RINGKASAN KASUS (Case Brief)
NAMA - MUTIARA MARNI NIM - 2203202010039 MATKUL - HUKUM JAMINAN
Putusan Mahkamah Agung Nomor 107 K/Pdt/2011 Tanggal 28 Juni 2011
A. Kasus Posisi
Pada putusan ini terdapat 3 orang Tergugat (debitur) yaitu Linda Sulistiawaty, Lely Kusumawati, dan Sri Wahyuni melawan PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Guna Yatra selaku Penggugat (kreditur). Putusan ini sebelumnya telah masuk di Pengadilan Negeri Surabaya dan sudah diajukan banding sampai akhirnya putus di Mahkamah Agung dengan putusan akhir Kasasi. Para penggugat telah membuat dan menandatangani Akta Perjanjian Kredit dengan kreditur untuk jumlah masing-masing Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dengan jangka waktu 12(dua belas) bulan dengan bunga 25,2 % (dua puluh lima koma dua persen) pertahun.
Dan untuk menjamin terbayarnya kredit tersebut, Tergugat I telah menjaminkan barang-barang bergerak berupa 4 Mobil Pick Up Merek Daihatsu dan Mitsubishi. Tergugat II telah menjaminkan barang bergerak berupa satu unit mobil sedan BMW dan tergugat III telah menjaminkanbarang bergerak berupa satu unit mobil sedan Baleno.
Terhadap barang-barang jaminan tersebut di atas, maka para Tergugat dengan Penggugat telah membuat perjanjian Penyerahan Hak Milik Secara Fidusia lengkap beserta surat-surat kuasanya. Namun, ditengah perjalanannya para Tergugat mengalami kemacetan untuk membayar kembali kreditnya/hutang kepada Penggugat, sehingga Penggugat terpaksa harus mengambil tindakan untuk menjual barang-barang jaminan seperti yang disebutkan di atas.
Barang jaminan fidusia yang telah diberikan oleh para Tergugat kepada Penggugat telah dilakukan proses pejualan jaminan untuk melunasi sebagian hutang Tergugat. Hingga tanggal 31 Mei 2007 tidak ada pembayaran atau pelunasan sama sekali terhadap sisa hutang oleh para Tergugat, sedangkan bunga kredit terus berjalan. Bahwa sampai dengan tanggal 31 Mei 2007 maka jumlah seluruh hutang/kredit para Tergugat kepada Penggugat telah berkembang menjadi sebesar Rp. 222.868.735,-. Bahwa berdasarkan hal-hal di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Surabaya agar meletakkan sita jaminan atas harta para Tergugat dan selanjutnya menuntut kepada Pengadilan Negeri tersebut agar memberikan putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipuan ada verzet, banding maupun kasasi.
B. Pertanyaan Hukum
1. Apakah jaminan fidusia dapat diselesaikan melalui gugatan wanprestasi?
2. Apakah putusan yang ditetapkan oleh hakim pada putusan di atas sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku?
C. Amar (Putusan)
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I: Linda Sulistiawaty dan para Pemohon Kasasi II: 1. Lely Kusumawati, 2. Sri Wahyuni tersebut;
Menolak eksepsi pihak Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III;
Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilakukan terhadap:
1. Sebuah rumah/persil di Jalan palem Selatan I MC-07, milik Tergugat I;
2. Sebuah rumah/persil di Jalan Duku III CA-228, milik Tergugat II;
3. Sebuah rumah/persil di jalan Duku I BC-27, milik Tergugat III;
yang disita berdasarkan Berita Acara Penyitaan Jaminan No.317/Pdt.G/2007/PN.Sby tanggal 7 September 2007;
Menyatakan para Tergugat masing-masing telah melakukan perbuatan wanprestasi atas perjanjian kredit dan menimbulkan kerugian bagi Penggugat;
Menghukum para Tergugat untuk segera melunasi kewajiban pembayaran hutang/kredit kepada penggugat per 31 Mei 2007 berturut-turut:
1. Tergugat I sebesar Rp. 41.228.351,- 2. Tergugat II sebesar Rp. 104.933.928,- 3. Tergugat III sebesar Rp. 76.701.456,-
masing-masing ditambah denda bunga 25,2 % (dua puluh lima koma dua persen) pertahun, terhitung mulai perkara ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya yang terhitung sejak bulan Juni 2007 sampai dengan jumlah hutang para Tergugat tersebut masing-masing dibayar lunas;
Menghukum para Pemohon Kasasi/para Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);
D. Pertimbangan Hukum
Bahwa dalam putusan ini hakim menimbang bahwa terhadap alasan-alasan yang diberikan oleh Tergugat tidak dapat dibenarkan, karena judex facti tidak salah dalam menerapkan hukum, Penggugat berhasil membuktikan dalil gugatannya bahwa para Tergugat telah ingkar janji karena tidak membayar sisa hutang kepada Penggugat sesuai kesepakatan, sedangkan para Tergugat tidak berhasil memberikan bukti yang dapat melumpuhkan bukti yang diajukan oleh Penggugat.
Selanjutnya bahwa judex facti salah dalam menerapkan hukum mengenai keabsahan dasar perjanjian fidusia, di mana perjanjian fidusia tersebut tidak pernah dibuat dalam bentuk akta notaris dan tidak didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Fidusia yang mana hal tersebut melanggar Pasal 5 Ayat (1) dan Pasal 12 Ayat (1) Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Link putusan :
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/b590495c8bf206268431fdeb352f06df.
html