• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh capital adequacy ratio, financing to deposit ratio

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh capital adequacy ratio, financing to deposit ratio"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING FINANCING DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

2012-2015

Essy Efsah Ell Lisan Hamid STIE Indonesia Banking School

Email : [email protected] Jakarta

ABSTRACT

The objectives of this research is to analyze the influence of Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), and Operation Efficiency Ratio (BOPO) to Return on Asset as a proxy of Sharia Bank’s profitability in Indonesia during 2012-2015 periods.The population used in this research are 12 Sharia Banks in Indonesia. After passing the purposive sampling phase, there were 11 samples of Sharia Banks that meet the criteria Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank BNI Syariah, Bank Jabar dan Banten Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank BCA Syariah, dan Maybank Indonesia Syariah. The data used in this research is secondary data obtained from the annual report the publication of Sharia Banks for the period 2012-2015. The method used in this research is multiple linear regression analyst, at level of significant 5% and performed with Eviews 9.

The results of this research showed that Non Performing Financing (NPF) and BOPO has a negative significant affect to Return On Asset (ROA). Meanwhile Capital Adequacy Ratio (CAR) and Financing to Deposit Ratio has no affect to Return On Asset (ROA).

Keywords : Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), BOPO, Return On Asset (ROA), Profitabilitas , Sharia Bank

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di tengah kondisi keuangan global yang belum membaik kinerja perbankan syariah tetap menunjukkan perkembangan yang positif. Hal tersebut dapat dilihat dari pesatnya pertumbuhan perbankan syariah yang melebihi perkembangan perbankan konvensional (Mahmudah & Harjanti, 2016). Dari data yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada Juni 2015, telah berdiri 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah dan 161 BPR Syariah. Jumlah tersebut berbeda dengan jumlah perbankan syariah yang berdiri pada tahun 1999. Pada tahun 1999, di Indonesia hanya terdapat 2 Bank Umum Syariah, 1 Unit Usaha Syariah dan 78 BPR Syariah (Statistik Perbankan Syariah, 2015). Meningkatnya jumlah bank syariah di Indonesia diiringi oleh peningkatan jumlah aktiva (Sistiyarini & Supriyono, 2016). Dalam statistik perbankan syariah tahun 2015 diketahui bahwa total aktiva bank umum syariah dan unit usaha syariah meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012 sebesar Rp 195.028 miliar, tahun 2013 sebesar Rp 242.276 miliar, tahun 2014 sebesar Rp 272.343 miliar, dan pada tahun 2015 sebesar Rp 296.262 miliar. Dengan total aset yang meningkat diharapkan dapat memberikan kontribusi tersendiri untuk mendorong perkembangan bank syariah (Mahmudah & Harjanti, 2016).

(2)

Dalam perkembangannya jumlah bank semakin bertambah, persaingan antar bank semakin ketat, begitupun dengan persaingan bank syariah dengan bank konvensional dan juga antar bank yang sejenis (Putri, 2015). Semakin tinggi persaingan di dunia perbankan membuat bank syariah di Indonesia perlu meningkatkan kinerjanya. Kinerja bank yang baik akan mengakibatkan meningkatnya kepercayaan kepada nasabah untuk terus menggunakan produk dan jasa layanan bank syariah (Sistiyarini & Supriyono, 2016). Penilaian kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan bank tersebut agar dapat melakukan evaluasi keadaan keuangan yang terjadi pada masa lalu, sekarang dan dapat memproyeksikannya di masa yang akan datang serta dapat dijadikan salah satu sarana untuk menetapkan strategi usaha di masa yang akan datang (Taswan, 2010:151). Dalam mengukur kinerja suatu bank profitabilitas adalah salah satu indikator yang paling tepat (Margaretha & Zai, 2013).

Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan dari hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi (Adyani, 2011)Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank (Margaretha & Zai, 2013). Pada umumnya ukuran yang digunakan adalah Return On Asset (ROA) (Margaretha & Zai, 2013). Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan aktiva yang dimilikinya (Adyani, 2011). Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mengutamakan penilaian terhadap Return On Asset (ROA), karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat sehingga Return On Asset (ROA) lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas (Paulin & Wiryono, 2015). Menurut Maria (2015) apabila Return On Asset (ROA) meningkat maka profitabilitas perusahaan meningkat

Dalam mengukur kesehatan bank dalam permodalan dapat dilihat dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) menjadi salah satu tolak ukur dalam modal. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) maka akan semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap pembiayaan yang ada dalam bank syariah (Defri, 2012). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) tinggi sebesar 8% berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank (Wibowo &

Syaichu, 2013). Dalam penelitian Widati (2012), Margaretha & Zai (2013), Rahmi &

Anggraini (2013) Putri (2015), Mokoagow & Fuady (2015), dan Mahmudah & Harjanti (2016) Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Sriyana (2015) dan Sistiyarini & Supriyono (2016) menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset ( ROA) .Berbeda dengan hasil penelitian dari Adyani (2011), Sabir et al., (2012) serta Wibowo & Syaichu (2013) bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Permodalan bank yang besar dapat juga mempengaruhi pembiayaan suatu bank dikarenakan, total pembiayaan tergantung dari besar atau kecilnya dana masyarakat yang ada dan modal inti bank tersebut. Untuk mengetahui besar atau kecilnya pembiayaan yang ada di dalam Bank Umum Syariah dapat dilihat dari rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Fatimah, 2013). Menurut Riyadi & Yulianto (2014) Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas dan merupakan kemampuan dalam menyediakan dana kepada nasabah. Nilai yang dihasilkan oleh Financing to Deposit

(3)

Ratio (FDR) dapat menunjukkan keefektifitasan bank dalam menyalurkan pembiayaan, prosentase Financing to Deposit Ratio (FDR) yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi dinilai tidak efektif dalam penghimpunan dan penyaluran dana yang diperoleh dari nasabah, jadi dapat mempengaruhi laba yang didapat (Riyadi &

