Penyusunan Laporan

(12)

BAB III

INTERAKSI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Sebagai makhluk sosial, seseorang tidak dapat lepas dari orang lain. Untuk memenuhi keperluannya seseorang harus berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut kemungkinan terjadi pertentangan. Meskipun demikian, interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam masyarakat. Dilakukannya interaksi sosial memungkinkan terjadinya pengembangan pola keteraturan serta dinamika dalam kehidupan social.

A. Tindakan social

Manusia hidup bersama dan berinteraksi dengan orang lain melalui tindakan sosial. Bahkan menurut Max Weber, pemahaman terhadap tindakan sosial yang dilakukan individu akan membawa kita memahami kondisi sosial dengan lebih baik.

Tindakan sosial adalah tindakan yang mengandung makna ketika individu berhubungan dengan individu lain di mana hasil tindakan tersebut memengaruhi perilaku orang lain. Max Weber membedakan empat tipe tindakan sosial yang dibedakan berdasarkan konteks motif para pelakunya:

1. Tindakan Rasionalitas Instrumental

Tindakan sosial ini merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan praktis yang didasarkan pada kesesuaian antara tujuan serta ketersediaan alat yang digunakan untuk mencapainya (berorientasi tujuan). Tindakan ini disebut rasional karena dilakukan dalam kesadaran dan penuh perhitungan.

Tindakan sosial yang bersifat rasional adalah tindakan sosial yang dilakukan dengan pertimbangan dan pilihan secara sadar (masuk akal). Artinya tindakan sosial itu sudah dipertimbangkan masak-masak tujuan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut

2. Tindakan Rasional Nilai

Tindakan rasional nilai merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai seperti etika, estetika, moral, dan religi. Tindakan ini tetap dipahami sebagai tindakan

(13)

rasional karena dilakukan dengan kesadaran. Bedanya, dasar dari tindakan ini adalah nilai- nilai yang diyakini oleh pelaku tindakan sosial tersebut

3. Tindakan Afektif

Tindakan sosial ini dilakukan lebih berdasarkan faktor emosi/perasaan, seperti cinta, bahagia, marah, sedih, empati, simpati, kasihan dan sebagainya. Tindakan ini digerakkan oleh perasaan atau emosi dalam merespon tindakan sosial lainnya tanpa refleksi secara sadar.

4. Tindakan Tradisional

Tindakan sosial jenis ini dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan atau lazim dilakukan.

Contohnya: upacara-upacara adat yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan mengikuti kebiasaan yang telah turun-temurun.

B. Interaksi sosial

interaksi sosial, yaitu suatu proses berhubungan dan saling mempengaruhi antara manusia, baik sebagai individu atau kelompok, atau antarindividu dengan kelompok.

Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan antarindividu atau antarkelompok. Tindakan saling mempengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau konsep-konsep. Jadi, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok.

Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan suatu proses fundamental dalam masyarakat. Tipe-tipe interaksi itu sangat mempengaruhi ciri-ciri masyarakat, tetapi interaksi itu juga dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang ada di masyarakat. Ciri-ciri interaksi sosial enurut Charles P. Loomis sebagai berikut :

1. Jumlah pelaku lebih dari 1 orang.

2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol.

3. Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang berlangsung (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang).

(14)

4. Ada tujuan. Maksudnya, orang-orang terlibat di suatu interaksi mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Syarat terjadinya interaksi social :

Interaksi sosial hanya mungkin terjadi bila dua syarat terpenuhi, yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi

1. Kontak Sosial (Social Contact)

Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial. Yang dapat berlansgung dalam 3 bentuk yaitu individu dg indivisu, individu dg kelompok, dan kelompok dg kelompok. Kontak sosial dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak sosial primer bersifat langsung tanpa perantara. Bentuk kontak sosial primer adalah mengucapkan salam, berjabat tangan, atau tersenyum kepada orang lain.

Kontak sosial sekunder terjadi dengan menggunakan perantara antara lain berupa sandi, surat, simbol, telepon, radio, TV, atau internet.

2. Komunikasi

komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses saling memberikan tafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain. Suatu kontak yang tidak disertai adanya komunikasi bukanlah interaksi sosial.

Faktor yang memengaruhi interaksi social :

Interaksi sosial sebagai bentuk hubungan manusia yang menimbulkan aksi dan reaksi dapat dipengaruhi

1. Imitasi

proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Contoh: banyak anak SMA mengikuti mode rambut artis dicat dan panjang bagi laki-laki.

