MODUL AJAR
KHAIRUN NISA, M.Pd
WIDYAISWARA AHLI MUDA BDK MEDAN
KHAIRUN NISA, M.Pd
Lahir di Medan, 2 Januari 1979 Widyaiswara Ahli Muda
Penata Tk I, III/c
PENDIDIKAN
S1 – Fakultas Ilmu Sosial – UNIMED , S2 – Teknologi Pendidikan – UNIMED, 1997
PENGALAMAN 2002
● WAKIL KEPALA BID.KURIKULUM SMP-IT AN-NIZAM MEDAN (2001 – 2008)
● GURU MATA PELAJARAN PKN&GEOGRAFI SMPIT AN-NIZAM MEDAN
● KEPALA SEKOLAH SMP-IT MUSLIM HANDS ACEH,INGGRIS – INDONESIA (2008 – 2009)
● DOSEN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MEDAN (2009 – 2011)
● WIDYAISWARA BDK MEDAN (2017 – SEKARANG)
● DIREKTUR ISHLAH LEARNING CENTER (2020 – SEKARANG)
● FASILITATOR MADRASAH – MEQR ( 2021 – SEKARANG)
● VISITOR AKMI – (2022)
Nisa Khairun 0812 2618 0147
nisa.khairun.733
1. CAPAIAN
PEMBELAJARAN
(CP)
DEFENISI
- Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai murid pada setiap fase
perkembangan, yang dimulai dari fase Fondasi pada PAUD.
- Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi.
- Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi.
- Capaian Pembelajaran untuk
pendidikan anak usia dini
(PAUD) terdiri atas satu
fase, yaitu fase Fondasi.
Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F PAUD/RA SD/MI/Paket A
Kelas 1-2 SD/MI/Paket A
Kelas 3-4 SD/MI/Paket A Kelas 5-6
SMP/Mts/Paket B
Kelas 7-9 SMA/MA/Paket C
Kelas 10 SMA/MA/Paket C Kelas 11-12
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian, mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap
mata pelajaran.”
Konsep Capaian Pembelajaran
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.
Pembagian Fase
Pembagian fase dalam pembelajaran
FASE KELAS/ JENJANG
FFONDASISI PAUD
A KELAS I-II SD/MI
B KELAS III-IV SD/MI
C KELAS V-VI SD/MI
D KELAS VII-IX SMP / MTS
E KELAS X SMA/MA
F KELAS XI-XII SMA/MA
Sumber Capaian Pembelajaran
KEPUTUSAN Ka BSKAP No
033 TAHUN 2022
(Mata Pelajaran Umum)
SK DIRJEN PENDIS NO 3211 TAHUN
2022
(Mata Pelajaran
Agama)
CONTOH CAPAIAN PEMBELAJARAN (SK BSKP 033/2022)
2. TUJUAN
PEMBELAJARAN
(TP)
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Tujuan
pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang
diperoleh murid
dalam satu atau
lebih kegiatan
pembelajaran.
Kompetensi
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat
mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis menurut urutan dari awal hingga
akhir fase.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Tujuan Pembelajaran
(TP) terdiri atas:
Lingkup materi
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP)
Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan rujukan teori untuk merumuskan tujuan pembelajaran, diantaranya:
Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson dan Krathwohl
(2001)
6 Aspek Pemahaman yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins (2005)
6 Level Taksonomi Marzano (2000)
Pendidik diharapkan untuk tidak fokus pada satu teori
saja, melainkan dapat menggunakan teori atau
pendekatan lain dalam merancang tujuan
pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, serta konteks
lingkungan pembelajaran.
MENURUNKAN CP MENJADI TP
1. Uraikan seluruh materi & kompetensi yang ada pada capaian pembelajaran secara RINCI 2. Susunlah Tujuan Pembelajaran dengan rumus
KKO/Kompetensi + Materi
Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh
murid untuk menunjukkan dirinya telah berhasil
mencapai tujuan
pembelajaran.
LINGKUP MATERI Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan
pembelajaran, antara lain:
1.Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
2.Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP?
(misal: KEINDAHAN ALAM SEMESTA DI SEKITAR TEMPAT TINGGAL SISWA DAPAT DIJADIKAN
SEBAGAI KONTEKS TENTANG BUKTI KEBESARAN
ALLAH )
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Anderson dan Krathwohl)
Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali
informasi yang telah
dipelajari, termasuk defenisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau
menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan
kepadanya.
Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu
konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan,
atau membuat parafrasa dari
suatu bacaan.
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Anderson dan Krathwohl)
Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan
konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi
berbeda dan relevan
Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi menjadi beberapa
bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal
atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan
beberapa ide dan/atau konsep.
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Anderson dan Krathwohl)
Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi
yang sistematis.
Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal
baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah
satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah
terhadap suatu produk yang sudah
ada.
