1
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RAO
SELATAN KABUPATEN PASAMAN
Aulia Habibah, Trisna Helda, Afrini Rahmi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by several problems as follows. Less able students the in develop new ideas, the less vocabulary by students in writing drama script, students are also less able to understand in described the material, the method used by teachers here speech method. The result of the research is the ability to write the script of the drama at eight grade of SMP Negeri 1 Rao Selatan of Pasaman Regency without using model cooperative learning type of group investigation (GI) is 57,39 which is in enough qualification in the range of 56,65%, and toward ability in write drama script students at eight grade of SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman, using model cooperative learning type of group investigation (GI) is equal to 73,09 is in qualification more than enough at range 66,75%. It can be concluded that there is a significant influence on the use of group investigation model (GI) toward ability to write drama script students at eight grade of SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman. This is evidenced by the result of research showing that the value of tcount (2.26)> ttable (1.67), so H0 rejected and H1 accepted.
Keywords: Cooperative Type Group Investigation (GI), Writes
PENDAHULUAN
Pembelajaran menulis naskah drama merupakan bagian dari keterampilan apresiasi sastra yang harus dipelajari, dihayati, dikaji, dan dikuasai oleh siswa di sekolah karena itu tuntutan yang tidak bisa diabaikan. Sebagai wujud dari penjabaran pelaksanaan KTSP
tersebut, maka pembinaan keterampilan menulis naskah drama harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, terutama guru bidang studi bahasa Indonesia di sekolah. Menulis naskah drama tercantum dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
Salah satu keterangan menulis yang
2 diajarkan adalah menulis naskah drama. Menulis naskah drama pada kelas VIII. Semester 1 demgan standar kompetensi (SK) ke-8
“menulis dan mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama”. Kompetensi dasar (KD) adalah (8.1) menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, siswa dituntut lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Hal yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran agar tidak membosankan atau monoton. Salah satunya dengan pemilihan media pemelajaran yang tepat yang diharapkan oleh guru mata pelajaran, terutam guru bahasa Indonesia.
Kurikulum yang dilaksanakan di SMP Negri 1 Rao Selatan yaitu KTSP. Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia memiliki berbagai tujuan.
Salah satunya adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami bahasa Indonesia dan
menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. Untuk itu mencapai tujuan itu dapat dilakukan dengan menulis, baik menulis sastra maupun nonsastra, salah satu menulis sastra adalah menulis naskah drama.
Berdasarkan wawancara nonformal pada tanggal 25 April 2017 dengan guru bahasa dan sastra Indonesia Pak Dahnil, S.Pd di SMP Negri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman, ditemui adanya kesulitan yang dialami siswa dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikut.
Pertama, siswa kurang mampu dalam mengembangkan ide-ide baru saat menulis naskah drama karena dalam menulis naskah drama siswa menemukan ide dari naskah yang sudah ada atau yang pernah dipelajari. Kedua, dalam penulisan kalimat siswa kurang tepat untuk merangkai kata yang akan dituliskan atau kosakata siswa kurang dalam menulis naskah drama karena disini guru menemukan banyaknya ketidaktepatan bahasa siswa pada saat menulis naskah drama tersebut.
Ketiga, siswa juga kurang dalam memahami materi yang dijelaskan
3 karena dalam mengerjakan tugas siswa masih banyak bertanya.
Keempat, model yang digunakan guru disini model ceramah,dan hanya menjelaskan materi dan memeberi contoh tampa menerapkan model yang bervariasi untuk memencing minat siswa dalam belajar, sehingga mengakibatkan sebagian siswa bosan dan tidak fokus pada materi yang dijelaskan guru.
Selain itu, wawancara juga dilakukan dengn 3 orang siswa di SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, dari tiga orang siswa yang di wawancarai hanya satu orang yang menyukai materi tentang drama.
Kedua, siswa kesulitan dalam menentukan tema dan dialognya.
Ketiga, pada saat pembelajaran menulis naskah drama guru hanya menjelaskan materi dan memberikan contoh kepada siswa, guru tidak menerapkan model yang berfariasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan model untuk meneliti kemampuan siswa dalam
menulis naskah drama dengan judul penelitiannya adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperati Tipe Group Investigation (GI) terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman”.
Penggunaan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) diasumsikan dalam pembelajaran menulis teks naskah drama lebih menarik dan membuat siswa merasa tidak bosan. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) mampu menimbulkan minat siswa dalam menulis teks naskah drama. Dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ini, diharapkan siswa mampu menulis teks naskah drama dengan lebih baik.
