• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan modul ajar berbasis kurikulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan modul ajar berbasis kurikulum"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

14 SITI ROSSIDATUL MUNAWAROH, “PERKEMBANGAN MODUL ILMU PENGETAHUAN BERBASIS KEarifan LOKAL DALAM PRODUKSI PENGETAHUAN TAMANAN PADA MATA PELAJARAN UTAMA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN DI SMPN 1 TAMANAN”, t.t. Salah satu alasan mengapa kelas diajarkan, yaitu dikaitkan dengan pemahaman ilmu pengetahuan/ilmu alam.22.

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Kurikulum Belajar Mandiri Pada Mata Pelajaran IPS Terintegrasi Kearifan Lokal Batik Bondowoso di SMKN 1 Tamanan Bondowoso”.

Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMKN 1 Tamanan di Jurusan KKBT
Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMKN 1 Tamanan di Jurusan KKBT

Rumusan Masalah

Contoh pemaduan bahan adalah 1) Pada pembuatan batik dilakukan proses penimbangan garam dan warna batik sesuai ukuran. Berdasarkan analisis kebutuhan, sebanyak 75,76% merupakan kelas lokal, seperti modul konten dan perubahannya25. Bagaimana hasil validitas pengembangan modul pembelajaran berbasis kurikulum belajar mandiri dalam proyek IPS terpadu Pembelajaran kearifan lokal Batik Bondowoso di SMKN 1 Tamanan Bondowoso.

Bagaimana respon siswa terhadap pengembangan modul pembelajaran berbasis kurikulum pembelajaran mandiri dalam proyek IPS terpadu Pembelajaran kearifan lokal Batik Bondowoso di SMKN 1 Tamanan Bondowoso.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagi UIN KH Achmad Siddiq Jember dapat membangun pendidikan perpustakaan dan penelitian ilmiah di UIN KH Achmad Siddiq Jember.

Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Definisi Operasional

Kearifan lokal di berbagai daerah di Indonesia sangatlah beragam, keanekaragaman sumber daya mempunyai ciri khas dan keunikan masing-masing daerah. Salah satu kearifan daerah tersebut adalah produk daerah yang ada di Kabupaten Bondowoso antara lain : Batik Tamanan, Batik Kopi dan Singkong, Batik Blue Fire, Batik Topeng Konah.

PEMBAHASAN

Hakikat Kurikulum Merdeka

Modul Ajar

Mata Pelajaran Projek IPAS

Materi Zat dan Perubahannya

Kearifan Lokal Batik

METODE PENELITIAN

  • Metode Penelitian dan Pengembangan
  • Uji Respons Produk
  • Jenis Data
  • Instrumen Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Dengan memilih komponen-komponen modul ajar ini, peneliti menciptakan modul ajar yang cocok dan ideal untuk kurikulum mandiri. Uji coba skala kecil bertujuan untuk mengetahui komentar terhadap modul pengajaran kurikulum mandiri yang akan dikembangkan. Perencanaan pembelajaran kurikulum mandiri Analisis data ahli Analisis bertujuan untuk menilai kelengkapan komponen modul pengajaran kurikulum mandiri.

Oleh karena itu, peneliti akan mengembangkan modul pengajaran berbasis kurikulum mandiri pada topik Proyek Sains dan integrasinya dengan kearifan lokal. D. Hasil perancangan modul pembelajaran kurikulum mandiri berbasis kearifan lokal batik Bondowoso disajikan pada Tabel 4.5. Validasi modul ajar dilakukan oleh Bapak Kholid Mawardi S.Pd selaku guru mata pelajaran proyek sains.

Berdasarkan nilai-nilai tersebut, modul ajar yang dikembangkan dapat digunakan di kelas tanpa revisi. Modul ajar mata pelajaran Social Science Project mengintegrasikan kearifan lokal Batik Bondowoso ke dalam materi muatan dan perubahannya pada Kelas X Desain dan Produksi Kerajinan Tangan di SMKN 1 Tamanan Bondowoso. Berdasarkan permasalahan yang dialami siswa, peneliti ingin mengembangkan bahan ajar berupa modul ajar, berdasarkan kearifan lokal batik Bondowoso tentang kain dan perubahannya.

Gambar 3.1. Model Penelitian ADDIE
Gambar 3.1. Model Penelitian ADDIE

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Penyajian Data Uji Coba

Peneliti membuat modul pembelajaran ini dengan mengacu pada model pengembangan ADDIE menurut Robert Marible Branch. Tahap analisis terdiri dari 4 tahap yang harus dilakukan sebelum peneliti mengembangkan modul pengajaran mandiri berbasis kurikulum. Berdasarkan analisis masalah, peneliti tertarik untuk mengembangkan modul ajar yang dapat memfasilitasi kegiatan praktikum sesuai dengan jurusannya yaitu Desain dan Produksi Kerajinan Tangan.

