• Tidak ada hasil yang ditemukan

profil pendulang emas tradisional di nagari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "profil pendulang emas tradisional di nagari"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PENDULANG EMAS TRADISIONAL DI NAGARI SUNGAI-AUR KECAMATAN SUNGAI-AUR

KABUPATEN PASAMAN BARAT

JURNAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana pendidikan Strata Satu (SI)

MELDA YUNI NPM: 12030029

PEMBIMBING 1

Drs. EDI SUARTO, M.Pd

PEMBIMBING II

ELSA, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG 2016

(2)

PROFILE GOLD PROSPECTOR TRADITIONAL AT NAGARI SUNGAI-AUR SUNGAI-AUR SUBDISTRICT

PASAMAN BARAT REGENCY

Oleh:

Melda Yuni*), Drs. Edi Suarto, M.Pd**), Elsa, M.Pd**)

*) Student of Geography Departement Of STKIP PGRI West Sumatera.

**) Lecturer at Geography Departement Of STKIP PGRI West Sumatera.

ABSTRACT

Based on the research in area, the community at Nagari and can not use the modern device with good, bacause it can see from the community gold prospector manner. The pupose of research are get the data, obtain, process, and analysis about: 1) The knowledge gold prospector traditional at Nagari Sungai-Aur Sungai-Aur Subdistrict Pasaman Barat Regency. 2) The income that result by gold prospector traditional at Nagari Singai-Aur Sungai-Aur Subdistrict Pasaman Barat Regency. 3) The family education of gold prospector traditional at Nagari Singai-Aur Sungai-Aur Subdistrict Pasaman Barat Regency.

The kind of research is descriptive research. The population of this research is all of gold prospector traditional at Nagari Singai-Aur Sungai-Aur Subdistrict Pasaman Barat Regency. Sampel respondent take with Total Sampling technique with sample 60repondentgold prospector traditional. Technique of data analysis use analysis with percentage formula. Technique data collection use questionare or instrument.

The result of this research are: 1) The knowledge of gold prospector traditional at Nagari Sungi-Aur, Sungai-Aur Subdistrict, Pasaman Barat regency is 66,66%

respondent. 2) The income of gold prospector traditional at Nagari Sungi-Aur, Sungai- Aur Subdistrict, Pasaman Barat regency is 70,00% respondent. 3) The family education of gold prospector traditional at Nagari Sungi-Aur, Sungai-Aur Subdistrict, Pasaman Barat regency is 73,33% respondent. Based on the research result, it can conclude that the community at Nagari Sungai-Aur is low and it can see from knowledge, income, and education level.

Key Word: Profile, Gold Prospektor traditional

1

(3)

3

PENDAHULUAN

Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan dimanfaatkan sebaik kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian hidup sekitar salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi perekonomian rakyat. Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian memiliki sifat khusus dibandingkan dengan sumber daya lain yaitu biasanya disebut wasting assets atau diusahakan tambang, maka bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau tidak dapat diperbaharui kembali.

Pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri pertambangan akan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya.

Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dengan demikian dalam mengelola sumber daya mineral diperlukan penerapan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknik maupun ekonomis, agar perolehnya dapat optimal.

Pendulangan emas di Pasaman Barat mulai marak ditemukan sekitar tahun 1990-an beberapa titik yang di dalam tanahnya terkandung emas.

Lokasi-lokasi tersebut umumnya terletak di pedalaman atau hutan-hutan di tepi area pemukiman penduduk Kabupaten Pasaman Barat. Beberapa lokasi tersebut diantaranya adalah daerah Lubuk Juangan, Silaping, Manggonang, Kasik Putih, Kampung Baru, Ranto Panjang dan lain-lain. Ditemukannya sumber emas di perut bumi Pasaman Barat secara otomatis telah mempengaruhi kehidupan penduduk setempat khususnya di bidang

mata pencaharian. Telah diketahui bahwa emas adalah logam mulia yang memiliki harga cukup tinggi. Penduduk Pasaman Barat yang awalnya tidak pernah mengenal apalagi bekerja di bidang pertambangan secara otomatis terjun ke bidang pertambangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, pendapatan, dan pendidikan pendulang emas tradisional di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian ini adalah Lia Junita (2014) berjudul Dampak Pasca Penambangan Emas Bagi Kerusakan Lahan di Sekitar Aliran Batang Palangki di Kenagarian Muaro Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripitf.

Menurut Arikunto (2010:234) penelitian deskriptif adalah tidak dimaksudkan menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan.

Memang adakalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim usaha mendeskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada usaha mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki, agar jelas keadaan atau kondisinya.

