PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN QUR'AN HADITS
"Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Qur’an Hadits"
Dosen Pengampu : Dr. Eman Sulaeman, M.Ag
Disusun Oleh : Dewi Muthoharotul Janan
2020.1.23.1.02787
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON (UI BBC)
Jl.Widarasari III Tuparev – Cirebon, Telp. (0231) 246215, E-mail : [email protected]
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Problematika Pembelajaran Qur'an Hadits” ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita, Rasullullah Muhammad SAW sebagai pembawa revolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat dan umatnya sampai hari kiamat.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Kerena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Aamiiiin...
Cirebon, 30 Oktober 2023
Penulis DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pendidikan agama Islam, khususnya pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits, memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian dan akhlak mulia peserta didik. Al-Qur'an dan Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam yang mengandung nilai-nilai luhur dan pedoman bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits perlu dilakukan secara efektif agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik.
Namun, pada kenyataannya masih terdapat berbagai problem dalam implementasi pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits di sekolah. Beberapa problematika yang lazim ditemui antara lain kurang optimalnya metode dan model pembelajaran, keterbatasan kemampuan pendidik dalam mengajarkan Al-Qur'an dan Hadits, minimnya alokasi waktu pembelajaran, serta rendahnya motivasi dan minat baca peserta didik terhadap Al-Qur'an dan Hadits. Hal tersebut berdampak pada hasil pembelajaran yang belum maksimal.
Bertolak dari kondisi tersebut, kajian yang mendalam tentang permasalahan pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits beserta solusinya perlu dilakukan. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits di sekolah, sehingga tujuan pendidikan agama Islam dapat tercapai secara optimal. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas permasalahan pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits di sekolah beserta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja problematika yang dihadapi dalam implementasi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits?
3. Bagaimana dampak dari problematika pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits terhadap hasil belajar?
4. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits agar tujuan pendidikan agama Islam tercapai secara optimal?
5. Metode dan model pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits seperti apa yang efektif?
BAB II PEMBAHASAN A. BELAJAR
1. Definisi Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Belajar juga dapat dimaknai sebagai suatu proses aktif yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisikal semata, namun mencakup pula aktivitas mental seperti berpikir, mengingat, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, belajar dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang menghasilkan aktivitas tertentu melalui tanggapan terhadap suatu situasi, yang ditandai oleh adanya perubahan perilaku akibat pengalaman. Intinya, belajar merupakan usaha sadar dari seorang individu untuk memperoleh perubahan perilaku baik secara pengetahuan, keterampilan, maupun sikap sebagai hasil interaksi aktif dengan lingkungannya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Adapun faktor-faktor yang di maksud adalah sebagai berikut :
a. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor Internal adalah faktor yang ada di dalam diri anak atau siswa. Karena itu pada garis besarnya meliputi faktor fisik (jasmaniah) seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. Lalu, untuk faktor psikis (rohaniah) seperti intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.
b. Faktor Eksternal
Yang di maksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang ada atau berasal dari luar diri anak atau siswa, secara keseluruhan faktor eksternal adalah sebagai berikut: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat, serta faktor lingkungan.
C. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS 1. Definisi Pembelajaran Al-Qur’an Al-Hadits
Definisi Qur’an berasal dari kata Qara’a, dan Qira’ah berarti menghimpun huruf huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapih, yang berarti mengumpulkan dan menghimpun. Al-Qur’an merupakan wahyu atau firman Allah SWT yang menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Al-Hadits berarti al-khabar, yaitu sesuatu yang di bicarakan dan disebarkan seseorang kepada orang lain. Secara istilah, segala pemberitaan mengenai Nabi. Berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, serta kebiasaankebiasaan Nabi SAW yang disampaikan olen para sahabat maupun tabi’in.
Pembelajaran Al-Qur’an Al-Hadits adalah bagian dari pelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
2. Metode Pembelajaran Al-Qur’an Al-Hadits
Cara mengajar Al-Qur’an Al-Hadits guru dapat menggunakan beberapa metode, selain metode ceramah guru juga bisa menggabungkan strategi-strategi gabungan, seperti menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif sebagai berikut :
Jigsaw
Make a match
Talking stick
B. PROBLEMATIKA DAN UPAYA MENGATASI PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
1. Definisi Problematika Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan, yang menimbulkan permasalahan.
Kata pembelajaran dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata ajar artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut), dan mendapat imbuhan pean sehingga artinya menjadi cara atau proses menjadikan orang belajar.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa problematika pembelajaran adalah kendala atau persoalan dalam proses belajar mengajar yang harus dipecahkan agar tercapai tujuan yang maksimal.
2. Problematika dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits a. Problematika Guru
Guru merasa kesulitan dalam menentukan materi pembelajaran yang cocok dengan siswanya.
Guru merasa kesulitan saat memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan ayat- ayat Al Qur’an atau Hadits, karena sebagian dari siswa masih belum bisa menuliskannya.
Guru kesulitan dalam menghadapi adanya perbedaan antar individu siswa yang memilki latarbelakang yang berbeda-beda, baik dari latarbelakang sekolah ataupun keluarga.
Guru masih kesulitan dalam menentukan metode dan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.
Guru masih kewalahan dalam membangun motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
Keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi.
Guru merasa kesulitan dalam melakukan evaluasi yang dikarenakan alokasi waktu pembelajaran yang sangat terbatas.
b. Problematika Siswa
Belum bisa mengenal dan menghafal huruf-huruf hijaiyyah. Sebagian dari siswa masih ada yang belum mengenal huruf-huruf hijaiyyah.
Kesulitan dalam membaca Al Qur’an. Kelancaran dalam membaca Al Qur’an juga menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran Al Qur’an Hadits.
Belum memahami hukum-hukum atau ilmu tajwid.
Kurang suka dengan pembelajaran Al Qur’an Hadits.
Beberapa problem yang dihadapi siswa diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa proses pembelajaran berlangsung belum dapat mencapai tujuan dari pembelajaran secara maksimal
3. Upaya Mengatasi Problematika Pembelajaran Al-Qur’an Al-Hadits
Ada beberapa langkah untuk mengatasi problematika pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1) Pengajaran perbaikan, merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok siswa yang mengalami masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa.
2) Program pengayaan, merupakan layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Sebagai seorang pendidik kita tidak harus memperhatikan siswa yang kurang mampu saja, akan tetapi siswa yang cepat dalam belajar. Hal ini nantinya tidak ada kesenjangan satu dengan yang lain.
3) Peningkatan motivasi belajar, pihak sekolah berkewajiban membantu meningkatkan motivasi belajar siswa, salah satunya dengan cara menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat, kemampuan.
4) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif karena prestasi belajar yang baik diperoleh melalui usaha dan kerja keras.
5) Layanan konseling individual, kegiatan konseling di upayakan adanya pengentasan masalah-masalah klien yang telah disampaikan pada konselor. sebagai konselor sebaiknya bisa mengatasi masalah itu dari proses/sebab yang mempengaruhi adanya hal-hal yang bisa menyebabkan masalah–masalah pembelajaran.