Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lainnya, laporan keuangan konsolidasi yang disebutkan di atas menyajikan, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Arwana Citramulia Tbk dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, hasil dari operasi, perubahan ekuitas dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 telah disajikan kembali untuk mencerminkan penerapan PSAK.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSOLIDASI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Pada tahun 2001 dan 2000, laporan keuangan SKDA dikonsolidasi karena Perusahaan mengendalikan SKDA (lihat Catatan 2b). Dalam konteks ini, laporan keuangan PGK dan SKDA untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2000 telah disajikan kembali untuk mencerminkan penerapan PSAK (lihat Catatan 29).
KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari
56 tentang “Laba per saham”, laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan, yaitu saham tahun 2001 dan saham tahun 2000, setelah memperhitungkan pertimbangan surut. pengaruhnya terhadap konversi laba ditahan menjadi modal saham dan perubahan nilai nominal setiap saham dari Rp500. dalam 100 Rp. pada tahun 2001 (lihat Catatan 19 dan 26). 38 sehubungan dengan “Akuntansi restrukturisasi entitas sepengendali”, pengalihan aset, liabilitas, modal saham dan instrumen kepemilikan lainnya antara entitas ekonomi sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan atau subjek individu dalam kelompok. perusahaan. Karena transaksi restrukturisasi entitas ekonomi sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan liabilitas yang dialihkan kepemilikannya harus diubah. dicatat dalam nilai akuntansi. seperti kombinasi bisnis berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.
Bila menggunakan metode penggabungan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi dan untuk periode perbandingan yang disajikan harus ditampilkan seolah-olah restrukturisasi telah terjadi sejak awal penyajian laporan keuangan. periode pelaporan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku terkait restrukturisasi entitas sepengendali tidak dapat diakui sebagai goodwill, namun disajikan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai bagian ekuitas. dalam neraca konsolidasi. Tingkat bunga tahunan deposito berjangka dalam dolar AS berkisar antara 3,00% sampai 5,50% pada tahun 2001, sedangkan dalam rupee pada tahun 2001 berkisar antara 13,50% sampai 17,88%.
PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA
Seluruh piutang usaha Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 merupakan piutang usaha dalam Rupiah. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi masing-masing akun piutang pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutup potensi kerugian akibat tidak tertagihnya hingga menutupi klaim. .
PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari
PERSEDIAAN
PAJAK DIBAYAR DI MUKA
BIAYA DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari
AKTIVA LANCAR LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari
AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri dari
Keuntungan penjualan dan penghapusan aktiva tetap - bersih pada tahun 2001 termasuk kerugian penghapusan aktiva tetap Perseroan dengan nilai buku sebesar Rp. Atas kerusakan tersebut, Perusahaan telah mengajukan klaim asuransi kepada PT Perusahaan Asuransi Tri Pakarta sebesar Rp. Aset tetap Perseroan dan Anak Perusahaan, kecuali tanah, diasuransikan terhadap kebakaran, banjir dan bahaya lainnya (all perils) dengan nilai pertanggungan sebesar Rp.
Manajemen perusahaan dan anak perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan cukup untuk menutup potensi kerugian atas risiko-risiko tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2001, aktiva tetap milik perseroan dan anak perusahaan PT Arwana Nuansakeramik dengan nilai buku sebesar Rp 105,58 miliar digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Negara Indonesia. (Persero) Tbk (lihat catatan 12 dan 17). Aset tetap berupa tanah dan aset dalam penyelesaian - mesin milik anak perusahaan PT Sinar Karya Duta Abadi digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (lihat catatan 17).
AKTIVA TIDAK LANCAR LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari
HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Berdasarkan perjanjian kredit dengan BNI, Perusahaan dan ANK wajib mematuhi sejumlah ketentuan dan kewajiban, antara lain: Perseroan dan ANK wajib memperoleh persetujuan tertulis dari BNI apabila bermaksud melakukan transaksi, antara lain: Menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada BNI apabila akan membagikan keuntungan dan dividen kepada Perseroan (lihat Catatan 35) dan memperoleh persetujuan tertulis dari BNI apabila akan membagikan keuntungan dan dividen kepada Perseroan (lihat Catatan 35) dan memperoleh persetujuan tertulis dari BNI apabila akan membagikan keuntungan dan dividen kepada ANK.