2. Sugesti

pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.

Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan mempunyai pengaruh besar di lingkungan sosialnya.

(15)

Contoh: iklan sampo yang diperagakan oleh seorang yang seolah-olah rambutnya rontok, setelah memakai sampo tersebut rambutnya menjadi kuat/tidak rontok dan tebal.

3. Identifikasi

kencenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan individu lain yang ditiru. Contoh: seorang siswa yang mengagumi gurunya, sering mengidentifikasi dirinya seperti guru yang dikaguminya.

4. Simpati

Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Agar simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara kedua belah pihak.

Contoh: perasaan simpati seorang perjaka terhadap gadis yang akhirnya menimbulkan perasaan cinta kasih di antara keduanya

5. Motivasi

dorongan, rangsangan, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.

Contoh: penghargaan kepada siswa yang berprestasi merupakan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat

6. Empati

proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka. Contoh: kalau kita melihat orang lain mendapat musibah kita seolah-olah ikut menderita.

Bentuk inetraksi social

Bentuk-bentuk interaksi sosial secara garis besar dapat kita bedakan menjadi dua yaitu interaksi sosial yang bersifat assosiatif dan interaksi sosial yang bersifat dissosiatif

1. Interaksi sosial yang bersifat assosiatif

Interaksi sosial yang mengarah kebentuk kerja sama disebut interaksi asosiatif

(16)

a. Kerja sama

interaksi sosial manakala terdapat dua pihak atau lebih mengikatkan diri untuk memenuhi kepentingan bersama atau karena adanya persamaan tujuan.

4 bentuk kerja sama :

 Bergaining (tawar-menawar) yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih

 Cooptation (kooptasi) yaitu proses penerimaan. Unsur-unsur baru oleh pemimpin atau organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi

 Condution (kondisi) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. Awalnya dapat menimbulkan keadaan yang tidak stabil, dikarenakan perbedaan struktur. Namun, tujuan utamanya untuk mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuklah kerja sama

 Joint-Venture (usaha patungan) yaitu kerja sama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.

b. Akomondasi

upaya meredakan ketegangan karena pertentangan yang terjadi dengan cara memenuhi sebagian tuntutan dari pihak-pihak yang bertikai

c. Asimilasi

percampuran dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan baru.

d. Akulturasi

Proses akulturasi merupakan proses dua budaya atau lebih berinteraksi, namun masing-masing kebudayaan tetap mempertahankan identitasnya serta batas-batas perbedaan antar budaya tidak hilang.

e. Dekulturasi f. Dominasi g. Paternalism h. Diskriminasi

i. Integrasi dan pluralisme

2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif

(17)

interaksi sosial yang mengarah ke bentuk perlawanan a. Persaingan (Competition)

proses sosial bilamana para pihak yang terlibat bersaing berebut sesuatu. Hal yang menjadi sumber perebutan masing-masing pihak sangat beragam misalnya sumber daya, keuntungan, jabatan, dan status.

b. Kontravensi

kontravensi berada di antara persaingan dan pertentangan. Wujud kontravensi dapat berupa sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan. Kontravensi dapat terjadi di antara individu maupun kelompok dan terhadap unsur-unsur kebudayaan kelompok tertentu.

Sikap tidak senang dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak menjurus ke pertentangan atau konflik.

Ragam bentuk kontravensi adalah penghasutan, penyangkalan, penolakan, dan pengkhianatan c. Pertikaian

proses sosial yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan. Pertikaian merupakan proses sosial sebagai kelanjutan dari kontravensi. Dalam pertikaian, perselisihan bersifat terbuka. Pertikaian terjadi karena makin tajamnya perbedaan antara kalangan yang berselisih paham

d. Permusuhan atau Konflik

pihak yang terlibat berusaha mencapai tujuannya dengan cara menantang atau menyerang lawan termasuk dengan kekerasan. keadaan saling mengancam, menghancurkan, menetralisir, melukai, dan bahkan saling melenyapkan di antara pihak-pihak yang terlibat. Permusuhan terjadi apabila suatu pihak menghalangi pihak lain melakukan kegiatan tertentu

(18)

C. Identitas social

Perbincangan tentang identitas tidak hanya berhenti pada aspek pembeda yang ada dalam identitas. Dalam KBBI, kata identitas mengandung pengertian “ciri-ciri, keadaan khusus seseorang, atau jati diri.” Sedangkan Kamus Merriam-Webster menawarkan penjelasan lebih jauh tentang definisi identitas, yaitu sebagai kesamaan ciri-ciri antar beberapa manusia serta ciri-ciri yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Ringkasnya, identitas merupakan ciri-ciri yang melekat dan tertanam dalam diri setiap manusia.

