• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 292/ Pdt.G / 2024 / PN.Jkt.Sel.

N/A
N/A
Bulaksumur VI

Academic year: 2025

Membagikan " Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 292/ Pdt.G / 2024 / PN.Jkt.Sel."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

Nomor 292/ Pdt.G / 2024 / PN.Jkt.Sel.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata gugatan pada peradilan tingkat pertama telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

1. Kevin Kangdinata , alamat HSPLaw, Sudirman Park, Tower Bougenville GF CF 1, Jalan K.H. Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat 10530, sebagai penggugat I.

2. Yoshua Rinaldi , alamat HSPLaw, Sudirman Park, Tower Bougenville GF CF 1, Jalan K.H. Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat 10530, sebagai penggugat 2.

Mereka memberikan Kuasa kepada Grace Bintang Hidayanti Sihotang S.H., M.H , Advokat dan Konsultan Hukum pada kantor Advokat dan Konsultan Hukum HSPLaw

&Partners, beralamat di Sudirman Park, Tower B, GF CF 1, Jalan K.H. Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat 10530, email :[email protected] dan [email protected] berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Januari 2024.

MELAWAN :

PT Tanifund Madani Indonesia (“Tanifund”), beralamat di GoWork Menara Standard Chartered Podium Lt. 2, Jalan Prof. Dr. Satrio No. 164 RT.4/RW.4, Karet Semanggi, Setiabudi,Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12930, dalam hal ini memberi Kuasa kepada Drs. KHAIRIL HAMZAH, SH., MH.,dkk., para Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor Hukum KHP LAW FIRM yang beralamat di Jalan Sungai Sambas III/Nomor 05, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130;

Email : [email protected]; Telepon : (021) 725 6320, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 22 April 2024.

Pengadilan Negeri tersebut, telah :

- Membaca surat-surat dalam berkas perkara ini.

- Mendengarkan kedua belak pihak yang berperkara.

- Memperhatikan bukti- bukti yang diajukan oleh Para Pihak yang berperkara.

Halaman 1 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN JKT.SEL

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan dengan suratnya tertanggal 21 Maret 2024, yang didaftarkan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 25 Maret 2024 dengan Nomor Register 292/Pdt.G/

2024 /PN.Jkt.Sel., yang pada pokoknya ia mengajukan dalil- dalil sebagai berikut : DALAM POSITA

1. Kewenangan Mengadili

Bahwa merujuk pada ketentuan pasal 118 Ayat (1) HIR (Herziene Indonesich Reglement) , menyatakan bahwa Gugatan diajukan ditempat domisili Tergugat maka telah tepat jika Gugatan Penggugat diajukan melalui kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tempat domisili Tergugat.

Bahwa merujuk pada Perjanjian untuk Menyalurkan Fasilitas Pinjaman (“Perjanjian”) yang dibuat antara tergugat dengan penggugat point 14 poin 5 (14.5) tentang “Hukum yang Mengatur dan Penyelesaian Sengketa” :

“Mengatakan apabila terjadi perselisihan antara para pihak sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian pinjaman ini, para pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah. Apabila cara musyawarah tidak tercapai dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari maka para pihak sepakat umtuk .memilih domisili Hukum di Jakarta Selatan, sehingga hal itu berarti di kantor Pengadilan Negeri di Jakarta Selatan

Bahwa PARA PENGGUGAT telah berupaya menyelesaikan sengketa ini dengan musyawarah sejak awal tahun 2022 namun tidak memberikan hasil sehingga telah lewat waktu 30 hari tentang kesepakatan untuk melakukan musyawarah tersebut.

Berdasarkan hal hal diatas maka kewenangan mengadili pada kasus ini adalah pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan sesuai ketententuan HIR dan perjanjian yang ditandatangani pihak tergugat dan penggugat .

Kami mohon kiranya bapak Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Bapak Saut Maruli Tua Pasaribu, S.H., M.H untuk berkenan memeriksa perkara ini dan memutus sesuai Keadilan dan Kebenaran.

II. Fakta Hukum, Dasar Hukum dan Duduk Perkara Terjadinya Wanprestasi 1. Bahwa WANPRESTASI yang terjadi pada PT Tanifund Madani Indonesia (TERGUGAT perkara aquo) telah tercium sejak tahun 2022. Awalnya para Lender Tanifund, diantaranya PENGGUGAT/ PARA PENGGUGAT masih menerima Imbal Hasil dan Portofolio yang sesuai dijanjikan. Namun sejak pertengahan tahun 2022 mulai terjadi beberapa masalah. Pada sekitar November 2022 hampir seluruh Lender

Halaman 2 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Tanifund diantaranya PARA PENGGUGAT sudah lagi tidak menerima Imbal Hasil.

Manajemen Tanifund berdalih kegagalan panen yang dialami petani disebabkan faktor alam seperti hujan dan hama menjadi pemicu gagal bayar / wanprestasi kepada Lender diantaranya adalah PARA PENGGUGAT dalam perkara a quo.

2. Bahwa “WANPRESTASI” perjanjian yang dilakukan oleh TERGUGAT terhadap PENGGUGAT telah MEMENUHI ketentuan tentang WANPRESTASI yang tercantum dalam klausul perjanjian

“Bahwa telah terjadi peristiwa wanprestasi apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dan melanggar ketentuan-ketentuan perjanjian ini dan ketentuan- ketentuan dalam Perjanjian Pinjam Meminjam yang menyebabkan Perjanjian ini tidak dapat dilaksanakan”.

Sehingga sesuai ketentuan Pasal ini jelas-jelas telah terjadi Wanprestasi karena TERGUGAT tidak dapat melaksanakan ketentuan dalam Pasal 7 Perjanjian ini yaitu tentang “Hak dan Kewajiban Pemberi Pinjaman” yang tertuang dalam poin a.v bahwa PENGGUGAT berhak mendapatkan jadwal pengembalian Pinjaman Pokok dan Suku Bunga.

Pada hingga pada hari gugatan ini diajukan ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan realisasi janji pada Perjanjian tidak pernah dilakukan sehingga dapat disebutkan telah terjadi peristiwa Wanprestasi / Ingkar janji yang dilakukan TERGUGAT terhadap PENGGUGAT.

