• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAK BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn) TERHADAP KADAR LDL PADA TIKUS WISTAR MODEL SINDROM METABOLIK

N/A
N/A
okasihite

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH EKSTRAK BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn) TERHADAP KADAR LDL PADA TIKUS WISTAR MODEL SINDROM METABOLIK "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EKSTRAK BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava Linn) TERHADAP KADAR LDL PADA TIKUS WISTAR MODEL

SINDROM METABOLIK

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Tania Hadiwijaya G0021214

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang pesat, termasuk pertumbuhan layanan e- commerce dan pengiriman makanan, telah membawa perubahan dalam gaya hidup manusia. Hal ini menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan tidak sehat (Mikkelsen dkk., 2019). Banyak masyarakat kini lebih suka mengonsumsi makanan siap saji yang tidak sehat dan memiliki pola makan yang tidak seimbang serta tidak teratur (Pelealu et al., 2021). Selain itu, dampak modernisasi juga mengakibatkan penurunan tingkat aktivitas fisik individu (Wiyajanti dan Endrotomo, 2017). Perubahan pola makan dan kurangnya gerakan fisik dapat berkontribusi pada peningkatan risiko terjadinya sindrom metabolik (Suhaema dan Masthalina, 2015).

Perubahan pola makan dan kurangnya gerakan fisik dapat berkontribusi pada peningkatan risiko terjadinya sindrom metabolik (Suhaema dan Masthalina, 2015).

Sindrom ini memiliki risiko tinggi menjadi penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 pada seseorang (Herningtyas dan Ng, 2019). Diperkirakan bahwa sekitar seperempat populasi dewasa di seluruh dunia, atau lebih dari satu miliar orang, mengalami sindrom metabolik (Saklayen, 2018). Selain itu, prevalensi sindrom metabolik pada anak-anak dan remaja dengan obesitas juga cenderung meningkat, yaitu sekitar 29,2% (Bitew et al., 2020). Di Indonesia, prevalensi sindrom metabolik mencapai 26,2% pada populasi pria dan 21,4% pada populasi wanita (Driyah et al., 2019).

Proses patofisiologi sindrom metabolik dimulai dengan penumpukan lemak berlebih di area perut akibat pola makan berkalori tinggi dan kurangnya aktivitas fisik

(3)

(Rochlani et al., 2017). Ini mengakibatkan pembesaran dan peningkatan jumlah sel lemak, yang juga melepaskan asam lemak bebas (FFA) (Paleva, 2019). Kehadiran FFA dalam jumlah besar mengganggu sekresi hormon insulin, karena FFA memiliki sifat yang merusak bagi sel-sel beta pankreas (Rochlani et al., 2017).

Ketidakseimbangan hormon insulin ini mengarah pada resistensi insulin, menghambat penyerapan glukosa oleh jaringan karena persaingan antara glukosa dan FFA dalam mengikat reseptor insulin (Muhammad, 2018). Selain itu, peningkatan FFA juga merangsang produksi apolipoprotein B, yang berdampak pada kenaikan kadar low-density lipoprotein (LDL) (Bokhari et al., 2018). LDL merupakan jenis lipoprotein yang membawa kolesterol ke seluruh tubuh (Venugopal et al., 2022).

Namun, kandungan berlebihan LDL dapat menyebabkan peradangan dalam pembuluh darah dan gangguan fungsi lapisan pembuluh darah (Wang, 2021). Ini berkaitan dengan peran LDL sebagai pembawa kolesterol yang berkontribusi pada pembentukan plak di dinding arteri, meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis pada individu dengan sindrom metabolik (Ennezat et al., 2023). Aterosklerosis adalah penyebab utama kematian akibat penyakit kardiovaskular, berkontribusi pada 31%

kematian global (Aboonabi et al., 2019). Aterosklerosis melibatkan penumpukan lemak dan pembentukan lapisan fibrosis di dinding arteri, terutama pada arteri yang mengalir ke jantung (Kopaei et al., 2014; Benslaiman et al., 2022). Ketika arteri di otak terkena, ini bisa menyebabkan stroke iskemik karena penyumbatan arteri oleh plak ateroma (Banerjee dan Chimowitz, 2017). Selain itu, penumpukan LDL juga dapat merusak sel-sel beta pankreas dan bagian pankreas yang menghasilkan insulin, mengakibatkan penurunan produksi insulin dan berpotensi menyebabkan diabetes tipe 2 (Perego et al., 2019). Karena itu, orang dengan sindrom metabolik memiliki risiko lima kali lipat lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 (Dziegielewska-Gesiak, 2021).

