PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE),
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019
Rindy Anita1, Adi Rizfal Efriadi2
1,2 ITB Ahmad Dahlan Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No.77 Ciputat, Tangerang Selatan, 15419.
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage terhadap nilai perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yag terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015- 2019. Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 9
perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bersumber dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan selama tahun 2015- 2019. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan program SPSS 25. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak siginifikan terhadap nilai perusahaan serta leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Return On Equtiy (ROE), Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Nilai Perusahaan.
I. PENDAHULUAN
Laju ekonomi di dalam ataupun luar negeri saat ini bergerak dengan sangat pesat,
berkembangnya keadaan ini baik perusahaan di dalam ataupun di luar negeri harus bisa berdaya saing dengan ketat. Setiap perusahaan diminta untuk bisa menemui & mengantisipasi segenap kondisi ataupun resiko agar dapat bertahan serta tetap berdiri di tengah kondisi yang ketat itu.
Seiring berkembangnya ekonomi tersebut, tiap perusahaan berupaya untuk memposisikan dirinya agar stabil supaya siap dalam bersaing serta dapat menetap ataupun meningkat. Setiap perusahaan tentunya mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Dengan memakmurkan pemegang saham atau pemilik perusahaan dimana kekayaan mereka meningkat ialah tujuan dari
diadakannya memaksimalkan nilai perusahaan. Jika nilai perusahaan sudah optimal, maka tujuan dari perusahaan akan digapai melalui fungsi manajemen keuangan, dimana dengan mengambil suatu decision akan berpengaruh terhadap decision lain serta nilai perusahaan akan terkena dampaknya pula.
Nilai perusahaan sering dikatakan fundamental sebab, nilai perusahaan yang baik
menggambarkan performa perusahaan yang akan memberikan efek terhadap tanggapan investor atau pemegang saham terhadap suatu perusahaan. Dengan nilai perusahaan yang meningkat diharapkan mampu menjadi daya tarik pemegang saham untuk selalu menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Suatu kondisi tertentu yang sudah diraih oleh perusahaan sebagai umpan balik masyarakat atau investor yang percaya pada prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang disebut juga sebagai nilai perusahaan. Price to Book Value (PBV) sering kali dijadikan alat ukur untuk mengukur nilai perusahaan. Price to Book Value (PBV) sendiri merupakan suatu rasio yang digunakan dengan membandingkan harga suatu saham per lembar. Rasio tersebut akan
menggambarkan posisi harga saham yang diperjualbelikan berada di atas atau di bawah nilai bukunya. Dengan meningkatnya nilai Price to Book Value (PBV) dapat membangun kepercayaan pasar akan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Nilai Price to Book Value (PBV) yang terus meningkat maka pandangan para investor atau pemegang saham terhadap perusahaan juga akan semakin baik (Masta, 2020).
Salah satu penggerak perekonomian Indonesia dapat meningkat ialah perusahaan industri sektor otomotif. Sektor tersebut memiliki mata rantai bisnis diantaranya elemen manufaktur, elemen kendaraan, distribusi jaringan, serta layanan purna jualnya baik bengkel resmi maupun yang universal, tercantum penjualan jaringan suku cadang yang menyebar di seluruh Indonesia.
Sektor andalan dalam meningkatkan perekonomian nasional tumbuh lebih baik dalam capaian ekspornya ialah industri sektor otomotif. Dalam catatan Kemenperin, jumlah produksi nasional selama tahun 2018 sektor otomotif menggapai angka 1,2 juta unit. Pada tahun 2030 pemerintah menargetkan produksi dalam negeri mencapai 2 juta unit. Pada tahun 2025, Indonesia membidik produksi mobil bertenaga listrik mecapai 20% dari total produksi (sumber : www.kontan.co.id).
