• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEREMPUAN DALAM MEMBINA NILAI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK (Studi Kasus Pada Masyarakat Karang Mluwo, Kabupaten Jember)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN PEREMPUAN DALAM MEMBINA NILAI KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK (Studi Kasus Pada Masyarakat Karang Mluwo, Kabupaten Jember)"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Jember)

TESIS

Oleh

FENY DYAH APRILLIA NIM: 0849319004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA UIN KHAS JEMBER

MARET 2022

(2)

ii

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

Pascasarjana (S-2) UIN KHAS Jember

Oleh

FENY DYAH APRILLIA NIM: 0849319004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA UIN KHAS JEMBER

MARET 2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

Pandemi Covid-19 telah membawa manusia ke tatanan era new normal.

Kondisi ini menyebabkan adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh dari rumah. Pada pembelajaran tersebut ada nilai karakter positif yang bisa tumbuh dalam diri anak, salah satunya karakter religius. Pendidikan karakter yang seharusnya dilakukan oleh guru dan orang tua, kini beralih ke pundak orang tua. Namun, untuk urusan mengajar dan membina karakter anak. Istilah orang tua cenderung merujuk kepada ibu. Ibu selalu dilekatkan dengan urusan domestik. Bagi ibu yang memiliki kegiatan di luar aktivitas domestik, maka ia memiliki peran ganda, yaitu dua peran atau lebih yang dijalankan dalam waktu bersamaan. Hal inilah yang terjadi pada masyarakat Karang Mluwo, Kabupaten Jember.

Penelitian ini difokuskan pada; 1) Bagaimana peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas ekonomi yang mereka lakukan? 2) Bagaimana peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas domestik yang mereka lakukan? 3) Bagaimana peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas sosial kemasyarakatan yang mereka lakukan?

Tujuan penelitian ini; 1) mendeskripsikan peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas ekonomi yang mereka lakukan. 2) mendeskripsikan peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karaketer religius pada anak di tengah aktivitas domestik yang mereka lakukan. 3) mendeskripsikan peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas sosial kemasyarakatan yang mereka lakukan.

Penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumen, kemudian dianalisis menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman dan gender analisis pathway. Keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Penelitian ini memiliki kesimpulan: 1) ibu pekerja dibantu anggota keluarga lain dalam membina nilai karakter religius pada anak 2) ibu membawa anaknya (mendampingi belajar) ketika bekerja. 3) ibu membangunkan dan mengingatkan anaknya untuk sholat, mengaji, dan mengerjakan tugas sekolah. 4) ibu menjadi guru sekaligus turut serta dalam mengerjakan tugas sekolah anak. 5) suami dan istri jarang sholat berjamaah dan mengaji dengan anak ketika berada di rumah. 6) ibu memanfaatkan ilmu yang diperoleh dari aktivitas sosial yang diikutinya untuk menanamkan nilai karakter religius pada anak. 7) tidak adanya peran yang seimbang antara suami dan istri yang sama-sama bekerja dalam membina nilai karakter religius pada anak.

(6)

v

The Covid-19 pandemic has brought human into a new normal era. This condition causes distance learning activities from home. There are good character values that can grow in children as a result of this learning, one of which is religious character. Character education, which should be carried out by teachers and parents, is now on the parent’s shoulders. However, when it comes to educating and developing children's character, the term ‘parent’ often refers to only mother. Mother is always involved in domestic affairs. For a mother who has activities outside of the home, she has a double role. Meaning that she has two or more roles that she performs at the same time. This is what happens to the people of Karang Mluwo, Jember Regency.

This research is focused on; 1) The role of Karang Mluwo women in developing children’s religious character values in the midst of economic activities 2) The role role of Karang Mluwo women in developing children’s religious character values in the midst of domestic activities 3) The role of Karang Mluwo women in developing children’s religious character values in the midst of social activities.

The purposes of this research are; 1) to describe the role of Karang Mluwo women in developing children’s religious character values in the midst of economic activities. 2) to describe the role role of Karang Mluwo women in developing children’s religious character values in the midst of domestic activities. 3) to describe the role of Karang Mluwo women in developing children’s religious character values in the midst of social activities.

This research is a qualitative research with the type of case study. The data are collected through observations, interviews, and document studies, which then analyzed using the interactive model based one Miles and Huberman and pathway analysis gender. The data validity is done by using triangulation of sources and techniques.

Based on the study, it is concluded that: 1) working mothers are assisted by other family members in developing religious character values in children 2) mothers bring their children (accompanies learning) when working. 3) Mothers get up in the morning and remind their children to pray, recite the Koran, and do their homework.

4) mother becomes a teacher as well as participates in doing the child's school work.

5) husband and wife rarely pray together and recite the Koran with their children when they are at home. 6) mothers use the knowledge gained from participating in

social events to develop religious character values in children. 7) the absence of a

balanced role between husband and wife who both work in in developing children’s religious character values.

(7)

vi

ةسيئرلا تاملكلا ،ةينيدلا ةيصخشلاو ،ةأرلما رود :

ديدلجا داتعلما رصعو

ءابو ةمزأ تناك ديفوك

- 11 رصع لىإ ينلخاد سانلا نوكي نأ لىإ يدؤت و ديدلجا داتعلما

قيبطت ةلالحا هذه لعتج

اهنم ،لافطلأا دنع هونم نكيم ةيبايجإ ةيصخش ميق كانه دجوت ،ميلعتلا كلذ فيو .لزنلما نم دعب نع ميلعتلا ةطشنأ قلعتي اميف ،نكلو .نيدلاولا ةيلوؤسم لىإ ءابلأاو نوملعلما ابه ماق تيلا ةيصخشلا ةيبرت تلوتح دق نلآاو .ةينيدلا ةيصخشلا يزعتو ميلعتلاب ةبسنلابو .ةيلزنلما نوؤشلاب ةطبترم امئاد ملأاو .تاهملأا لىإ ليتم نيدلاولا ةفيظو نإف ،لافطلأا ةيصخش ز

سفن في اهمذيفنت متي رثكأ وأ نارود نيعي ،اًجودزم اًرود اله نإف ،ةيلزنلما ةطشنلأا جراخ ةطشنأ نهيدل تيلالا تاهملأل في ثدح ام اذهو .تقولا بج ووولم جناراك عمتلمجا

.برم فيك ) 1 ( :وه ف ثحبلا اذه زيكرت امأ في لافطلأا ونح ةينيدلا ةيصخشلا ميق دادعإ في ووولم جناراكب ةأرلما رود

دنع ةيداصتقلاا ةطشنلأا رصع

ديدلجا داتعلما (و ؟

2 فيك ) ونح ةينيدلا ةيصخشلا ميق دادعإ في ووولم جناراكب ةأرلما رود

في لافطلأا ةيلزنلما ةطشنلأا

دنع رصع ا ديدلجا داتعلم (و ؟

3 فيك ) ةينيدلا ةيصخشلا ميق دادعإ في ووولم جناراكب ةأرلما رود

في لافطلأا ونح ةيعامتجلاا ةطشنلأا

دنع رصع ديدلجا داتعلما

؟ ) 1 ( :يلي ام فصو لىإ ثحبلا اذه فدهيو لافطلأا ونح ةينيدلا ةيصخشلا ميق دادعإ في ووولم جناراكب ةأرلما رود

دنع ةيداصتقلاا ةطشنلأا في رصع

ديدلجا داتعلما (و ؛

2 ) ونح ةينيدلا ةيصخشلا ميق دادعإ في ووولم جناراكب ةأرلما رود

في لافطلأا ةيلزنلما ةطشنلأا

دنع رصع ديدلجا داتعلما (و ؛

3 ) ووولم جناراكب ةأرلما رود ونح ةينيدلا ةيصخشلا ميق دادعإ في

في لافطلأا ةيعامتجلاا ةطشنلأا

دنع رصع ديدلجا داتعلما

ةلالحا ةسارد للاخ نم ايفيك لاخدم ثحبلا اذه في ةثحابلا تمدختسا . .

