• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Kepentingan Nasional Amerika Serikat dalam Menginisiasi Pembentukan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Kepentingan Nasional Amerika Serikat dalam Menginisiasi Pembentukan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa dekade terakhir, kawasan Indo-Pasifik semakin menarik perhatian banyak negara. Kawasan Indo-Pasifik merupakan kawasan yang memiliki laju pertumbuhan sangat cepat. Kawasan ini mencakup 60% dari total GDP dunia yang merupakan dua pertiga dari total pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir. Kawasan ini juga disebut sebagai megaregion karena memiliki populasi penduduk lebih dari setengah penduduk dunia dan tujuh dari 15 negara maju. Dengan 60% populasi dunia, Indo-Pasifik diproyeksikan menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan global selama 30 tahun ke depan (IMF, 2022).

Kawasan Indo-Pasifik sendiri tidak dapat diartikan sebagai suatu bentuk integrasi yang didasarkan pada suatu kawasan seperti Asia, Asia Tenggara, atau Eropa, yang didasarkan pada bentuk geografis kawasan tersebut (Medcalf, 2014). Secara geografis, Indo-Pasifik merujuk pada kawasan yang membentang dari bagian timur Samudera Hindia ke Samudra Pasifik bagian barat dan terhubung dengan Selat Malaka. Indo-Pasifik telah sejak lama menjadi pusat kegiatan geopolitik dan kerjasama banyak negara baik dalam bidang maritim, keamanan, perdagangan, maupun lingkungan (Passarelli, 2014). Kawasan Indo-Pasifik yang terletak di persimpangan perdagangan internasional menjadikan nilai strategisnya sebagai pusat geopolitik yang ditekankan oleh kehadiran negara-negara kuat seperti Amerika Serikat, Cina, India, Australia, Jepang, dan juga negara-negara ASEAN.

Melihat potensi kawasan yang dimilikinya, membuat banyak negara berusaha untuk berebut kepentingan dan pengaruh di wilayah ini terutama negara adidaya yakni Amerika Serikat. Pergeseran Amerika Serikat dan negara-negara lain menuju kawasan Samudra Hindia telah didorong oleh pertumbuhan ekonomi Cina yang dramatis, peningkatan yang stabil dari perdagangan dan produktivitas India, meningkatnya pentingnya bahan mentah dan ekstraksi sumber daya dari negara-negara berkembang, dan meningkatnya ekspor minyak mentah Timur Tengah ke Asia (Passarelli, 2014).

1

(2)

Kunjungan Presiden AS Joe Biden di Korea Selatan dan Jepang pada Mei 2022 dinilai sebagai tanda yang menegaskan bahwa tujuan jangka panjang kebijakan luar negeri Amerika Serikat tetap berfokus pada kawasan Indo-Pasifik meskipun perang antara Rusia-Ukraina masih berjalan. Fokus Amerika yang semakin intensif ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa Indo-Pasifik menghadapi tantangan yang semakin besar, terutama dari Cina. Dalam dokumen Indo-Pasifik strategi Amerika Serikat, disebutkan bahwa Amerika Serikat perlu meningkatkan perhatiannya di kawasan Indo-Pasifik melihat semakin meningkatnya pengaruh Cina di kawasan tersebut dimana Cina telah menggabungkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologinya dalam mengejar lingkup pengaruh di Indo-Pasifik dan berusaha menjadi kekuatan paling berpengaruh di dunia. Paksaan dan agresi Cina meluas ke seluruh dunia, namun yang paling difokuskan ialah di kawasan Indo-Pasifik (White House, 2022).

Cina telah memperoleh pijakan besar dalam hal integrasi ekonomi di Indo-Pasifik melalui proyek BRI. Cina juga merupakan anggota blok perdagangan terbesar di dunia yakni RCEP dengan 15 anggota negara. Sedangkan Amerika Serikat sendiri hingga kini hanya memiliki dua perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Asia yakni Korea Selatan dan Singapura dan satu perjanjian perdagangan bebas dengan Australia (USTR, 2020). Sejak mengundurkan diri dari TPP pada tahun 2017, terdapat kekosongan pengaruh dalam hal perjanjian dan kerjasama ekonomi AS di Indo-Pasifik. Amerika Serikat memang dinilai lebih banyak meningkatkan perannya dari segi keamanan dan militer dan tidak terlalu menekankan pengaruhnya dalam bidang ekonomi seperti yang dilakukan Cina di kawasan ini (Goodman &

Reinsch, 2022).

Untuk mencapai tujuan kebijakan luar negerinya, Presiden Biden kemudian melakukan inisiasi dengan mengusulkan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Presiden Biden secara resmi meluncurkan IPEF pada tanggal 23 Mei 2022 dengan 12 negara anggota yaitu Australia, Brunei, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam yang merupakan negara-negara dengan total 40% dari PDB dunia. Seperti yang dikatakan Presiden Joe Biden, IPEF dirancang agar dapat mengatasi inflasi yang merupakan prioritas ekonomi utama, dan kerangka kerja IPEF akan membantu menurunkan biaya dengan membuat rantai pasokan yang lebih tangguh dalam jangka panjang serta dapat menghindari gangguan dan resiko yang dapat menyebabkan harga lebih tinggi bagi konsumen (White House, 2022).

2

(3)

Rancangan inisiasi IPEF terdiri dari empat pilar kerja yaitu (1) Perdagangan yang adil dan tangguh, mencakup tujuh subtopik, termasuk standar tenaga kerja, lingkungan, dan digital);

(2) ketahanan rantai pasokan; (3) infrastruktur, energi bersih, dan dekarbonisasi; dan (4) pajak dan antikorupsi. Pengerjaan pilar pertama akan dipimpin oleh Office of the U.S. Trade Representative (USTR), sedangkan tiga pilar lainnya akan diawasi oleh Departemen Perdagangan. Pemerintah Amerika Serikat berencana untuk meluncurkan inisiatif IPEF dengan negara-negara yang berkepentingan pada akhir musim semi 2022 dan negosiasi pada masing-masing pilar akan dimulai beberapa bulan berikutnya dan kesepakatan akan dibuat dalam waktu 18 bulan sebelum pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada November 2023 (The White House, 2022).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis kemudian tertarik untuk mengkaji mengenai apa alasan dan motif Amerika Serikat yang mendasari inisiasi pembentukan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) di kawasan Indo-Pasifik melalui konsep Kepentingan Nasional. Penulis juga menggunakan perspektif Neorealisme Ofensif dalam melihat kepentingan Amerika Serikat yang berusaha untuk menekan upaya hegemoni Cina di Indo-Pasifik.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah yang diangkat penulis pada penelitian ini adalah: Bagaimana Kepentingan Nasional Amerika Serikat dalam menginisiasi pembentukanIndo-Pacific Economic Framework(IPEF)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sendiri ialah mencoba menguraikan kepentingan apa saja yang dimiliki Amerika Serikat dalam menginisiasi pembentukan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF)

1.4 Manfaat Praktis dan Manfaat Teoritis 1.4.1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi pengembangan wawasan dalam bidang hubungan internasional serta dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut bagi para

3

(4)

peneliti lain yang hendak mengkaji topik kawasan Indo-Pasifik dan kepentingan Amerika Serikat melaluiIndo-Pacific Economic Framework.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat tidak hanya bagi para akademisi, tetapi juga bagi instansi maupun organisasi internasional yang berfokus pada isu Kepentingan Amerika Serikat melalui IPEF di kawasan Indo-Pasifik sehingga dapat menjadi acuan dan bacaan lebih lanjut.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan penelitian yang bertujuan agar fokus penulisan dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan awal penelitian. Oleh karena itu batasan-batasan dalam penelitian ini antara lain :

1) Penelitian ini fokus membahas mengenai kepentingan nasional Amerika Serikat dalam menginisiasi pembentukan IPEF;

2) Penelitian ini tidak menjelaskan secara rinci substansi dari IPEF sendiri, selain dikarenakan belum terdapat rancangan kerangka kerja maupun dokumen resmi yang membahas IPEF secara detail dan rinci namun juga penelitian ini lebih menekankan pada pembahasan terkait alasan dan motif dibalik inisiasi Amerika Serikat dalam membentuk IPEF melalui konsep Kepentingan Nasional;

3) Jangka waktu pembahasan IPEF dalam penelitian ini hanya akan melihat dari proses awal pembentukan dan perancangan IPEF di akhir tahun 2021 sampai 2023.

4

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Kepentingan Amerika Serikat Dalam Mengintervensi Konflik Darfur di Sudan. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas-tugas

Kebijakan yang digunakan oleh Amerika Serikat adalah mengusulkan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan nasionalnya dalam proses negosiasi TPP dan menambah

Untuk mewujudkan diplomasi kuliner Indonesia sebagai upaya pencapaian kepentingan nasional di Amerika Serikat, Indonesia masuk dalam sebuah organisasi yaitu

Seperti halnya kepentingan nasional ekonomi Amerika Serikat yang menginginkan hegemoni di kawasan Asia Selatan sebagai kekuatan ekonomi nomor satu dikawasan

Bagi pihak yang mendukung Amerika Serikat untuk bergabung dalam TPPA, perjanjian ini memberikan banyak keuntungan bagi Amerika Serikat karena sesuai dengan kepentingan

Jika membahas tentang kepentingan nasional maka apa yg dilakukan Amerika Serikat dan China adalah implementasi dari kepentingan mereka masing masing dan tidak

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pembentukan undang- undang di negara Indonesia dan Amerika Serikat memiliki perbedaan, dimana di negara Amerika Serikat

Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan skripsi strata-1 program studi Ilmu Hubungan Internasional yang berjudul Kepentingan Amerika Serikat dalam.. Trans Pacific