Data mengenai Price to Book Value (PBV) pada beberapa perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI tahun 2015-2019 yang nantinya akan digunakan sebagai sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini :
Tabel 1.1
Data PBV Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
N o
Kode 2
0 1 5
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
1 ASII 1
, 9 2
2 , 3 9
2 , 1 5
1 , 9 1
1 , 5 0
2 AUTO 0
,
0 ,
0 ,
0 ,
0 ,
7 6
9 4
9 2
6 3
5 1
3 BOLT 3
, 6 8
2 , 3 2
3 , 2 0
3 , 0 8
2 , 5 9
4 GJTL 0
, 3 4
0 , 6 4
0 , 4 2
0 , 3 9
0 , 3 3
5 IMAS 0
, 9 8
0 , 5 4
0 , 2 5
0 , 5 9
0 , 3 4
6 INDS 0
, 1 2
0 , 2 6
0 , 3 9
0 , 6 6
0 , 5 9
7 LPIN 0
, 9 8
2 , 2 2
0 , 6 0
0 , 3 9
0 , 4 0
8 PRAS 0
, 1 2
0 , 1 7
0 , 2 3
0 , 1 8
0 , 1 5
9 SMS
M
4 , 7 6
3 , 5 7
3 , 9 5
3 , 7 5
3 , 5 1 Jumla
h
1 3 , 6 6
1 3 , 0 5
1 2 , 1 1
1 1 , 5 8
9 , 9 2
Rata- 1 1 1 1 1
Rata , 5 2
, 4 5
, 3 5
, 2 9
, 1 0 Sumber : Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) , Data Dio
l
ah 2020 Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi Price to Book Value (PBV) yang menjadi alat ukur untuk nilai perusahaan selama tahun 2015-2019 pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen mengalami fluktuasi. Tahun 2016 nilai rata-rata PBV perusahaan sub sektor otomotif dan komponen mengalami penurunan tiap tahunnya hingga tahun 2019. Penurunan nilai PBV ini kemungkinan di pengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan seperti diantaranya Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, serta leverage ratio.II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Teori Signal (Signalling Theory)
Brigham dan Houston (2011:185) mengatakan bahwa “Teori signal dapat dairtikan sebagai suatu isyarat atau pertanda yang dilakukan oleh manajemen perusahaan kepada investor mengenai bagaimana suatu prospek perusahaan kedepannya”. Teori signal juga dapat digunakan untuk mengatahui perubahan harga saham sehingga bisa berdampak pada pilihan para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Sikap investor dalam merespon sinyal yang baik maupun buruk akan berdampak terhadap kondisi pasar dengan berbagai jenis cara, seperti melihat dan menunggu perkembangan sebelum mengambil keputusan
.
2.2 Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan digunakan oleh pengguna sebagai alat bantu dalam membaca sebuah laporan keuangan suatu perusahaan. Menyediakan dan menggali informasi, menilai kinerja, menjadikan alat pembanding, serta menjadi alat proyeksi perusahaan ialah tujuan dari dilakukannya analisa laporan keuangan. Oleh karena itu sebelum menganalisa laporan keuangan terlebih dahulu harus memahami elemen-elemen dasar dalam laporan keuangan dan mampu menggambarkan kegiatan-kegiatan perusahaan berdasarkan informasi tersebut.
Analisis rasio (Analysis of ratio) merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam melakukan analisis terhadap suatu laporan keuangan perusahaan. Silitonga, et.all (2020) mengatakan bahwa analisis rasio keuangan yakni “ aktivitas yang dilakukan dengan membandingkan akun-akun yang ada pada laporan kinerja keuangan yang mana akan mendapatkan suatu hasil yang bisa digunakan sebagai decision making suatu entitas untuk masa yang akan datang”.
2.3 Return On Equity (ROE)
Salah satu rasio profitabilitas ialah Return On Equity (ROE). Rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pemakaian modal sendiri. Nilai Return On Equity (ROE) yang semakin tinggi maka akan menjadi baik. Harahap (2013:3015) menyebutkan bahwa “Return On Equtiy (ROE) merupakan rasio yang diukur menggunakan pemasukan (income) yang tersedia untuk pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaannya”. Hanafi (2017:42) mengatakan bahwa “Return On Equity (ROE) ialah rasio yang dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan suatu keuntungan bersih berdasarkan modal tertentu, setelah menghitung bunga (biaya utang) dan dividen saham preferen (biaya saham preferen)”.
2.4 Pertumbuhan Perusahaan
Putri dan Fidiana (2017) mengatakan bahwa “Pertumbuhan perusahaan yakni prospek pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan”. “Pertumbuhan perusahaan merupakan naik atau turunnya total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang dihitung sebagai presentase perubahan
aset dalam tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya” (Maimun, 2020). Pertumbuhan perusahaan dapat diukur melalui pertumbuhan total aset yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan tahun lalu menggambarkan profitabilitas dan pertumbuhan di masa yang akan datang (Nurhasanah, 2017).