Penelitian telah menunjukkan bahwa diet konsumsi makanan kaya buah- buahan, sayuran, biji-bijian dan makanan utuh berkontribusi untuk mengurangi faktor risiko yang terkait sindrom metabolik (Devalaraja dkk., 2011; Bamosa dkk., 2010).

Buah-buahan dan sayuran tidak hanya menyediakan komponen penting, seperti asam

(4)

askorbat, β- karoten dan asam folat, yang memainkan peran dasar dalam organisme, tetapi juga merupakan sumber senyawa bioaktif yang berhubungan langsung dengan pencegahan kelainan seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular (Faller dan Fialho, 2009).

Jambu biji merah masuk ke keluarga Myrtaceae dan telah digunakan secara tradisional sebagai tanaman obat. Daunnya digunakan secara rutin dalam banyak negara untuk mengobati pernafasan dan pencernaan gangguan, dan sebagai antispasmodik dan anti- obat inflamasi (Kaneria dan Shanda, 2011). Dua varietas jambu biji yang paling umum adalah merah (P. guajava var. pomifera) dan varietas putih (P. jambu biji var. pirifera). Kandungan utama jambu biji selain vitamin, adalah tanin, senyawa fenolik, flavonoid, minyak atsiri, alkohol seskuiterpen dan asam triterpenoid (Haida et al., 2011).

Jambu biji merah (Psidium guajava Linn) dikenal sebagai salah satu buah yang tepat untuk membantu menurunkan risiko berbagai penyakit kronis. Buah jambu biji termasuk diantaranya buah super dengan profil rendah kalori dengan serat makanan tinggi, kaya akan vitamin antioksidan yaitu, Vitamin C, Lutein, karoten sebagai mineral dan potasium (Tousif dkk., 2022). Jambu biji merah (Psidium guajava mengandung vitamin C dengan kadar 183,5 mg/100 g. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang membantu reaksi hidroksilasi dalam pembentukan garam empedu.

Tingginya kandungan vitamin C dalam buah jambu biji merah dapat meningkatkan pembentukan garam empedu dan ekskresi kolesterol, sehingga membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Antioksidan mampu melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang berhubungan dengan radikal bebas dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Oleh karena itu mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup dapat menurunkan resiko penyakit (Padang and Maliku, 2019).

Menurut penelitian, antioksidan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Vitamin c telah diteliti memiliki aktivitas antioksidan yang dapat membantu penurunan kadar kolesterol. Adanya penurunan konsentrasi kolesterol dalam hepatosit dapat memicu peningkatan ekspresi reseptor LDL di hepar sehingga membantu proses pembersihan LDL di dalam sirkulasi darah (Salvamani et al.,

(5)

2014). Beberapa mekanisme penurunan kolesterol oleh serat pangan termasuk menghambat absorbsi kolesterol, mengurangi ketersediaan kolesterol dalam aliran darah, mencegah sintesis kolesterol, mengurangi energi makanan sehingga mengurangi sintesis kolesterol, dan meningkatkan ekskresi empedu. Penelitian sebelumnya juga mendukung hal ini, bahwa konsumsi jus jambu biji merah dapat menurunkan persentase lemak tubuh dan kadar kolesterol pada wanita usia subur (Nurhasanah, 2018). Di sisi lain, buah jambu biji merah juga mengandung flavonoid dan pektin yang dipercaya mampu mengendalikan metabolisme kolesterol dalam tubuh (Aprilliani and Hajrah, 2021). Kandungan jambu biji merah yaitu flavonoid juga termasuk senyawa fenolik alam yang berpotensi sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Flavonoid dapat dipercaya melindungi tubuh dari berbagai penyakit degeneratif dengan cara mencegah terjadiinya proses preoksidasi lemak. Peran antioksidan buah jambu biji merah sangat penting dalam meredam efek radikal bebas (Putri dan Rahman, 2020).

Daun jambu biji merah juga dilaporkan memiliki efek hipoglikemik pada darah kadar glukosa tikus normal serta diinduksi Streptozotocin (STZ). Pemberian ekstrak etanol daun jambu biji merah menunjukkan efek hipolipidemik dan hipoglikemik pada Alloxan menginduksi tikus diabetes. Padahal aktivitas hipoglikemik daun jambu biji didokumentasikan dengan baik dan teh ekstrak daun jambu biji juga demikian tersedia di pasaran, peran buah jambu biji dalam mengatur gula darah dan profil lipid pada manusia masih belum jelas. Baru-baru ini ekstrak buah jambu air menunjukkan khasiat yang mengesankan meningkatkan dislipidemia pada model hewan.

Penelitian tentang pengaruh ekstrak buah jambu biji merah terhadap kadar LDL pada tikus Wistar model sindrom metabolik belum pernah diteliti, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak jambu biji merah (Psidium guajava Linn) terhadap kadar LDL pada tikus Wistar model sindrom metabolik.

