MAKALAH
‘’ PERUSAHAAN LEASING ‘’
Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah dan dipresentasikan dikelas MBS- A
Dosen pembimbing : DR.H.SYUKRI ISKA, M.AG., IFELDA NENGSIH,SEI.,MA.,CRP
Oleh :
ANGGUN LESTIA PARFITA NIM 2130404021
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAIN ) BATU SANGKAR
TA.2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang diberikan-nya sehingga tugas makalah Lembaga Keuangan Syariah dengan judul ‘’ PERUSAHAAN LEASING ‘’ dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.makalah ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugasLembaga Keuangan Syariah.
Makalah ini saya susun dengan maksimal dan mengerjakannya dengan referensi- referensi yang tersedia sehingga memperlancar proses pembuatan makalah ini. saya mengucapkan banyak terima kasih.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari teman-teman maupun bapak dosen mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah.
Akhir kata saya berharap semoga isi dari makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi siapa saja yang membacanya.terutama teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam ( IAIN ) Batu Sangkar.
Batu Sangkar, maret 2022
Penyusun anggun lestia parfita
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...
B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan Penulisan...
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Dasar Hukum Ijarah ...
B. Rukun dan Syarat Ijarah ...
C. Mekanisme Perusahaan Leasing ( syariah dan konvensional ) ...
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...
B. Saran...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga ini dinamakan leasing.
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran- pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan ijarah dan apa saja dasar hukumnya?
b. Apa saja rukun dan syarat ijarah?
c. Bagaimana mekanisme perusahaan leasing?
C. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan dasar hukum ijarah b. Untuk mengetahui apa saja rukun dan syarat ijarah
c. Untuk menjelaskan mekanisme perusahaan leasing
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Dasar Hukum Ijarah * Pengertian
Menurut Al-Fiqri, ijarah menurut bahasa adalah ررر لا فرررا يب وا ررركلا , yang berarti sewa atau jual beli manfaat. Adapun menurut Sayid Sabiq ijarah adalah ا ررجب امرر لا ررا جرر تي لامرر لا مرر,ي ررجوا ررت نمررقت و ةررجلإا yang berartii 'iwadh (imbalan), dari pengertian ini pahala (tsawab) dinamakan ajr (upah/pahala).
Akad ijarah adalah akad pemindahan manfaat terhadap suatu barang atau asset dalam waktu tertentu tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan dari barang atau asset tersebut. Akad ijarah ini mewajibkan si pemberi sewa untuk dapat menyediakan barang yang bisa dipakai atau dapat diambil manfaat darinya selama periode akan berlangsung Dan juga memberikan hak kepada pemberi sewa untuk menerima pembayaran sewa terhadap barang yang disewakan. Jika setelah dilakukan akad terdapat kerusakan sebelum barang digunakan, maka akad bisa dibilang batal atau pemberi sewa harus mengganti barang yang disewakan dengan barang baru yang sejenis.
Penyewa.Penyewa adalah pihak yang memakai atau mengambil manfaat terhadap barang.
Sehingga penyewa mempunyai kewajiban untuk membayar sewa dan juga menggunakan barang yang sesuai dengan kesepakatan, tidak melanggar ketentuan syariah, dan merawat keutuhan barang tersebut. Jika kerusakan barang ini dikarenakan dari kelalaian penyewa, maka penyewa mempunyai kewajiban untuk menggantinya atau memperbaikinya.
Selama dalam masa perbaikan, waktu penyewaan tidak diperpanjang.
Pemberi sewa bisa meminta penyewa untuk menyediakan suatu jaminan terhadap ijarah dengan tujuan untuk menghindari resiko kerugian.
* Dasar Hukum Ijarah
Untuk hukum ijarah atau sewa menyewa ini adalah mubah ataau diperbolehkan syara’. Namun ada beberapa ulama yang memiliki perbedaan pendapat yakni Abu Bakar Al-Asham, Isma’il bin ‘Aliyah, Hasan Al-Bashri, Al- Qasyani, Nahrawani, dan Ibnu Kisan.
Para ulama tersebut idak memperbolehkan ijarah karena ijarah merupakan jual beli manfaat tidak bisa diserahterimakan ketika akad terjadi. Manfaat hanya bisa dirasakan ketika sudah beberapa waktu. Namun tanggapan tersebut disanggah oleh ibn Rush, meskipun manfaat belum ada ketika akad dilakukan, namun pada galibnya ia (manfaat) akan terwujud, dan inilah yang menjadi perhatian dan pertimbangan syara’.
Adapun dasar hukum diperbolehkannya ijarah adalah sebagai berikut:
• Al-Qur’an
QS. Ath-thalaq (65) ayat 6:
َّنُك ْنِإَو ۚ َّنِهْيَلَع اوُقِ يَضُتِل َّنُهوُّراَضُت َلََو ْمُكِدْجُو ْنِم ْمُتْ نَكَس ُثْيَح ْنِم َّنُهوُنِكْسَأ اوُرَِتَْأَو ۖ َّنُهَروُجُأ َّنُهوُتآَف ْمُكَل َنْعَضْر َأ ْنِإَف ۚ َّنُهَلَْحَ َنْعَضَي َّٰتََّح َّنِهْيَلَع اوُقِفْنَأَف ٍلَْحَ ِت َلَوُأ ٰىَرْخُأ ُهَل ُعِضُْتَُسَف ُْتُْرَساَعَ ت ْنِإَو ۖ ٍفوُرْعَِبِ ْمُكَنْ يَ ب
Artinya : Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.
QS. Al-Qashash (28) ayat 26 dan 27:
ُيِمَْلْا ُّيِوَقْلا َتْرَجْأَتْسا ِنَم َْيَْخ َّنِإ ۖ ُهْر ِجْأَتْسا ِتَبَأ َيَ اَُهُاَدْحِإ ْتَلاَق َ ِنّاََثَ ِنَّرُجَْتَ ْنَأ ٰىَلَع ِْيَتاَه ََّتََنْ با ىَدْحِإ َكَحِكْنُأ ْنَأ ُديِرُأ ِ نِّإ َلاَق َءاَش ْنِإ ِنُّدِج َتَس ۚ َكْيَلَع َّقُشَأ ْنَأ ُديِرُأ اَمَو ۖ َكِدْنِع ْنِمَف اًرْشَع َتْمَْتََأ ْنِإَف ۖ ٍجَجِح َيِِلِاَّصلا َنِم َُّللَّا
26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
27.Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik".
• Hadits
Dasar hukum ijarah selanjutnya adalah pada sebuah hadits riwayat Bukhori, yakni yang Artinya: “Dari Urwah bin Zubair bahwa sesungguhnya Aisyah ra.istri nabi SAW berkata : Rasulallah SAW dan Abu Bakar menyewa seorang laki-laki dari suku bani Ad Dayl, penunjuk jalan yang mahir, dan ia masih memeluk agama orang kafir quraisy. Nabi dan Abu Bakar kemudian menyerahkan kepadanya kendaraan mereka, dan mereka berdua menjanjikan kepadanya untuk bertemu di Gua Syur dengan kendaraan mereka setelah tiga hari pada pagi hari selasa.” (H.R Bukhori)
B. Rukun dan Syarat Ijarah Rukun ijarah
Adapun rukun ijarah, yaitu sebagai berikut : 1. Aqid ( orang yang akad).
2. Shigat akad.
3. Ujrah (upah).
4. Manfaat 2. Syarat Ijarah Syarat ijarah
Adapun syarat-syarat dari Ijarah diantaranya adalah sebagai berikut:
• Adanya Keridhoan Pada Kedua Belah Pihak (suka sama suka) Hal ini berdasarkan Q.S An-Nisa ayat 29 :
ْنَع ًةَراَِتِ َنوُكَت ْنَأ َّلَِإ ِلِطاَبْلِبِ ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ اوُلُكَْتَ َلَ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ
اًميِحَر ْمُكِب َناَك ََّللَّا َّنِإ ۚ ْمُكَسُفْ نَأ اوُلُ تْقَ ت َلََو ۚ ْمُكْنِم ٍضاَرَ ت
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
• Barang atau objek memiliki manfaat yang jelas, yakni menjelaskan manfaatnya, pembatasan waktu, dan jenis pekerjaan jika ijarah berupa jasa seseorang.
• Objek atau barang harus sesuai dengan syara’, Objek yang digunakan harus memenuhi syara’, seperti contoh tidak mungkin seorang perempuan yang haid disuruh untuk membersihkan sebuah Masjid, sedangkan ia tidak memenuhi syara’.
• Orang yang melakukan akad harus berakal dan mumaayyiz.
• Barang Harus milik orang yang berakad.
.
C. Mekanisme Perusahaan Leasing Mekanisme leasing syariah
Apabila Anda tertarik mengajukan leasing syariah, maka perhatikan sejumlah mekanisme berikut dengan teliti.
1. Bank bisa menjual barang yang disewakan
Apabila angsuran telah berhasil diselesaikan, maka bank syariah dapat menjual barang sewaan kepada musta'jir (nasabah terkait). Jadi, bisa dibilang bahwa bank syariah sama saja seperti membeli barang secara kontan yang kemudian akan diangsur oleh musta’jir.
2. Terjadi perpindahan manfaat
Sepanjang proses ijarah, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perpindahan manfaat antara kedua pihak. Dalam mekanisme leasing syariah motor misalnya, bank syariah akan membeli motor yang harus diangsur oleh nasabah hingga lunas. Sehingga, telah terjadi perpindahan manfaat dalam prosesnya yaitu nasabah menerima motor dan bank telah berhasil dilunasi.
3. Proses pembayaran dilakukan dengan angsuran
Musta’jir dapat melakukan segala proses pembayaran dengan mengangsurnya hingga lunas. Besaran angsuran ini tentu harus didasarkan pada kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.
4. Bebas bunga
Karena leasing syariah adalah pembiayaan modal berbasis rukun syariah, maka haram hukumnya untuk menghadirkan suku bunga dalam proses transaksi. Hal ini
dikarenakan suku bunga dianggap sebagai praktik riba yang dilarang dalam agama Islam.
5. Ada kesepakatan mengenai harga sewa
Salah satu mekanisme leasing syariah motor atau mobil yang terpenting adalah sepakat mengenai harga sewa. Artinya, setiap pihak harus berada dalam satu suara agar tak ada yang merasa dirugikan dalam proses ini.
Mekanisme Leasing Konvensional
1. Lessee menghubungi pemasok untuk pemilihan dan penentuan jenis barang, spesifikasi, harga, jangka waktu penagihan, dan jaminan purna jual atas barang yang akan disewa.
2. Lessee melakukan negosiasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal. Dalam hal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak mengikat dari lessor.
3. Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan lessee menandatangani dan mengembalikannya kepada lessor.
4. Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lesse dimana kontrak tersebut mencakup hal-hal seperti; pihak-pihak yang terlibat, hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee, penutupan asuransi, tanggung jawab atas objek leasing, perpajakan jadwal pembayaran angsuran sewa dan sebagainya.
5. Pengiriman order beli kepada pemasok disertai instruksi pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang disetujui.
6. Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan serta
menandatangani surat tanda terima perintah bayar yang selanjutnya diserahkan kepada pemasok.
7. Penyerahan dokumen oleh pemasok kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.
8. Pembayaran oleh lessor kepada pemasok.
9. Pembayaran sewa (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor selama masa leasing yang seluruhnya mencakup pengembalian yang dibiayai serta bunganya
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Akad ijarah adalah akad pemindahan manfaat terhadap suatu barang atau asset dalam waktu tertentu tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan dari barang atau asset tersebut. Akad ijarah ini mewajibkan si pemberi sewa untuk dapat menyediakan barang yang bisa dipakai atau dapat diambil manfaat darinya selama periode akan berlangsung Dan juga memberikan hak kepada pemberi sewa untuk menerima pembayaran sewa terhadap barang yang disewakan. Jika setelah dilakukan akad terdapat kerusakan sebelum barang digunakan, maka akad bisa dibilang batal atau pemberi sewa harus mengganti barang yang disewakan dengan barang baru yang sejenis.
Penyewa.Penyewa adalah pihak yang memakai atau mengambil manfaat terhadap barang. Sehingga penyewa mempunyai kewajiban untuk membayar sewa dan juga menggunakan barang yang sesuai dengan kesepakatan, tidak melanggar ketentuan syariah, dan merawat keutuhan barang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Abdul Ghofur. 2011. Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi, dan Institusional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Iska, Syukri dan Nengsih, Ifelda. 2016. Manajemen Lembaga Keuangan Syariah Non Bank. Padang: CV Jasa Surya.
Lubis, Suhrawardi K. 2000. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainn. Yogyakarta:
Ekonosia.
Muhamad. 2000. Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer.
Yogyakarta: UII Press.