2.5 Leverage
Hery (2016) mengemukakan bahwa “Leverage ratio atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana sutu aset perusahaan dapat dibiayai oleh utang.
Dengan kata lain rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar utang yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi asetnya”. Dalam riset ini leverage ratio diukur memakai Debt to Equity Ratio (DER). Kasmir (2015) menyebutkan “Debt to equity ratio ialah rasio yang dipakai untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan semua utang (termasuk utang saat ini) dengan total ekuitas. Dengan
menggunakan rasio ini, kita dapat mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur dan pemilik perusahaan). Dengan kata lain, rasio tersebut digunakan untuk menentukan setiap rupiah dari modal sendiri yang digunakan untuk jaminan utang”.
2.6 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi tertentu yang dibuat oleh perusahaan untuk memuaskan masyarakat atau kepercayaan investor terhadap perusahaan, serta gambaran peluang perusahaan di masa depan. Menurut Masta (2020) “Nilai perusahaan adalah harga yang dapat dibayar pelanggan ketika menjual perusahaan. Ketika suatu perusahaan go public atau telah menerbitkan saham ke publik, nilai perusahaan didefinisikan sebagai pandangan investor terhadap perusahaan itu sendiri”. Nilai
perusahaan dapat diukur menggunakan PBV (price book value). Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja harga saham relatif terhadap nilai buku. Menurut Putri dan Fidiana (2017) “nilai suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kemampuannya menghasilkan arus kas, tetapi juga pada karakteristik operasional dan keuangan perusahaan yang diambil alih”.
2.7 Kerangka Pemikiran
H
1H2
H
2H3
H
3H4
Keterangan:
1. Garis putus-putus = Hubungan Simu
l
tan 2. Garis bersambung = Hubungan Parsial
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Leverage (X3)
NiIai Perusahaan (Y) Return On Equity (ROE) (X1)
2.8 Hipotesis
H1 : Return On Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
H2: Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
H3 : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
H4: Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian
Penelitian kuantitatif dipakai sebagai desain penelitian yang digunakan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2018: 35-36) “Penelitian kuantitatif yakni penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, yang mana pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik”. Jenis metode kuantitatif yang digunakan yakni kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono “Kuantitatif asosiatif dipakai untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen) terhadap variabel lainnya (variabel dependen)”.
3.2 Objek dan Waktu Penelitian
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019 dijadikan sebagai objek penelitian. Waktu penelitian ini dimulai dari buIan Oktober 2020 sampai Maret 2021.
3.3 Variabel dan Operasionalisasi Penelitian
Sugiyono (2017:68) mengatakan bahwa yang dimaksud “variabel penelitian ialah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau aktivitas, yang memiliki perubahan tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya”. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan dan variabel bebas yang dipakai dalam penelitian kali ini yakni Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage.
Untuk mengetahui variabel penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat diIihat pada tabeI 3.1 dibawah ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
N
o Variabel
Penelitian Pengukuran S
k a I a 1
Varia bel Depen den
Nil ai Per usa haa n (Y)
PBV=Harga Pasar per Sa h am Nilai Buku per Sa h am
R
a
si
o
2
Varia bel Indep enden
Ret ur n On Eq uit y
(R OE ) (X 1)
ROE=Laba Bersi h Setela h Pajak
Total Ekuitas x100 %
R a si o
Per tu mb uha n Per usa haa n (X 2)
TotaI Asset(t)−TotaI Asset(t−1) TotaI Asset(t−1) 100 %
R a si o
Iev era ge
(X 3)
DER=Tota I Hutang
Tota I EkuitasX100 %
R a si o
3.4 Teknik Pengumpulan Data a) Jenis dan Sumber Data
Data kuantitatif dipilih serta dipakai dalam penelitian ini yang berupa laporan
keuangan tahunan yang sudah diaudit dan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015–2019 yang dapat diakses melalui website www.idx.co.id dipakai sebagai data kuantitatif.
b) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih peneliti yakni memakai beberapa teknik, yaitu Studi Kepustakaan (Library Research) dan dokumentasi.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mana sumber data diyakini paling akurat sehingga memudahkan peneliti untuk meneliti objek atau situasi sosiaI yang sedang diteliti”
Sugiyono (2018). Sugiyono menyebutkan “Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan tertentu”. Kriteria pengambilan sampel pada
penelitian ini yaitu :
a) Perusahaan manufaktur sub sektor otomotif & komponen.yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2019.
b) Perusahaan manufaktur sub sektor otomotif & komponen yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaan bersifat tahunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama berturut-turut pada tahun 2015-2019.
c) Perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang menggunakan mata uang rupiah daIam laporan keuangan tahunan tahun 2015-2019.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipakai oleh peneliti pada penelitian ini yaitu:
a) Statistik Deskriptif
Ghozali (2018:19) mengatakan bahwa “Statistik deskriptif memberikan gambaran atau dekripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian maksimum, minimum, sum, range, kuortis dan skewness (kemencengan distribusi).
Dengan statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada”.
b) Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:161), “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adaIah uji statistik one sample kolmogrov-sminov yang mana kriteria pengambilan keputusan berupa :
Jika Asymp.Sig > 0,05 maka data terdistribusi normal.
Jika Asymp.Sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal”.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali, “Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Gejala
multikolinearitas dapat dideteksi dengan meIihat nilai tolerancenya dan nilai Variance Infiation Factor (VIF), apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka terdapat kolinearitas yang sangat tinggi sedangkan apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas”.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut GhozaIi (2018:137) “Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah nilai dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat gambar plot antara nilai prediksi variabel
independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat heteroskedastisitas. Apabila dalam grafik tersebut tidak ada pola tertentu yang teratur dan data tersebar secara acak di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka dapat teridentifikasi bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas”.
4. Uji Autokorelasi
Ghozali “Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi”. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada model regresi yaitu dengan melakukan uji Run Test. Menurut Ghozali (2016:116) “Run Test digunakan untuk melihat apakah suatu data residual terjadi secara acak (random) atau tidak
(sistematis)”.
c) Regresi Linier Berganda
Ghozali menyebutkan bahwa “Metode regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model prediktif tunggal”. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh antara Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage terhadap nilai perusahaan.
Persamaan regresi yang dipakai pada penelitian ini yakni:
Dimana :
Y = NiIai Perusahaan a = konstanta b = koefisien regresi
X1 = Return On Equity (ROE) X2 = Pertumbuhan Perusahaan X3 = Leverage
e = error d) Uji Hipotesis
1. Uji Statistik t
“Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen” Ghozali (2018:98). Uji t dapat dilakukan dengan cara terdiri dari :
“Jika nilai t hitung> t tabel atau nilai signifikan < 0,0005 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Jika nilai t hitung< t tabel atau nilai signifikan > 0,0005 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen”.
2. Uji Statistik F
“Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel dependen” Ghozali (2018:101). Menurut Ghozali mengatakan “dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat signifikansi (α) 5% dengan ketentuan:
Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima.
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.
Bila terjadi penolakan Ho, maka dapat diartikan sebagai adanya pengaruh signifikan dari variabel-variabel independen secara bersama- sama (simultan) terhadap variabel dependen”.
3. Koefisiensi Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2018:97) “koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien korelasi (R2) ini berkisar antara 0 < R2 < 1.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen”.
IV. ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL
Y=α+β1X1+β2X2+β3X3+e
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif berguna untuk menggambarkan data variabel variabel penelitian. Pada penelitian ini deskripsi variabel variabel penelitian dapat diliat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. Berikut adalah hasil dari statistik deskriptif pada masing-masing variabel penelitian:
Tabel 4.1
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N M
in
M a x
Me an
Std.
Dev
ROE 45 -
1 2 4, 1 2
8 2 , 9 4
6,3 058
25,08 037
Pertumbuha n
Perusahaan
45 -
4 3, 8 9
7 4 , 6 0
8,0 040
16,13 333
Leverage 45 7,
1 3
8 2 6 , 1 3
121 ,07 69
143,3 4548
Nilai Perusahaan
45 ,
1 2
4 , 7 6
1,2 429
1,302 72
Valid N (listwise)
45
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan hasil output statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Variabel Return On Equity (ROE), mempunyai nilai minimum -124,12 dan nilai maksimum 82,94 dengan nilai rata-rata 6,3058 serta standar deviasi sebesar 25,08037 dengan jumlah data sebanyak 45. Hal ini menunjukan bahwa nilai
minimum Return On Equity (ROE) perusahaan otomotif dan komponen yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk (LPIN) sebesar -124,12% tahun 2016 sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk (LPIN) sebesar 82,94% pada tahun 2017.