Analisis kurikulum proyek sains berpedoman pada eksplorasi materi yang dihasilkan dari konsensus bersama guru mata pelajaran untuk merumuskan modul pengajaran yang akan dikembangkan. Hal ini bertujuan untuk memprediksi sebaran materi pada mata pelajaran Proyek Sains setiap tahun, semester dan minggu dengan menggunakan modul pelajaran dalam pembelajaran. Tahap pengembangan terdiri dari pencetakan modul pelajaran yang dirancang dan siap untuk pengujian di kelas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi modul pembelajaran ditinjau dari kesesuaian isi dan penyajiannya sangat berharga dan dapat diterapkan kepada siswa. Penilaian modul pembelajaran yang dilakukan oleh pengguna ahli dinilai dari beberapa aspek penilaian, yaitu tampilan sampul, tampilan isi, dan materi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa modul pembelajaran ini sangat menarik dan dapat dilanjutkan pada tahap uji respon skala besar.

Uji respon siswa secara besar-besaran dilakukan untuk melihat respon terkini siswa terhadap penggunaan modul pembelajaran di kelas. Hasil akhir modul ajar ini sangat menarik dan dapat digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran.

Tabel 4.1 Data Hasil Angket Analisis Masalah
Tabel 4.1 Data Hasil Angket Analisis Masalah

Analisis Data

Sejauh ini belum terdapat materi pembelajaran pendukung atau modul pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih memahami materi ilmiah yang berkaitan dengan kearifan lokal Batik Bondowoso serta dapat menunjang kompetensi siswa dalam desain dan produksi kerajinan. Peneliti memutuskan untuk mengembangkan modul pembelajaran proyek IPAS terintegrasi dengan kearifan lokal batik Bondowoso di SMKN 1 Tamanan Bondowoso karena modul pembelajaran ini berisi materi kearifan lokal batik yang sangat diperlukan untuk pengetahuan dan pengalaman siswa dalam memperolehnya. kompetensi di bidang ini. Modul pembelajaran proyek IPAS berbasis kearifan lokal batik Bondowoso yang dikembangkan oleh peneliti, selanjutnya akan dijalankan oleh validator melalui uji validasi untuk mengetahuinya.

Sangat Valid‖ hal ini dikarenakan materi pada produk layak dikembangkan pada kelas penerapan kurikulum mandiri dan ilustrasi pada modul ajar sudah sesuai dengan TP. Keunggulan modul ajar ini adalah “modul pembelajaran sudah sesuai dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa pada kelas desain dan produksi kriya”. Berdasarkan aspek penilaian tampilan sampul, modul ajar ini memperoleh skor 100% dan termasuk dalam kategori “Sangat Menarik”.

Berdasarkan aspek evaluasi penyajian isi, modul pembelajaran Proyek IPAS berbasis kearifan lokal Batik Bondowoso memperoleh skor 90% dan termasuk dalam kategori “Sangat Berharga”. Berdasarkan penilaian aspek materi, modul pembelajaran Proyek IPAS memperoleh skor sebesar 88%, dalam hal ini masuk dalam kategori “Sangat Berharga”. Aspek materi ini memuat pertanyaan tentang kesesuaian TP yang dikembangkan dalam bentuk modul pembelajaran dan berkaitan dengan kompetensi siswa serta kesesuaian materi dengan kearifan lokal Batik Bondowoso.

Pengembangan modul pembelajaran berbasis etnosains dan kearifan lokal dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap informasi budaya dan semangat belajar siswa. Modul ajar Proyek Iptek berbasis kearifan lokal batik Bondowoso pada materi klasifikasi tumbuhan “Sangat Valid” dan dapat digunakan sebagai bahan ajar penunjang siswa dalam proses pembelajaran.

Revisi Produk

Pada sampul modul pengajaran, judul “Modul Pengajaran Proyek Ilmu Sosial” diubah menjadi “Modul Pengajaran Proyek Ilmu Pengetahuan Sosial”. Pengembangan modul pembelajaran kurikulum mandiri berbasis kearifan lokal Batik Bondowoso yang diintegrasikan dengan topik Science Project untuk kelas. Validator diperlukan untuk memvalidasi modul ajar berbasis kurikulum dan integrasi kearifan lokal Batiik Bondowoso, di diimbangi dengan tinjauan sejawat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran ProjeikIIPAS berbasis kurikulum tradisional Bondowoso dengan kategori “Sangat Valid” dan “Sangat Menarik” dalam pembelajaran ProjeikIIPAS. Selanjutnya hasil respon siswa menunjukkan bahwa modul pembelajaran ini tergolong kategori sangat menarik. Respon siswa terhadap pengembangan modul pembelajaran berbasis kurikulum integrasi kearifan lokal Batik Bondowoso pada materi aspek materi dan perubahannya di kelas 46% untuk eksperimen skala besar.

Berdasarkan uraian di atas maka keseimbangan modul ajar IiPAS berbasis proyek berbasis kurikulum dan pengintegrasian kearifan lokal Batiika Bondowoso pada materi dan modifikasinya dikatakan “sangat menarik” dan layak untuk digunakan kembali sebagai bahan ajar kelas. . Penelitian ini masih hanya dapat digunakan pada 1 materi, sehingga perlu adanya harmonisasi modul pembelajaran proyek IiPAS pada materi lain dan modifikasinya. Penelitian ini baru sampai pada tahap penerapan modul pembelajaran di kelas, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan uji keefektifan dan evaluasi.

Sedangkan untuk pola batik, gaya ini kurang memiliki kearifan lokal Bondowoso, sehingga perlu adanya penyeimbangan modul pengajaran proyek IiPAS yang banyak membahas tentang pola batik Bondowoso, seperti bahan makhluk hidup dan kehidupan mereka. Pengembangan Bahan Ajar Sulaman Belajar Mandiri di Kampus Merdeka.” Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 13, no.

Tabel 4.16  Revisi Produk dari Praktisi Pembelajaran
Tabel 4.16 Revisi Produk dari Praktisi Pembelajaran

KAJIAN DAN SARAN

Kajian Produk yang Telah Direvisi

Validasi oleh ahli materi memperoleh nilai kurang lebih 93,84% dan hasil dari praktisi (guru Project IiPAS) sebesar 92,66%. Mengenai hasil rata-rata prediksi ketiga validator yaitu sekitar 95,05% yang tergolong “Sangat Valid” dan layak untuk dilaksanakan.

Saran

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PROYEK ILMU PENGETAHUAN MEMAHAMI PERUBAHAN ENERGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS Penerapan pendekatan multidimensi pembelajaran sejarah dalam kurikulum mandiri." Sejarah dan Kebudayaan: Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Pengajaran 16, No. IMPLEMENTASI KURIKULUM MANDIRI UNTUK PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN.” JOEL: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Bahasa 1, no.

“Validitas Lembar Kerja Matematika Menggunakan Pendekatan Outdoor Science pada Materi Datar.” Jurnal Belajar Mengajar di Pendidikan Dasar 3, no. Pengembangan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa brosur pembelajaran IPA di sekolah menengah ditinjau dari aspek kegrafikan. Munawaroh, Siti Rossidatul; (2017) Pengembangan modul IPA berbasis kearifan lokal dalam penyusunan Tahu Tamanan pada topik tekanan dalam pembelajaran IPA di Smpn 1 Tamanan.

Model pembelajaran konstruktivis matematika untuk meningkatkan keterampilan kognitif siswa di era belajar mandiri. “Dalam ProSANDIKA UNIKAL (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Pekalongan. Pengembangan Bahan Ajar Modul IPA untuk Siswa Kelas IV SD.)” Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2018. Pengembangan modul sains berbasis kearifan lokal masyarakat kawasan pesisir Puger pada topik sistem transportasi di SMA.

Perspektif penilaian autentik sebagai alat evaluasi dalam pembelajaran mandiri.” At-Thullab: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 4, no. Internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran melalui penerapan Profil Siswa Pancasila dengan bantuan Platform Merdeka Mengajar.” Jurnal Teknodik. “Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia Responsif Terhadap Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dan Kebutuhan Pembelajaran Abad 21.”

Pemberdayaan kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan program mobilisasi sekolah dan kemandirian belajar.” Magistrorum et Scholarium: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 2, no.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Siswa SMKN 1 Tamanan di Jurusan KKBT
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Telah Dilakukan  dengan Penelitian Ini
Tabel 2.2 Struktur Komponen Modul Ajar
Tabel 2.3 Macam-Macam Koloid  Fase Terdispersi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria modul ajar kurikulum merdeka Maulida, 2022 adalah sebagai berikut: 1 Esensial yaitu setiap mata pelajaran berkonsep melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin ilmu, 2

Dari hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa para guru mata pelajaran Bahasa Inggris SMK kota Surabaya menyetujui untuk melakukan pengembangan modul ajar Kurikulum Merdeka, khususnya

Dokumen ini berisi informasi tentang modul ajar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang Sekolah Dasar, kelas 1, semester 1, yang disusun berdasarkan Kurikulum

Modul ajar mata pelajaran matematika untuk kelas 4 fase B dengan topik luas persegi panjang dan persegi berdasarkan kurikulum

Modul ajar kurikulum merdeka tentang sumber daya alam untuk mata pelajaran IPAS kelas

Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Kurikulum Merdeka yang berisi materi Bilangan Cacah Sampai 1.000 untuk mata pelajaran Matematika kelas 3 SD dengan alokasi waktu 80

Modul ajar mata pelajaran IPAS untuk kelas 5 semester 2 dengan alokasi waktu 27 jam