HUTANG USAHA PIHAK KETIGA
HUTANG LAIN-LAIN
BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Biaya masih harus dibayar terdiri dari
HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari
Taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 adalah sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan yang telah disampaikan Perusahaan kepada Otoritas Pajak. Kerugian pajak kumulatif Anak Perusahaan di atas sudah termasuk penyesuaian berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut.
HUTANG JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang terdiri dari
Pinjaman fasilitas kredit investasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) yang diperoleh Perusahaan dengan plafon pinjaman sebesar Rp digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik keramik dan akan dilunasi secara angsuran mulai tanggal 31 Maret 2002 sampai dengan 31 Maret 2006. Fasilitas kredit investasi dengan plafon Pinjaman sebesar Rp digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik keramik dan diangsur mulai tanggal 30 Juni 2000 sampai dengan 31 Desember 2006. Sejak Januari 2000, ANK wajib membayar seluruh bunga. - beban-beban dan beban bunga yang ditangguhkan sampai dengan tanggal 31 Desember 1999 yang termasuk dalam fasilitas “Pembayaran balon bunga” akan dibayar secara angsuran mulai tanggal 31 Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2004.
Fasilitas kredit modal kerja berbunga dengan batas pinjaman sebesar Rp digunakan untuk mengakomodasi penundaan pembayaran kekurangan bunga kredit investasi dan kredit modal kerja dan dibayar secara angsuran mulai tanggal 30 Juni 2000 sampai dengan 31 Desember 2005. Kredit investasi fasilitas ini meliputi dokumen L/C dengan batas peminjaman sebesar Rp digunakan sebagai penangguhan penangguhan sebagian kewajiban pembayaran impor Usage Letter of Credit dan diangsur mulai tanggal 30 Juni 2000 sampai dengan 31 Desember 2005. Pinjaman untuk fasilitas kredit investasi dan kredit investasi “Bunga selama konstruksi” dari PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero) (BRI) yang diakuisisi oleh PT Sinar Karya Duta Abadi (SKDA), entitas anak, dengan plafon pinjaman masing-masing sebesar Rp dan Rp, yang digunakan untuk membiayai pembangunan tersebut. sebuah pabrik keramik dan akan dibayar secara angsuran mulai tanggal 31 Desember 2002 sampai dengan 31 Desember 2006.
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASIKAN Rincian hak minoritas atas aktiva bersih Anak Perusahaan adalah sebagai berikut
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASIAN Rincian hak minoritas atas kekayaan bersih Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:.
MODAL SAHAM
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 22 Februari 2000 yang dengan akta notaris Sinta Susikto, S.H. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 11 April 2001 yang dengan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham tanggal 10 Mei 2001 yang dengan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 6 Juni 2001 yang diaktakan dengan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H. 80 tanggal 14.06.2001, para pemegang saham antara lain menyetujui perubahan sebagian isi keputusan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 11 April 2001 yang telah diaktakan dengan akta notaris yang sama No. 84 tanggal 15 Juni 2001, para pemegang saham antara lain menyetujui perubahan isi keputusan pemegang saham tanggal 10 Mei 2001 yang diaktakan dengan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H.
TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH Akun ini terdiri dari
148 tanggal 31 Mei 2001 (lihat catatan 19e), yaitu tentang penawaran saham kepada masyarakat yang semula berjumlah sebanyak-banyaknya menjadi sebanyak-banyaknya saham dengan nilai nominal Rp 100.
SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
38 sehingga laporan keuangan tahun 2000 disajikan kembali seolah-olah penambahan penyertaan Perusahaan pada ANK telah dilakukan sejak awal periode penyajian laporan keuangan (lihat catatan 29). Selisih antara harga pembelian dan nilai akuntansi SKDA sebesar Rp disajikan pada akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang merupakan bagian dari modal bersih pada neraca konsolidasi (lihat catatan 2n). 38 sehingga laporan keuangan tahun 2000 disajikan kembali, seolah-olah penambahan penyertaan Perusahaan pada SKDA telah dilakukan sejak awal periode penyajian laporan keuangan (lihat catatan 29).