ةظحلالما للاخ نم تانايبلا عجمو

زليمو نامربوهو انادلاس جذونم ةطساوب تانايبلا ليلتح تم .قيثوتلاو تلاباقلماو .نياسنلجا ليلحتلا تاراسمو

قدص رابتخاو

.تاينقتو رداصلما نم ثيلثتلا مادختساب تانايبلا امأ

جئاتن يهف ثحبلا اذه :

( 1 ) ميق ةيمنت في نيرخلآا ةرسلأا دارفأ لبق نم تلاماعلا تاهملأا ةدعاسم متي

.لافطلأا دنع ةينيدلا ةيصخشلا 2

.لمعلا ءانثأ )ملعتلا بحاصي( نلهافطأ تاهملأا بلتج ) 3

في تاهملأا ظقيتست )

.ةيسردلما متهابجاو ءادأو نآرقلا ةولاتو ةلاصلاب نلهافطأ ركذتو حابصلا 4

لعم ملأا حبصت ) لامعأب مايقلا في كراشتو ةم

.ةيسردلما لفطلا 5

.لزنلما في نونوكي امدنع املهافطأ عم نآرقلا ولتيو اعم ةجوزلاو جوزلا يلصي ام اردان ) 6

مدختست )

.لافطلأا دنع ةينيدلا ةيصخشلا ميق ةيمنتل ةيعامتجلاا تابسانلما في ةكراشلما نم ةبستكلما ةفرعلما تاهملأا 7

دوجو مدع )

تم رود

.لافطلأل ةينيدلا ةيصخشلا ميق ةيمنت في نلامعي نيذللا ينجوزلا ينب نزاو

(8)

vii

Karakter Religius Pada Anak (Studi Kasus Pada Masyarakat Karang Mluwo, Kabupaten Jember)”. Sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. karena atas perjuanganya agama Islam mampu berdiri tegak di muka bumi dan kita masih bisa menikmati indahnya Islam dan iman.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, tesis yang telah tersusun ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah memberi fasilitas selama menuntut ilmu di UIN KHAS Jember.

2. Prof. Dr. Moh. Dahlan, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana UIN KHAS Jember yang selalu memberi izin untuk menyusun tesis ini.

3. Dr. Hj. St. Rodliyah, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam sekaligus dosen pembimbing I yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan di tengah-tengah kesibukannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

4. Dr. Dyah Nawangsari, M.Ag. selaku dosen pembimbing II yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan meluangkannya waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

(9)

viii semangatku.

8. Masyarakat Karang Mluwo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di tempat tersebut, khususnya keluarga Ibu Ana, keluarga Ibu Sulik, keluarga Ibu Supiyana, dan keluarga Ibu Indah Fajriana.

Semoga segala bantuannya mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis telah mengupayakan segenap tenaga dan pikiran agar penyusunan menjadi baik, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan membutuhkan penyempurnaan bahasa maupun teori yang tertuang di dalamnya.

Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan pada langkah yang selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.

Jember, 22 Maret 2022 Penulis

Feny Dyah Aprillia NIM. 0849319004

(10)

ix

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Istilah ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 39

C. Kerangka Konseptual ... 62

BAB III METODE PENELITIAN ... 64

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 64

B. Lokasi Penelitian ... 64

C. Kehadiran Peneliti ... 65

(11)

x

I. Tahapan-tahapan Penelitian ... 73

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ... 75

A. Paparan Data Analisis ... 75

B. Temuan Penelitian ... 120

BAB V PEMBAHASAN ... 123

A. Peran Perempuan Karang Mluwo dalam Membina Nilai Karakter Religius Pada Anak di Tengah Aktivitas Ekonomi yang Mereka Lakukan ... 123

B. Peran Perempuan Karang Mluwo dalam Membina Nilai Karakter Religius Pada Anak di Tengah Aktivitas Domestik yang Mereka Lakukan ... 129

C. Peran Perempuan Karang Mluwo dalam Membina Nilai Karakter Religius Pada Anak di Tengah Aktivitas Sosial Kemasyarakatan yang Mereka Lakukan ... 135

BAB VI PENUTUP ... 142

A. Kesimpulan ... 142

B. Saran ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 145 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xi

2.2 Indikator Nilai Karakter Religius ... 60 4.1 Temuan Penelitian ... 121

(13)

xii

4.3 Bapak dan Anak Sholat Magrib Berjamaah ... 84

4.4 Ibu Ikut serta Mengerjakan Tugas Anak Ketika Bekerja ... 87

4.5 Anak-anak Bermain Gawai Pada Saat Ibu Bekerja... 88

4.6 Kegiatan Pembelajaran Antara Ibu dan Anak Pada Saat Jam Bimbingan Belajar di Rumah ... 90

4.7 Suami Mendampingi Anak BelajarKetika Isteri Bekerja... 91

4.8 Informan Mengerjakan Aktivitas Rumah Tangga... 94

4.9 Bapak Sholat Isyak Berjamaah dengan Anak ... 99

4.10 Ibu Mendampingi Anak Belajar Secara Online Setelah Mengerjakan Tugas Rumah Tangga dan Sebelum Berangkat Bekerja ... 103

4.11 Anak Informan Memilih Menonton TV Daripada Belajar ... 105

4.12 Anak Belajar Secara Mandiri Tanpa Didampingi Orang Tua ... 107

4.13 Kakak Mendampingi Adik Ketika Pembelajaran Online... 108

4.14 Informan Mengikuti Kegiatan IGRA ... 112

4.15 Anak Bermain Permainan Ular Tangga yang Mendidik ... 113 4.16 Salah Satu Kesibukan Informan dalam Menjalani Aktivitas Ekonomi 118

(14)

xiii

(15)

xiv

di bawah

2. ب b be ظ z zed

3. ت t te ع ‘ koma diatas

terbalik

4. ث th te ha غ gh ge ha

5. ج j je ف f ef

6. ح ḥ ha dengan

titik di bawah

ق q qi

7. خ kh ka ha ك k ka

8. د d de ل l el

9. ذ dh de ha م m em

10. ر r er ن n en

11. ز z zed و w we

12. س s es ه h ha

13. ش sh es ha ء ’ koma di atas

14. ص ṣ es dengan

titik dibawah

ي y ye

15. ض ḍ de dengan

titik dibawah

- - tanda strip di

tengah

(16)

A. Konteks Penelitian

Islam sebagai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

menaruh perhatian besar terhadap perempuan dan menjunjung tinggi harkat dan martabatnya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam Islam, laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang setara, bebas ber-tasarruf, bahkan satu sama lain saling melengkapi dan membutuhkan. Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin memposisikan perempuan pada tempat yang sangat mulia.1 Perempuan memiliki peran yang sangat penting, tidak hanya sebagai orang yang melahirkan keturunan manusia, tetapi juga sebagai tonggak dalam tatanan masyarakat2 untuk melakukan perubahan dan tanggung jawab sosial, ekonomi, politik dan kenegaraan.3

Selain itu, perempuan (ibu) juga sering disebut sebagai madrasah pertama dan utama bagi seorang anak. Ia berperan sebagai figur central yang dicontoh dan diteladani dengan perilaku atau moralitas melalui arahan dalam berbagai keutamaan yang mulia. Sejatinya, perempuan (ibu) dikatakan ideal dalam Islam yaitu yang mampu mendidik anak dengan nilai ke-Islaman, begitu juga dengan pendidikan anak yang merupakan salah satu topik penting

1 Agustin Hanapi, “Peran Perempuan dalam Islam”, Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies, Vol.1 No. 1 (Maret, 2015), 15.