(6)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Adakah pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) terhadap kadar LDL pada tikus wistar model sindrom metabolik?

2. Adakah pengaruh perbedaan dosis pemberian ekstrak buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) terhadap kadar LDL pada tikus wistar model sindrom metabolik?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstra buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) terhadap kadar LDL pada tikus wistar model sindrom metabolik

2. Mengetahui pengaruh perbedaan dosis pemberian ekstrak buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) terhadap kadar LDL pada tikus wistar model sindrom metabolik

D. MANFAAT 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang pemberian ekstrak buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) terhadap kadar LDL pada tikus wistar model sindrom metabolik

b. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai khasiat buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn)

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan buah jambu biji merah (Psidium guajava Linn) dalam membantu menurunkan LDL pada sindrom metabolik

(7)

DAFTAR PUSTAKA BAB 1

Farinazzi-Machado, F. M., Guiguer, E. L., Barbalho, S. M., de Souza, M. D. S. S., dos Santos Bueno, P. C., Gregório, C., ... & Brunnati, A. C. S. (2012). Effects of Psidium guajava on the metabolic profile of Wister rats. J Med Plants Res, 6(18), 3450-3454.Mikkelsen, B., dkk. (2019). Life course approach to prevention and control of non-communicable diseases. BMJ, [online] p.l257. Dapat diakses pada:

https://www.bmj.com/content/364/bmj.l257

Kumari, S., Rakavi, R., & Mangaraj, M. (2016). Effect of guava in blood glucose and lipid profile in healthy human subjects: a randomized controlled study.

Journal of clinical and diagnostic research: JCDR, 10(9), BC04.

Raditya, I., dkk. (2018). Gambaran Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) Pada Perokok Aktif. Jurnal Kesehatan Poltekkes Denpasar. Dapat diakses pada : http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/M

Tousif, M., dkk. (2022). Psidium guajava L. An Incalculable but Underexplored Food Crop : Its Phytochemistry, Ethnopharmacology, and Industrial Applications.

Multidisciplinary Digitial Publishing Institute (MDPI). [online]. Available at : https://www.mdpi.com/1420-3049/27/20/7016

Nurhasanah, A. 2018. Pengaruh Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava Linn) Terhadap Persen Lemak Tubuh dan Kadar Kolesterol pada WUS di Desa Ngaru-Aru Boyolali. ITS PKU Muhammadiyah Surakarta. Dapat diakses pada : http://repository.itspku.ac.id/182/1/2014030033.pdf

Rochlani Y, Pothineni NV, Kovelamudi S, Mehta JL. (2017). Metabolic syndrome: pathophysiology, management, and modulation by natural compounds.

Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease, 11(8), pp. 215–225. doi:

10.1177/1753944717711379.

(8)

Paleva R. (2019). Mekanisme Resistensi Insulin Terkait Obesitas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), pp. 354–358. doi: 10.35816/jiskh.v10i2.190.

Muhammad AA. (2018). Resistensi Insulin Dan Disfungsi Sekresi Insulin Sebagai Faktor Penyebab Diabetes Melitus tipe 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), pp. 173–178.

Referensi

Dokumen terkait

EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI PUTIH (Psidium guajava L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) STRAIN WISTAR DENGAN.. METODE PAW

Hasil uji organoleptik menunjukkan permen jeli jambu biji merah yang paling disukai adalah permen jeli dengan penambahan sari buah jambu biji merah 100 ml. Kata Kunci :

Hasil uji pengaruh ekstrak metanol daun jambu biji berdaging-buah putih dan jambu biji (P. guajava L.) berdaging-buah merah memiliki aktivitas yang berbeda dalam menghambat

Apakah pemberian ekstrak etanol 70% buah jambu biji ( Psidium guajava L ) per oral pada tikus jantan wistar hiperkolesterol dapat menurunkan kadar kolesterol. Adakah kesamaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perasan buah jambu biji merah dapat meningkatkan jumlah sel fibroblas pasca ekstraksi

Basil : Rata - rata waktu perdarahan cara Duke setelah diberi jus jambu biji merah sebesar 1 menit 58,89 detik lebih singkat daripada sebelum minum jus jambu biji merah sebesar 2

pemberian dosis buah Jambu biji merah 2 mL/KgBB dan 2.5 mL/KgBB tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pemberian larutan Sangobion terhadap

Tanda positif pada nilai koefisien PJL menunjukan bahwa faktor PJL berpengaruh positif terhadap penjualan Buah Jambu Biji Merah, berarti bahwa jika harga Buah Jeruk