Pembentukan identitas

Sebagaimana disampaikan oleh Stuart Hall (1990), pembentukan identitas dapat diteropong dalam dua cara pandang, yaitu identitas sebagai wujud (identity as being) dan identitas sebagai proses menjadi (identity as becaming).

1. Identitas dalam perspektif pertama ditempatkan sebagai ciri-ciri yang terbentuk. Identitas semacam ini diterima sebagai sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan lagi oleh para penggunanya. Ciri-ciri ini melekat sejak dari awal permulaan. Ia terbentuk secara alamiah atau dengan sendirinya. Suatu ciri yang dimiliki bersama serta berada dalam diri banyak orang di mana mereka dipersatukan kesamaan genetik, ikatan darah, sejarah dan leluhur.

Sudut pandang ini lebih melihat ciri fisik untuk mengidentifikasi mereka sebagai suatu kelompok

2. cara pandang kedua, identitas dipahami sebagai ciri-ciri yang dibentuk melalui proses sosial. Identitas sebagai “proses menjadi”, mengandaikan ciri-ciri tidak bersifat alamiah namun dibentuk secara sosial. Ciri-ciri tersebut ditanamkan baik secara individual maupun kelompok melalui proses-proses sosialisasi. Pada tingkat kelompok identitas semacam ini

(19)

mewujud dalam kesamaan ide, gagasan, nilai, kebiasaan-kebiasaan baru yang menghasilkan praktik-praktik kehidupan sosial baru. Karena itu, identitas ini tidak dikenali dari ciri-ciri lahiriyah.

Pembentukan identitas juga terkait relasi antara identitas diri dan identitas sosial. Eric Fromm (1947), seorang pakar psiko-sosial menyatakan identitas diri dapat dibedakan antara satu individu dengan lainnya. Namun identitas diri tidak dapat dilepaskan dari identitas sosial individu dalam konteks komunitasnya. Selain sebagai makhluk individual, manusia sekaligus juga mahkluk sosial. Dalam membangun identitas dirinya, manusia tidak dapat mengabaikan diri dari norma yang mengikat semua warga di mana ia hidup. Identitas tersebut juga menentukan peran sosial apa yang seharusnya dijalankan dalam masyarakat.

Konsekuensi Identitas Sosial: Eksklusi dan Inklusi

Identitas menjadi dasar bagi seseorang untuk mengikatkan dirinya pada komunitas atau kelompoknya. Ikatan tersebut memunculkan kedekatan dengan orang-orang yang memiliki kesamaan identitas. Proses membuka diri terhadap individu yang memiliki kesamaan identitas inilah yang dikenal dengan watak inklusif. Ikatan-ikatan inilah yang pada akhirnya membuat perbedaan antar kelompok. Dari identitas melahirkan perasaan dan keinginan untuk membedakan satu di antara yang lain.

Eksklusifitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak yang dapat berujung konflik sosial. Keragaman identitas di Indonesia seharusnya dipandang sebagai kekayaan identitas di mana kekayaan tersebut justru menjadi kekuatan bangsa dalam menatap masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan bagi setiap kelompok anak bangsa dalam mengembangkan karakter inklusifnya.

Referensi

Dokumen terkait

Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan analitis mempelajari hubungan timbal-balik antara hukum sebagai gejala sosial, dengan gejala gejala

Selo Sumarjan dan Sulaeman Soemardi (1964) Sosiologi atau Ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan –

Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak

Makalah Pengantar Ilmu Sosial Dalam Bidang Kajian Sosiologi 45 Berbeda dengan pemahaman ”hirarki” dalam ilmu-ilmu sosial modern menurut Dommant (1970) hirarki

Sosiologi adalah bagian dari ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Dengan kata lain objek studi dari sosiologi adalah masyarakat. Lebih jauh sosiologi dianggap

Perbedaan antara sosiologi, Antropologi, dan Psikologi :  Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan sosial, struktur sosial, dan interaksi sosial antara individu

Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari gejala-gejala kemasyarakatan dan bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum dari interaksi manusia di

PENGERTIAN SOSIOLOGI Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, interaksi sosial, dan pola hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat.. Tujuan utama