Model group investigation (GI) ini bisa diterapkan dalam menulis naskah drama karena model group investigation (GI) melibatkan kelopok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas yang diberikan guru.
Drama adalah suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk
4 dialog dengan tujuan yang akan disampaikan melalui pementasan atau pertunjukan dan dilukiskan dengan gerak yang biasanya dikombinasikan dengan mimik atau tarian yang dipentaskan di atas panggung.Gani (1988:262), Emzir dan Rohman (2015:262), dan Mulyadi (2016:223). kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih sub topik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok Rusman (2011:220).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen.
Penelitian ini tergolong kuantitatif karena data yang diolah menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, dan penampilan hasilnya. Sugiyono (2013:23) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Ibnu (2003:48) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik.
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 160) metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment atau perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan.
Dikatakan metode eksperimen karena melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman. Menurut Ibnu, dkk (2003:48) metode eksperimen
5 merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis bentuk hubungan
sebab akibat memulai
pemanipulasian variabel independen dan menguji perubahan yang diabaikan oleh pemanipulasian.
Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Posttest-Only Control Design.
Sugiyono (2013: 165)
mengemukakan bahwa dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:
172). Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak dua kelasyaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berjumlah 45 orang. Kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan atau tidak menggunakan model pembelajaran group investigation (GI) maka kelas kontrol yang dipilih peneliti yaitu pada kelas VIII.3 yang berjumlah 23 orang.
Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan atau menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI), maka kelas eksperimen yang dipilih peneliti yaitu pada kelas VIII.6 yang berjumlah 22 orang. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2011: 120) menjelaskan bahwa teknik purposive sampling merupakan salah satu pengambilan sampel yang sering
6 digunakan dalam penelitian, sedangkan secara bahasa yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja.
Maksudnya, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil tidak secara acak tetapi ditentukan oleh peneliti. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Salah satu cara menentukan sampel yang homogen adalah dengan menentukan standar deviasi terendah atau terkecil dari kumpulan populasi yang akan dijadikan sampel. Sujono (2010:165) mengatakan semakin kecil variasi suatu kumpulan sampel semakin tinggi kualitas standar deviasi tersebut.
Penelitian ini terdiri atas dua variabel. Pertama, variable bebas adalah variabel yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap variable lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) (X). Kedua, variabel terikat adalah kondisi yang diharapkan berubah setelah diberi perlakuan.
Sebagai variabel terikat adalah menulis naskah drama siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan (Y).
Data dalam penelitian ini berupa skor kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan tanpa menggunakan model pembelajaran group investigation (GI) pada kelas kontrol dan dengan menggunakan model pembelajaran group investigation (GI) pada kelas eksperimen.
Menurut Arikunto (2010:
203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah
diolah.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja yang dapat mengukur keterampilan menulis naskah dramatanpa dan dengan menggunakan model kooperatif tipe group investigstion (GI).
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, membaca
7 dan memeriksa naskah drama yang ditulis siswa sesuai dengan indikator yang diteliti. Kedua, pemberian skor dengan menggunakan format penilaian keterampilan menulis siswa berikut ini, Ketiga, mengolah skor mentah yang diperoleh menjadi nilai dengan menggunakan rumus
persentase, Keempat,
mengelompokkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan tanpa menggunakan model kooperatif tipe group investigation dan dengan menggunakan model koooperatif tipe group investigation berdasarkan konversi skala 10, Kelima, menentukan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis naskah drama. Menurut Abdurahman dan Ratna (2003: 270),Keenam, menampilkan data kemampuan menemukan pokok-pokok siswa dalam bentuk histogram. Ketujuh, melakukan uji normalitas dan homogenitas data, Kedelapan, membahas hasil dan menyimpulkan hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menulis Naskah Drama tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman (Kelas Kontrol)
Untuk seluruh aspek penelitian diberi skor 1 sampai 3. Setelah data dianalisis diperoleh jumlah skor tertinggi yaitu 13 dan jumlah skor terendah 6. Skor maksimal yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut. Pertama, jumlah skor 13 diperoleh 2 orang siswa dengn perolehan persentase 8,69%. Kedua, jumlah skor 12 diperoleh oleh 2 orang siswa dengan perolehan persentase 8,69%. Ketiga, jumlah skor 10 diperoleh oleh 2 orang siswa dengan perolehan persentase 8,69%. Keempat, jumlah skor 9 diperoleh oleh 4 orang siswa dengan perolehan persentase 17,39%. Kelima, jumlah skor 8 diperoleh oleh 4 orang siswa dengan perolehan persentase 17,39%.
Keenam, jumlah skor 7 diperoleh 6 orang siswa dengan perolehan persentase 26,08%. Ketujuh, jumlah skor 6 diperoleh 3 orang siswa
8 dengan perolehan persentase 13,04%.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Naskah Drama tanpa Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman
NO X F XF
1 40 3 120
2 46,67 6 280,02
3 53,33 4 213,32
4 60 4 240
5 66,67 2 133,34
6 80 2 160
7 86,66 2 173,32
Jumlah
1.3 20
=
= 57,39
Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M), yaitu 57,39.
Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menulis naskah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Sealatn
Kabupaten Pasaman berada pada rentang 57,39 yaitu klasifikasi cukup (C).
Langkah selanjutnya membuat histrogram keseluruhan kelas kontrol dalam kemampuan menulis naskah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman.
Histrogram tersebut bisa kita lihat dibabah ini
Gambar1.Histrogram
Kemampuan Menulis Naskah Drama Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman
02 46 108 1214 1618 2022 24
buruk… buruk kurang… kurang hampi… cukup lebih… baik baik… sempu…
0 0 3 6 4 4
2 2 2 0 F
r e k u e n s i
Kualifikasi
9 Kemampuan Menulis Naskah Drama Dengan Mengunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas VIII SMP Negri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman (Kelas Eksperimen)
Berdasarkan tabel 5 diperoleh gambaran skor tertinggi dalam kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) 15 dan skor terendah 7. Pemerolehan skor kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) secara lengkap adalah sebagai berikutp. Pertama, jumlah skor 15 diperoleh oleh 3 orang siswa dengan perolehan persentase 13,63%. Kedua, jumlah skor 14 diperoleh oleh 4 orang siswa dengan perolehan persentase 18,18%. Ketiga, jumlah skor 12 diperoleh oleh 3 orang siswa dengan perolehan persentase 13,63%.
Keempat, jumlah skor 11 diperoleh oleh 3 orang siswa dengan perolehan persentase 13,63%. Kelima, jumlah skor 9 diperoleh oleh 2 orang siswa dengan perolehan persentase 9,09%.
Keenam, jumlah skor 8 diperoleh
oleh 4 orang siswa dengan perolehan persentase 18,18%. ketujuh, jumlah skor 7 diperoleh oleh 3 orang siswa dengan perolehan persentase 13,65%.
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasama
N O
X F XF
1 46,67 3 3 140,01
2 53,33 4 213,32
3 60 2 120
4 73,33 3 219,99
5 80 3 240
6 93,33 4 373,32
7 100 3 300
Jumlah
1.606, 64
=
= 73,09
Dari data di atas, diperoleh rata-rata hitung (M), yaitu 73,09.
Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menulis
10 naskah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Sealatn Kabupaten Pasaman berada pada rentang 73,09 yaitu lebih dari cukup (LDC).
Langkah selanjutnya membuat histrogram kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation(GI) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman.
Gambar2. Histogram Kemampuan Menulis Naskah Drama Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman
Berdasarkan nilai
keterampilan menulis naskah drama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation(GI) lebih baik dari nilai keterampilan menulis askah drama tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). Hal ini terbukti dari hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa tanpa dan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI).
Berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation(GI) terhadap keterampilan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman karena
=2,26>ttabel =1,67.
(2,26>1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis naskah drama siswa kelas
02 46 108 1214 1618 2022
buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari… baik baik sekali sempurna 0 0 0 3 4 2 3 3 4 3 F
r e k u e n s i
Kualifikasi
11 VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini.
Pertama, tingkat keterampilan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)memperoleh nilai rata-rata 57,39 dengan kualifikasi 56-65% yaitu hampir cukup (C). Kedua, tingkat keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)memperoleh nilai rata-rata 73,09 dengan klasifikasi 66- 75% yaitu lebih dari cukup (LDC).
Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap keterampilan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman karena
=2,26>ttabel =1,67.
(2,26>1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI)lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI).
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, penelitian ini mengemukakan saran sebagai berikut ini. Pertama, bagi siswa di SMP Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman, agar sering berlatih menulis sehingga terampil dalam menulis naskah drama. Kedua, bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Rao Selatan, agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
12 (GI)dalam menulis naskah drama.
Ketiga, bagi peneliti lain, sebagai rujukan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Keempat, bagi peneliti sendiri, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI).
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman, Ellya Ratna. 2003.
Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Bahan Ajar). Padang: fbss UNP.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan:
Media Persada.
Mulyadi, Yadi, dkk. 2016.
Intisarisari Sastra Indonesia.
Bandung: Perpustakaan Nasional Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta