• Tidak ada hasil yang ditemukan

Portofolio METODOLOGI PENELITIAN HOMOSEKSUAL

Nesa Selvia

Academic year: 2024

Membagikan "Portofolio METODOLOGI PENELITIAN HOMOSEKSUAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PORTOFOLIO PENELITIAN PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI PADA KASUS HOMOSEKSUAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pengampu :

Dr. Wawan Rismawan, S.Kep, M.Sc

Disusun Oleh :

Nesa Selpiya 10121053

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

D. Manfaat...2

E. Keaslian Penelitian...3

BAB II...4

TINJAUAN TEORI...4

A. KONSEP HOMOSEKSUAL...4

1. Pengertian...4

2. Faktor Penyebab...4

3. Dampak Akibat...6

4. Pencegahan...7

B. KONSEP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI...8

1. Pengertian...8

2. Penatalaksanaan...8

C. KERANGKA TEORI...9

D. KERANGKA KONSEP...9

BAB III...10

METODOLOGI PENELITIAN...10

A. Jenis Penelitian...10

B. Populasi...10

C. Sampel...10

D. Pengumpulan Data...10

E. Rencana Pengolahan dan Analisis...10

DAFTAR PUSTAKA...11

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diperkirakan 19 juta orang Amerika (8,2%) pada tahun 2011 melaporkan bahwa mereka pernah terlibat dalam perilaku seksual sesama jenis dan hampir 25,6 juta orang Amerika (11%) mengakui setidaknya beberapa ketertarikan seksual sesama jenis.

Anggota dewasa Generasi Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2004 dan berusia 18 hingga 25 tahun pada tahun 2022, merupakan subkelompok yang paling mungkin teridentifikasi sebagai LGBT, dengan 19,7%

diantaranya. Angka ini adalah 11,2% di kalangan milenial dan 3,3% atau kurang di kalangan generasi tua.

Di Generasi Z, 13,1% mengatakan mereka biseksual, 3,4% gay, 2,2%

lesbian, dan 1,9% transgender. Masing-masing persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan generasi lainnya. (Jones, 2023)

Data perkiraan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012, terdapat 1.095.970 aktivis dan anggota kelompok LGBT, baik yang tampak maupun tidak.

66.180 atau sekitar lima persen dari keseluruhan data dinyatakan mengidap HIV (Syalaby, 2016).

Di samping penyimpangan orientasi seksual, hubungan sesama jenis ini berakibat pada penularan HIV/Aids. Penyebab penularan virus tersebut didominasi oleh hubungan seksual sesama pria. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan Aids (KPA) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya,

(4)

tahun 2021 tercatat ada 99 kasus baru HIV/Aids. Dari jumlah tersebut 60 di antaranya akibat perilaku seksual lelaki dengan lelaki. Koordinator Lapangan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Tasikmalaya Dendi Caniardi juga mengakui prilaku LSL sudah merambah ke usia remaja. Faktornya bervariasi dari mulai korban kekerasan seksual, materi dan faktor lingkungan pergaulan. Hasil pemetaannya, terdapat sekitar 2.000 gay di Kota Tasikmalaya.

(Jatnika, 2022) B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Homoseksual?

2. Apa tanda dan gejala Homoseksual?

3. Apa dampak akibat dari perilaku Homoseksual?

4. Bagaimana Cara mencegah perilaku Homoseksual?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan penelitian dan edukasi pada kelompok dengan perilaku Homoseksual di wilayah Tasikmalaya dengan benar.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui individu yang berperilaku Homoseksual b) Untuk mengetahui kasus Homoseksual

c) Untuk mengetahui perilaku Homoseksual dan pengetahuan nya mengenai kesehatan reproduksi

D. Manfaat

1. Manfaat Bagi Peneliti

(5)

Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam melakukan penelitian serta kesempatan menerapkan teori yang didapatkan di perkuliahan terhadap keadaan kesehatan reproduksi pada kasus Homoseksual.

2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Menambah perbendaharaan wacana dan informasi serta aplikasi teori yang dapat dijadikan kajian dalam pengembangan ilmu kesehatan reproduksi pada remaja di masyarakat.

3. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan Terkait

Menambah data bagi institusi kesehatan dan program kesehatan dalam mengembangkan Program Edukasi Seksual sejak dini

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Mendapatkan tambahan informasi mengenai masalah Kesehatan Remaja terutama dalam hal Kesehatan Reproduksi sehingga diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi pada Remaja.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan sebelumnya oleh Azizah dengan metode penelitian Kualitatif dengan judul “Konsep Diri Homoseksual di Kalangan Mahasiswa di Kota Semarang” yang berbeda namun memiliki beberapa persamaan.

Adapun kesamaannya yaitu metode penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode penelitian Kualitatif.

(6)

Untuk perbedaannya penulis melakukan penelitian di Kota Tasikmalaya sedangkan yang dilakukan Azizah adalah di Kota Semarang.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP HOMOSEKSUAL

1. Pengertian

Tindakan seksual yang melibatkan penggunaan obyek yang tidak wajar adalah apa yang disebut sebagai penyimpangan seksual. Dalam hal ini, individu mencari kenikmatan seksual dengan cara yang dianggap tidak normal. (Yarza Dkk, 2019)

Menurut American Psychology Association (APA) Homoseksualitas adalah ketertarikan seksual atau aktivitas antara anggota dari jenis kelamin yang sama. Meskipun istilah ini dapat merujuk pada orientasi homoseksual pada pria dan wanita, praktek saat ini membedakan antara laki-laki gay dan lesbian, dan homoseksualitas itu sendiri sekarang sering disebut sebagai orientasi seksual atau aktivitas sesama jenis. (Jones, 2023)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), homoseksual merupakan keadaan di mana seseorang tertarik terhadap orang dan jenis kelamin yang sama. Yang dimana orientasi seksualnya menyimpang.

2. Faktor Penyebab

Memahami orientasi seksual seseorang tidaklah sederhana, dan tidak ada satu "penyebab" tunggal yang dapat dengan pasti menjelaskan kenapa seseorang menjadi homoseksual. Banyak faktor yang turut berperan dalam menentukan

(7)

orientasi seksual, termasuk faktor-faktor biologis, lingkungan, dan psikologis yang berinteraksi secara kompleks.

Pemicu yang menyebabkan seseorang menjadi homoseksual dapat dibagi menjadi tiga faktor. Yang pertama adalah peristiwa pencetus (precipitating event), yang merupakan pemicu awal dalam proses menjadi homoseksual. Peristiwa ini cenderung berupa pengalaman traumatis, seperti pengalaman disodomi pada masa kecil, penolakan atau perlakuan buruk dari wanita yang dicintainya. Pengalaman- pengalaman ini menjadi sumber traumatis bagi subjek dan pada akhirnya mempengaruhi keputusannya untuk memilih kehidupan homoseksual.

Pemicu kedua adalah peristiwa conditioning, yang merupakan faktor penguat yang membuat seseorang merasa lebih didukung dan terkondisikan untuk menerima keadaan homoseksual. Faktor penguat ini bisa berasal dari lingkungan, seperti orang tua yang memperlakukan anaknya secara feminin atau memberikan izin kepada anak laki-lakinya untuk mengambil jurusan seni tari yang sering diidentikkan dengan kondisi perempuan.

Orang tua tidak menyadari bahwa anak mereka memiliki orientasi homoseksual, sehingga membuat anak tersebut merasa bebas karena tidak ada sanksi atas pilihan hidupnya sebagai homoseksual. Lingkungan pertemanan juga memperkuat kondisi homoseksual; seringnya interaksi dengan teman-teman yang memiliki orientasi serupa membuat subjek terpengaruh dan memutuskan untuk menjadi homoseksual. Faktor pemicu ketiga adalah peristiwa konsekuensial pada mahasiswa homoseksual yang tercermin dalam kenyamanan hidup dalam kondisi

(8)

homoseksual. Subyek penelitian merasa bahwa menjadi homoseksual adalah pilihan hidup yang lebih memadai bagi mereka. (Azizah, 2013)

3. Dampak Akibat

Abdul Hamid El-Qudah, Seorang Dokter Spesialis Penyakit Kelamin Menular dan AIDS di Asosiasi Kedokteran Islam Dunia (FIMA) menjelaskan dampak-dampak yang ditimbulkan dari LGBT adalah :

a) Dampak Kesehatan

yang terkait dengan hal ini termasuk statistik bahwa 78% dari individu yang terlibat dalam hubungan homoseksual mengalami risiko tertular penyakit kelamin menular. Rata-rata usia dari kaum gay adalah 42 tahun, namun dapat menurun menjadi 39 tahun apabila dihitung dengan adanya korban AIDS dalam kelompok gay tersebut. Sementara itu, rata-rata usia laki-laki yang menikah dan berorientasi seksual normal adalah 75 tahun.

b) Dampak Sosial

Berdasarkan penelitian, seorang individu gay memiliki pasangan berkisar antara 20 hingga 106 orang dalam setahun, sedangkan pasangan dari seseorang yang terlibat dalam zina tidak lebih dari 8 orang sepanjang hidupnya. Sekitar 43% dari kelompok kaum gay yang berhasil diidentifikasi dan diteliti mengungkapkan bahwa selama hidupnya, mereka telah memiliki hubungan homoseksual dengan lebih dari 500 orang, dan 28% bahkan telah berhubungan dengan lebih dari 1000 orang. Dari persentase tersebut, 79%

mengatakan bahwa pasangan homoseksual mereka berasal dari individu yang sama sekali tidak dikenal, sementara 70% dari mereka hanya menjadi

(9)

pasangan dalam pertemuan satu malam atau bahkan hanya beberapa menit.

Tindakan semacam itu jelas bertentangan dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

c) Dampak Pendidikan

meliputi fakta bahwa siswa yang mengidentifikasi diri sebagai homoseksual menghadapi risiko putus sekolah yang lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami kondisi serupa, karena mereka merasakan ketidakamanan. Sekitar 28% dari individu tersebut dipaksa untuk meninggalkan pendidikan formal.

d) Dampak Keamanan

yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa kaum homoseksual berkontribusi pada 33% pelecehan seksual anak di Amerika Serikat, meskipun jumlah populasi mereka hanya sekitar 2% dari total penduduk Amerika.

Dalam konteks ini, setiap kasus homoseksualitas mencakup 1 dari 20 kasus pelecehan seksual pada anak-anak, sedangkan dalam 490 kasus zina, hanya 1 kasus yang melibatkan pelecehan seksual pada anak-anak. Meskipun beberapa penelitian menyatakan bahwa persentase sebenarnya dari populasi homoseksual hanya sekitar 1-2% dari keseluruhan populasi Amerika, namun terdapat klaim bahwa mereka memperkirakan diri mereka mencapai 10% dari populasi untuk memengaruhi persepsi masyarakat, terutama terkait dengan kebijakan politik dan hukum. (Muhammadiyah et al., n.d.)

(10)

4. Pencegahan

B. KONSEP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI 1. Pengertian

Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera baik fisik dan mental.

Kesehatan reproduksi adalah sekumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi yang menyangkut kegiatan seksual, status kehidupan dan hubungan perorangan, bukan semata konsultasi dan perawatan yang berkaitan dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks (Permata, 2017).

Banyak hal-hal buruk yang timbul jika kita mengabaikan kesehatan reproduksi, menimbulkan permasalahan bagi mereka. Permasalahan tersebut salah satunya yaitu resiko-resiko kesehatan reproduksi. Resiko-resiko itu adalah seks bebas, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS, kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi bila mereka lebih memahami berbagai proses perubahan yang akan terjadi pada dirinya sehingga lebih siap menghadapi persoalan pubertas, seksualitas dan reproduksi (Padang et al., n.d.)

2. Penatalaksanaan

(11)

C. KERANGKA TEORI

BAGAN 1.1

D. KERANGKA KONSEP

BAGAN 1.2 HOMOSEKSUAL

PENGERTIAN

FAKTOR PENYEBAB

DAMPAK AKIBAT

PENCEGAHAN

PENATALAKSANAAN

PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI

PEMERIKSAAN KESEHATAN (IMS)

KONSUL PSIKOLOG

HOMOSEKSUAL PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI

KONDISI KESEHATAN REPRODUKSI INDIVIDU YANG HOMOSEKSUAL

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian Kualitatif Deskriptif dan meneliti tentang Perilaku Kesehatan Reproduksi Pada Kasus Homoseksual.

B. Populasi

Penulis telah membatasi populasi yang diantaranya adalah : a. Subjek berjenis kelamin laki-laki

b. Subjek pernah/sedang menjalani hubungan sesama jenis c. Tidak ditentukan oleh usia

d. Subjek yang mengalami kekerasan seksual oleh sesama jenis e. Subjek yang tidak tertarik kepada lawan jenis

f. Subjek yang berpakaian/berhias seperti lawan jenis C. Sampel

Penulis menggunakan teknik sampling Purposive Sampling karena menurut penulis teknik tersebut akan memudahkan dalam pencarian sample yang sesuai dengan kriteria populasi.

D. Pengumpulan Data

Penulis dalam melakukan pengumpulan data akan menggunakan teknik Wawancara dan Kuesioner, karena membutuhkan data secara subjektif dan jika tidak bisa bertatap muka maka akan menggunakan metode kuesioner atau jika ada data yang kurang maka akan mengambil dari data hasil kuesioner tersebut

Adapun beberapa instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu : Google Form, Smartphone, Sosial Media.

E. Rencana Pengolahan dan Analisis

Penulis akan menggunakan data-data yang telah terkumpul untuk mencapai tujuan dan menarik sebuah kesimpulan dari perilaku kesehatan reproduksi pada kasus homoseksual di kota Tasikmalaya, sehingga dapat diketahui hasil dari penelitian dan agar terjawab rumusan masalah yang sudah tertera.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, S. N. (2013). 39 NFECE 2 (2) (2013) Journal of Non Formal Education and Community Empowerment KONSEP DIRI HOMOSEKSUAL DI KALANGAN MAHASISWA DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS

MAHASISWA HOMOSEKSUAL DI KAWASAN SIMPANGLIMA SEMARANG).

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc

Muhammadiyah, U., Khoirurrijal, M., Jurai, S., & Metro, S. (n.d.). DAMPAK LGBT DAN ANTISIPASINYA DI MASYARAKAT Ihsan Dacholfany.

Padang, U. N., Riset, I., Dalam Pendidikan, B., Sumber, P., Lokal, D., Pengetahuan, P., Reproduksi, K., Remaja, B., Modern, E., Galbinur, E., Defitra, M. A., & Jurusan, V. (n.d.). Prosiding SEMNAS BIO 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan gambar rencana garis (lines plan) dilakukan setelah data sheet pengukuran terkumpul, lalu dilanjutkan dengan perhitungan rasio dimensi utama kapal,

Pada langkah verivikasi dalam teknik analisis data bahwa peneliti berusaha untuk menarik dari kesimpulan dari lokasi penelitian tentang motivasi behavior dalam

Penelitian ini menggunakan data riset, data yang akan dimasukan dan dilakukan pengolahan yaitu data (Nilai Praktik, Nilai US (Ujian Sekolah), Nilai UN (Ujian Nasional) dan

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode deskriptif analitis cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan

Dari hasil analisis data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0 kami dapat menarik kesimpulan dari data yang terkumpul dari 40 responden mengatakan bahwa

Setelah data yang diperlukan terkumpul, kemudian pengolahan data meliputi kegiatan pengakumulasian, dilanjutkan dengan pengolahan berdasarkan jenis data dan

Penyajian data merupakan kegiatan mendeskripsikan sekumpulan informasi yang memberikan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penulis menyajikan data dalam bentuk

Data perilaku tenaga penjamah makanan pada proses pengolahan makanan dan penerapan higiene dan sanitasi yang diperoleh dengan cara observasi perilaku tenaga penjamah makanan selama