Daerah penelitiannya adalah Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat. Objek penelitian adalah daerah di aliran sungai Batang Air Haji.

Jenis data yang digunakan Data primer adalah data yang berhubungan dengan responden, yakni pengetahuan,

(4)

pendapatan, dan pendidikan. Sedangkan data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah. Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk menjamin mutunya.

Dalam banyak hal peneliti akan harus menerima menurut apa adanya.

teknik analisa data enurut Arikunto (2006:163) Analisis data sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan pertanyaan ini akan menggambarkan Profil Pendulang Tambang Emas Tradisional di Kenagarian Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat.

P

Keterangan: p : persentase f : frekuensi n : jumlah sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian didadapatkan hasil pengolahan data tentang profil pendulang emas tradisional di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat.

Pertama, Pengetahuan pendulang emas di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat.

Dilihat dari bisa menggunakan secara baik peralatan modern pada umumnya sudah bisa (55,00%), sumber pembuatan peralatan tradisional pendulang emas umumnya usaha sendiri dan bantuan orang lain (48,33%), apekerjaan pendulang emas merasa kesulitan umumnya kadang-kadang (58,33%), mengetahui keadaan cuaca pada umumnya tahu (38,33%), keadaan air sungai agar bisa mendapatkan serpihan emas umumnya tenang tapi dangkal (66,66%), pertama kerja mampu menggunakan peralatan dan cara

pendulanganya umumnya kurang mampu (60,00%), keadaan cuaca berpengaruh terhadap kerja pendulang emas umumnya sangat berpengaruh (66,66%), mengambil pekerjaan sebagai pendulang emas umumnya sulitnya lapangan pekerjaan (66,66%), berapa tahun berprofesi sebagai pendulang emas umumnya 1-5 tahun (63,33%). Dan berapa jam bisa memisahkan serpihan emas dari dalam pasir mendapatkan 1 buncis umumnya 1-2 jam (96,67%).

Hal ini sesuai yang dikemukakan Arief (2007:7) pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat).

setelah peneliti melihat dilapangan dan sudah mengolah data, peneliti mengatakan bahwa masyarakat pendulang emas pegetahuan belum bisa menyesuaikan dengan kehidupan yang ada dalam lingkungan masyarakat pendulang emas. Dimana peneliti pembentukan pemikiran pendulang emas masih pengetahuan dan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman sebab akibat.

Kedua, pendapatan pendulang emas di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat, dilihat dari pendapatan 1 bulan sebagai pendulang emas umumnya 1.000.000- 2.000.000 (70,00%), hasil pendulang emas tradisioanal bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari umumnya tidak cukup (70,00%), penghasilan sampingan umumnya ada (73,33%), jenis penghasilan sampingan umumnya petani (61,67%), kenapa memilih mata pencaharian sebagai pendulang emas tradisional umumnya faktor lapangan

(5)

pekerjaan (56,66%), pengeluaran dalam 1 bulan umumnya >2.000.000 (66,67%), anggota keluarga yang ikut menambah pendapatan umumnya istri (70,00%), sumber penghasilan sampingan umumnya bertani (50,00%), jumlah penghasilan sampingan dalam 1 bulan umumnya 500.000-1.000.000 (70,00%), dan jumlah tanggungan dalam keluarga saat ini umumnya 3 orang (41,67%).

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sherraden (2006:23) pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga termasuk semua barang. peneliti sudah melihat kelapangan dan mengolah data.

Kenyataannya telah benar karena masyarakat pendulang emas tradisional membuktikan bahwa mereka bekerja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, posisi ekonomi yang masih kurang dan jauh dari kecukupan.

Ketiga, Pendidikan keluarga pendulang emas di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat, dilihat dari sampai dimana pendidikan formal yang pernah ditempuh umumnya tamat dan tidak tamat SD (73,33%), apakah pernah mendapatkan pendidikan nonformal umumnya kursus lain (68,33%), biaya pendidikan anak umumnya biaya sendiri dan bantuan orang lain (43,33%),pendidikan berpengaruh suatu pekerjaan pendulang emas tradisional umumnya berpengaruh (53,34%).

Hambatan utama tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi umumnya faktor ekonomi rendah (60,00%), pendidikan anak paling tinggi umumnya SMA (46,67%), anak sedang menempuh pendidikan umumnya 2 orang (55,00%), berapa bulan melakukan pendidikan nonformal umumnya tidak pernah

(71,67%), berapa orang anak tidak menempuh pendidikan formal umumnya tidak ada (63,33%), apakah pekerja pendulang emas melakukan pendidikan khusus agar bisa sebagai pendulang emas tradisional umumnya tidak ada (61,67%).

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Made (2007:10) pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan. Peneliti melihat kelapangan dan sudah mengolah data telah sesuai dengan pendapat Made, karena pendidikan merupakan kunci kehidupan agar bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik dan berkualitas, sehingga masyarakat bisa melakukan penambang emas yang berkualitas. Dengan pendidikan maka akan mempermudah dan mengetahui cara bekerja dan mengolah secara bagus.

Tanpa adanya pendidikan maka pekerjaan akan sulit dilakukan, apalagi para penambang emas tradisional.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pengetahuan masyarakat pendulang emas tradisional di Nagari Sungai- Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat. masih kurangnya pengetahuan dalam cara memanfaatkan peralatan pendulang emas. Peralatan tradisional dimana masyarakat bisa menggunakan peralatan modern (55,00%) dan dalam pengetahuan keadaan cuaca saat bekerja (38,00%). Ini adalah hasil penelitian berdasarkan persentase data yang di dapatkan di lapangan.

2. Pendapatan masyarakat pendulang emas tradisional di Nagari Sungai-

4

(6)

Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat diketahui bahwa pendapatan yang diterima pekerja pendulang emas tradisional dalam 1 bulan 1 juta-2 juta (70,00%) dan hasil dari pendulang emas tradisional kebutuhan sehari-hari umumnya tidak mencukupi (70,00%).

Ini adalah hasil penelitian berdasarkan persentase data yang di dapatkan di lapangan.

3. Pendidikan masyarakat pendulang emas di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat. Dilihat dari sampai dimana pendidikan formal yang di tempuh pendulang emas tradisional umumnya tamat dan tidak tamat SD (73,33) dan hambatan utama menyebabkan tidak bisa melanjutkan pendidikan yang tinggi umumnya faktor ekonomi rendah (60,00%). Ini adalah hasil penelitian berdasarkan persentase data yang di dapatkan di lapangan.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan:

1. Peneliti mengharapkan kepada masyarakat pendulang emas tradisional di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat. Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan cara bekerja sebagai pendulang emas dan mengharapkan menjadi penambang-penambang emas yang lebih baik dan berkualitas untuk itu pendulang emas memperhatikan lagi mengenai cara pemanfaatan peralatan yang lebih modern/canggih dengan sebelumnya.

2. Peneliti berharap pendulang emas tradisional bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih baik dan berkualitas. Dengan ini

masyarakat pendulang emas tradisional bisa meningkatkan pendapatan yang lebih baik, bisa memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya beserta keluarga dan kebutuhan hidup sehari-hari.

3. diharapkan kepada pemerintah setempat untuk memperhatikan masyarakat pendulang emas tradisional di Nagari Sungai-Aur Kecamatan Sungai-Aur Kabupaten Pasaman Barat. Dan juga diharapkan dapatmemberikan bantuan/bimbingan kepada masyarakat pendulang emas baik dari segi pengetahuan, pendapatan, dan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006, 2010 Prosedur Penelitian. Jakarta:

Rineka Cipta.

Hamdani, 2011 Dasar-Dasar

Kependidikan Bandung: Pustaka Setia

Junita Lia (2014). Dampak Pasca Penambangan Emas Bagi Kerusakan Lahan di sekitar Aliran Batang Pelangki di Kenagarian Muaro Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. STKIP PGRI Sumatera Barat. STKIP PGRI Smatera Barat.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Subyantoro, Arief. 2007. Metode dan Teknik Penelitian Sosial.

Yogyakarta: CV Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah tambang emas Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung tahun

(Studi Kasus Di Jorong Talago Gunuang Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah

Status anak dari hasil perkawinan laki-laki Batak dengan perempuan Minangkabau di Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat sebelum tahun

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di nagari Sako Utara Pasia Talang Kecamatan Sungai Pagu, maka untuk menyangkut kesenian tradisional gandang sarunai

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan mengenai sikap peserta didik tentang pendidikan seks remaja kelas VIII MTsS Nagari Binjai dalam merespon skala sikap peserta didik

Dimana dengan pendidikan maka kualitas pasangan usia subur di Nagari Padang Mentinggi Kabupaten Pasaman seperti terlihat di atas bahwa pasangan usia subur yang

Faktor Fisika dan Kimia Air Sungai Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam dapat dilihat pada tabel 3 yaitu suhu ketiga stasiun

Sistem kontrol sosial yang berlaku di Nagari Maninjau dan Sungai Batang saat ini adalah dengan cara: A mempertebal keyakinan, melalui 1 pendidikan formal seperti pendidikan di sekolah