3 .Pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”) dikatakan bahwa :

“Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah atau akta sejenis itu atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan. Berdasarkan ketentuan pasal ini tergugat telah lalai “berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri karena telah gagal bayar/ wanprestasi” terhadap sebagai berikut:

A.Penggugat 1, Adrian Nurachman Tambunan mengalami keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga sejak Oktober 2022;

B.Penggugat 2, Hermawan Janu Wibowo mengalami keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga sejak Mei 2022;

C. Penggugat 3, Sri Astri Nanditya mengalami keterlambatan pembayaran pokok pinjaman dan bunga sejak Desember 2022;

Halaman 3 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

4. Dari rumusan Pasal 1238 KUHPer di atas dapat diketahui bahwa ada dua kondisi kapan seseorang dianggap wanpretasi, lalai, ingkar janji, yaitu:

A. Dalam hal ditetapkan suatu waktu di dalam perjanjian,tapi dengan lewatnya waktu tersebut (jatuh tempo) debitur belum juga melaksanakan kewajibannya, hal ini seperti yang tertuang pada poin II. 2 bagian Posita ini.

B. Dalam hal kreditur sudah memberitahukan kepada debitur untuk melaksanakan kewajiban atau prestasinya tapi kreditur tetap juga tidak melaksanakannya kewajibanya kepada kreditur. Dalam hal pada poin B ini para kreditur dalam posisinya sebagai PENGGUGAT telah berkali kali menanyakan keterlambatan pembayaran ini baik melalui surat, email, sosial media namun pihak debitur atau TERGUGAT hanya mengatakan untuk menunggu dan sabar sehingga hal ini tentu saja menimbulkan kerugian pada kreditur dalam hal ini penggugat baik itu kerugian material berupa uang maupun immaterial termasuk perasaan cemas akan dana/ uang yang diinvestasikan tidak kembali. Sehingga dapat dikatakan bahwa TERGUGAT telah memenuhi dua kriteria kondisi wanprestasi sesuai ketentuan Pasal 1238 KUHPer.

5 . Bahwa terjadinya wanprestasi atau keterlambatan pembayaran tersebut sebenarnya sudah diakui sendiri oleh TERGUGAT di berbagai Media bahkan diakui sendiri oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sebagai regulator sekaligus

pengawas lembaga keuangan di Indonesia

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230608150942-37-444231/tanifund-sudah- angkat-tangan

6. Bahwa adanya Gagal Bayar atau Wanprestasi tersebut bahkan telah ditindaklanjuti OJK selaku Regulator dan Pengawas Lembaga Keuangan Indonesia OJK dengan memberikan sanksi kepada TaniFund pada tanggal 10 Maret 2023. OJK meminta TaniFund untuk memenuhi rekomendasi di antaranya “Melakukan Penyelesaian Pendanaan dalam kategori MACET”.

7. Bahwa sejak Mei 2023 aplikasi Tanifund Madani Indonesia (TERGUGAT) sebagai Perusahaan Fintech Peer To Peer Lending yang berbasis teknologi, tidak dapat diakses oleh para Lender yang beberapanya adalah PENGGUGAT dan website resmi Tanifund Madani Indonesia https://tanifund.com terdapat tanda status SEDANG DALAM PANTAUAN OJK yang berarti OJK pun tentunya sudah mengetahui wanprestasi yang dilakukan oleh TERGUGAT dan memberikan sanksi administratif yaitu Sanksi Pengawasan Khusus agar segera membereskan kewajiban kepada para Lender dalam hal ini beberapanya merupakanPENGGUGAT.

8. Bahwa dalam Pasal 1239 KUHPerdata juga telah memberikan pengaturan sebagai berikut:

Halaman 4 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

“Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga” danPasal 1246 KUHPerdata mengatakan pula bahwa:

“Biaya, Ganti Rugi Dan Bunga, Yang Boleh Dituntut Kreditur, terdiri atas Kerugian Yang Telah Dideritanya Dan Keuntungan Yang Sedianya Dapat Diperolehnya”.

Dari hal-hal yang tersebut diatas Perbuatan Wanprestrasi atau Ingkar Janji TERGUGAT tersebut nyata-nyata telah menimbulkan kerugian sesuai Pasal 1239 dan 1246 KUHPerdata yaitu kepada penggugat dengan rincian KERUGIAN MATERIL sebagai berikut :

1.Kevin Kangdinata dengan kerugian sebesar Rp 45.000.000,- (Empat Puluh Lima Juta Rupiah);

2.Joshua Rinaldi dengan kerugian sebesar Rp.7.000.000,- (Tujuh Juta Rupiah) . Total Kerugian Keseluruhan sebesar Rp. 52.000.000,- (Lima Puluh Dua Juta Rupiah).

9. Bahwa Penggugat juga mohon agar putusan perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu (iut voerbaar bij voorraad) meskipun ada upaya banding, kasasi maupun verzet;

10.Bahwa untuk menjamin pelaksanaan putusan, maka wajar jika Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menetapkan uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah per hari) perhari yang harus dibayar TERGUGAT bila lalai dalam melaksanakan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar berkenan untuk memutuskan:

DALAM PETITUM PRIMAIR :

1. Menerima dan Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.

Menyatakan menurut hukum bahwa TERGUGAT telah melakukan Wanprestasi/

Ingkar Janji kepada 3 kreditur Tanifund Madani Indonesia (PARA PENGGUGAT dalam perkara a quo) dengan total jumlah kerugian materil sebesar Rp. 52.000.000,- (Lima Puluh Dua Juta Rupiah).

2. Memerintahkan kepada Tergugat untuk membayarkan seluruh hutang baik

“Pokok Pendanaan dan Imbal Hasil sesuai jumlah yang tertuang pada poin 1 diatas

Halaman 5 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

ditambah dengan Bunga Berjalan sesuai ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata atau sesuai dengan nilai aktual bunga yang ditetapkan pada aplikasi dan atau website/

situs https://tanifund.com pada waktu hari dan tanggal dimana perkara a quo ini terselesaikan baik melalui mediasi maupun putusan pengadilan.

SUBSIDAIR :

1. Menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan Penggugat dalam perkara ini

2. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.

1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap hari Tergugat lalai melaksanakan isi putusan perkara ini terhitung sejak putusan berkekuatan hukum tetap.

3. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi immaterial sebesar Rp 10.

000.000,- (sepuluh juta rupiah) kepada masing-masing Para Penggugat akibat perbuatan tergugat yang telah menimbulkan kekecewaan, kekhawatiran, tenaga, waktu serta timbulnya biaya pada saat pengurusan dan proses menunggu penyelesaian kasus ini.

4. Membebankan biaya perkara ini kepada Tergugat.

5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) meskipun ada perlawanan banding, kasasi, maupun verzet;

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk Penggugat dan Tergugat datang menghadap Kuasanya masing- masing tersebut diatas.

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan para pihak berperkara dengan upaya mediasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Mahkamah Agung R.I Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, dengan menunjuk sdr.ABU HANIFAH, SH.,MH Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai Mediator, namun upaya jalan perdamaian tersebut tidak membuahkan hasil sebagaimana Laporan Hasil Mediasi tertanggal 5 Juni 2024.

Menimbang, bahwa oleh karena upaya mediasi tidak membuahkan hasil maka selanjutnya majelis hakim melanjutkan persidangan dengan memerintahkan agar Penggugat membacakan surat gugatannya, dan setelah dibacakan pihak Penggugat menyatakan tetap pada surat gugatannya tersebut.

Halaman 6 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut diatas, Tergugat telah telah menyampaikan jawaban tertulis sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPSI

A. EKSEPSI ERROR IN PERSONA

1. Bahwa Eksepsi Error In Persona adalah Eksepsi yang menyatakan bahwa Penggugat tidak mempunyai kedudukan untuk mengajukan Gugatan, atau para pihak tidak jelas serta orang yang ditarik sebagai Tergugat tidak tepat, dengan ketentuan:

a. Diskualifikasi in Person, yaitu Penggugat bukan persona standi in Judicio (orang yang cakap bertindak dalam hukum);

b. Gemis Aanhoedanid Heid yaitu orang yang ditarik sebagai Tergugat tidak tepat.

c. Plurium litis consorsium yaitu orang yang ditarik sebagai Tergugat tidak lengkap;

Dalam hal ini Eksepsi yang diajukan oleh Penggugat adalah Error in Persona sebagaimana dimaksud pada poin b “GEMIS AANHOEDANID HEIDdan poin c PLURIUM LITIS CONSORSIUM”. Adapun alasan-alasan Eksepsi tersebut akan Tergugat uraikan sebagai berikut:

“GEMIS AANHOEDANID HEID”

1. Bahwa Penggugat telah salah mengajukan Gugatan yang dialamatkan kepada orang yang salah dikarenakan pihak yang disebutkan Penggugat sebagai Tergugat tidak tepat.

2. Bahwa Tergugat merupakan Perusahaan Platform Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi Penyelenggara Fintech Peer To Peer Lending yang hanya sebatas mempertemukan kepentingan bisnis antara Lender (Investor) dengan Borrower (Petani) sebagaimana diatur pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77 tahun 2016 pasal 1 ayat 3 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 10 tahun 2022 Pasal 1 ayat 1 yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan izin usaha Nomor Kep-64/D.05/2021.

3. Bahwa berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77 tahun 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi pasal 1 angka 3 menyebutkan :

Halaman 7 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet”.

yang mana telah diperbarui dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 10 tahun 2022 Tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi dalam pasal 1 angka 1 yaitu menyebutkan :

Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi yang selanjutnya disingkat (LPBBTI) adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi dana dengan penerima dana dalam melakukan pendanaan konvensional atau berdasarkan prinsip syariah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan internet”.

4. Bahwa dengan demikian, sebagaimana uraian poin 2 dan poin 3 diatas, dapat diartikan bahwa Tergugat merupakan perusahaan penyelenggara yang sebatas mempertemukan kepentingan bisnis antara pemberi dana dengan penerima dana. Tergugat bukan merupakan pihak yang menerima dana, Penggugat hanya sebatas menyalurkan dana dari Pemberi dana kepada penerima dana.

5. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Tergugat merupakan pihak yang tidak tepat diajukan Gugatan sebagaimana penjelasan diatas, Tergugat hanya sebatas Penyelenggara dalam proses Pendanaan yang dilakukan oleh Penggugat dimana Pihak yang seharusnya menjadi Tergugat dalam Perkara ini merupakan Penerima Pinjaman yaitu (Borrower), Dengan demikian, sudah sepatutnya Gugatan yang diajukan oleh Penggugat SELURUHNYA HARUS DINYATAKAN TIDAK SAH, SEHINGGA SEPATUTNYA DITOLAK atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard), pihak yang ditarik Penggugat tidak tepat.

“PLURIUM LITIS CONSORSIUM”

1. Bahwa suatu Gugatan mengandung cacat plurium litis consortium apabila ada pihak lain yang semestinya ditarik sebagai Tergugat, namun oleh Penggugat tidak menariknya sebagai Tergugat dalam perkara yang

Halaman 8 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

diajukan, atau dalam artian bahwa pihak-pihak yang ditarik sebagai Tergugat tidak lengkap (M. Yahya Harahap dalam Bukunya: Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, cet. Ke-14, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm. 439).

2. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Penggugat seharusnya menarik pihak-pihak yang menurut dugaannya terlibat dan pihak yang menerima keuntungan sehubungan dengan perkara a quo agar dapat diselesaikan secara tuntas dan menyeluruh, yaitu Borrower selaku Penerima Dana wajib untuk ditarik sebagai Tergugat dalam perkara a quo (exceptio ex juri terti).

3. Bahwa oleh karena ketidakcermatan dan kekeliruan Penggugat dengan tidak menarik pihak-pihak yang terlibat melakukan suatu tindakan sehingga Tergugat dijadikan kepentingan tunggal dan mengindahkan adanya pihak- pihak lain yang menerima keuntungan dalam perkara a quo, maka Gugatan yang diajukan oleh Penggugat menjadi kurangnya pihak atau Tergugat tidak lengkap (Plurium Litis Consortium). Dengan demikian, sudah sepatutnya Gugatan yang diajukan oleh Penggugat SELURUHNYA HARUS DINYATAKAN TIDAK SAH, SEHINGGA SEPATUTNYA DITOLAK atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard), karena kurangnya pihak.

B. EKSEPSI OBSCUUR LIBEL

1. Bahwa Penggugat sebagaimana yang termaktub dalam keseluruhan Gugatan tidak lengkap, tidak jelas dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya juga dalam hal menguraikan keseluruhan fakta hukum yang terjadi.

2. Bahwa sejalan dengan pendapat pada buku M. Yahya Harahap yang berjudul “Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan”, cetakan 9 halaman 448, adalah surat Gugatan Penggugat yang tidak jelas. padahal agar Gugatan dianggap memenuhi syarat formil, dalil Gugatan harus terang dan jelas atau tegas.

dengan demikian Gugatan Penggugat haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard).

3. Bahwa berdasarkan Pasal 125 ayat (1) HIR Jo. Pasal 149 ayat (1) RBg dikemukakan bahwa Gugatan yang kabur adalah Gugatan yang :

a. Dasar hukum gugatan tidak jelas;

Halaman 9 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

b. Dasar peristiwa atau fakta gugatan tidak jelas;

c. Objek sengketa tidak jelas;

d. Kerugian tidak dirinci;

e. Petitum gugatan tidak jelas;

f. Posita dan petitum saling bertentangan.

4. Bahwa tujuan utama suatu Gugatan adalah untuk mengadili apakah Gugatan tersebut memiliki dasar yang jelas dan dapat diterima oleh Pengadilan. Merupakan suatu hal yang utama agar Gugatan dibuat secara jelas dan terang (dan oleh karenanya dapat diuji kebenarannya). Hal dimaksud guna mencegah agar proses Peradilan menjadi proses yang tidak bermakna. Apabila suatu Gugatan diajukan tidak secara jelas dan terang, maka Majelis Hakim yang Terhormat memiliki kewenangan untuk menyatakan Gugatan tidak dapat diterima sebelum pemeriksaan pokok perkara.

5. Bahwa berdasarkan asas process doelmatigheid (demi kepentingan beracara), dalil Gugatan harus terang dan jelas atau tegas (duidelijk).

Berdasarkan Pasal 8 Rv, pokok-pokok Gugatan disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu (een duidelijk en bepaalde conchuise).

6. Bahwa M. Yahya Harahap menegaskan bahwa suatu Gugatan wajib menjelaskan dasar hukum (rechtelijke grond) dan Fakta (feitelijke grond) secara jelas dan spesifik. Kegagalan dalam memberikan kejelasan terhadap faktor tersebut mengakibatkan Gugatan menjadi kabur.

7. Bahwa dalil dan penjelasan Penggugat dalam Gugatannya sangat kabur dan tidak jelas, Penggugat tidak menjelaskan secara spesifik Perjanjian yang mana yang dijadikan objek sengketa, Perjanjian nomor berapa, tanggal berapa dan ditandatangani oleh siapa serta proyek yang mana yang dimaksudkan.

8. Bahwa dalil Penggugat dalam Gugatannya terkait dengan nominal kerugian sebesar Rp 52.000.000,- (Lima Puluh Dua Juta rupiah), tidak mendasar, tidak jelas dan kabur karena Penggugat tidak menjelaskan secara spesifik dan merinci kerugian a quo bersumber dari mana dan berdasarkan perjanjian yang mana sehingga kerugian a quo harus dipertanggungjawabkan oleh Tergugat.

9. Bahwa Penggugat dalam hal ini sebanyak 2 (Dua) orang yaitu bernama

Halaman 10 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1. Kevin Kangdinata, dan 2. Yoshua Rinaldi, yang mana keduanya memiliki proyek pendanaan yang berbeda, nominal pendanaan yang berbeda dan memiliki kepentingan hukum yang berbeda, sehingga dengan demikian sangat jelas bahwa Penggugat telah tidak cermat membuat Gugatan serta dapat disimpulkan bahwa Gugatan Penggugat tidak jelas dan kabur.

10. Bahwa Penggugat semata-mata menyajikan dasar hukum yang tidak jelas dan tidak relevan dan tentunya tidak memiliki keterkaitan dengan fakta hukum yang disampaikan, sehingga dalil tersebut sangat tidak jelas dan kabur.

11. Bahwa berdasarkan uraian dan dalil diatas, maka telah jelas dan nyata Gugatan Penggugat terhadap Tergugat tidak memiliki dasar hukum dan/atau fakta hukum yang jelas, serta Gugatan dibuat secara tidak cermat dan tidak jelas, sehingga dengan demikian Gugatan a quo Tidak jelas dan Kabur (Exeptie Obscuur Libel), maka sudah beralasan dan mendasar berdasarkan hukum Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo menyatakan Menolak Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan bahwa Gugatan tidak dapat diterima (niet onvankelijkverklaard).

II. DALAM KONVENSI DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa dalil-dalil yang telah diuraikan Tergugat dalam Eksepsi sebagaimana tersebut diatas, harus telah dinyatakan sebagai bagian Dalam Pokok Perkara dan dianggap merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari bagian Dalam Pokok Perkara.

2. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil dalil yang disampaikan oleh Penggugat dalam Gugatannya, kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat. Hal tersebut karena Penggugat telah memutar balikan fakta yang sebenarnya, semata-mata demi tujuan agar Majelis Hakim Yang Mulia menjadi terpengaruh dan mempercayai dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat.

3. Bahwa Penggugat mengajukan Gugatan wanprestasi / ingkar janji kepada Tergugat sebagaimana diatur pada pasal 1243 KUH Perdata yang setidaknya memiliki 3 unsur yaitu :

a. Ada Perjanjian;

b. Ada pihak yang ingkar janji atau melanggar perjanjian;

Halaman 11 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

c. Telah dinyatakan lalai, namun tetap tidak melaksanakan isi Perjanjian.

Sejalan dengan pendapat Subekti dalam bukunya yang berjudul Hukum Perjanjian (hal. 45), debitur dapat dikatakan melakukan wanprestasi jika :

a. tidak memenuhi prestasi yang telah diperjanjikan;

b. memenuhi prestasi dengan tidak sebagaimana mestinya;

c. memenuhi prestasi tidak sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjian;

d. melakukan hal yang dilarang menurut kontrak yang telah disepakati.

4. Bahwa Penggugat tidak menjelaskan secara spesifik dalam Gugatannya terkait dengan Perjanjian yang mana yang dijadikan objek sengketa, Perjanjian nomor berapa, tanggal berapa dan ditandatangani oleh siapa serta proyek yang mana yang dimaksudkan oleh Penggugat, namun Tergugat menduga bahwa yang dimaksudkan oleh Penggugat merupakan perjanjian yang berjudul : Perjanjian Penyaluran Fasilitas Pinjaman yang dapat diartikan bahwa Tergugat hanya sebatas menyalurkan Pinjaman milik Penggugat kepada Pihak Ketiga yaitu : Penerima Dana / Borrower.

5. Bahwa tidak benar apa yang didalilkan oleh Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat berkewajiban mengembalikan uang milik Penggugat karena sejatinya Tergugat sama sekali tidak pernah melakukan pinjaman kepada Penggugat, Tergugat hanya mempertemukan kepentingan bisnis antara Penggugat selaku pemberi pinjaman (Lender/Investor) kepada Borrower (Petani) selaku Penerima Pinjaman.

6. Bahwa berdasarkan dalil Penggugat pada point 2 halaman 3 menyatakan bahwa :

“jelas-jelas telah terjadi Wanprestasi karena Tergugat tidak dapat melaksanakan ketentuan dalam Pasal 7 Perjanjian ini yaitu tentang hak dan Kewajiban Pemberi Pinjaman yang tertuang dalam poin a.v bahwa Penggugat berhak mendapatkan jadwal pengembalian Pinjaman Pokok dan Suku Bunga”.

Bahwa Penggugat tidak secara spesifik menunjuk kepada Perjanjian mana yang Penggugat maksudkan pada dalil-dalil a quo, namun Tergugat menduga bahwa dalil-dalil yang dimaksudkan oleh Penggugat merupakan Klausul

Halaman 12 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang sebatas mengatur tentang Penggugat berhak menerima “Informasi”

melalui Platform Tanifund terkait dengan jadwal pengembalian pinjaman pokok dan suku bunga, yang mana informasi a quo telah disampaikan pada

“Prospektus” di Platform Tanifund oleh Tergugat, dengan demikian tidak ada kewajiban Tergugat yang tidak Tergugat laksanakan, namun demikian pula dapat disimpulkan bahwa Penggugat telah keliru dan salah menafsirkan klausul pada dalil-dalil yang Tergugat sampaikan.

7. Bahwa berdasarkan dalil Penggugat pada poin 4 huruf B halaman 3 (tiga) ke 4 (empat) menyatakan :

“Dalam hal kreditur sudah memberitahukan kepada debitur untuk melaksanakan kewajiban atau prestasinya tapi kreditur tetap juga tidak melaksanakan kewajibannya kepada kreditur. Penggugat telah berkali- kali menanyakan keterlambatan pembayaran ini baik melalui surat, email, sosial media namun pihak debitur atau Tergugat hanya mengatakan untuk menunggu dan sabar sehingga hal ini tentu saja menimbulkan kerugian pada kreditur dalam hal ini Penggugat baik itu kerugian material berupa uang maupun immaterial termasuk perasaan cemas akan dana/uang yang diinvestasikan tidak kembali”

Bahwa Penggugat tidak jelas mendalilkan terkait dengan kesalahan apa atau prestasi apa yang tidak dijalankan oleh Tergugat, serta dalil Penggugat sangat mengada-ada dan tidak sesuai dengan fakta seolah sengaja menggiring opini buruk terhadap Tergugat, bahwa Perlu Tergugat sampaikan, bahwa tidak ada satupun wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat, seluruh kewajiban berdasarkan Perjanjian telah Tergugat laksanakan selain itu sampai dengan saat ini, Penggugat masih kooperatif memberikan informasi kepada seluruh Lender Tanifund baik melalui Email maupun customer service via aplikasi whatsapp.

8. Bahwa berdasarkan dalil Penggugat pada poin 5 (lima), poin 6 (enam) dan poin 7 (tujuh) pada halaman 4 (empat) Gugatan Penggugat merupakan dalil yang mengada-ada dan tidak memiliki relevansi terkait dengan perbuatan wanprestasi yang dilakukan Tergugat, sehingga kami memohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo untuk mengesampingkan atau menolak seluruh dalil yang disampaikan oleh Penggugat.

9. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada poin 9 (sembilan) halaman 5 (lima) Gugatan Penggugat terkait dengan nominal

Halaman 13 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

kerugian yang dialami oleh 1. Kevin Kangdinata, dan 2. Yoshua Rinaldi, sebesar Rp 52 000.000,- (Lima Puluh Dua Juta rupiah), karena Penggugat tidak menjelaskan secara spesifik dan merinci kerugian a quo bersumber dari mana dan berdasarkan perjanjian yang mana, sehingga Tergugat meminta agar dalil tersebut ditolak dan dikesampingkan.

10. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas tuntutan uang paksa (dwangsom) sebagaimana dalil Penggugat pada poin 10 (sepuluh) halaman 5 (lima) Gugatan Penggugat, karena berdasarkan penjelasan tergugat sebelumnya membuktikan bahwa Tergugat tidak melakukan wanprestasi dan Gugatan Penggugat sama sekali tidak berdasarkan hukum. sehingga sudah sepatutnya tuntutan uang paksa (dwangsom) untuk ditolak dan dikesampingkan.

PENUTUP DAN PERMOHONAN

Bahwa berdasarkan keseluruhan Eksepsi dan Jawaban Pada Pokok Perkara lainnya sebagaimana tersebut diatas serta dihubungkan dengan Pendapat para Ahli hukum dan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, maka patut bagi Yang Mulia Majelis Hakim untuk menerima seluruh Eksepsi dan Jawaban dalam Pokok Perkara yang diajukan oleh Tergugat.

Bahwa hal tersebut sebagaimana diatur dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 22 K/Sip/1974, tanggal 11 Desember 1975, yang menyatakan:

“Karena eksepsi yang diajukan terbantah dianggap benar, pemeriksaan tidak perlu diteruskan dengan memeriksa pokok perkara dan bantahan pembantah karena tidak jelas setidak-tidaknya kurang sempurna, harus dinyatakan tidak dapat diterima.”

Bahwa hal tersebut juga diperkuat dengan Doktrin/pendapat dari Prof. R. Soepomo, SH., dalam bukunya yang berjudul “Hukum Acara Pengadilan Negeri” Cetakan tahun 1973, Jakarta : Pradnya Paramita, 1984 hal. 51-52, yang menyatakan :

“… apabila suatu bantahan dari Tergugat dianggap oleh Hakim ternyata benar, maka tak perlu ia meneruskan pemeriksaan perkara, sehingga Hakim dapat memberi keputusan akhir (eind vonis) dimana eksepsi yang diajukan Tergugat itu diterima dan dengan itu gugatan Penggugat tidak dapat dikabulkan….”