2 http://eprints.walisongo.ac.id (2 Oktober 2020).

3 Hulwati, “Memahami Kesetaraan Gender dalam Fiqh: Analisis Teori Evolusi Kontinuitas Fiqh”, Kafa’ah, 1 (Juni, 2015), 24.

1

(17)

berkualitas, baik fisik maupun mental. Dengan demikian, peran perempuan (ibu) dalam pendidikan anak lebih utama dan dominan dari pada laki-laki (bapak).4

Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan merupakan tiang rumah tangga yang memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi dan tugas yang kompleks. Namun di negara Indonesia, perempuan selalu diposisikan di bawah laki-laki. Dalam tradisi Jawa, perempuan seringkali dikenal sebagai “konco wingking”.5 Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Martini Dewi yang menyatakan bahwa, konco wingking adalah teman yang berada di garis belakang atau orang yang berkewajiban mengurus rumah tangga (macak, masak, dan manak).6 Konco wingking menjelaskan tempat (place of origin) bagi perempuan Jawa, di mana ia diposisikan dalam masyarakat dulu hingga sekarang.7

Kehadiran konco wingking memberikan standing position bahwa rumah adalah identitas perempuan Jawa. Hal ini selain telah menjadi tradisi turun temurun, juga dianggap sebagai kodrat perempuan.8 Sebagai konsekuensi posisi itu, maka tidaklah penting bagi perempuan untuk keluar

4 Fithriani Gade, “Ibu Sebagai Madrasah dalam Pendidikan Anak”, Didaktika, 13 (Agustus, 2012), 32.

5 Gusri Wandi, “Rekontruksi Maskulinitas: Menguak Peran Laki-laki dalam Perjuangan Kesetaraan Gender”, Kafa’ah, Vol. 5 No. 2 (2015), 240.

6 Putu Martini Dewi, “Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan dalam Meningkatkan Pendapat Keluarga”, Ekonomi Kuantitaif Terapan, Vol. 5 No. 2 (Oktober, 2012), 119.

7 Moh. Faiz Maulana, “Moderasi Tradisi Konco Wingking: Upaya Melepaskan Dilema”, Jurnal Harkat: MEDIA koMUNIKASI Gender, Vol. 16 No. 1 (2020), 2.

8 Maulana, “Moderasi Tradisi Konco Wingking”..., 3.

(18)

tidak banyak mendapat dukungan dari keluarga.10 Perempuan diposisikan di wilayah domestik yaitu melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, menyapu, mengurus anak, dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya yang dilakukan di dalam rumah tangga.11

Pada dasarnya perbedaan jenis kelamin yang berimplikasi pada fungsi dan peran laki-laki dan perempuan tidak dipermasalahkan, jika itu didasarkan pada pilihan sadar dan bukan unsur keterpaksaan atau diskriminasi. Namun, ketika dicermati lebih mendalam, perbedaan dua jenis kelamin laki-laki dan perempuan ini dapat menjadi penyebab munculnya diskriminasi gender.12 Perbedaan gender menyebabkan ketidakadilan di berbagai segi kehidupan perempuan, seperti di tempat kerja (perbedaan upah antara laki-laki dan perempuan, posisi atau kedudukan yang hanya bisa ditempati laki-laki), dalam rumah tangga (diskriminasi antar anggota keluarga, misalnya antara laki-laki dan perempuan dalam masalah mendapat akses pendidikan) dan bahkan dalam perlakuan negara (perbedaan perlakuan hukum).13

9 Siti Musdah Mulia dan Anik Farida, Perempuan dan Politik (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), 31.

10 Mulia dan Farida, Perempuan dan Politik, 31.

11 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik, Statistik Gender Tematik: Potret Ketimpangan Gender dalam Ekonomi (Jakarta:

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2016), 3.

12Mariatul Qibtiyah Harun AR, “Rethinking Peran Perempuan dalam Keluarga”, Karsa, Vol.

23 No. 1 (Juni, 2015), 19.

13 Dian Ferricha, Sosiologi Hukum & Gender Interaksi Perempuan dalam Dinamika Norma dan Sosio-Ekonomi (Malang: Bayumedia, 2010), 96-97. Lihat juga Riant Nugroho, Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 9-10.

(19)

pada pelestarian budaya patriarki,14 dan secara internal yaitu munculnya kegalauan dan kegamangan psikologis pada diri kaum perempuan ketika mereka mengaktualisasikan peran publiknya.15 Keberadaan perempuan di ruang domestik, menjadikan anggapan terhadapnya sebagai the second human khususnya dalam kehidupan berumah tangga. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa kemampuan dan penalaran perempuan kurang sempurna dibanding kaum laki-laki. Padahal ruang domestik sebenarnya hanya peran, aktifitas rutin yang bisa dikerjakan atau digantikan oleh siapapun, sehingga bukan merupakan kodrat wanita.16

Akan tetapi pada saat ini, peran perempuan tidak lagi sama dengan perannya dulu. Peran perempuan mengalami banyak perubahan. Mereka tidak lagi puas dengan peran domestik saja, melainkan juga merambah ke ranah publik (peran transisi).17 Berbicara mengenai perempuan yang berperan dalam ranah publik atau yang biasa disebut dengan perempuan pekerja, Jacinta F. Rini yang dikutip oleh Dewi Rosiana mengemukakan pendapatnya bahwa terdapat beberapa motivasi perempuan bekerja, di

14 Patriarki adalah sebuah ideologi yang memberikan kepada laki-laki legitimasi superioritas, menguasai, dan mendefinisikan struktur sosial, ekonomi, kebudayaan, dan politik dengan perspektif laki-laki. Lihat Eti Nurhayati, Psikologi Perempuan dalam Berbagai Perspektif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), xvi. Lihat pula Dian Ferricha, Sosiologi Hukum &

Gender Interaksi Perempuan dalam Dinamika Norma dan Sosio-Ekonomi (Malang:

Bayumedia, 2010), 96.

15 Syarif Hidayatullah et. al., Gender dan Islam Teks dan Konteks (Yogyakarta: PSW Sunan Kalijaga, 2009), 1.

16Zaitunah Subhan, Tafsir Kebencian Studi Bias Gender dalam Tafsir Qur’an (Yogyakarta:

LKiS, 1999), 176.

17 Siti Ermawati, “Peran Ganda Wanita Karier (Konflik Peran Ganda Wanita Karier ditinjau dalam Perspektif Islam)”, Edutama, Vol 2 No. 2 (Januari, 2016), 59.

(20)

penerimaan sosial dan bergaul dengan rekan-rekan kerjanya. 3) Kebutuhan aktualisasi diri.18

Namun, persoalannya adalah ketika perempuan memilih untuk menjalani sebuah pekerjaan, terutama bagi perempuan yang sudah menikah, ia memiliki peran ganda yang lebih kompleks dan rumit. Tugas perempuan yang bekerja menjadi lebih banyak. Di samping tuntutan untuk memenuhi kewajibannya di dalam ranah rumah tangga, ia juga memiliki beban untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam pekerjaan yang ditekuni. Hal ini menunjukkan, betapa besar peran dan pengaruh seorang perempuan (ibu) terhadap keluarga, terutama anaknya.

Padahal, kita telah mengetahui bersama bahwa dunia sedang digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS Cov-2).19 Fenomena tersebut merupakan realitas baru yang dialami oleh seluruh dunia. Mau tidak mau, suka atau tidak, semua guru, orang tua, dan peserta didik harus siap menjalani era normal baru (new normal era). Situasi ini berdampak terhadap segala lini kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4

18 Dewi Rosiana, “Mengatasi Konflik Peran Sebagai Karyawan dan Ibu Rumah Tangga Pada Tenaga Kerja Wanita di Indonesia”, Mimbar, 2 (April–Juni 2007), 278-278.

19 Adityo Susilo et. al., “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini”, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, Vol. 7 No. 1 (Maret, 2020), 45.

(21)

proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran jarak jauh/daring (dalam jaringan).20

Sebenarnya pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh peserta didik di rumah selama pandemi tidaklah sepenuhnya menjadi buruk. Ada sikap karakter positif peserta didik yang mungkin bisa tumbuh di dalam dirinya selama pembelajaran jarak jauh, salah satunya adalah karakter religius.21 Pada masa pandemi Covid-19 ini, orang tua selalu melibatkan anaknya untuk ikut melakukan persembahyangan, sebagai upaya untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi tuntunan, kesehatan, dan terhindar dari marabahaya. Selain itu, membiasakan dan memberikan teladan kepada anak tentang nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari- hari, seperti, sholat, jujur, bersyukur, dan toleransi.22

Adanya kondisi tersebut, membuat beban ibu menjadi bertambah.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Sofhkatin bahwa untuk urusan membimbing anak belajar, istilah orang tua lebih cenderung merujuk kepada ibu.23 Bahkan Allah menempatkan ibu pada tempat yang mulia. Hal ini diperkuat dengan hadits yang artinya:

20 Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), 1.

21 I Putu Yoga Purandina dan I Made Astra Winaya, “Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19”, Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No. 2 (2020), 270.

22 Purandina dan Winaya, “Pendidikan Karakter”, 280.

23https://radarjember.jawapos.com/pascasarjana_iain/05/06/2020/gendered-pandemy- imbasnya-terhadap-mahmud/ (8 September 2020).

(22)

Dan orang tersebut kembali bertanya , ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW. menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali,

‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya Kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW. menjawab,

‘Kemudian ayahmu”. (HR. Bukhari No. 5971 dan Muslim No.

2448).24

Pada hadist ini terdapat anjuran untuk berbakti kepada kedua orang tua, teruama ibu. Hal ini dikarenakan ibu mengalami banyak kelelahan mulai dari masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui serta ,mendidik, sehingga tidak heran apabila ibu disebut sebagai madrasah yang pertama dan utama bagi seorang anak.25

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka sangat kompleks peran yang dijalani oleh ibu, khusunya di era new normal. Ia tidak hanya mengurus urusan rumah tangga, pekerjaan publiknya, melainkan juga mendampingi anaknya selama pembelajaran jarak jauh serta bertanggungjawab untuk membina nilai karakter religius di masa pandemi. Peranan ibu yang semakin besar dalam pendampingan belajar anak selama pembelajaran daring, di satu sisi membangun kedekatan anak dengan ibu, namun di sisi yang lain menjadi tantangan tersendiri bagi seorang ibu.26

24 Aih Mutamimah, “Kesetaraan Kedudukan Perempuan dan Laki-laki dalam Perspektif Hadis”Jurnal Riset Agama, Vol 1 No.1 (2021), 41.

25 Hani Sa’ad Ghunaim, Wahai Anakku, Mana Buktimu? (Surakarta: PT Aqwam Media Profetika, tt), 60.

26 Made Emy Andayani Citra, “Peran Ibu sebagai Pendamping Belajar Via Daring Bagi Anak pada Masa Pandemi Covid-19”, Proseding Webinar Nasional Peranan Perempuan, (September, 2020), 78.

(23)

Jember. Lingkungan Karang Mluwo merupakan sebuah daerah yang sebagian besar masyarakatnya bekerja pada sektor informal, seperti bekerja di home industry kerupuk, home industry rengginang, pabrik tembakau, membuka usaha (toko, warung atau rumah makan, fotokopi, kos-kosan), dan buruh laundry. Namun ada juga sebagian kecil yang bekerja sebagai guru. Selain itu, perempuan Karang Mluwo juga terlibat pada kegiatan sosial kemasyarakatan, di antaranya yaitu Yasinan dan Dama.27

Selain itu, Lingkungan Karang Mluwo berlokasi dekat dengan kampus UIN KH. Achmad Siddiq Jember. Akan tetapi, kemudahanan aksesbilitas ke kampus tidak sejalan dengan antusiasme masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagian besar perempuan Karang Mluwo memilih untuk bekerja daripada melanjutkan sekolah. Tidak hanya itu, keterbatasan ekonomi juga menjadi kendala, sehingga tidak heran apabila sedikit dari mereka yang tamat jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas) dan perguruan tinggi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sulik.28 yang menyatakan bahwa selama adanya pembelajaran jarak jauh, ia tidak dapat mendampingi anak-anaknya selama belajar dari rumah dan tidak dapat mengontrol kegiatan ibadah yang dilakukan oleh anaknya. Namun, terkadang ia mengingatkan anaknya untuk beribadah dan belajar. Hal ini disebabkan kesibukannya sebagai perempuan

27 Observasi, Lingkungan Karang Mluwo, tertanggal Januari 2021.

28 Sulik merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 38 tahun. Ia memiliki dua orang anak yang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Atas.

(24)

yang kurang memadai. 29

Adanya pembelajaran jarak jauh, membuat perempuan (ibu) merasa terbebani, karena di samping mengurus rumah tangga dan bekerja, mereka mendampingi (membina nilai karakter religius) anak pula. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya keseimbangan peran antara suami dan istri dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak. Hal tersebut juga berdampak terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan yang diikuti, di mana mereka kurang aktif di dalamnya.30

Selain itu, banyaknya waktu yang dimiliki oleh perempuan selama pandemi tidak dimanfaatkan dengan baik untuk membina nilai karakter religius pada anak. Tidak sedikit dari mereka yang jarang sholat berjamaah dan mengaji dengan anak atau anggota keluarga yang lain ketika berada di rumah. Bahkan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk bermain bersama teman-temannya.31

Peran perempuan ini tentu memiliki sisi menarik untuk diteliti.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Peran Perempuan dalam Membina Nilai Karakter Religius Pada Anak (Studi Kasus Pada Masyarakat Karang Mluwo, Kabupaten Jember).”

29 Sulik, wawancara, Karangmluwo, 7 Oktober 2020.

30 Indah Fajriana, wawancara, Karang Mluwo, 27 Januari 2021.

31 Observasi, Karang Mluwo, tertanggal bulan November 2020-Februari 2021.

(25)

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas ekonomi yang mereka lakukan?

2. Bagaimana peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas domestik yang mereka lakukan?

3. Bagaimana peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas sosial kemasyarakatan yang mereka lakukan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas ekonomi yang mereka lakukan.

2. Mendeskripsikan peran perempuan Karang Mluwo dalam membina nilai karakter religius pada anak di tengah aktivitas domestik yang mereka lakukan.

(26)

yang mereka lakukan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang diberikan setelah selesai melakukan penelitian, baik secara teoritis dan praktis.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran, khususnya pada bidang keilmuan Pendidikan Agama Islam tentang peran perempuan dalam membina nilai karakter religius pada anak.

Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai sebuah bangunan yang mampu mereduksi adanya pergeseran nilai-nilai yang terjadi pada tatanan kehidupan saat ini.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini mempunyai manfaat praktis bagi:

a. Peneliti

Penelitian ini digunakan untuk memenuhi persyaratan kualifikasi ilmu yang telah peneliti dapatkan selama menempuh pendidikan serta untuk menambah wawasan peneliti mengenai peran perempuan dalam membina nilai karakter religius pada anak.

(27)

sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan, guru Pendidikan Agama Islam, praktisi bidang pendidikan, dan pengambil kebijakan yang peduli terhadap perkembangan dunia pendidikan dengan pembahasan dan kajian yang bertemakan tentang peran perempuan dalam membina nilai karakter religius pada anak.

c. Masyarakat Luas

Hasil penelitian juga dapat memberikan implikasi sosial dengan melahirkan pemahaman baru tentang peran perempuan dalam membina nilai karakter religius pada anak, sehingga dapat meminimalisir terjadinya kemerosotan akhlak serta ketidakadilan peran antara suami dan istri dalam mendidik anak.

E. Definisi Istilah

Dalam rangka menghindari penafsiran yang bermacam-macam dan untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian yang telah dilakukan serta menyatukan pemahaman antara pembaca dan peneliti, maka peneliti perlu mengemukakan definisi istilah dalam judul penelitian ini, di antaranya:

1. Peran Perempuan

Peran perempuan yang dimaksud dalam penelitian ialah yang memiliki kriteria di antaranya; a) perempuan yang memiliki aktivitas ekonomi, domestik, dan sosial kemasyarakatan, b) berusia 18-40 tahun,

(28)

Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Dasar (SD). e) memiliki suami yang bekerja.

2. Nilai Karakter Religius

Nilai karakter religius dalam penelitian ini adalah nilai karakter yang bersumber dari ajaran agama yang berguna bagi manusia dan memberikan petunjuk dalam menjalani kehidupan yang terdiri dari nilai taat kepada Allah dan mandiri.

Berdasarkan penjelasan definisi istilah tersebut, maka yang dimaksud dengan judul penelitian “Peran Perempuan dalam Membina Nilai Karakter Religius Pada Anak (Studi Kasus Pada Masyarakat Karang Mluwo, Kabupaten Jember)” ialah perempuan yang memiliki peran atau aktivitas dalam ranah ekonomi, domestik, dan sosial kemasyarakatan; berusia 18-40 tahun; pendidikan terakhir maksimal jenjang perguruan tinggi; memiliki anak yang sedang duduk di bangku sekolah, mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Dasar (SD); memiliki suami yang bekerja; berkontribusi dalam membina nilai karakter religius pada anak, khususnya yang terjadi pada masyarakat Karang Mluwo, Kabupaten Jember.

(29)

yang dimulai dari bab pendahuluan hingga pada bab penutup. Untuk mempermudah pemahaman isi, maka setiap bab disajikan dalam bentuk naratif-deskriptif. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab satu adalah pendahuluan. Bab ini merupakan gambaran umum mengenai penelitian yang dilaksanakan yang terdiri dari latar konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab dua adalah kajian pustaka, yakni terdiri dari penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini, kajian teori yang akan digunakan sebagai perspektif oleh peneliti, serta memuat kerangka konseptual tentang peran perempuan dalam membina nilai karakter religius pada anak.

Bab tiga adalah metode penelitian. Bab ini berfungsi untuk memaparkan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Metode penelitian merupakan acuan yang harus diikuti guna menjawab pertanyaan dalam fokus penelitian.

Bab empat mengemukakan tentang penyajian data dan analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian secara empiris yang terdiri dari

(30)

memaparkan data yang diperoleh guna pembahasan fokus penelitian.

kesimpulan.

Bab lima merupakan pembahasan. Bab ini membahas tentang fokus penelitian yang dikaitkan dengan temuan peneliti selama di lapangan.

Bab enam adalah bab terakhir atau penutup yang di dalamnya berisi kesimpulan dan saran-saran. Bab ini berfungsi untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan, dengan kesimpulan ini akan dapat membantu makna dari penelitian yang telah dilakukan.

Selanjutnya penelitian ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran- lampiran sebagai pendukung dalam pemenuhan kelengkapan data penelitian.

(31)

16 A. Penelitian Terdahulu

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka menguji keterkaitan penelitian yang telah dilakukan.

Untuk itu, sangat perlu memunculkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, di antaranya:

1. Mhd. Ridwan. 2016. Peran Ganda Perempuan dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Islam (Analisis Terhadap Kontribusi Perempuan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur Koto, Kabupaten Kampar dalam Bidang Ekonomi).

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah yaitu; a) pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus dan b) keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Sedangkan perbedaanya adalah; a) penelitian terdahulu berfokus pada peran ganda perempuan dalam memenuhi ekonomi rumah tangga dan kontribusinya serta ditinjau dari perspektif hukum Islam. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam menanamkan nilai karakter religius pada anak, b) Penelitian terdahulu menggunakan purposive sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan purposive. c) teknik pengumpulan data penelitian terdahulu menggunakan wawancara mendalam dan studi literatur (studi

(32)

dilakukan menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk peran ganda yang dilakukan oleh perempuan Kampar dalam memenuhi ekonomi rumah tangga di antaranya, sebagai petani, wirausaha, dan guru. Dengan pekerjaan yang dilakukan, maka mampu memberikan kontribusi untuk membantu ekonomi rumah tangga dan biaya pendidikan anak-anak, mengatasi konflik dalam rumah tangga supaya keluarga berjalan dengan harmonis dan memberikan motivasi, partisipasi serta pengajaran terhadap anak anak, bahwasanya perempuan juga perlu memiliki pekerjaan. Adapun menurut hukum Islam, peran ganda perempuan dalam rumah tangga hukumnya boleh, karena membawa kemaslahatan. 32

2. Kelly L. Mcintosh dan William Bauer. 2016. Working Mothers Vs Stay at Home Mothers: The Impact On Children.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada pendekatan penelitiannya yaitu menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya adalah; a) penelitian terdahulu berfokus pada dampak ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan dan prestasi akademik anak. Sedangkan penelitian

32 Mhd. Ridwan, “Peran Ganda Perempuan dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Islam (Analisis Terhadap Kontruibusi Perempuan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur Koto, Kabupaten Kampar dalam Bidang Ekonomi)” (Tesis, UIN Sultan Syarif Kasim, Riau, 2020), 160.

(33)

purposive sampling, penelitian yang akan dilakukan menggunakan purposive. c) Teknik pengumpulan data penelitian terdahulu menggunakan kuisioner. sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumen.

Hasil penelitian memaparkan bahwa kurangnya kehadiran ibu dapat mempengaruhi anak secara negatif tidak hanya terjadi pada ibu bekerja, tetapi juga ibu tidak bekerja. Kondisi ini terjadi karena biasanya meski ibu berada di rumah, namun memiliki kondisi perekonomian yang buruk, tingkat pendidikan yang rendah, perawatan anak yang tidak berkualitas akan berpengaruh negatif pada tumbuh kembang anak. Bahkan ibu bekerja memberi pengaruh positif kepada anak karena dengan penghasilan tambahannya dapat memberikan nutrisi dan pendidikan anak. Dengan kata lain, maka ibu yang bekerja atau tidak bekerja tidak menentukan akademisi seorang anak.33

3. Ninin Ramadani. 2016. Implikasi Peran Ganda Perempuan dalam Kehidupan Keluarga dan Lingkungan Masyarakat.

Persamaan dari penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu; a) menggunakan pendekatan kualitatif, b) teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen, dan c) keabsahan data menggunakan

33 Kelly L. Mcintosh dan William Bauer, “Working Mothers Vs Stay at Home Mothers: The Impact On Children” (Tesis, Marietta Collage, Amerika, 2016), 16.

(34)

ialah penelitian ini berfokus pada dampak peran ganda perempuan terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat, sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam membina nilai karakter religius pada anak.

Hasil penelitiannya diperoleh bahwa peran ganda perempuan dalam penelitian ini adalah perempuan yang sudah menikah dan memiliki peran lebih dari satu yaitu peran sebagai ibu rumah tangga, peran sebagai pekerja, dan peran sebagai anggota masyarakat. Perempuan yang memiliki peran ganda akan merasakan beberapa kendala, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar. Dampak yang dirasakan berupa dampak positif dengan adanya kepuasan dalam diri karena fungsi dalam keluarga terpenuhi, adanya kerjasama antara suami dan istri dalam menyelesaikan tugas rumah tangga dan mengurus anak, anak diberi kepercayaan untuk menjaga dirinya sendiri dan lebih mandiri, dan dapat memperluas lingkungan sosial.

Dampak negatifnya yaitu mereka merasa lelah dengan semua perannya, dan berkurangnya waktu untuk bersama keluarga.34

4. Wiwin Rohmatin. 2017. Peran Keluarga dalam Membina Karakter Anak di RT 02 RW 02 Kelurahan Nabang Baru Kecamatan Marga Tiga Lampung Timur.

34 Ninin Ramadani, “Implikasi Peran Ganda Perempuan dalam Kehidupan Keluarga dan Lingkungan Masyarakat”, Sosietas, Vol. 6 No. 2 (September, 2016), 14.

(35)

subjek penelitian menggunakan purposive, dan c) teknik pengumpulan data menggunakan observasi nonpartisipan, wawancara, dan studi dokumen. d) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini berfokus pada peran keluarga dalam membina karakter anak. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam membina karakter religius pada anak.

Hasil penelitian diperoleh bahwa peran keluarga dalam membina karakter anak sudah dijalankan dengan baik, namun hasilnya belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh kurannya pengawasan orang tua terhadap anak, dikarenakan kesibukan yang dilakukan dalam mencari nafkah untuk keluarga serta adanya pengaruh lingkungan pergaulan di masyarakat yang kurang baik dan faktor pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan modern.35

5. Moh. Ahsanulkhaq. 2019. Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode Pembiasaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah; a) menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, b) teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. c) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model

35 Wiwin Rohmatin, “Peran Keluarga dalam Membina Karakter Anak di RT 02 RW 02 Kelurahan Nabang Baru Kecamatan Marga Tiga Lampung Timur”, (Tesis, Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, 2017), 114.

(36)

peserta didik melalui metode pembiasaan serta faktor pendukung dan penghambatnya, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada peran perempuan dalam membina karater religius pada anak.

Hasil penelitian diperoleh bahwa upaya guru PAI dalam membentuk karakter religius melalui metode pembiasaan yang diterapkan di SMP Negeri 2 Bae Kudus di antaranya; a) senyum, salam, dan salim, b) pembiasaan hidup bersih dan sehat, c) pembiasaan membaca doa harian (asmaul husna), d) pembiasaan bersikap jujur, e) pembiasaan memiliki sikap tanggungjawab, f) pembiasaan bersikap disiplin, pembiasaan ibadah, dan g) pembiasaan membaca al-Qur’an. Adapun faktor pendukungnya yaitu; a) dukungan penuh dari orang tua, b) komitmen bersama warga sekolah dalam mewujudkan budaya religius di sekolah, dan c) fasilitas yang menunjang dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan. Sedangkan faktor penghambatnya; a) latar belakang peserta didik yang berbeda-beda dari segi pemahaman keagamaan, b) kurangnya kesadaran peserta didik untuk menjalankan kegiatan keagamaan di sekolah, dan c) lingkungan atau pergaulan peserta didik yang cenderung tidak relevan dengan proses pembentukan karakter religius peserta didik.36

6. Dian Popi Oktari dan Aceng Kosasih. 2019. Pendidikan Karakter Religius dan Mandiri di Pesantren.

36 Moh. Ahsanulkhaq, “Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode Pembiasaan”, Jurnal Prakarsa Paedagogia, Vol 2 No. 1 (Juni, 2019), 32.

(37)

data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Adapun perbedaanya adalah penelitian ini berfokus pada peran lembaga pesantren dalam menanamkan karakter religius dan mandiri pada santri, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada peran perempuan dalam membina karater religius pada anak.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendidikan karakter di pesantren Manarul Huda Bandung dilakukan melalui metode pembiasaan dalam bentuk kegiatan harian, kegiatan mingguan, dan kegiatan bulanan.

Karakter religius ditanamkan melalui rutinitas sehari-hari santri yang dimulai sejak bangun tidur hingga menjelang tidur. Pesantren ini juga memiliki program keahlian, seperti kewirausahaan, pertanian, dan peternakan sebagai upaya untuk mengembangkan karakter kemandirian para santri.37

7. Amar Ma’ruf. 2019. Penanaman Karakter Religius di Madrasah Aliyah Tahfizul Qur’an Istiqomah Sambas Purbalingga.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada pendekatan penelitiannya yaitu; a) menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan keabsahan data, dan b) triangulasi sumber dan teknik. c) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman. Sedangkan perbedaannya adalah; a)

37 Dian Popi Oktari dan Aceng Kosasih, “Pendidikan Karakter Religius dan Mandiri di Pesantren”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol 28 No. 1 (Juni, 2019), 51.

(38)

fokus pada peran perempuan dalam menanamkan nilai karakter religius pada anak. b) Teknik pengumpulan data penelitian terdahulu menggunakan wawancara terstuktur dan tidak terstruktur, observasi, serta dokumentasi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumen.

Kesimpulan akhir yang diperoleh oleh Ma’ruf yaitu karakter religius Madrasah Aliyah Tahfizul Qur’an Istiqamah Sambas adalah sebagai berikut: pelaksanaan penanaman karakter religius peserta didik adalah menumbuhkan nilai-nilai karakter religius, pondasi dalam bertingkah laku, membentuk jiwa Islami, berinteraksi dengan lingkungan sekolah dan menciptakan rasa aman, nyaman dan damai; pelaksanaan penanaman karakter religius melalui tiga kegiatan, intrakurikuler yaitu pembiasaan membaca asmaul husna, membaca Al-Qur’an, pembelajaran Pendidikan Agama Islam, bimbingan konseling, shalat dzuhur berjamaah dan membaca dzikir doa al-Ma’tsurat. Kedua, ekstrakurikuler yaitu Departement of Language Improvement, Pramuka, PMR, Jurnalistik, Silat dan Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik. Ketiga, kegiatan keagamaan yaitu Daurah Qur’an dan Khitobah.38

38 Amar Ma’ruf, “Penanaman Karakter Religius di Madrasah Aliyah Tahfizul Qur’an Istiqomah Sambas Purbalingga”, (Tesis, IAIN Purwokerto, Purwokerto, 2019), 140.

(39)

SMP Yayasan Pendidikan Sorowako Luwu Timur).

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada pendekatan penelitiannya yaitu; a) menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan b) teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. c) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman.

Sedangkan perbedaannya adalah; a) penelitian terdahulu berfokus pada profesionalisme guru dalam menanamkan karakter religius di era revolusi industri 4.0 dan upayanya serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam menanamkan nilai karakter religius pada anak. b) Jenis penelitian yang terdahulu menggunakan fenomenologi, sedangkan yang akan dilakukan studi kasus. c) Penelitian terdahulu menggunakan purposive sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan purposive, d) Keabsahan data penelitian terdahulu menggunakan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan triangulasi, sedangkan yang akan digunakan oleh peneliti ialah hanya triangulasi (teknik dan sumber).

Hasil penelitian menunjukkan; a) profesionalisme guru PAI di SMP YS cukup memadai, b) upaya pembinaan karakter relisgius siswa dilakukan dengan sistem yang terintegrasi melalui kegiatan intrakurikuler dan

(40)

dan keberadaan organisasi Rohani Islam, ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, dan regulasi terbangun dengan baik.39

9. I Putu Yoga Purandina dan I Made Astra Winaya. 2020. Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19.

Persamaan dari penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu; a) menggunakan pendekatan kualitatif, b) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman. Adapun perbedaannya ialah; a) fokus penelitian yang dilakukan menitikberatkan pada pengembangan soft skills dan pendidikan karakter yang dilakukan oleh keluarga selama pandemi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada peran perempuan dalam menanamkan nilai karakter religius pada anak, b) teknik pegumpulan data meliputi kuisioner dan wawancara, sedangkan penelitian yang akan dilakukan memakai teknik wawancara, obeservasi, dan studi dokumen.

Hasil penelitiannya adalah di masa pandemi Covid-19 saat ini, kolaborasi peran keluarga, guru, dan masyarakat sekitar sangat penting dalam mengembangkan nilai-nilai karakter anak. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan orang tua pada anak; a) nilai karakter religius, b) nilai

39 Eko Purnomo, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Karakter Religius Siswa di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi Pada SMP Yayasan Pendidikan Sorowako Luwu Timur)”, (Tesis, IAIN Palopo, Palopo, 2020), 118.

(41)

10. Nur Endah Januarti. 2020. Problematika Keluarga dengan Pola Karier Ganda (Studi Kasus di Wilayah Mangir, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah; a) menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, b) penentuan informan menggunakan purposive, c) teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen, d) keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. e) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman. Adapun perbedaannya yaitu penelitian ini berfokus pada pasangan suami istri yang memiliki karir ganda yang meliputi latar belakang kehidupan, probelmatika yang dihadapi serta solusinya, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada peran perempuan dalam membina karater religius pada anak.

Kesimpulan dari penelitian ini ialah keluarga dengan pola karir ganda merupakan keluarga yang terdiri atas ayah ibu yang sama-sama bekerja atau memiliki pekerjaan dan penghasilan. Adapun problematika yang dialami keluarga dengan pola karir ganda di Mangir yakni; a) tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, b) keterbatasan kemampuan orang tua untuk mendampingi perkembangan proses belajar

40 I Putu Yoga Purandina dan I Made Astra Winaya, “Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19”, Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No. 2 (2020), 286.

(42)

pekerjaan rumah tangga dengan baik, e) aturan waktu bekerja setiap saat/

tidak menentu yang harus mengorbankan kebersamaan bersama keluarga, f) mis komunikasi untuk “hubungan” suami istri, krisis percaya diri terhadap peran seorang ibu, g) istri dan seorang pekerja, terbenturnya agenda pekerjaan di tempat kerja dengan kegiatan yang lain, h) pendampingan khusus untuk anak yang menyebabkan pekerjaan tidak maksimal, i) lelah atau stress terhadap padatnya pekerjaan, dan j) kurangnya kontrol orang tua yang menimbulkan permasalahan pada anak.41

Untuk mempermudah dalam memahami hasil analisis kajian terdahulu, berikut peneliti sajikan tabel perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang telah dilakukan:

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan

Penelitian Terdaulu dan Penelitian yang telah Dilakukan

No

Nama Peneliti, Tahun, dan Judul Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian 1 Mhd. Ridwan.

2016. Peran Ganda Perempuan dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Islam

a) pendekatan penelitian

kualitatif dengan jenis studi kasus.

b) keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan

a) Penelitian terdahulu berfokus pada peran ganda perempuan dalam memenuhi

ekonomi rumah tangga dan

Bentuk peran ganda yang dilakukan oleh perempuan Kampar dalam memenuhi ekonomi rumah tangga di

41 Nur Endah Januarti, “Problematika Keluarga dengan Pola Karier Ganda (Studi Kasus di Wilayah Mangir, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta” (Tesis, Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, 2020).

(43)

Penelitian (Analisis Terhadap Kontribusi Perempuan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur Koto,

Kabupaten Kampar dalam Bidang

Ekonomi).

teknik. c) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman

kontribusinya serta ditinjau dari perspektif hukum Islam. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam menanamkan nilai karakter religius pada anak, b) Penelitian terdahulu menggunakan purposive sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan purposive. c) teknik

pengumpulan data penelitian

terdahulu menggunakan wawancara mendalam dan studi literatur (studi dokumen).

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumen.

antaranya, sebagai petani, wirausaha, dan guru. Dengan pekerjaan yang dilakukan, maka mampu

memberikan kontribusi untuk membantu ekonomi rumah tangga dan biaya pendidikan anak- anak, mengatasi konflik dalam rumah tangga supaya keluarga berjalan dengan harmonis dan memberikan motivasi, partisipasi serta pengajaran terhadap anak anak, bahwasanya perempuan juga perlu memiliki pekerjaan.

Adapun menurut hukum Islam, peran ganda perempuan dalam rumah tangga hukumnya boleh, karena membawa kemaslahatan.

2 Kelly L.

Mcintosh dan William Bauer.

Pendekatan penelitian kualitatif.

a) penelitian terdahulu berfokus pada

Kurangnya kehadiran ibu dapat

(44)

Penelitian 2016. Working Mothers Vs Stay at Home Mothers: The Impact On Children.

dampak ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan dan prestasi akademik anak.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam menanamkan nilai karakter religius pada anak. b) Penelitian terdahulu menggunakan purposive sampling, penelitian yang akan dilakukan menggunakan purposive. c) Teknik

pengumpulan data penelitian

terdahulu menggunakan kuisioner.

sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumen.

mempengaruhi anak secara negatif tidak hanya terjadi pada ibu bekerja, tetapi juga ibu tidak bekerja. Kondisi ini terjadi karena biasanya meski ibu berada di rumah, namun memiliki kondisi perekonomian yang buruk, tingkat

pendidikan yang rendah, perawatan anak yang tidak berkualitas akan berpengaruh negatif pada tumbuh kembang anak. Bahkan ibu bekerja memberi pengaruh positif kepada anak karena dengan penghasilan tambahannya dapat

memberikan nutrisi dan pendidikan anak.

Dengan kata lain, maka ibu yang bekerja atau tidak bekerja tidak menentukan akademisi seorang anak.

3 Ninin Ramadani.

a) menggunakan pendekatan

penelitian ini berfokus pada

peran ganda perempuan dalam

(45)

Penelitian 2016. Implikasi Peran Ganda Perempuan dalam Kehidupan Keluarga dan Lingkungan Masyarakat.

kualitatif, b) teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen, c) keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. d) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman

dampak peran ganda perempuan terhadap

kehidupan keluarga dan masyarakat, sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam membina nilai karakter religius pada anak.

penelitian ini adalaha

perempuan yang sudah menikah dan memiliki peran lebih dari satu yaitu peran sebagai ibu rumah tangga, peran sebagai pekerja, dan peran sebagai anggota

masyarakat.

Perempuan yang memiliki peran ganda akan merasakan

beberapa kendala, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar.

Dampak yang dirasakan berupa dampak positif dengan adanya kepuasan dalam diri karena fungsi dalam keluarga terpenuhi, adanya kerjasama antara suami dan istri dalam

menyelesaikan tugas rumah tangga dan mengurus anak, anak diberi kepercayaan untuk menjaga dirinya sendiri dan lebih mandiri, dan dapat

(46)

Penelitian

memperluas lingkungan sosial.

Dampak

negatifnya yaitu mereka merasa lelah dengan semua perannya, dan berkurangnya waktu untuk bersama keluarga.

4 Wiwin Rohmatin.

2017. Peran Keluarga dalam Membina Karakter Anak di RT 02 RW 02 Kelurahan Nabang Baru Kecamatan Marga Tiga Lampung Timur.

a) menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, b) penentuan subjek penelitian

menggunakan purposive, c) teknik

pengumpulan data menggunakan observasi nonpartisipan, wawancara, dan studi dokumen. d) d) analisis data berupa deskriptif kualitatif dengan model interaktif dari Miles dan Huberman.

penelitian ini berfokus pada peran keluarga dalam membina karakter anak.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam membina karakter religius pada anak.

peran keluarga dalam membina karakter anak sudah dijalankan dengan baik, namun hasilnya belum maksimal.

Hal ini

disebabkan oleh kurannya pengawasan orang tua terhadap anak, dikarenakan kesibukan yang dilakukan dalam mencari nafkah untuk keluarga serta adanya pengaruh lingkungan pergaulan di masyarakat yang kurang baik dan faktor pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan modern.

5 Moh. a) menggunakan Penelitian ini Upaya guru PAI

(47)

Penelitian Ahsanulkhaq.

2019.

Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode Pembiasaan.

pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, b) teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. c) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman

berfokus pada upaya guru PAI dalam

membentuk karakter religius peserta didik melalui metode pembiasaan serta faktor pendukung dan

penghambatnya, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada peran perempuan dalam membina karater religius pada anak.

dalam membentuk karakter religius melalui metode pembiasaan yang diterapkan di SMP Negeri 2 Bae Kudus di antaranya; a) senyum, salam, dan salim, b) pembiasaan hidup bersih dan sehat, c) pembiasaan membaca doa harian (asmaul husna), d) pembiasaan bersikap jujur, e) pembiasaan memiliki sikap tanggungjawab, f) pembiasaan bersikap disiplin, pembiasaan ibadah, dan g) pembiasaan membaca al- Qur’an. Adapun faktor

pendukungnya yaitu; a)

dukungan penuh dari orang tua, b) komitmen bersama warga sekolah dalam mewujudkan budaya religius di sekolah, dan c) fasilitas yang menunjang dalam

(48)

Penelitian

pelaksanaan kegiatan keagamaan.

Sedangkan faktor penghambatnya;

a) latar belakang peserta didik yang berbeda-beda dari segi pemahaman keagamaan, b) kurangnya

kesadaran peserta didik untuk menjalankan kegiatan keagamaan di sekolah, dan c) lingkungan atau pergaulan peserta didik yang cenderung tidak relevan dengan proses

pembentukan karakter religius peserat didik.

6 Dian Popi Oktari dan Aceng Kosasih.

2019.

Pendidikan Karakter Religius dan Mandiri di Pesantren.

a) menggunakan pendekatan kualitatif, dan b) teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen.

Penelitian ini berfokus pada peran lembaga pesantren dalam menanamkan karakter religius dan mandiri pada santri, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada peran perempuan dalam membina karater religius pada anak.

pendidikan karakter di pesantren Manarul Huda Bandung

dilakukan melalui metode

pembiasaan dalam bentuk kegiatan harian, kegiatan

mingguan, dan kegiatan bulanan.

Karakter religius ditanamkan melalui rutinitas

(49)

Penelitian

sehari-hari santri yang dimulai sejak bangun tidur hingga menjelang tidur.

Pesantren ini juga memiliki program keahlian, seperti kewirausahaan, pertanian, dan peternakan sebagai upaya untuk

mengembangkan karakter

kemandirian para santri.

7 Amar Ma’ruf.

2019.

Penanaman Karakter Religius di Madrasah Aliyah Tahfizul Qur’an

Istiqomah Sambas Purbalingga.

a) Pendekatan penelitian kualitatif, b) keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik, dan c) menggunakan analisis data deskriptif kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman

a) penelitian terdahulu berfokus pada pelaksanaan dan penanaman karakter religius pada peserta didik. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan fokus pada peran perempuan dalam menanamkan nilai karakter religius pada anak. b) Teknik

pengumpulan data penelitian

terdahulu menggunakan wawancara terstuktur dan tidak terstruktur, observasi, sert

Gambar

Gambar 4.15
Tabel 4.1  Temuan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, dengan ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “ Pendidikan Karakter Religius Dan Kemandirian Pada Anak Berkebutuhan

Meskipun dari segi judul kedua karya di atas ada persamaan, namun arah kajiannya berbeda, karena dalam hal ini penulis tidak membahas tentang bagaimana peran perempuan

Skripsi oleh RAHMAD ARIF WIDODO yang berjudul “PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KARAKTER DAN MENCEGAH PENYIMPANGAN PERILAKU SISWA DI SEKOLAH ( Studi Kasus Perilaku Siswa

Jadi, yang dimaksud dengan peran ibu yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial dalam membina sikap religius anak dalam proposal penelitian ini adalah suatu tindakan

Peran P2TP2A dalam pelayanan pengaduan kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai pemberi akses terhadap pelayanan kesehatan,

Meskipun dari segi judul kedua karya di atas ada persamaan, namun arah kajiannya berbeda, karena dalam hal ini penulis tidak membahas tentang bagaimana peran perempuan

Judul : Peran Politik Anggota Legislatif Perempuan Dalam Merespon Kepentingan Perempuan (Studi Kasus DPRD Kota Pematang Siantar 2016).. Menyetujui: Ketua Departemen

Alhamdulillah, dengan ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “ Pendidikan Karakter Religius Dan Kemandirian Pada Anak Berkebutuhan