Nama : Ni Komang Tria Pradnyani Dewi NIM : 2208551065
Kelas : B
DISKUSI MATA KULIAH KIMIA ORGANIK 1. Jenis dan Prinsip Uji Karbohidrat
a. Pengertian uji karbohidrat
Uji karbohidrat merujuk pada serangkaian metode atau prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, menguji, atau mengukur keberadaan karbohidrat dalam suatu sampel.
b. Jenis uji dan prinsip uji karbohidrat:
• Uji Benedict, digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi, seperti glukosa dan fruktosa. Sampel yang mengandung gula pereduksi akan bereaksi dengan reagen Benedict, membentuk endapan merah bata atau hijau tergantung pada jumlah gula yang hadir. Intensitas warna endapan ini dapat digunakan untuk mengestimasi konsentrasi gula dalam sampel.
• Uji Tollens, pada proses ini, karbohidrat pereduksi dioksidasi menjadi asam onat yang segera membentuk garam Amonium, sedangkan pereaksi Tollens direduksi sehingga dibebaskan logam perak yang segera melekat pada bagian bawah dinding tabung percobaan berupa lapisan tipis menyerupai cermin (Hanum, 2017).
• Uji Lugol, uji ini menggunakan larutan lugol (yodium dalam air) untuk mendeteksi adanya amilum atau pati. Amilum akan membentuk kompleks biru dengan lugol.
Reaksi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan amilum dalam makanan atau bahan biologis lainnya.
• Uji Fehling, pereaksi Fehling ditambahkan karbohidrat pereduksi, kemudian dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru → hijau → kuning → kemerah- merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Pada reaksi ini, Karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat yang membentuk garam karena adanya basa, sedangkan pereaksi fehling akan mengalami reduksi sehingga Cu2+ diubah menjadi Cu+ (Hanum, 2017).
2. Mutarotasi Karbohidrat
Fenomena spontan ketika suatu bentuk α dan β dari D-glukosa dapat saling dikonversikan bila dilarutkan dalam air, sehingga reaksi optiknya berubah sampai mencapai nilai tertentu disebut mutarotasi karbohidrat (Wibawa, 2017). Fenomena mutarotasi secara lebih jelas dapat kita lihat pada Gambar 1. di bawah ini.
Gambar 1. Fenomena Mutarotasi (Wibawa, 2017)
3. Pemanfaatan Karbohidrat dalam Dunia Farmasi dan Kesehatan
Dalam dunia farmasi, karbohidrat digunakan dalam formulasi obat-obatan yang memerlukan penambahan energi tambahan, seperti dalam larutan elektrolit atau produk- produk rehidrasi oral. Beberapa bentuk karbohidrat, seperti gula atau sirop glukosa, dapat digunakan sebagai penstabil dalam suspensi dan formulasi cair lainnya. Selain itu, beberapa jenis karbohidrat kompleks, seperti serat pangan, berperan sebagai prebiotik.
4. Glikrotein, Glikolipid, Glikosida
Glikoprotein, adalah protein yang mengandung polisakarida. Karbohidrat ini terikat pada protein melalui ikatan glikosidik ke serin, treonin, hidroksilisin atau hidroksiprolin.
(Ischak, 2017). Sementara itu, glikolipid, adalah lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat. Glikolipid terdiri dari dua komponen utama yaitu lipid atau lemak dan gula. Mereka memiliki struktur mirip dengan fosfolipid, yang juga merupakan komponen utama membran sel. Terakhir, glikosida, adalah senyawa kimia yang terdiri dari bagian gula (glukosa atau gula lainnya) yang terikat pada sebuah senyawa non-gula atau aglikon. Ikatan antara gula dan aglikon biasanya adalah ikatan glikosidik, yang terbentuk melalui reaksi antara gugus hidroksil pada gula dengan gugus hidroksil atau atom oksigen lainnya pada aglikon.
5. Asetal, Ketal, Hemiasetal, Hemiketal
Asetal dan adalah suatu senyawa yang dibentuk oleh reaksi antara gugus karbonil dengan alkohol pada kondisi anhidrat dengan adanya katalis asam (Iwasaki et al. 2002). Katalis asam yang umum digunakan adalah gas asam klorida, gas asam sulfat, BF3 atau p-toluena sulfonat. Ketal atau asetal stabil pada pH 4-12. Pembentukan asetal merupakan reaksi kesetimbangan, maka penambahan pendehidrasi untuk mengikat air dari sistem akan meningkatkan pembentukan asetal (Cahyono, 2013). Sementara itu, aldehida dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal, sedangkan keton dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiketal. Di bidang kimia karbohidrat, hemiasetal adalah molekul yang mengandung gugus hidroksil dan residu alkoksida yang terikat pada atom karbon yang sama yang dibentuk oleh penambahan nukleofilik aldehida dengan alkohol.
Hemiasetal relatif tidak stabil dan kesetimbangan yang terjadi di dalamnya biasanya tergeser dan terletak di sebelah kiri.
6. Reaksi Karbohidrat
• Reaksi Hidrolisis, interaksi karbohidrat dan air disebabkan karena struktur karbohidrat dapat memerangkap air (pengikatan).
• Reaksi Maillard, interaksi protein dan gula pereduksi merupakan reaksi antara protein dengangula gula pereduksi yang menjadi sumber utama menurunnya nilai gizi protein pangan. Reaksi Maillard ini dapat terjadi pada waktu pembakaran roti, dan produksi
“breakfast cereals” (serpihan jagung, beras, gandum, dll).
• Reaksi dengan Asam Askorbat, dalam suasana asam, cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonat; dan kemudian berlangsunglah reaksi pencokelatan.
• Reaksi dengan Iodin, karbohidrat seperti desktrin akan memberikan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati mengalami hidrolisis parsial akan memberikan warna merah cokelat.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, E. 2013. Sintesis Dimetil Asetal Sitronelal Dengan Katalis Gas Hcl. Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences, 36(1).
Hanum, G. R. 2017. Buku Ajar Biokimia Dasar. Sidoarjo: Umsida Press, 1-162.
Ischak, N. I. Salimi, Y. K. Botutihe, D. N. 2017. Buku Ajar Biokimia Dasar. Gorontalo: UNG Press.
Iwasaki H, Kitayama M & Onishi T. 2002. Process for producing acetals. European Patent Specification.
Rahmadina, R. (2019). Biokimia Dalam Kehidupan. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Wibawa, P. P. 2017. Mata Kuliah Biokimia Karbohidrat. Badung: Universitas Udayana.