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Tighe dan Wiggins /2005)
Penjelasan ( explanation) Mendeskripsikan suatu ide
dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori,
dan menggunakan data.
Interpretasi
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi.
Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya dari satu
media ke media lain
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Tighe dan Wiggins /2005)
Empati
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh
pihak lain dan/atau memahami pikiran yang
berbeda dengan dirinya
Pengenalan diri atau refleksi diri
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang
perlu dikembangkan serta
proses berpikir dan emosi
yang terjadi secara internal.
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Tighe dan Wiggins /2005)
Aplikasi
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman
mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah
simulasi (menyerupai kenyataan).
Prespektif
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu
hal dan memberikan kritik.
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Marzano)
Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)
Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidenti
kasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan
akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang
berkaitan
Pemahaman
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk
mengidenti kasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman
melibatkan dua proses yang saling
berkaitan: integrasikan dan simbolisasi
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Marzano)
Pemanfaatan Pengetahuan
Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin
menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan
pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah
tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru
dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan
Analisis
• Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan
• pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentifikasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga
mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang.
Ada lima proses analisis, yaitu: (1) mencocokan, (2) mengklasifkasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4)
menyamaratakan, dan (5) menspesifi kasikan.
TAHAPAN KEMAMPUAN BERFIKIR (Marzano)
Sistem Diri
Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem
diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat
jenis dari sistem diri yang
berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa
kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan Metakognisi
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi
dan
mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam
taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari
metakognisi, yaitu: (1)
menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan,
dan (4) memantau ketepatan
CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN
kutipan Capaian Pembelajaran:
Menganalisis hubungan antara kegiatan manusia dengan perubahan alam di permukaan bumi dan menarik kesimpulan penyebab-penyebab utamanya (akhlak kepada alam).
•
Catatan:1.
Kompetensi (kata kerja yang menunjukkan keterampilan/aksi) –> menganalisis, menarik kesimpulan2.
Konten (materi yang dipelajari) —> hubungan kegiatan manusia dengan perubahan alam (akhlak kepada alam)TUJUAN PEMBELAJARAN:
1.
SISWA DAPAT MENGANALISIS HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN MANUSIA DENGAN PERUBAHAN ALAM2.
SISWA DAPAT MENARIK KESIMPULAN TENTANG HUBUNGAN KERUSAKAN ALAM DENGAN KEGIATAN MANUSIA SEBAGAI PENYEBAB UTAMATeknik Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Merumuskan Tujuan Pembelajaran secara langsung melalui Capaian Pembelajaran
2
Merumuskan Tujuan Pembelajaran dengan menganalisis “kompetensi” dan “lingkup materi”pada Capaian Pembelajaran
3 Merumuskan Tujuan Pembelajaran lintas elemen
Penguatan
3. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
(ATP)
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase
Alur menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu fase.
Guru dapat menyusun ATP masing-masing, yang terdiri dari
rangkaian tujuan pembelajaran.
Ilustrasi pemetaan ATP dalam satu fase
Setiap kotak tujuan
pembelajaran merupakan hasil perumusan tujuan pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya dan ATP adalah tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah disusun
Presentation title 29
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?
Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis.
Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).
Pengurutan
Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan
Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan
Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
LAGU CP-TP- ATP
KI-KD DILEBUR JADI APA? CP CP DIANALISIS JADI APA? TP TP-TP DISUSUN LALU JADI ATP
DARI ATP JADI MODUL AJAR
HOREEE…..
4. MENYUSUN MODUL
Alur Tujuan Pembelajaran
Modul Ajar
KURIKULUM OPERASIONAL
Tujuan Pembelajaran
Alur Penulisan Modul Ajar
Modul Ajar
Jabaran kompetensi yang dicapai peserta didik dalam satu atau lebih
kegiatan pembelajaran
Rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase
Modul Proyek Profil Pelajar
Pancasila dan PP RA
Budaya Madrasah
P5 dan PP RA
Ekstra kurikule r
Intra kurikuler
Panduan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan Lil Alamin Panduan Pembelajaran dan
Asesmen
Pembiasaan
Minat dan Bakat Capaian Pembelajaran (CP)
1. BSKAP 033/H/KR/2022
2. SK Dirjen Pendis No.3211 Th 2022 Tema (7)
BSKAP 009/H/KR/2022 KMA/347/2022
AT P
Modul Ajar
1 . KONSEP MODUL A J A R
• Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik agar poses kegiatan pembelajaan berjalan dengan baik.
• Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian
Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin sebagai sasaran.
• Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang.
• Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
PROFIL P E L A JA R PANCASILA DAN PROFIL
P E L A JA R RAHMATAN LIL ALAMIN
Tujuan Modul Ajar:
1) Mengembangkan perangkat ajar yang memandu guru melaksanakan pembelajaran;
2) Mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan kualitas pembelajaran;
3) Menjadi rujukan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
4) Menjadi kerangka kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran sesuai capaian pembelajaran.
• Modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar. Sama seperti RPP yang memuat rencana pembelajaran di kelas. Namun memiliki komponen yang lebih lengkap.
• Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dibutuhkan dalam satu unit atau topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Guru memiliki keleluasaan untuk:
1) Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan
pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta didik, atau
2) Menyusun dan mengembangkan sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
● Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat kompetensi yang bisa terjadi di setiap fase
● Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
● Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan semua hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan.
● Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap perkembangan yang dilalui oleh seorang peserta didik, dan
merupakan dampak dari pengalaman sebelumnya.
Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.
Penyusunan Modul Ajar harus memperhatian beberapa hal antara lain:
2 . P R I N S I P - P R I N S I P P E N Y U S U N A N M O D U L A J A R
3 . KRITERIA DALAM PENYUSUNAN MODUL AJ A R
1
2
3 4
Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin
Esensial
Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar, berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
Menarik,
Bermakna, dan Menantang
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
Relevan dan konseptual
Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.
Berkesinambungan
Dalam penyusunan modul ajar juga perlu memperhatikan kriteria berikut, agar modul ajar sesuai standar
4 . KOMPONEN PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN MODUL A J A R
Komponen modul ajar dalam panduan dibutuhkan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran.
Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan.
Tidak semua komponen wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh guru. Guru satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
• Identitas penulis modul
• Kompetensi awal
• Profil Pelajar Pancasila dan profil Pelajar
Rahmatan Lil Alamin
• Sarana dan prasarana
• Target peserta didik
• Model pembelajaran
• Tujuan pembelajaran
• Pemahaman permakna
• Pertanyaan pemantik
• Kegiatan pembelajaran
• Asesmen
• Pengayaan dan remedial
• Refleksi peserta didik dan guru
• Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
• Bahan bacan guru dan peserta didik
• Glosarium
• Daftar pustaka
1. INFORMASI UMUM 2. KOMPONEN INTI 3. KOMPONEN
LAMPIRAN
Informasi tentang modul ajar yang dikembangkan terdiri dari:
• Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya Modul Ajar.
• Jenjang madrasah/sekolah (MI/MTs/MA/MAK)
• Kelas
• Alokasi waktu (penentuan alokasi waktu yang digunakan adalah alokasi waktu sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku di unit kerja masing- masing)
A. IDENTITAS MODUL
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang sudah dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu (hasil asesmen awal).
Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.
B. KOMPETENSI AWAL
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PROFIL PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN
• Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik. Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan Lil Alamin dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran.
Di dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin tidak perlu dicantumkan seluruhnya, namun guru dapat memilih Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang sesuai dengan kegiatan
pembelajaran dalam modul ajar.
• Dimensi Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin saling berkaitan dan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran melalui (terlihat dengan jelas di dalam): materi/isi pelajaran, pedagogi, dan/atau kegiatan projek atau asesmen.
• Setiap modul ajar memuat satu atau beberapa unsur dimensi Profil Pelajar
Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang telah ditetapkan.
PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PPRA
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin
• Ta’addub
• Qudwah
• Muwaṭanah
• Tawassuṭ
• Tawāzun
• Musāwah
• I’tidal
• Syūra
• Tasāmuh
• Tathawwur wa ibtikâr
Profil Pelajar Pancasila
• Mandiri
• Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa dan Berakhlak mulia
• Berkebinekaan Global
• Bergotong Royong
• Kreatif
• Bernalar Kritis
• Berkeadaban (ta’addub)
• Keteladanan (qudwah).
• Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah)
• Mengambil jalan tengah (tawassuṭ),
• Berimbang (tawāzun)
• Lurus dan tegas (I’tidal).
• Kesetaraan (musāwah)
• Musyawarah (syūra)
• Toleransi (tasāmuh)
• Dinamis dan inovatif
(tathawwur wa ibtikâr)
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin RA (PP RA):
• Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran. Sarana merujuk pada alat dan bahan yang digunakan, sementara prasarana di dalamnya termasuk materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
• Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik baik dengan keterbatasan atau kelebihan. Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang penting untuk diperhatikan, dan juga dimanfaatkan agar pembelajaran lebih dalam dan bermakna.
D. SARANA DAN PRASARANA
Peserta didik yang menjadi target yaitu:
• Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
• Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
• Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir tinggi tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
F. TARGET PESERTA DIDIK
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran dapat berupa model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended learning.
G. MODEL PEMBELAJARAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman
• Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang
digunakan, kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen
yang digunakan.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan peserta didik peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kalimat pemahaman bermakna:
• Dalam keadaan bagaimanapun (misalnya ketika sakit) kita harus tetap melaksanakan shalat dengan cara sesuai keadaan kita.
• Manusia diciptakan Allah Swt. untuk beribadah kepada-Nya.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Pertanyaan pemantik merupakan pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.
Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran. Contohnya pada pembelajaran thaharah, guru dapat mendorong pertanyaan pemantik sebagai berikut:
• Mengapa kita harus bersuci dari hadas dan najis sebelum melaksanakan shalat?
• Apa yang kamu lakukan saat hendak melaksanakan shalat, namun tidak mendapati air untuk berwudhu?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dituangkan secara konkret, disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa (diferensiasi) termasuk untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
E. ASESMEN
Asesmen digunakanuntuk mengukurcapaian pembelajaran di akhir kegiatan.
Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Jenis-jenis asesmen antar lain:
• Asesmen sebelum pembelajaran
• Asesmen selama proses pembelajaran
• Asesmen pada akhir proses pembelajaran
F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan
untukmemahami Saat
pengayaan ,
materi atau pembelajaran mengulang.
perlu diperhatikan mengenaidiferensias i
merancang contohny a
kegiata n lembar belajar/kegiatan yang berbeda dengan
kelas.
Bentuk asesmen yang bisa dilakukan:
• Sikap (Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin) dapat berupa:
observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal.
• Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.)
• Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah).
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Lembar kerja peserta didik ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada
peserta didik termasuk peserta didik nonreguler.
Bahan bacaan guru dan peserta didik digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan dimulai atau untuk memperdalam pemahaman
materi pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.
B. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
C. GLOSARIUM
Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara alfabetikal yang dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih mendalam.
Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam
pengembangan modul ajar. Referensi yang dimaksud adalah semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.)
D. DAFTAR PUSTAKA
5
. PROSEDUR PENYUSUN AN MODUL AJAR1 2
3
Tentukan Alur Tujuan Pembelajaran yang akan dikembangkan menjadi Modul AjarGuru dapat memilih Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan oleh madrasah atau mengacu pada Alur Tujuan Pembelajaran yang ada.
4 5 6
Susun Modul Ajar berdasarkan komponen yang tersedia
Selain komponen inti, guru dapat memilih komponen sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Analisis kondisi dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan
Guru perlu mengetahui kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan latar belakang serta sarana dan prasarana madrasah. Pengembangan modul ajar disesuaikan dengan
kemampuan dan kreatifitas guru.
Identifikasi dan tentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin
Guru memilih dimensi Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang paling memungkinkan untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran
Guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Modul Ajar yang telah disusun.
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah guru melakukan pembelajaran, guru melakukan evaluasi efektifitas modul ajar dan tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
Apa yang dimaksud dengan thaharah?
Apa perbedaan antara hadas dan najis?
Bagaimana cara menyucikan hadas?
Bagaimana cara menyucikan najs?
Apa hukumnya bila kita beribadah (shalat misalnya) tanpa diawali dengan wudhu?
Bagaimana menunjukkan pemahaman tentang thaharah?
Aktivitas 1: Diskusi fungsi pengertian thaharah Formatif asesmen
Aktivitas 2: Tanya jawab tentang perbedaan antara hadas dan najis.
Formatif asesmen
Aktivitas 3: Praktik menyucikan hadas
Aktivitas 4: Praktek menyucikan najis
Aktivitas 5: Curah pendapat tentang nasalah ibadah tertentu tanpa wudhu Formatif asesmen
Aktivitas 6: Pameran dan Presentasi pemahaman.
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik memahami ketentuan thaharah (berwudhu, tayamum dan mandi sebagai syarat yang mesti dipenuhi sebelum melaksanakan ibadah tertentu.
2. Peserta didik mempraktikkan tata cara thaharah dengan baik dan benar sesuai
dengan ketentuan
Asesmen sumatif:
Menunjukkan pemahaman mengenai pengaruh thaharah dalam presentasi dan pameran karya.
Indikator asesmen sumatif:
Memberikan gambaran informasi detail dan akurat, relevan, dan berhubungan dengan topik (thaharah).
Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami audiens.
Contoh Cuplikan Modul Ajar
Profil Pelajar Pancasila:dan PP RA
Bernalar kritis
Mandiri
Berkeadaban (ta’addub)
Asesmen Diagnostik:
Menjawab tiga pertanyaan tentang thaharah.
Urutan Kegiatan
Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah, membuat poster/ infografis.
Contoh penerapan penyesuaian pembelajaran dan pengembangan PPP dan PP RA
Contoh Modul Ajar
YUK…BERLATIH
SILAHKAN
MENGERJAKAN LK- 1
Membuat TP&ATP
YUK…BERLATIH
SILAHKAN
MENGERJAKAN LK-
2 Menyusun Modul