2) Variabel pertumbuhan perusahaan yang dianalisis menggunakan Asset Growth (AG) mempunyai nilai minimum -43,89 dan nilai maksimum 74,60 dengan nilai rata-rata 8,0040 serta standar deviasi sebesar 16,13333 dengan jumlah data sebanyak 45. Hal ini menunjukan bahwa nilai minimum Asset Growth (AG) perusahaan otomotif dan komponen yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk (LPIN) sebesar -43,89% tahun 2017 sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk (LPIN) sebesar 74,60% pada tahun 2015.
3) Variabel leverage yang dianalisis menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai nilai minimum 7,13 dan nilai maksimum 826,13 dengan nilai rata- rata 121,0769 serta standar deviasi sebesar 143,34548 dengan jumlah data sebanyak 45. Hal ini menunjukan bahwa nilai minimum Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan otomotif dan komponen yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk (LPIN) sebesar 7,13% tahun 2019 sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk (LPIN) sebesar 826,13% pada tahun 2016.
4) Variabel nilai perusahaan yang dianalisis menggunakan Price to Book Value (PBV) mempunyai nilai minimum 0,12 dan nilai maksimum 4,76 dengan nilai rata-rata 1,2429 serta standar deviasi sebesar 1,30272 dengan jumlah data sebanyak 45. Hal ini menunjukan bahwa nilai minimum Price to Book Value (PBV) perusahaan otomotif dan komponen yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dimiliki oleh PT Indospring Tbk (INDS) sebesar 0,12% tahun 2015 dan 2019 sedangkan nilai maksimum dimiliki oleh PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) sebesar 4,76% pada tahun 2015.
4.2 Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal atau tidak. Grafik p-plot dan uji one sample Kolmogrov-Smirnov digunakan untuk menguji uji normalitas pada penelitian ini. Berikut adalah hasil uji normalitas menggunakan grafik p-plot:
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020 Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafk P-Plot
Gambar 4.1 dapat dilihat pada grafik probability plot bahwa titik (data) menyebar disekitar garis diagonal serta data menyebar mengikuti garis diagonal yang
menandakan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Selain dengan melihat grafik probability plot, untuk melihat suatu model regresi terdistribusi normat atau tidak dapat menggunakan uji one sample Kolmogrov-Smirnov yang tampak pada tabel 4.2 sebagai berikut
:
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas One Sampel Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstd Residual
N 41
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviatio n
,
67265443
Most Extreme
Differences
Absolute ,113
Positive ,113
Negative -,077
Test Statistic ,113
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber :Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020
Berdasarkan hasil dari tabel 4.2 besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah adalah 0,113 dan signifikan pada 0,200. Nilai Asym. Sig. (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan yaitu sebesar 0,200>0,05 maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal atau telah memenuhi uji asumsi klasik.
b) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah daIam modeI regresi ditemukan adanya koreIasi antar variabeI independen. GejaIa muItikoIinearitas dapat dideteksi dengan meIihat niIai toIerancenya dan niIai variance infIation factor (VIF), apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka terdapat kolinearitas yang sangat tinggi sedangkan apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil dari uji multikoIinearitas dapat dilihat dari tabel 4.3 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolera nce
VIF
1 ROE ,701 1,42
6
Pertumbuhan Perusahaan ,880 1,13
6
Leverage ,668 1,49
7 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020
Berdasarkan tabel 4.3 ROE mempunyai nilai tolerance 0,701; Pertumbuhan perusahaan mempunyai nilai tolerance 0,880; dan Leverage mempunyai nilai tolerance 0,668. Sedangkan ROE mempunyai nilai VIF sebesar 1,426; Pertumbuhan perusahaan mempunyai nilai VIF sebesar 1,136; dan Leverage mempunyai nilai VIF sebesar 1,497. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independent memiliki nilai Tolerance >0,10 dan VIF<10 maka tidak ada gejala multikoleniaritas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah niIai daIam modeI regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residuaI satu pengamatan ke pengamatan yang Iain. Pengujian dalam penelitian ini diIakukan dengan meIihat gambar pIot antara niIai
prediksi variabeI independen (ZPRED) dengan residuaInya (SRESID) serta uji glejser.
Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini :
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020 Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot Dari gambar 4.2 bisa dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, dan titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y berarti menandakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi adalah dengan melakukan uji Run Test. Uji run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara acak (random) atau tidak. Berikut adalah hasil dari uji autokorelasi menggunakan uji run test :
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25,
2020
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan nilai
Test sebesar -1,262 dengan probabilitas sebesar
0,207 yang berarti lebih besar dari nilai signifikan
0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
model regresi tersebut tidak terdapat gejala
autokorelasi.
4.3 Analisis Liner Berganda
Hasil dari regresi linier berganda adalah
sebagai berikut :
Runs Test
Unstd Res
Test Valuea ,00938
Cases < Test Value
20
Cases >= Test Value
21
Total Cases 41
Number of Runs 17
Z -1,262
Asymp. Sig. (2- tailed)
,207
a. Median
Tabel 4.5
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Stan d Coef f
t S
i g .
B Std
. Err or
Beta
1 (Constant) ,
38 9
, 23 7
1 , 6 3 9
, 1 1 0
ROE ,
11 7
, 01 4
,891 8
, 3 8 8
, 0 0 0 Pertumbuhan
Perusahaan
-,0 21
, 01 6
-,13 0
- 1 , 3 7 3
, 1 7 8
Leverage ,
00 1
, 00 1
,093 ,
8 5 8
, 3 9 6 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020
Dari hasil di atas dapat diketahui persamaan regresi yang menunjukkan bentuk hubungan antara variabel yaitu :
Nilai Perusahaan (PBV) = 0,389+0,117ROE-0,021AG+0,001DER+e Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1) Jika diasumsikan dari variabel ROE, AG, dan DER adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai variabel nilai perusahaan (PBV) adalah sebesar 0,389.
2) Koefisien regresi Return On Equity (ROE) sebesar 0,117, artinya bahwa jika ROE meningkat sebesar 1% maka akan menambahkan nilai perusahaan (PBV) sebesar 0,117 dengan asumsi variabel lainnya bernilai konstan. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi nilai ROE, maka semakin efisien kinerja perusahaan dalam menggunakan modalnya untuk memperoleh laba, sehingga membangun kepercayaan para investor dan membuat nilai perusahaan semakin meningkat.
3) Koefisien regresi pertumbuhan perusahaan (Asset Growth) sebesar -0,021 artinya bahwa jika Asset growth meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan nilai
perusahaan (PBV) sebesar -0,021 dengan asumsi variabel lainnya bernilai konstan.
4) Koefisien regresi Leverage (DER) sebesar 0,001, artinya bahwa jika DER meningkat sebesar 1% maka akan menambahkan nilai perusahaan (PBV) sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lainnya bernilai konstan.
4.4Uji Hipotesis
a) Uji Statistik T
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menggunakan uji regresi linier berganda maka didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstand Coeff Stan
dr Coe ff
t S
i g .
B St
d.
Er ror
Beta
1 (Constant) ,
38 9
, 23 7
1 , 6 3 9
, 1 1 0
ROE ,
11 7
, 01 4
,891 8
, 3 8 8
, 0 0 0
Pertumbuhan Perusahaan
-,0 21
, 01 6
-,13 0
- 1 , 3 7 3
, 1 7 8
Leverage ,
00
, 00
,093 ,
8
, 3
1 1 5 8
9 6 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020
Berdasarkan tabel 4.6, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai t hitung sebesar 8,388 dan nilai t tabelnya sebesar 2,026, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 8,388 >
2,026 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Maka hipotesis pertama diterima yang berarti variabel independen Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap nilai perusahaan.
2) Variabel pertumbuhan perusahaan yang dianalisis menggunakan Asset Growth (AG) memiliki nilai t hitung sebesar -1,373 dan nilai t tabelnya sebesar 2,026, sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu -1,373 < 2,026 dengan nilai signifikan 0,178 > 0,05. Maka hipotesis kedua ditolak yang berarti variabel independen pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap nilai perusahaan.
3) Variabel leverage yang dianalisis menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai t hitung sebesar 0,858 dan nilai t tabelnya sebesar 2,026, sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 0,858 < 2,026 dengan nilai signifikan 0,396 >
0,05. Maka hipotesis ketiga ditolak yang berarti variabel independen leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap nilai perusahaan.
b) Uji Statistik F
Hasil dari uji F dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
d f
Mean Squar e
F S
i g .
1 Regres
sion
43,752 3 14,58
4
2 9 , 8 1 5
, 0 0 0
b
Residu al
18,099 3
7
,489
Total 61,851 4
0 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, ROE Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukan nilai F hitung sebesar 29,815 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari Return On Equity (ROE),
pertumbuhan perusahaan, dan leverage berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap nilai perusahaan. Jadi setiap perubahan yang terjadi pada Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
c) Koefisiensi Determinasi (R2)
Hasil uji koefisiensi determinasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Koefisiensi Determinasi (R2)
Model Summaryb M
o d e l
R R
Sq uar e
Adjuste d R Square
Std.
Error of the Estimat e
1 ,
84 1a
, 70 7
,684 ,69939
a. Predictors: (Constant), Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, ROE b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS 25, 2020
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square yang dihasilkan sebesar 0,684 dengan kata lain sebesar 68,4% dari variance nilai perusahaan yang dapat digambarkan oleh perubahan dalam variabel Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage. Sedangkan 31,6%
sisanya dapat digambrakan oleh faktor lain.
4.5 Interpretasi Hasil
a) Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Return On Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai t hitung sebesar 8,388 dan nilai t tabelnya sebesar 2,026, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 8,388 > 2,026 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Maka hipotesis pertama diterima yang berarti variabel independen Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti nilai ROE yang tinggi maupun rendah akan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai profitabilitas maka dapat dikatakan perusahaan tersebut mampu mengahasilkan laba yang baik. Dengan tingginya nilai ROE maka kemampuan sebuah perusahaan dalam membagikan deviden kepada pemegang saham atau investor juga akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan ivestor terhadap perusahaan dan nilai perusahaan pun akan meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanto dan Dwidjosumarno (2020) dan Damayanti (2016) yang menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramdani dan Santoso (2020) yang menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
b) Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan perusahaan yang dianalisis menggunakan Asset Growth (AG) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan yang dianalisis menggunakan Asset Growth (AG) memiliki nilai t hitung sebesar -1,373 dan nilai t tabelnya sebesar 2,026, sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu -1,373 < 2,026 dengan nilai signifikan 0,178 > 0,05. Maka hipotesis kedua ditolak yang berarti variabel independen pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial pertumbuhan perusahaan yang diukur memakai Asset Growth (AG) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan pada nilai perusahaan. Hal ini berarti nilai Asset Growth yang tinggi maupun rendah tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka kebutuhan dana akan meningkat. Tingkat perrtumbuhan perusahaan yang tinggi bisa menyebabkan dana yang ada untuk dibagikan ke investor semakin sedikit. Pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan karena sifat investor yang berbeda-beda. Maka dari itu, pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan jumlah aset perusahaan tidak menanggung bahwa para investor akan memberikan nilai positif bagi suatu perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Sudiartha (2017) serta Nugraheni (2016) yang menunjukkan bahwa Asset Growth (AG) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
c) Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini yaitu leverage yang dianalisis menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa variabel leverage yang dianalisis menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai t hitung sebesar 0,858 dan nilai t tabelnya sebesar 2,026, sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 0,858 <
2,026 dengan nilai signifikan 0,396 > 0,05. Maka hipotesis ketiga ditolak yang berarti variabel independen leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial leverage yang dianalisis menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai DER menandakan nilai hutang perusahaan yang tinggi maka semakin besar dana yang harus disediakan oleh kreditur.
Hal ini akan membuat para investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi di perusahaan yang mempunyai nilai DER tinggi karena semakin tinggi nilai DER semakin tinggi pula resiko investasinya dan membuat kepercayaan investor menurun.
Pada dasarnya dengan tinggi atau rendahnya nilai DER maka akan mempengaruhi nilai perusahaan. Namun pada penelitian ini rasio leverage yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, karena rasio leverage merupakan rasio hutang yang dapat diukur bukan hanya dengan Debt to Equity Ratio (DER) saja. Sehingga Debt to Equity Ratio hanya sebagian dari rasio leverage.
Sejalan dengan Sulita Tiasrini & Sri Utiyanti (2020) yang menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positi serta tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti dan Dzulkirom (2019) dan Ramadhani dan Santoso (2020) yang menunjukkan bahwa leverage yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
d) Pengaruh Return On Equity (ROE), Pertumbuhan Perusahaan, dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari uji F menunjukan nilai F hitung sebesar 29,815 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage berpengaruh positif dan
signifikan secara simultan terhadap nilai perusahaan. Jadi setiap perubahan yang terjadi pada Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage secara bersama- sama (simultan) berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti dan Dzulkirom (2019) dan yang menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE),
pertumbuhan perusahaan, dan leverage secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Pertumbuhan perusahaan yang dianalisis menggunakan Asset Growth (AG) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Leverage yang dianalisis menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Variabel Return On Equity (ROE), pertumbuhan perusahaan, dan leverage berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap nilai perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah disampaikan di atas, adapun saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, disarankan untuk mengelola kinerja perusahaannya, jika dilihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE yang memberikan pengaruh dalam meningkatkan nilai perusahaan, maka tingkat laba yang dihasilkan harus meningkat supaya menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.
2. Bagi investor, disarankan untk memperhatikan nilai ROE perusahaan, karena ROE mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki ROE yang tinggi diharapkan dapat membayar dividen kepada para pemegang saham sehingga terciptanya kemakmuran.
3.
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat mencari dan menambah faktor-faktor lain yang mungkin dapat memengaruhi nilai perusahaan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah speriode penelitian yang lebih panjang serta bisa menggunakan objek penelitian yang berbeda sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.DAFTAR PUSTAKA
Arastika, I. P. dan Khairunnisa, K. 2020. Pengaruh Leverage, Profitabilitas Dan Pertumbuhan Perusahaan Terdadap Nilai Perusahaan. Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi, 7(2).
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 11.
Jakarta: Salemba Empat.
_______.2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Damayanti, D. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahan dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Naskah Publikasi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS.
Dewi, Dewa A.I.Y.M., dan Sudiartha, Gede M. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Aset terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. E- Jurnal Manajemen Unud. Vol.6 No.4. ISSN: 2302- 8912.
Ghozali, Imam. 2013. APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE Dengan Program IBM SPSS 25.
Edisi sembilan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
_______. 2018. APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE Dengan Program IBM SPSS 25. Edisi sembilan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M. M. 2017. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Harahap, Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.
Harahap, S. S. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1-10. Jakarta: Rajawali Pers.
Hardiyanti, P. I. dan Dzulkirom AR, M. 2019. Pengaruh Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013-2017). Jurnal Administrasi Bisnis, 77(1), 10-19.
Hery, S. M. 2015. Analisis Laporan Keuangan-Pendekatan Rasio Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan (Integrated and Comprehensive Edition). Jakarta: PT Grasindo.
Husnan, S., & Pudjiastuti, E. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangani.Edisi 1-8. Jakarta: Rajawali Pers
.
Maimun, M. 2020. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. Doctoral dissertation. STIE Indonesia Banjarmasin.
Masta, Muhammad Gifary. 2020. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2014-2018).
Jakarta:Universitas Mercu Buana.
Nurhasanah. 2017. Pengaruh Asset Growth terhadap Profitabiltas pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Visioner dan Strategis. Vol. 6 N0.1. ISSN: 2338- 2864.
Purwanto, J. R. dan Dwidjosumarno, B. H. S. 2020. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 9(6).
Putri, F. Q., dan Fidiana, F. 2017. Pengaruh Growth Opportunity, Kebijakan Hutang dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5(10).
Ramadhani, D. P. dan Santoso, B. H. 2020. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Farmasi Di Bei. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 9(4).
Silitonga, Hery P., et al. 2020. DASAR–DASAR ANALISA LAPORAN KEUANGAN. Edited by Sudirman, Acai, Widina Bhakti Persada Bandung.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RdanD. Bandung: Alfabeta, CV.
_______. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RdanD. Bandung: Alfabeta, CV.
www.idx.co.id diakses pada 14 Desember 2020.
www.kontan.co.id diakses pada 14 Desember 2020.