Bahwa Doktrin/pendapat hukum tersebut sependapat dengan Doktrin/pendapat M.

Yahya Harahap, SH., dalam bukunya Hukum Acara Peradilan di Indonesia, Cetakan I tahun 1977, hal. 157, yang menyatakan :

Halaman 14 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

“… Hakim dapat saja memutuskan perkara atas dasar eksepsi suatu keputusan akhir (eind vonis) sekalipun perkara pokok itu belum lagi diperiksa, misalnya Penggugat memang bukan orang yang berhak bertindak sebagai Penggugat, maka hakim sudah pantas mengambil putusan akhir.”

Bahwa berdasarkan seluruh dalil-dalil yang diuraikan Tergugat di atas, maka Tergugat dengan ini memohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili Perkara a quo, agar berkenan mengambil keputusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

M E N G A D I L I : I. DALAM EKSEPSI

Bahwa berdasarkan alasan hukum tersebut, dengan disertai alat bukti sempurna (volledige bewijs) mohon Majelis Hakim dalam mengadili perkara ini berkenan memberi putusan dengan amar putusan sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Gugatan Wanprestasi yang diajukan oleh Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvantkelijke Verklaard/N.O);

3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara A Quo.

II. DALAM KONVENSI

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

2. Menolak dalil-dalil hukum yang diuraikan Penggugat secara keseluruhan;

3. Menerima dalil-dalil hukum yang diuraikan Tergugat secara keseluruhan;

4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara A Quo.

Atau apabila yang mulia Majelis Hakim yang memutus perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono)

Menimbang, bahwa setelah jawab-jinawab tersebut pihak Penggugat dan Tergugat telah menyampaikan replik-duplik secara elektronik melalui system e court.

Halaman 15 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa selanjutnya guna menguatkan dalil-dalil gugatannya pihak penggugat telah mengajukan bukti- bukti surat berupa fotocopy yang telah bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yaitu :

1. Bukti P-1 berupa Perjanjian Penyaluran Fasilitas Pinjaman antara Kevin Kangdinata (Penggugat 1) dengan Tergugat;

2. Bukti P-2 berupa Perjanjian Penyaluran Fasilitas Pinjaman antara Yoshua Rinaldi (Penggugat 2) dengan Tergugat;

3. Bukti P-3 berupa Surat kuasa atas nama Kevin Kangdinata (Penggugat 1) kepada Tergugat

4. Bukti P-4 berupa Bukti Prospektus pada Laman Tergugat yang HANYA BERUPA PROYEK saja dan TIDAK MENCANTUMKAN NAMA BORROWER (PENERIMA DANA);

5. Bukti P-5 berupa Bukti Tangkapan Layar Kolom dalam Ecourt;

6. Bukti P-6 berupa Bukti Pasal 1313 KUHPer;

7. Bukti P-7 berupa Pasal 29 ayat 1 POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/POJK) 22/2023 tentang Perlindungan Konsumen;

8. Bukti P-8 berupa Pasal 7 Perjanjian Penyaluran Fasilitas Pinjaman tentang Pembayaran dan Pelunasan Fasilitas Pinjaman;

9. Bukti P-9 berupa Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen;

10. Bukti P-10 berupa Pasal 10 ayat 1 POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan/POJK) 22/2023 tentang Perlindungan Konsumen;

11. Bukti P-11 berupa Bukti Pasal 1799 KUHPerdata;

12. Bukti P-12 berupa Bukti Pasal 1754 KUHPerdata;

13. Bukti P-13 berupa Bukti Pasal 1 butir 3 POJK 10/POJK.05/2022 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi;

14. Bukti P-14 berupa Pengumuman Otoritas Jasa Keuangan (“OJK’) tentang Pencabutan Ijin Usaha Tanifund;

15. Bukti P-15 berupa Pasal 1234 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”);

16. Bukti P-16 berupa Pasal 245 Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan;

Halaman 16 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

17. Bukti P-17 berupa Pasal 233 Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan;

18. Bukti P-18 berupa Bukti Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”)

19. Bukti P-19 berupa Bukti Email tentang Jaminan Asuransi ASO (Administrative Service Only) yang berbeda dengan Penawaran di Aplikasi yaitu Asuransi Kredit Gagal Bayar;

20. Bukti P-20 berupa Bukti Surat Kuasa A.N Kevin Kangdinata;

21. Bukti P-21 berupa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 77/POJK.01/2018 tentang Layanan Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi Informasi;

Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut, pihak penggugat juga mengajukan bukti berupa keterangan saksi yang memberikan keterangan dibawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut :

Saksi-1, SRI ASTRI NANDITYA :

- Bahwa saksi kenal dengan para penggugat dan kenal dengan tergugat .

- Bahwa saksi mengetahui permasalahan para penggugat dengan tergugat, yaitu mengenai perbuatan tergugat yang ingkar janji.

- Bahwa Saksi merupakan salah satu Lender (Pemberi Dana) dan juga salah satu Penggugat di Perkara Perdata lain yang sedang berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yaitu Perkara Nomor : 64/Pdt.G/2024/PN JKT.Sel.

- Bahwa Saksi mengetahui Penggugat I dan Penggugat II sebagai Lender (Pemberi Dana).

- Bahwa Saksi tidak mengetahui berapa jumlah dana yang di investasikan oleh Penggugat I dan Penggugat II kepada Tergugat.

- Bahwa Saksi mengetahui yang menjadi dasar hubungan antara Penggugat I dan Penggugat II dengan Tergugat yaitu Perjanjian.

- Bahwa Saksi mengatakan Perjanjian dalam bentuk digital.

- Bahwa Saksi mengatakan terjadinya Wanprestasi semenjak Website tidak dapat diakses.

- Bahwa Saksi mengatakan jika Penggugat melakukan komunikasi dengan Tergugat melalui Customer Service.

Halaman 17 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

- Bahwa Saksi tidak mengetahui kasus ini terjadi kepada Para Penggugat sejak kapan, karena Saksi mengatakan ”mungkin”.

- Bahwa Saksi tidak mengetahui jika Para Penggugat sudah ada menerima pengembalian dana dari suatu proyek.

- Bahwa Saksi sudah mengetahui jika terdapat Resiko jika mengikuti suatu proyek pendanaan.

- Bahwa Saksi mengatakan dalam mengikutin proyek tersebut bukan menggunakan sistem lelang tapi siapa cepat dia tang dapat.

- Bahwa Saksi tidak mengetahui kalau Para Penggugat ini sudah ada menerima pengembalian dana maupun keuntungan atau belum.

- Bahwa Saksi mengatakan semenjak tahun 2020 Perjanjian yang dibuat dengan Tergugat melalui digital dan Saksi ada menandatangani 2 dokumen yaitu Perjanjian Penyaluran Pinjaman dan Surat Kuasa.

- Bahwa Saksi mengatakan jika dana yang sudah disetor ke rekening escrow dapat dilakukan penarikan jika sudah 180 hari namun hal ini sesuai dengan perjanjiannya.

- Bahwa Saksi tertarik menjadi Lender (Pemberi Dana) dari Tergugat karena mendapat imbalan hasil, Tergugat juga telah terdapat di OJK dan diawasi juga oleh OJK.

- Bahwa Saksi Tidak Pernah melihat maupun membaca Perjanjian antara Para Penggugat dengan Tergugat.

- Bahwa Saksi tidak ada memberikan kuasa untuk Tergugat melakukan asuransi terhadap proyeknya segingga Saksi tidak ada menandatangani polis.

- Bahwa Saksi mengetahui dan sudah membaca disclaimer dalam prospektus jika sudah ada pemberitahuan terkait dengan resiko yang akan kemungkinan terjadi terhadap suatu proyek.

Menimbang, bahwa sedangkan pihak tergugat guna membuktikan dalil sangkalannya telah mengajukan bukti surat yang telah bermeterai cukup , dan telah dicocokkan dengan aslinya yaitu :

1. Bukti T-1 berupa Izin Usaha dari Otoritas Jasa Keuangan Nomor : Kep- 64/D.05/2021;

2. Bukti T-2 berupa Prospektus Pengembangan Budidaya Vanili;

Halaman 18 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Bukti T-3 berupa Perjanjian Penyaluran Fasilitas Pinjaman antara Penggugat (Yoshua Rinaldi) dengan Tergugat (PT. Tani Fund Madani Indonesia) Nomor T211130318495;

4. Bukti T-4 berupa Surat Kuasa dari Penggugat (Yoshua Rinaldi) kepada Tergugat Nomor T211130318495SK;

5. Bukti T-5 berupa Perjanjian Pinjam Meminjam antara Tergugat dengan Borrower (Penerima Dana) (Penerima Pinjaman) Nomor P001301121953;

6. Bukti T-6 berupa Perjanjian Penyediaan Layanan Tanifund Nomor 022/TFMI/PLT-CUL/VI/2021;

7. Bukti T-7 berupa Progress Report;

8. Bukti T-8 berupa Surat Tanda Terima Laporan Polisi Nomor : STTLP/B/5844/XI/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA;

9. Buki T-9 berupa Surat Permohonan Pengembalian Izin Usaha Penyelenggaraan Layanan Pendaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan;

10. Bukti T-10 berupa Bukti Pembayaran dari Tergugat kepada Para Penggugat;

11. Bukti T-11 berupa Somasi Pertama No 015/TF-TFMI/VI/2022;

Halaman 19 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut pihak tergugat telah mengajukan bukti berupa keterangan Ahli bernama Dr. Hendrikus Passagi, S.Sos, S.H., M.H., M.Sc., CFTP, CIMBA, yang telah memberikan keterangan/ pendapat dibawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut :

- Bahwa Ahli tidak memiliki hubungan keluarga maupun pekerjaan dengan Tergugat.

- Bahwa Ahli menjelaskan terkait dengan latar belakang dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Tugas utama OJK adalah memastikan Bahwa kegiatan Perekonomian di Indonesia berjalan dengan baik yang diantaranya memberantas kemiskinan. Ketika masyarakat berhutang di bank, di bank juga minta jaminan dan kadang proses terlalu panjang. Dan kemudian OJK membuat proposal ditahun 2015, memperkenalkan alternatif pendanaan bagi pelaku usaha atau pihak-pihak selama ini ditelantarkan secara konvensional, kemudian hadir Peer To Peer Lending sebenarnya dibahasa- indonesiakan ini adalah industri pinjam-meminjam secara langsung oleh si A meminjamkan ke si B yang berbeda dengan industri konvensional.

- Bahwa menurut Ahli, Peer To Peer Lending ini untuk memudahkan perkembangan pengusaha kecil di Indonesia, yang kemudian OJK membuat terobosan untuk industri layanan pinjam-minjam uang berbasis Teknologi dan Informasi itu dengan lahirnya POJK nomor 77 tahun 2016.

- Bahwa Ahli menjelaskan terkait dengan Maksud dan Tujuan POJK nomor 77 tahun 2016, bahwa di Indonesia ini sering mengalami masalah likuditas atau sumber pendanaan, sehingga menghambat kegiatan ekonomi.

Untuk itu ada ”Peer To Peer Lending”, Layanan pinjam-meminjam yang secara langsung, secara online, dimana model baru disebut pendanaan rame-rame, yang kemudian konsepnya dipertemukan secara teknologi melalui Platfrom, baik Lender (Pemberi Dana) maupun Borrower (Penerima Dana). Lender (Pemberi Dana) dan Borrower (Penerima Dana) silahkan bersepakat dan saling meminjamkan uang, kemudian Platform hanya meminjamkan ruangan.

Seandainya offline ada seseorang ada menyediakan ruang kosong publik dan membuat pengumuman, siapa yang meminjam, siapa yang membutuhkan silahkan berkumpul ditempat ini anda silahkan bernegoisasi, kami hanya menyediakan tempat.

Halaman 20 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

- Bahwa Ahli menjelaskan, Penyelenggara (Platform) tidak boleh menjelaskan detail, maaf Pemberi dana atau Lender (Pemberi Dana) tidak mempunyai akses yang lengkap siapapun borrower (Penerima Dana)nya begitu juga sebaliknya Borrower (Penerima Dana) tidak boleh tahu siapa Lender (Pemberi Dana)nya. Namun semua itu ada dalam data base penyelenggara. Hal ini dimaksudkan agar keselamatan Borrower (Penerima Dana), bayangkan jika bank sebagai seorang borrower (Penerima Dana) sumber pendanaan lebih 1 atau 2 orang kemudian suatu saat kredit macet, itu bisa digebukin rame-rame di rumah orang itu.