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku PGK sebesar Rp disajikan pada akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang merupakan bagian ekuitas pada neraca konsolidasi (lihat catatan 2n). 38, sehingga pembukuan tahunan tahun 2000 disesuaikan dengan pembukuan tahunan PGK, seolah-olah pengambilalihan tersebut terjadi sejak awal periode pembuatan pembukuan tahunan tersebut (lihat catatan 29). Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku ANK sebesar Rp disajikan pada akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang merupakan bagian ekuitas pada neraca konsolidasi (lihat catatan 2n).
PENJUALAN BERSIH
Pada tanggal 23 April 2001, Perusahaan membeli 15.000 saham dari PT Primagraha Keramindo (PGK), yang mewakili 60,00% dari seluruh saham yang dikeluarkan PGK dari PT Primatama Arthamakmur, pihak hubungan istimewa, dengan harga pengalihan sebesar Rp atau Rp 100.000 per saham dan Nilai buku PGK adalah Rp. Rincian pembeli dan nilai penjualan pihak ketiga yang melebihi 10% dari penjualan bersih adalah sebagai berikut :.
BEBAN POKOK PENJUALAN
BEBAN USAHA
BEBAN BUNGA
REKONSILIASI LABA PER SAHAM
TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Perusahaan tidak melakukan lindung nilai terhadap liabilitas dalam mata uang asing karena sebagian besar transaksi keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dilakukan dalam Rupiah. Pada tanggal 8 Maret 2002, nilai tukar rupiah terapresiasi menjadi Rp9.937,00 per dolar AS, Rp8.753,02 per euro Eropa, dan Rp5.460,50 per dolar Singapura, dihitung berdasarkan rata-rata kurs beli dan jual uang kertas asing dan/atau transaksi. tarif yang dikeluarkan. dari Bank Indonesia. Jika digunakan rata-rata nilai tukar pada tanggal 8 Maret 2002, maka selisih kurs bersih Perseroan dan anak perusahaan berpotensi bertambah sebesar Rp.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Pada tahun 2000, berdasarkan rapat umum PGK, anak perusahaan, para pemegang saham PGK menyetujui pembagian dividen sebesar Rp. Bagian Perseroan atas dividen tersebut adalah Rp yaitu 60% dari Rp seolah-olah telah dimiliki oleh Perseroan sejak awal periode penyajian akun-akun tersebut, disajikan sebagai penyesuaian atas pembagian dividen oleh anak perusahaan. dalam laporan ekuitas tahun 2000.
BEBAN KARYAWAN
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BARU
INFORMASI SEGMEN USAHA
PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING
4 tanggal 9 Oktober 2001, PT Sinar Karya Duta Abadi (SKDA), anak perusahaan, menerima fasilitas pinjaman modal kerja dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BRI) dengan nilai maksimum sebesar Rp. Batas waktu penggunaan fasilitas pinjaman modal kerja ini adalah sejak penandatanganan perjanjian sampai dengan tanggal 9 Oktober 2002. Pada tanggal 10 Mei 2001, SKDA menandatangani perjanjian pembelian “Single Ignition Plant” dengan Gruppo Barbieri & Tarozzi S.r.l.
Pada tanggal 18 Mei 2000, SKDA menandatangani "perjanjian kontrak" dengan KIS Technical Supplies, Pte., Ltd. Pada tanggal 31 Desember 2001, SKDA telah melakukan pembayaran sebesar $100.000 atau sekitar 40,00% dari harga pembelian lini kaca tersebut.
KONDISI EKONOMI
Pemulihan perekonomian sangat bergantung pada kebijakan-kebijakan yang telah dan akan diambil oleh Pemerintah, tindakan-tindakan yang berada di luar kendali Perseroan dan Anak Perusahaan. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk menentukan dampak masa depan dari kondisi perekonomian tersebut terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan.
KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA