• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan teknik identitas korporat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan teknik identitas korporat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK IDENTITAS KORPORAT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA KELAS VII SMPN 1 KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA

Dwi Novri Asmara*), Drs. Mukhni, M.Pd**), Rina Febriana, M.Pd**)

*) Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this research is that the students were passive and afraid to explore their opinion and ideas that they have and their math concept understanding was low. The aim of this research was to find out is the students’

learning activity during the implementation of corporate identity technique better than the implementation of convention technique at the seventh grade students of SMPN 1 Koto Salak. The design of this research is experimental research design.

Based on the analysis of observation sheets, the students’ learning activities improved. The result of hypothesis testing by using t-test supported by MINITAB software shown that the P-value = 0,002 smaller than ߙ = 0, 05. Therefore, it can be learning activities of students in the experimental class of the first meeting up to five experiencing have developmental activities and the students’ math concept understanding of seventh grade students of SMPN 1 Koto Salak improved by implementing corporate identity technique in teaching learning process of math.

Key Word : Understanding of mathematical concepts, corporate identity.

PENDAHULUAN

Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan penting dalam membentuk pola pikir peserta didik dan melatih kemampuan penalaran dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMPN 1 Koto Salak pada tanggal 26 September 2013 terlihat bahwa proses pembelajaran matematika berlangsung, terlihat siswa belum memahami konsep-konsep dasar pelajaran matematika. Siswa juga tidak

mau bertanya kepada gurunya jika ada materi pelajaran yang kurang jelas, sehingga guru menganggap kalau siswa tidak ada yang bertanya berarti siswa sudah paham terhadap materi pelajaran yang sudah disampaikan.

Siswa yang lain lebih suka bertanya kepada temannya dari pada guru.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika diperoleh informasi bahwa guru masih jarang menerapkan berbagai teknik atau strategi pembelajaran dalam bentuk individu maupun kelompok. Masih

(2)

banyak siswa yang tidak memiliki buku paket matematika. Siswa kurang berani mengeluarkan pendapat dan ide-ide yang dimilikinya, kebanyakan siswa tidak berani bertanya kepada guru kalau ada materi yang kurang dipahami. Siswa lebih suka bertanya kepada temannya walaupun konsep yang dijelaskan oleh temannya itu juga belum belum tentu benar.

Berbagai permasalahan yang telah dipaparkan di atas, mengakibatkan siswa sulit memahami konsep dasar materi pelajaran yang sudah diberikan. Pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan (KBBI, 2007: 811).

Sedangkan konsep menurut (Suherman, 2003: 33) adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan non contoh. Jadi pemahaman konsep adalah proses atau cara siswa dalam memahami ide abstrak dan mengelompokkan objek kedalam contoh dan non contoh.

Adapun indikator yang menunjukkan pemahaman konsep adalah sebagai berikut:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.

c. Memberi contoh dan noncontoh dari konsep .

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis . e. Mengembangkan syarat perlu atau

syarat cukup dari suatu konsep.

f. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma ke pemecahan masalah.

Berdasarkan indikator pemahaman konsep matematis di atas, indikator pemahaman konsep matematis yang diamati dalam penelitian ini adalah menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma ke pemecahan masalah.

Jadi jika pemahaman konsep matematis siswa masih rendah, maka berdampak pada hasil belajar matematika siswa yang masih rendah.

Oleh sebab itu, diperlukan suatu teknik pembelajaran yang tepat yang mampu meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa Salah satu alternatif yang mampu mengatasi masalah diatas adalah dengan menerapkan teknik identitas korporat.

Teknik identitas korporat adalah suatu teknik belajar secara berkelompok dimana masing-masing kelompok memiliki soal identitas yang berbeda, namun tidak menutup kemungkinan jika ada kelompok yang sudah siap mengerjakan soal

(3)

identitanya diperbolehkan mengerjakan soal identitas dari kelompok lain. Ginnis (2008: 105) mengemukakan langkah-langkah proses pembelajaran teknik identitas korporat sebagai berikut:

a. Atur kelas menjadi kelompok dengan berbagai kemampuan.

b. Siswa duduk dengan kelompoknya dan berdiskusi terhadap masalah yang diberikan oleh guru.

c. Anggota kelompok diharapkan untuk saling mendukung, siswa yang mengalami kesulitan dengan intruksi atau konsep tertentu diharapkan bertanya kepada yang sudah paham. Siswa yang paham diharapkan mencari tahu bahwa yang lain juga mengerti, dan jika tidak menawarkan bantuan. Jika semua siswa buntu, tanya guru.

d. Guru dapat menghampiri anggota manapun setiap saat untuk menanyakan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang materi yang telah dibahas. Jika jawaban tidak akurat atau setengah akurat, maka kelompok tersebut belum memenuhi tugasnya.

e. Ini tidak berarti bahwa tiap orang harus bekerja dengan kecepatan yang sama atau bahkan mengerjakan materi yang sama dalam kelompok. Pekerjaan yang lebih cepat dapat jalan terus.

Aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2011: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan

siswa yang antara lain digolongkan sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti:

menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya:

menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, melakukan konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Beberapa jenis aktivitas di atas maka diamati beberapa aktivitas dalam penerapan teknik identitas korporat yaitu Oral activities, Writing activities dan Mental activities.

(4)

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana perkembangan aktivitas belajar siswa selama penerapan teknik identitas korporat dalam proses pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 1 Koto Salak dan mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan teknik identitas korporat lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan proses pembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 1 Koto Salak.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Koto Salak pada siswa kelas VII semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 27 Maret 2014 sampai 19 April 2014. Kelas VII.D adalah kelas eksperimen dan VII.E adalah kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas dan tes akhir pemahaman konsep berbentuk essai. Sebelum digunakan tes akhir soal diuji cobakan terlebih dahulu di sekolah yang berbeda dengan tempat penelitian . Penskoran

pemahaman konsep berpedoman pada Iryanti dengan menggunakan rubrik analitik skala 4 (dimodifikasi dari Iryanti, 2004: 13). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 = 0,829 dengan rt =0,404 pada ߙ = 0,05 dan n=24, berarti r11 lebih besar dari rt

maka tes dikatakan reliabel.

Lembar observasi aktivitas dianalisa persentase (harga P) setiap aktivitas yang diamati dan tes akhir dianalisa menggunakan uji t satu pihak untuk melihat apakah hipotesis diterima atau ditolak, Syafriandi (2001: 4). Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan teknik identitas korporat lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dideskripsikan adalah lembar observasi aktivitas dan tes akhir dengan indikator pemahaman konsep matematis yaitu : (a) Menyatakan ulang sebuah konsep, (b) Mengaplikasikan konsep atau alogaritma pemecahan masalah.

(5)

1. Lembar Observasi Aktivitas

Data perkembangan aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi aktivitas dengan menentukan persentase (harga P) setiap aktivitas yang diamati. Maka akan terlihat perkembangan aktivitas siswa yaitu sangat sedikit, sedikit, banyak dan banyak sekali selama proses pembelajaran dengan teknik identitas korporat. Hasil data lembar observasi aktivitas seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Hasil Lembar Observasi Aktivitas

Indikator Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa Setiap Pertemuan

I II III IV V

f % f % f % f % f % a 13 38,

24 19 55,

88 19 55,

88 20 58,

82 26 76,

47 b 8 23,

53 11 32,

35 13 38,

24 14 41,

18 20 58,

82 c 2 5,8

8 2 5,8

8

2 5,8 8

3 8 8, 82

4 11, 76 d 4 11,

76 7 20,

59 9 26,

47 9 26,

47 10 29,

41 e 13 38,

24 16 47,

06 17 50,

00 24 70,

59 24 70,

59

Pada Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama sampai ketiga perkembangan aktivitas siswa bisa dikatakan merata. Tetapi pada pertemuan ketiga sampai kelima mengalami perkembangan aktivitas yang signifikan.

2. Tes Akhir

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel, diperoleh data pemahaman konsep matematis siswa melalui tes akhir hasil belajar yang diberikan diakhir pertemuan dengan soal berbentuk essai sebanyak 6 soal, hasil perhitungan seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata, simpangan baku, ሺܺ௠௔௞௦ሻ, ሺܺ௠௜௡ሻ dari skor tes akhir.

Kelas Sampel

ܺത S ܺ௠௔௞௦ܺ௠௜௡

Eksperimen 75,32 14,36 100 48 Kontrol 63,97 16,57 98 33 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, namun simpangan baku siswa pada kelas eksperimen lebih rendah daripada siswa kelas kontrol, ini berarti nilai siswa di kelas kontrol lebih beragam daripada dikelas eksperimen.

Berdasarkan analisis uji t satu pihak dengan bantuan software MINITAB terlihat bahwa pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh P-value = 0,002 lebih kecil dari (α = 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa

(6)

dengan penerapan teknik identitas korporat lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan teknik identitas korporat mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan akhir dan Pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan teknik identitas korporat lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional kelas VII SMPN 1 Koto Salak.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Ginnis, Paul. (2008). Trik & Taktik Mengajar Strategi

Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta:

PT Indeks

Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan

Menengah Pusat

Pengembangan Penataran Guru Matematika .

Suherman, Erman dkk.(2003). Strategi Pembelajaran Kontemporer.

Bandung: JICA- Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim Penyusun. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : PT gramedia pustaka utama.

Syafriandi. (2001). Analisis Statistika Inferensial dengan

Menggunakan Minitab.

Padang: UNP.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Raja Grafindo Persad

(7)

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada ranah kognitif

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada ranah kognitif