Yulianto, 2014). Apabila suatu bank mampu menyediakan dana dan menyalurkan dana kepada nasabah maka hal tersebut akan meningkatkan return yang di dapat sehingga berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas bank (Riyadi & Yulianto, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian Nugroho (2011), Sabir et al., (2012), Riyadi & Yulianto (2014) dan Putri (2015) yang menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berbeda dengan penelitian Adyani (2011), Sistiyarini & Supriyono (2016) dan Mahmudah & Harjanti (2016) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Banyaknya pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat dapat juga memberikan hal yang positif maupun hal yang negatif. Hal positif yang dapat diterima bank adalah keuntungan tetapi hal negatif yang dapat terjadi adalah ketidaklancaran dalam pembayaran pembiayaan itu sendiri. Menurut Peraturan Bank Indonesia 14/15 tahun 2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, bahwa kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan dibagi dalam lima golongan yaitu Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M).

Pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari tingkat besarnya Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio untuk mengukur rasio dana yang disalurkan bank dalam bentuk pembiayaan terhadap total dana pembiayaan yang diberikan bank kepada masyarakat (Putri, 2015). Menurut Riyadi & Yulianto (2014) Non Performing Financing (NPF) merupakan pembiayaan macet, yang sangat berpengaruh terhadap laba bank syariah. Non Performing Financing (NPF) erat kaitannya dengan pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah kepada nasabahnya.

Apabila Non Performing Financing (NPF) menunjukkan nilai yang rendah diharapkan pendapatan akan meningkat sehingga laba yang dihasilkan akan meningkat, namun sebaliknya apabila nilai Non Performing Financing (NPF) tinggi maka pendapatan akan menurun sehingga laba yang didapat akan turun. Pada penelitian Rahman &

Rochmanika (2012) menyatakan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Adyani (2011) , Nugroho (2011), Sriyana (2015) dan Putri (2015) variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berbeda dengan penelitian Sabir et al., (2012), Riyadi & Yulianto (2014), Rahmi & Anggraini (2013), Sistiyarini & Supriyono (2016), dan Mahmudah & Harjanti (2016) yang menyatakan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank pasti melakukan kegiatan operasional bank, dari kegiatan operasional bank tersebut akan menghasilkan beban dan pendapatan. Beban dan pendapatan dari operasional bank ini dapat dihitung dari rasio BOPO. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Adyani, 2011). Rasio BOPO digunakan untuk mengukur efisiensi operasional bank dengan membandingkan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Putri, 2015). Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Sedangkan pendapatan operasional merupakan pendapatan yang diterima oleh pihak bank yang diperoleh melalui penyaluran pembiayaan dalam bentuk suku bunga. Menurut penelitian Adyani (2011), Nugroho (2011), Sabir et al., (2012), Widati (2012), Wibowo & Syaichu (2013), Margaretha dan Zai (2013), Rahmi & Anggraini (2013), Sriyana (2015), Putri (2015), Sistiyarini & Supriyono (2016) dan Mokoagow & Fuady (2015) BOPO berpengaruh

(4)

signifikan negatif terhadap Return On Asset (ROA), sedangkan menurut penelitian Widati (2012) menunjukkan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang positif tidak signifikan yang berarti bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

Dari uraian tersebut terdapat ketidak konsistenan dari hasil penelitian. Hal ini menunjukkan perlunya dilakukan penelitian kembali terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah (BUS). Maka dari itu, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “ Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012-2015”

1.2 Perumusan Masalah

Berbagai penelitian terdahulu telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh Return on Asset, namun tertdapat pebedaan dalam hasil penelitian tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Asset. Hasil yang tidak konsisten tersebut menimbulkan permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)?

2. Apakah variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)?

3. Apakah variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap terhadap Return On Asset (ROA)?

4. Apakah variabel BOPO berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)?

2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Signal

Menurut Susilowati (2011) Teori Sinyal juga mengemukakam tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal yang diberikan berupa informasi yang mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik perusahaan ataupun pihak yang berkepentingan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan dengan mengungkapkan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa saja yang sudah dilakukan oleh pihak manajemen, atau bahkan dapat berupa promosi serta info lain yang berkaitan dengan perusahaan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain.

2.1.2 Rasio Keuangan Bank

Kinerja profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Return On Asset (ROA).

Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilihat dengan melihat perhitungan rasio keuangan bank. Dalam penelitian ini ada beberapa rasio bank yang terkait dengan penelitian ini, seperti Profitabilitas, Permodalan, Likuiditas dan Aset Produktif & Aset Non Produktif (IBI, 2014).

2.1.2.1 Profitabilitas

Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas atau rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang ditetapkan (Suryani, 2011). Profitabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (IBI, 2014:285). Menurut Hery (2014:192) rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat lain yaitu:

1. Untuk menilai posisi laba perusahaan pada tahun sebelumnya dan tahun sekarang

2. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

3. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset dan ekuitas

(5)

4. Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih, marjin laba operasional atas penjualan bersih, dan laba bersih atas penjualan bersih Berdasarkan Rasio penting yang terkait dengan profitabilitas adalah Return On Asset, Return On Equity, Net Interest Margin dan BOPO.

2.1.2.1.1 Return On Asset (ROA)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan prinsip Syariah, Return on Asset (ROA) didapat dengan cara mambagi laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu periode.

Semakin besar ROA, berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dari semakin baiknya posisi bank dari penggunaan aset (Rivai, 2007:721).

2.1.2.1.2 BOPO

Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Sriyana, 2015). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Mokoagow

& Fuady , 2015). BOPO adalah rasio perbandingan antara total beban operasional terhadap total pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Rivai et al, 2007:722).

2.1.2.2 Permodalan

Permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal Bank Syariah dalam meng-cover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa mendatang (IBI, 2014:283). Menurut Taswan (2010:214) modal bank memiliki fungsi, sebagai berikut :

1. Untuk melindungi deposan dengan menangkal semua kerugian usaha perbankan sebagai akibat salah satu atau kombinasi risiko dan perlindungan utama untuk dana yang tidak dijamin oleh pemerintah.

2. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat berkenaan dengan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo dan memberikan keyakinan mengenai kelanjutan operasi bank meskipun terjadi kerugian.

3. Untuk membiayai kebutuhan aktiva tetap.

4. Untuk memenuhi regulasi permodalan yang sehat menurut otoritas moneter.

2.1.2.2.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR)merupakan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang harus dipenuhi bank, yaitu sebesar minimum 8%

(delapan persen) (IBI, 2014:284). Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) merupakan perbandingan antara modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) . Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit dan Risiko pasar didsarkan pada nilai tercatat asset dalam neraca (setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ CKPN) (IBI, 2014:284). Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dirumuskan dengan formula sebagai berikut:

(6)

2.1.2.3 Likuiditas

Likuiditas bank syariah adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban jangka pendek. Dari sisi Aset, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sisi liabilitas, likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas (IBI, 2014:287).

2.1.2.3.1 Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Fatimah, 2013). Menurut Riyadi & Yulianto (2014), nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan efektif tidaknya bank dalam menyalurkan pembiayaan, apabila nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan prosentase terlalu tinggi maupun terlalu rendah maka bank dinilai tidak efektif dalam menghimpun dan menyalurkan dana yang diperoleh dari nasabah, sehingga mempengaruhi laba yang didapat.

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR), adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit terhadap bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antarbank

2.1.2.4 Aset Produktif dan Aset Nonproduktif

Aset Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan. Aset produktif dalam bank syariah dapat berbentuk pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan pada Bank Indonesia dan pemerintah, atau yang dapat dipakai dalam bank, sedangkan Aset Non Produktif adalah aset yang tidak digunakan dalam operasional perusahaan. Aset Produktif dan Aset Nonproduktif terbagi menjadi dua rasio yaitu Non Perfoming Financing gross dan Non Performing Financing Nett. 2.1.2.4.1 Non Performing Financing

Menurut Riyadi & Yulianto (2014) NPF merupakan pembiayaan macet, yang sangat berpengaruh terhadap laba bank syariah. Semakin tinggi Non Performing Financing (NPF) dapat menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan pembiayaannya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian pembiayaan pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPF yang dihadapi oleh bank. Non Performing Financing gross adalah perbandingan antara Pembiayaan Bermasalah sebelum dikurangi CKPN terhadap Total Kredit sedangkan Non Performing Financing nett adalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah setelah dikurangi CKPN terhadap total kredit (IBI, 2014:285).

2.2 Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum islam dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Dalam penjelasan atas UU no 21 tahun 2008 pada pasal 2 menyatakan bahwa kegiatan usaha yang berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur :

a. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas,

(7)

kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam- meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah);

b. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan;

c. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;

d. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau e. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak

lainnya.

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hubungan Antar Variabel

Penelitian ini akan mencoba menganalisis seberapa jauh pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan BOPO terhadap profitabilitas bank.

2.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas

Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan modal sendiri perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan laba karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan (Wibowo & Syaichu, 2013). Rendahnya Capital Adequacy Ratio (CAR) dikarenakan peningkatan ekspansi aset beresiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat sehingga berpengaruh terhadap profitabilitas (Werdaningtyas, 2002).

Maka semakin tinggi CAR akan semakin tinggi juga profitabilitas Bank Umum Syariah yang diproksikan dengan Return On Asset (Mokoagow & Fuady , 2015). Hal ini dibuktikan oleh penelitian Widati (2012), yang memiliki pengaruh yang positif signfikan terhadap Return On Asset dan didukung oleh penelitian Margaretha dan Zai (2013), Rahmi & Anggraini (2013), Putri (2015), Mokoagow & Fuady (2015), dan Mahmudah &

Harjanti (2016) . Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :

H01 : Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset

Ha1 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap Return On Asset 2.3.2 Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap profitabilitas

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan kemampuan bank dalam menyediakan dana dan menyalurkan dana kepada nasabah dan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (Riyadi & Yulianto, 2014). Rasio likuiditas ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikannya yang digunakan untuk mengetahui kemampuan likuiditas suatu bank (Mokoagow & Fuady , 2015). Pemberian pembiayaan yang lebih tinggi cenderung menciptakan pendapatan yang lebih besar (Sriyana, 2015). Besar kecilnya rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut (Mokoagow &

Fuady , 2015). Semakin banyak dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan, maka jumlah dana yang menganggur akan berkurang dan penghasilan yang diperoleh akan meningkat sehingga rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat dan berdampak pada naiknya profitabilitas bank (Mokoagow & Fuady , 2015). Maka semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) akan berbanding lurus dengan meningkatnya profitabilitas bank syariah. Hal ini dibuktikan oleh penelitian

(8)

Nugroho (2011), Sabir et al., (2012), Riyadi & Yulianto (2014) dan Putri (2015) yang menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :

H02 : Financing to Deposit Ratio tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset

Ha2 : Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap Return On Asset 2.3.3 Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas

Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan yang berpotensi bermasalah yang diberikan oleh bank (Rahmi & Anggraini, 2013). Sesuai dengan PBI No. 15/2/PBI/2013 batas maksimum NPF yang dimiliki oleh bank sebesar 5 %. Apabila Non Performing Financing (NPF) menunjukkan nilai yang rendah diharapkan pendapatan akan meningkat sehingga laba yang dihasilkan akan meningkat, namun sebaliknya apabila nilai Non Performing Financing (NPF) tinggi maka pendapatan akan menurun sehingga laba yang didapat akan turun (Riyadi & Yulianto, 2014).

Sehingga semakin tinggi rasio Non Performing Financing maka akan semakin buruk kinerja atau profitabilitas perbankan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh negatif pada profitabilitas bank (Adyani, 2011). Hal ini didukung dengan bukti empiris dari hasil penelitian Adyani (2011) , Nugroho (2011), Sriyana (2015) dan Putri (2015) variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :

H03 : Non Performing Financing tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset

Ha3 : Non Performing Financing berpengaruh negatif terhadap Return On Asset 2.3.4 Pengaruh BOPO terhadap profitabilitas bank syariah

Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Mokoagow &

Fuady , 2015). Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah (Wibowo & Syaichu, 2013). Tingkat BOPO yang tinggi menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya (Rahmi & Anggraini, 2013). Biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya akan mengurangi laba yang diperoleh (Rahmi & Anggraini, 2013). Dengan kata lain BOPO berhubungan negatif terhadap profitabilitas bank (Wibowo & Syaichu, 2013). Hal ini didukung dengan bukti empiris dari penelitian Yuliani (2007), Adyani (2011), Nugroho (2011), Saiful et al., (2012), Sabir et al., (2012), Wibowo & Syaichu (2013), Margaretha & Zai (2013), Rahmi & Anggraini (2013), Sriyana (2015), Sistiyarini & Supriyono (2016), dan Mokoagow & Fuady (2015) yang menunjukkan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang negatif. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dirumuskan :

H04 : BOPOtidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset Ha4 : BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset

2.4 Hipotesis

H01 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

(9)

H02 : Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha2 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)

H03 : Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

Ha3 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

H04 :BOPO tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA) Ha4 : BOPO berpengaruh negatif tehadap profitabilitas Return On Asset (ROA) 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan tertentu (Sugiyono, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan khususnya Bank Umum Syariah di Indonesia.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015:81). Dalam penelitian ini tidak semua populasi digunakan sebagai sampel. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan suatu pertimbangan atau kriteria tertentu sesuai dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015:85). Berdasarkan pada kriteria yaitu di antaranya:

1. Bank Umum merupakan Bank Umum Syariah (BUS).

2. Bank Umum Syariah yang menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode 2012-2015

3. Memiliki data yang dibutuhkan yaitu ROA, CAR, NPF, FDR, dan BOPO 3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui observasi tidak langsung yang dilakukan melalui observatory Perbankan Indonesia yaitu situs Bank Indonesia, OJK, dan masing-masing situs resmi perbankan, serta mengkaji buku-buku, literatur, jurnal, dan artikel untuk memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang bank Syariah dan laporan keuangan dari bank-bank.

3.3 Operasionalisasi Variabel 3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel utama yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian (Sekaran & Bougie, 2010:70). Dalam penelitian ini variabel dependen menjadi tujuan peneliti untuk memahami, mendeskripsikan atau memprediksi variabel tersebut.Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Return On Asset

Return On Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba seblum pajak dengan rata-rata total aset dengan formula sebagai berikut :

3.3.2 Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik dengan pengaruh positif maupun dengan pengaruh negative (Sekaran & Bougie,

(10)

2010:72). Perubahan yang ada pada variabel Independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), dan BOPO.

a. Capital Adequacy Ratio (X1)

Capital Adequacy Ratio atau KPMM merupakan perbandingan antara modal dengan ATMR dengan formula sebagai berikut (IBI, 2014:284):

b. Financing to Deposit Ratio (X2)

Financing to Deposit Ratio yaitu rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antarbank dengan formula sebagai berikut (IBI, 2014:287) :

c. Non Performing Financing (X3)

Non Performing Financing adalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan dengan formula sebagai berikut (IBI, 2014:285) :

d. BOPO

BOPO adalah perbandingan antara total beban operasional terhadap pendapatan operasional dengan formula sebagai berikut (IBI, 2014:287):

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala

ROA (Y)

Dependen

Rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan

rata-rata total aset (IBI, 2014:286)

Rasio CAR

(X1) Independen

Rasio perbandingan antara modal bank dengan ATMR

(IBI, 2014:284)

Rasio

FDR (X2) Independen

Rasio antara seluruh jumlah pembiayaan yang

diberikan bank dengan dana yang diterima bank.

(IBI, 2014:287)

Rasio

NPF (X3) Independen

Rasio perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan

(IBI, 2014:285)

Rasio

(11)

BOPO (X4) Independen

Rasio perbandingan antara total beban operasional

terhadap pendapatan operasional (IBI, 2014:287)

*Pen. Op = Pendapatan Operasional

Rasio

Sumber : IBI 2014

3.6 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik yang dibantu dengan program Eviews 9. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengujian standar deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda.

3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan memakai metode analisis regresi berganda yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen dengan suatu variabel dependen (Sekaran & Bougie, 2010:350). Dengan analisis regresi akan diketahui variabel independen yang benar-benar signifikan mempengaruhi variabel dependen dan dengan variabel yang signifikan tadi dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen.

Persamaan regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut:

ROA i,t = α + β1 CAR i,t + β2 FDR i,t + β3 NPF i,t+ β4 BOPO i,t+ e i,t

Dimana:

Y = ROA (Y)

α = Konstanta

β1 β2 β3 β4 = Koefisien determinasi

X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio) X2 = FDR (Financing to Deposit Ratio) X3 = NPF (Non Performing Financing)

X4 = BOPO

e = Bank ke-i

t = Tahun ke-t e = Error 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah laporan tahunan Bank Umum Syariah yang terdapat pada website masing-masing bank. Dalam penelitian skripsi ini menggunakan periode pengamatan selama 4 periode yaitu 2012,2013,2014 dan 2015.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode 2012- 2015 yang berjumlah 12 BUS. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (purposive sampling), dengan ketentuan bank yang diteliti adalah Bank Umum Syariah, bank yang menerbitkan laporan tahunan periode 2012-2015 dan memiliki kelengkapan data untuk penelitian yaitu ROA,CAR,FDR,NPF dan BOPO. Maka jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 11 bank . Berikut adalah daftar tabel sample bank yang diteliti:

Tabel 4.1

Daftar Bank Umum Syariah Sebagai Sample Penelitian

(12)

No. Nama Bank Umum Syariah Tahun Didirikan

1 Bank Muamalat Indonesia 1992

2 Bank Syariah Mandiri 1999

3 Bank Syariah Mega Indonesia 2004

4 Bank Syariah BRI 2008

5 Bank Syariah Bukopin 2010

6 Bank BNI Syariah 2009

7 Bank Jabar dan Banten Syariah 2010

8 Bank Panin Syariah 2009

9 Bank Victoria Syariah 2010

10 Bank BCA Syariah 2010

11 Maybank Indonesia Syariah 2010

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Eviews 9 diperoleh hasil analisis deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

ROA CAR FDR NPF BOPO

Mean 0,005489 0,212702 0,975659 0,042723 0,915770 Median 0,008750 0,162700 0,931300 0,034500 0,906450 Maximum 0,038100 0,638900 1,977000 0,351500 1,926000 Minimum -0,201300 0,111000 0,737800 0,001000 0,476000 Std. Dev. 0,034081 0,121672 0,216514 0,052472 0,217670

Observations 44 44 44 44 44

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016) 4.2.2 Uji Normalitas

Hasil dari pengujian normalitas residual data berdasarkan model penelitian yang digunakan menghasilkan grafik sebagai berikut.

Gambar 4.1 Uji Normalitas

(13)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-0.01 0.00 0.01 0.02

Series: Standardized Residuals Sample 2012 2015

Observations 44 Mean 8.67e-18 Median -0.001180 Maximum 0.022114 Minimum -0.016400 Std. Dev. 0.008666 Skewness 0.399614 Kurtosis 2.578982 Jarque-Bera 1.496037 Probability 0.473304

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016)

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa residual dalam penelitian ini telah terdistibusi normal. Karena H0 diterima probability pada hasil pengujian > 0.05 yaitu sebesar 0,473304 dan menunjukkan data penelitian ini terdistribusi normal.

4.2.3 Uji Multikolinearitas

Berikut merupkan hasil uji multikolinearitas menggunakan Eviews 9:

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

CAR FDR NPF BOPO

CAR 1 0,792566409 0,077322676 -0,199948227

FDR 0,792566409 1 0,069050328 -0,266696618

NPF 0,077322676 0,069050328 1 0,827505673

BOPO -0,199948227 -0,266696618 0,827505673 1 Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016)

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apabila muncul kesalahan dan residual dari model regresi yang dianalisis tidak memiliki varian yang konstan dari suatu observasi. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dapat disajikan berdasarkan tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.4

Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -6,076628 4,2179 -1,440676 0,1577

FDR 3,736371 2,560302 1,459348 0,1525

NPF 8,994323 12,57498 0,715256 0,4787

BOPO 0,033315 3,136171 0,010623 0,9916

C -14,11978 3,79163 -3,723934 0,0006

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016) .

(14)

4.2.5 Uji Autokolerasi

Tabel 4.5 Uji Autokolerasi

R-squared 0,964025 Mean dependent var 0,005489 Adjusted R-

squared 0,946657 S.D. dependent var 0,034081 S.E. of regression 0,007871 Akaike info criterion -6,586237 Sum squared resid 0,001797 Schwarz criterion -5,97799 Log likelihood 159,8972 Hannan-Quinn criter. -6,36067 F-statistic 55,50779 Durbin-Watson stat 2,098628 Prob(F-statistic) 0

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil uji autokolerasi menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson stat sebesar 2,098628 yang nilainya berada diantara 1,54 – 2,46 atau

tidak ada autokolerasi, maka model penelitian ini bebas dari masalah autokolerasi.

4.2.6 Hasil Regresi Persamaan Penelitian 4.2.6.1 Uji Chow

Uji Chow dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian menggunakan common effect atau fixed effect. Hasil dari uji Chow dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.6 Uji Chow

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016)

4.2.6.2 Uji Hausman

Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah estimasi regresi data panel menggunakan Fixed Effect atau Random Effect. Hasil dari uji Hausman dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.7 Uji Hausman

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 19,664974 4 0,0006

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2,311603 (10,29) 0,0383

Cross-section Chi-square 25,79178 10 0,004

(15)

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016) 4.2.6.3 Analisis Regresi Berganda

Berikut adalah hasil pengolahan dari data panel : Tabel 4.8

Uji Regresi

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0,029769 0,040323 -0,73827 0,4663 FDR 0,002905 0,014798 0,196334 0,8457

NPF -0,504484 0,074498 -6,771734 0

BOPO -0,050447 0,016269 -3,100824 0,0043

C 0,076736 0,022037 3,482119 0,0016

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016)

Berdasarkan tabel 4.7 uji regresi model fixed effect diatas maka diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

ROA i,t = 0,076736 – 0,029769 CAR i,t + 0,002905 FDR i,t –0,504484 NPF i,t

0,050447 i,t+ e i,t

Persamaan regresi linear berganda diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Koefisien konstanta sebesar 0,076736 yang memiliki arti jika variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan BOPO bernilai konstan, maka nilai ROA bank umum syariah pada tahun 2012-2015 akan mengalami kenaikan sebesar 0,076736.

2. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) selama periode 2012-2015 sebesar -0,029769 yang memiliki makna bahwa Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -0,029769 persen untuk setiap kenaikan 1% Capital Adequacy Ratio (CAR) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

3. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) selama periode 2012-2015 sebesar 0,002905 yang memiliki makna bahwa Return On Asset (ROA) akan mengalami kenaikan sebesar 0,002905 persen untuk setiap kenaikan 1% Financing to Deposit Ratio (FDR) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

4. Koefisien regresi yang dimiliki variabel Non Performing Financing (NPF) selama periode 2012-2015 sebesar -0,0504484 yang memiliki makna bahwa Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -0,0504484 persen untuk setiap kenaikan 1% Non Performing Financing (NPF) dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

5. Koefisien regresi yang dimiliki variabel BOPO selama periode 2012-2015 sebesar - 0,050447 yang memiliki makna bahwa Return On Asset (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -0,050447 persen untuk setiap kenaikan 1% BOPO dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

4.2.7 Hasil Uji Hipotesis 4.2.7.1 Uji t

Uji t digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Pengujian parsial atau Uji t dilakukan untuk mengambil keputusan dari hipotesis yang sudah peneliti tentukan pada bab II.

(16)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menjelaskan bahwa nilai p-value < α 0,05 maka H0 ditolak. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dari hasil uji t :

Pengujian Hipotesis 1:

H01 : Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset

Ha1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset

Berdasarkan tabel 4.7 uji t menunjukkan bahwa nilai t-tabel dengan α = 5%

diperoleh nilai 1,68023 dan hasil t-hitung dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan hasil sebesar -0,73827. Hasil t-hitung CAR lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa variabel Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap variabel Capital Adequacy Ratio (CAR). Niliai probabilitas variabel CAR menunjukkan hasil sebesar 0,4663 atau lebih besar sama dengan 0,05.

Koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,029769, sehingga dapat disimpulkan bahwa H01 diterima dan Ha1 ditolak yang berarti variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh Retrun On Asset (ROA).

Pengujian Hipotesis 2:

H02 : Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh positif terhadap Return On Asset

Ha2 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset

Berdasarkan tabel 4.7 uji t menunjukkan bahwa nilai t-tabel dengan α = 5%

diperoleh nilai 1,68023 dan hasil t-hitung dari variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan hasil sebesar 0,196334. Hasil t-hitung FDR lebih kecil dibandingkan dengan hasil t-tabel yang memiliki arti bahwa variabel Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap variabel Financing to Deposit Ratio (FDR). Nilai probabilitas FDR menunjukkan hasil sebesar 0,8457 atau lebih besar sama dengan 0,05. Koefisien regresi sebesar 0,002905, sehingga dapat disimpulkan bahwa H02

diterima dan Ha2 ditolak yang berarti variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Retrun On Asset (ROA).

Pengujian Hipotesis 3 :

H03 : Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset

Ha3 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset

Berdasarkan tabel 4.7 uji t menunjukkan bahwa nilai t-tabel dengan α = 5%

diperoleh nilai 1,68023 dan hasil t-hitung dari variabel Non Performing Financing (NPF) menunjukkan hasil sebesar -6,771734. Hasil t-hitung NPF lebih besar dibandingkan dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap variabel Non Performing Financing (NPF). Nilai probabilitas NPF menunjukkan hasil sebesar 0,00 atau kurang dari sama dengan 0,05. Koefisien regresi Non Performing Financing (NPF) sebesar -0,504484, sehingga dapat disimpulkan bahwa H03 ditolak dan Ha3 diterima yang berarti variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Retrun On Asset (ROA).

Pengujian Hipotesis 4:

H04 : BOPO tidak berpengaruh negatif terhadap Return On Asset Ha4 : BOPO berpengaruh negatif terhadap Return On Asset

Berdasarkan tabel 4.7 uji t menunjukkan bahwa nilai t-tabel dengan α = 5%

diperoleh nilai 1,68023 dan hasil t-hitung dari variabel BOPO menunjukkan hasil sebesar -3,100824. Hasil t-hitung BOPO lebih besar dibandingkan dengan t-tabel yang memiliki arti bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap variabel

(17)

BOPO. Nilai probabilitas BOPO menunjukkan hasil sebesar 0,0043 atau lebih kecil sama dengan 0,05. Koefisien regresi BOPO sebesar -0,029769, sehingga dapat disimpulkan bahwa H04 ditolak dan Ha4 yang berarti variabel BOPO berpengaruh negatif terhadap Retrun On Asset (ROA).

4.2.7.1 Koefisien Determinasi

Hasil koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.9

Koefisien Determinasi (R2 )

R-squared 0.964025 Mean dependent var 0.005489 Adjusted R-squared 0.946657 S.D. dependent var 0.034081 S.E. of regression 0.007871 Akaike info criterion -6.586237 Sum squared resid 0.001797 Schwarz criterion -5.97799 Log likelihood 159.8972 Hannan-Quinn criter. -6.36067 F-statistic 55.50779 Durbin-Watson stat 2.098628

Prob(F-statistic) 0

Sumber :Output Eviews 9 diolah penulis (2016)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan Adjusted R-squared sebesar 0,946657 atau sebesar 94,66%. Hal ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan BOPO mampu menjelaskan pengaruh sebesar 94,66% terhadap Return On Asset (ROA) dan sisanya sebesar 5,36% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

4.3 Analisis Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan hasil yang lebih besar dari tingkat signifikasi α sebesar 0,4663 > 0,05. Koefisien regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar -0,029769, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 ditolak yang berarti variabel Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap Retrun On Asset (ROA).

Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Adanya hubungan yang tidak signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Return On Asset (ROA), dapat disebabkan karena bank syariah yang beroperasi tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini dapat terjadi karena adanya peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan Capital Adequacy Ratio (CAR) minimal sebesar 8% yang harus dipenuhi oleh pihak bank yang mengakibatkan bank-bank selalu menjaga agar Capital Adequacy Ratio (CAR) yang dimilikinya sesuai dengan ketentuan. Nilai rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) bank umum syariah sebesar 21,27%

yang nilainya jauh diatas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, tetapi nilai minimum Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 11,1% yang nilainya hampir mendekati 8%.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan Bank Umum Syariah dalam memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan profit. Mungkin modal yang dimiliki bank digunakan ke dalam kegiatan financing secara tidak tepat sehingga belum dapat menghasilkan profit bagi bank secara signifikan. Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam penelitian ini

(18)

tidak dapat menjadi faktor penentu yang dapat mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Syariah.

Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Adyani (2011) bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan postif terhadap ROA, Sabir et al., (2012) bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, serta Wibowo & Syaichu (2013) bahwa variabel Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

4.3.2 Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA)

Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan hasil yang lebih besar dari tingkat signifikasi α sebesar (0,8457 > 0,05) . Koefisien regresi sebesar 0,002905, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak ditolak yang berarti variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Retrun On Asset (ROA).

Financing to Deposit Ratio (FDR) dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Hal ini dapat terjadi dikarenakan masih ada rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang tidak sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan dimana nilai minimum Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 73,78% dan nilai maksimum sebesar 197,7% yang berada jauh dibawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 85% - 110%. Hasil minimum dan maksimum dari perbankan syariah menunjukkan bahwa besar kecilnya pembiayaan tidak dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah yang diproksikan dengan variabel Return On Asset (ROA). Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) pada periode pengamatan menunjukkan kemungkinan bahwa pembiayaan yang nilainya rendah dan berada diluar ketentuan Bank Indonesia tersebut tidak menghasilkan profit yang maksimal sehingga tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah. Financing to Deposit Ratio (FDR) dalam penelitian ini tidak dapat menjadi faktor penentu yang dapat mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Syariah.

Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Adyani (2011) bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA, Sistiyarini & Supriyono (2016) bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROA dan Mahmudah & Harjanti (2016) yang menyatakan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

4.3.3 Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Assets (ROA)

Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel Non Performing Financing (NPF) menunjukkan hasil yang lebih kecil dari tingkat signifikasi sebesar α 0,00 < 0,05. Koefisien regresi Non Performing Financing (NPF) sebesar -0,504484, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha3

diterima yang berarti variabel Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Retrun On Asset (ROA).

Non Performing Financing (NPF) dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah negatif. Artinya, semakin kecil Non Perfoming Financing (NPF) bank maka akan semakin besar profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Rata –rata nilai Non Performing Financing (NPF) menunjukkan angka 4,27 % yang hampir mencapai batas maksimum

(19)

Non Performing Financing (NPF) sesuai dengan peraturan Bank Indonesia sebesar 5%. Nilai maksimum dari Non Performing Financing (NPF) sebesar 35,15% hasil ini menunjukkan bahwa nilai Non Performing Financing (NPF) sudah melewati batas ketentuan dari Bank Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada periode pengamatan menyebabkan muncul nya pembiayaan yang bermasalah pada tingkat kolektibilitas 3,4 dan 5 (kurang lancar, diragukan dan macet) yang menyebabkan bank harus membentuk dana cadangan yang disebut PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) dan akan menyebabkan pendapatan dari pembiayaan yang diterima oleh bank syariah akan berkurang dan berdampak pada turunnya profitabilitas bank yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Non Performing Financing (NPF) dalam penelitian ini dapat menjadi faktor penentu yang dapat mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Syariah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adyani (2011) bahwa NPF memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ROA, Nugroho (2011) bahwa NPF memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap ROA, Sriyana (2015) memiliki pengaruh yang negatif terhadap ROA, dan Putri (2015) yang menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

4.3.4 Pengaruh BOPO terhadap Return On Assets (ROA)

Berdasarkan tabel 4.7 uji t menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel BOPO menunjukkan hasil yang lebih kecil dari tingkat signifikasi α sebesar (0,0043 < 0,05). Koefisien regresi BOPO sebesar -0,029769, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima yang berarti variabel BOPO berpengaruh negatif terhadap Retrun On Asset (ROA).

BOPO dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah negatif. Artinya, semakin tinggi BOPO menunjukkan bahwa bank belum mampu menggunakan sumberdaya yang dimilikinya atau belum mampu melakukan kegiatan operasional secara efisien sehingga akan berakibat pada berakibat pada menurunnya profitabilitas. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank (Yuliani, 2007). BOPO yang kecil menunjukkan bahwa biaya operasional bank lebih kecil dari pendapatan operasioanlnya sehingga hal tersebut dapat menunjukkan bahwa manajemen bank sangat efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya (Sabir et al., 2012). Meningkatnya biaya operasional bank harus dibarengi dengan meningkatnya pendapatan operasional agar tidak terjadi penurunan Return On Asset (ROA). BOPO dalam penelitian ini dapat menjadi faktor penentu yang dapat mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Syariah.

Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Adyani (2011) yang menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, Nugroho (2011) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, Sabir et al., (2012) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap, Widati (2012) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap, Wibowo dan Syaichu ( 2013) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap, Margaretha & Zai (2013) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap, Rahmi & Anggraini (2013) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, Sriyana (2015) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, Putri (2015) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, Sistiyarini & Supriyono (2016) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan Mokoagow & Fuady (2015) bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

(20)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak memiliki pengaruh terhadap Return On Asset (ROA), H01 dalam penelitian ini diterima.

2. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak memiliki pengaruh terhadap Return On Asset (ROA), H02 dalam penelitian ini diterima.

3. Variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh terhadap Return On Asset (ROA), Ha3 dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tingginya rasio Non Performing Financing (NPF) maka semakin buruk juga kualitas pembiayaan yang diberikan bank dan menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar.

4. Variabel BOPO memiliki pengaruh terhadap Return On Asset (ROA), Ha4 dalam penelitian ini diterima.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi bank syariah diharapkan lebih berhati-hati dalam memberikan pembiayaan, dikarenakan dalam penelitian ini tingkat rasio NPF sangat berpengaruh terhadap profitabilitas bank yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan mengefisiensikan BOPO bank yang memiliki pengaruh yang negatif signifikan dan menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah belum memaksimalkan biaya operasional nya dengan baik.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS ) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebagai objek penelitian dan menambahkan variabel penelitian dengan faktor eksternal agar hasil penelitian jauh lebih baik. Penelitian ini hanya menggunakan sampel 11 bank umum syariah dengan menggunakan data laporan tahunan bank dari website masing- masing bank selama 4 tahun disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan periode penelitian yang lebih lama dan menggunakan metode analisa yang berbeda seperti kointegrasi atau Arima.

Daftar Pustaka

Adyani, L. R. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA).

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Bachri, S., Suhadak, & Saifi, M. (2012). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah. Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya Malang.

Bank Indonesia. (2008). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/16/PBI/2008 Perihal:

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/19/PBI/2007 perihal Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.

Bank Indonesia. (2012). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.

Bank Indonesia. (2013). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 15/02/PBI/2013 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum dan

Konvensional.

Defri. (2012, November). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen, Volume 01, Hlm. 1-18.

(21)

Fatimah, S. (2013). Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi, dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah. Journal, Hlm. 42-58.

Ghozali, I. (2013). SPSS 21 Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Universitas Diponegoro.

Godfrey, J. (2010). Accounting Theory. Singapore: Wiley.

Gujarati. (2010). Essentials of Econometrics (4th ed.). New York: McGraw-Hill.

Hery. (2014). Analisis Kinerja Manajemen : The Best Financial Analysis , Menilai Kinerja Manajemen Berdasarkan Rasio Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo.

IBI. (2014). Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahmudah, N., & Harjanti, R. S. (2016). Analisis Capital Adequacy Ratio, Financing To Deposit Ratio, Non Performing Financing, Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011-2013. SENIT , Hlm.

134-143.

Margaretha, F., & Zai, M. P. (2013). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, Hlm.133-141.

Maria, A. (2015). Pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL, Dan LDR Terhadap ROA Studi Kasus Pada 10 Bank Terbaik di Indonesia periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 4.

Mokoagow, S. W., & Fuady , M. (2015, Juli). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal EBBANK, Vol. 6, Hlm.

33-62.

Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Untuk Analisa Ekonomi dan Keuangan . Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nugroho, A. W. (2011). Analisis Pengaruh FDR, NPF, BOPO, KAP Dan PLO Terhadap Return On Asset. Journal Universitas Diponegoro.

Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Statistik Perbankan Syariah Desember 2015. Otoritas Jasa Keuangan.

Paulin, O., & Wiryono, S. K. (2015). Determinants Of Islamic Bank's Profitability In Indonesia for 2009-2013. Journal Of Business and Management, Vol. 4, 175- 185.

Pratiwi, D. D. (2012). Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadap Return On Asset Bank Umum Syariah. Jurnal Universitas Diponegoro.

Purnamasari, G. Y., & Ariyanto, D. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Periode 2010-2014 (Vol. Vol. 15). E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Putri, A. R. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Vol. 3.

Rahman, A. F., & Rochmanika, R. (2012). Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil dan Rasio Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Rahmi, N., & Anggraini, R. (2013). Pengaruh CAR, BOPO, NPF, Dan CSR Disclosure Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, Volume. 8, Hlm. 171-187.

Rivai, V., Veithzal, A. P., & Idroes, F. N. (2007). Bank dan Financial Institution Management (conventional and sharia system). Jakarta: Grafindo Persada.

Riyadi, S., & Yulianto, A. (2014). Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli, Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia. Accounting Analysis Journal, Hlm. 466-474.

(22)

Sabir, M., Ali, M., & Habbe, A. H. (2012, Juni). Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional Di Indonesia. Jurnal Analisis, Vol. 1, 79-86.

Sarwoko. (2005). Dasar- Dasar Ekonometrika. Yogyakarta: ANDI.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Method for Business: A Skill Building Approach (5th ed.). New York: John Wiley & Sons.

Sistiyarini, E., & Supriyono, S. E. (2016). Faktor Internal dan Eksternal Yang Berpengaruh Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal GeoEkonomi.

Sriyana, J. (2015). Islamic Bank's Profitability Amid The Competitive Financing In Indonesia. Journal IJABER, Vol. 13.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

ALFABETA.

Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP, 3. (2010). Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Suryani. (2011). Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia.

Susilowati, Y. (2011, Mei). Reaksi Sinal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Hlm. 17 - 37.

Taswan. (2010). Manajemen Perbankan Konsep, Teknik & Aplikasi (2nd ed.).

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Undang- undang Perbankan Syariah No.21. (2008). Perbankan Syariah.

Wangsawidjaja, Z. (2012). Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Werdaningtyas, H. (2002). Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia, 1.

Wibowo, E. S., & Syaichu, M. (2013). Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF terhadap Profitabiltas Bank Syariah. Diponegoro Journal Of Management, Volume 2, Halamana 1-10.

Widati, L. W. (2012, November). Analisis Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja

Perusahaan Perbankan Yang Go Publik. Dinamika Akuntansi , Keuangan dan Perbankan, Vol. 1, Hlm. 105-119.

Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Yuliani. (2007, Desember). Hubungan Efisiensi Operasional Dengan Kinerja

Profitabilitas Pada Sektor Perbankan yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta.

Journal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, Vol. 5.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposite Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Rasio

Aristia Paramitha, NIM 7133220006, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, Biaya Operasional Pendapatan Operasional Dan Good

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing),

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh financing to deposit ratio dan capital adequacy ratio terhadap return on asset dengan non performing

Penelitian yang dilakukan oleh Ronny Chandra (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio , Operational Efficiency, Non Performing Financing, Loan to Deposit

Dengan telah dilakukannya penelitian tentang pengaruh non performing financing dan financing to deposit ratio terhadap profitabilitas dengan Capital Adequacy Ratio

6 Suryantok, 2018 PENGARUH FINANCING DEPOSIT RATIO FDR, CAPITAL ADEQUACY RATIO CAR DAN NON PERFORMING FINANCING NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan ROA terhadap profitabilitas PT. Bank Victoria Syariah yang diukur dengan Return on Assets