- Bahwa Ahli menjelaskan, tidak semua orang bisa bikin fintech Peer too Peer Lending itu , ada salah satu persyaratan diakses oleh lembagaanya, apa itu lembagaannya, siapa pemegang sahamnya, siapa komisaris, siapa direksinya semua ini harus diverifikasi di AFPI, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia, dengan kata lain semua ingin mendirikan ini harus mempunyai kedudukan dan verifikasi yang jelas itu yang pertama kelembagaan dan kemudian POJK juga diatur bagaimana mengatur model bisnis dan mitigasi resikonya.

- Bahwa Ahli menjelaskan, Bisnis model pinjam-meminjam secara langsung ini ada resiko yaitu (1). Resiko kehilangan uang, (2) Resiko Pendanaan dana, (3) resiko masyarakat menjadi semakin miskin. Adapun resiko kehilangan dana bisa 2 yaitu: (1) bisa saja ada niat jahat dari Borrower (Penerima Dana), (2) atau bisa karena resiko bisnisnya.

- Bahwa Ahli menjelaskan, perlindungan konsumen dalam POJK secara spesifik dalam 3 POJK yaitu (1) POJK No 1 tahun 2013 tentang perlindungan konsumen, (2) POJK No 6 tahun 2022, (3) POJK No 22 tahun 2023 yang juga di perkuat dengan Undang-Undang No 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan penguatan sektor jasa keuangan sangat jelas dikatakan ini layanan pendanaan bersama berbasis teknologi dan informasi bukan lagi layanan pinjam-meminjam uang, layanan pendanaan bersama berbasis teknologi dan informasi dimana dalam undang-undang ini, khusus dalam pasal 26 sangat konsen dengan perlindungan konsumen dimana dalam undang-undang ini pasal 248, dikatakan bahwa perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan bersifat spesifik khusus dalam POJK No 22 tahun 2023 perlindungan konsumen dan masyarakat disektor jasa keuangan. Dengan demikian Undang Undang No 8 tahun 1999 menjadi tidak relavan dengan terbitnya Undang Undang No 4 tahun 2023.

Halaman 21 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/PN Jkt.Sel.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

- Bahwa Ahli menjelaskan fungsi Penyelenggara Peer too Peer Lending bisnis modelnya pasti sama apa itu hanya mempertemukan Lender (Pemberi Dana) dan borrower (Penerima Dana). Semua Penyelenggara Peer too Peer lending dilarang meminjam dalam bentuk apapun, dan semua penyelenggara Peer to Peer Lending dilarang menerima dana dari Pinjaman atau pemberi pinjaman atas nama platform itu, sehingga tugas utama dia yaitu hanya mempertemukan Lender (Pemberi Dana) dan borrower (Penerima Dana), lalu untuk itu dia mendapatkan Fee itulah prestasinya.

- Bahwa Ahli menjelaskan terkait identitas tidak dibukanya data para Borrower (Penerima Dana) Penerima dana kepada pemberi dana Lender (Pemberi Dana) tertuang dalam POJK 77 tahun 2016 dan POJK 22 tahun 2022, dalam hal ini sudah memerintahkan bahwa si pemberi dana Lender (Pemberi Dana) tidak boleh menerima akses informasi penerima dana Borrower (Penerima Dana), begitu juga Borrower (Penerima Dana) tidak boleh mengetahui siapa Lender (Pemberi Dana)nya siapa lalu yang memegang data ini semua hanyalah penyelenggara, sehingga kemudian hari dibutuhkan oleh pengadilan, semua data transaksi harus bisa diaudit, pemberi dana tidak memiliki akses karena sifatnya Privasi sehingga kalau bocor bisa disebarkan kemana-mana. Prinsipnya Perlindungan data pribadi yang tertuang dalam POJK No 22 tahun 2023 tentang perlindungan konsumen dan masyarakat, itu disektor jasa keuangan ada 3 yaitu (1) Lindungi dananya, (2) Lindungi data pribadinya, (3) pastikan orang ini tidak menjadi miskin, ini yang menjadi standar yang saya pahami.

- Bahwa Ahli menjelaskan, yang dimaksud dengan Penyelenggara dan Pemberi Dana harus melakukan Mitigasi Resiko. Mitigasi resiko Penyelenggara itu memfasilitasi, artinya memberikan fasilitas dan memberikan kemudahan dalam rangka mitigasi resiko, baik oleh penyelenggara, Pemberi dana dan penerima dana, misalnya kalau si peminjam meninggal dunia bisa menggunakan asuransi tetapi penyelenggara fintech peer too peer lending tidak boleh mewajibkan orang itu menggunakan asuransi, hanya memberikan opsi, biar penggunaan asuransi ini tidak menunjuk dengan pemaksaan, sehingga tidak terjadi persengkongkolan dengan perusahan asuransi.

Halaman 22 dari 27 Putusan Nomor 292/Pdt.G/2024/P

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan Hakim dalam Putusan Pengadilan Agama Nomor 72/Pdt.G/2011/PA.Bji menggunakan Pasal 181 Kompilasi Hukum Islam dan Surah An-Nisaa’ ayat 176 mengenai Kalalah,

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah dengan judul ANALISIS YURIDIS TENTANG AMAR PUTUSAN PENGADILAN NEGERI YANG TIDAK JELAS (Putusan Pengadilan Negeri Jember

Putusan Pengadilan Tinggi Jayapura dalam perkara perdata antara Ratna dan Suwarto sebagai pembanding melawan pihak yang tidak disebutkan

132 Atas putusan Mahkamah Agung RI tersebut ke 4 empat pekerja/ buruh mengalami kerugian, ditambah pertimbangkan hukum pada Putusan Pengadilan Negeri Medan dihilangkan oleh Majelis

Putusan kasus perdata khusus pada tingkat pertama yang diajukan oleh Likuidator PT. ARGA DUMILAH (Dalam Likuidasi) dalam hal pembubaran badan hukum perseroan

Pengadilan Negeri Takalar telah menjatuhkan putusan dalam perkara gugatan antara Iswanto Dg. Suang melawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang

Putusan Pengadilan Negeri Makassar Nomor 438/Pdt.Bth/2021/PN Mks dalam perkara gugatan antara Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar sebagai pelawan melawan Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma

Dokumen putusan Mahkamah Agung Indonesia terkait perkara perdata di Pengadilan Tinggi Sulawesi