6 BAB III
METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan jenis Research and Develompent (RnD) dengan model 4D. Langkah – langkah penelitian RnD yaitu Define, Design, Development and Disseminate, atau disingkat 4D (Okra &
Novera, 2019). Akan tetapi pada penelitian ini hanya dibatasi sampai tahapan develop. Uraian tahapan 4D sebagai berikut.
Gambar 3. Tahapan pengembangan model 4D
Tahapan Define merupakan tahapan yang dilakukan untuk memperoleh, menetapkan, dan mendefinisikan syarat – syarat pengembangan (Tegeh et al., 2019) Pada tahapan Define dalam penelitian ini akan dilakukan Analisis kurikulum, konsep dan pengalaman belajar mahasiswa terkait percobaan Efek Hall. Analisis kurikulum dilakukan pada mata kuliah listrik magnet untuk mengetahui gambaran terkait pelaksanaan kegiatan pembelajaran, khususnya percobaan Efek Hall.
Analisis konsep dan pengalaman belajar mahasiswa terkait materi percobaan Efek Hall untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep mahasiswa terkait percobaan Efek Hall dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan percobaan Efek Hall.
Tahapan Design atau perencanaan merupakan tahapan perancangan instrumen dan menekankan pada tujuan direncanakannya sebuah kerangkan awal instrumen (Wirayasa et al., 2020). Pada tahapan Design akan dilakukan perancangan instrumen percobaan efek Hall yang terintegrasi Augmented Reality (AR), pembuatan video pembelajaran, modul percobaan dan soal evaluasi atau kuis.
Tahapan Develop atau tahap pengembangan merupakan tahapan yang memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu produk dari pengembangan yang dilakukan (Wirayasa et al., 2020). Dalam penelitian ini produk pengembangan berupa instrumen percobaan Efek Hall yang terintegrasi Augmented Reality (AR).
Pada tahapan ini akan dilakukan uji validasi ahli dan uji coba terbatas. Uji validasi ahli dilakukan untuk mengetahui dan menilai tampilan produk yang disajikan dan kesesuaian dengan konsep Efek Hall. Setelah media pembelajaran dinyatakan valid oleh ahli media dan ahli materi kemudian dilakukan uji coba terbatas instrumen Efek Hall dilakukan pada beberapa mahasiswa dari Program Studi Fisika dan Pendidkan Fisika Universitas Kristen Satya Wacana sebagai media pembelajaran terintegrasi Augmented Reality (AR) dengan desain one group pretest and posttest design. Uji coba dilakukan dengan pretest terlebih dahulu sebelum menggunakan media pembelajaran berbasis Mobile Augmented Reality pada kegiatan pembelajaran, kemudian dilakukan posttest pada akhir pembelajaran. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep Efek Hall pada mahasiswa.
Define Design Develop Disseminate
7 3.2 Tipe Data
Kualitatif, dilihat dari saran dan masukan validator yang digunakan sebagai acuan untuk perbaikan dari instrumen Efek Hall yang dikembangkan. Kuantitatif, dilihat dari rata – rata nilai kuesioner mahasiswa setelah menggunakan instrumen Efek Hall yang dikembangkan.
3.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner dan soal penguasaan konsep. Kuesioner yang dibuat mencakup beberapa aspek yakni indikator konsep, materi, menarik tidaknya tampilan instrumen Efek Hall yang disajikan dan minat mahasiswa terhadap instrumen Efek Hall yang dikembangkan. Sedangkan soal penguasaan konsep terdiri dari 11 soal pilihan ganda dengan tingkat kognitif C1 – C5. Soal penguasaan konsep tersusun dengan kisi – kisi seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Kisi – Kisi Soal Penguasaan Konsep
Indikator Soal Nomor
Soal
Tingkat Kognitif Menyebutkan penyebab terjadinya pembelokan
pada Efek Hall1
1, 2, 3 C1
Menjelaskan proses terjadinya pembelokan muatan pada Efek Hall
4, 5 C2
Menghitung besarnya gaya Lorentz, medan magnet dan kecepatan muatan pada Efek Hall
6, 7, 8 C3
Menganalisis potensial Hall yang dihasilkan pada Efek Hall
9, 10 C4
Mengevaluasi pernyataan terkait proses pembelokan muatan pada Efek Hall
11 C5
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk persepsi mahasiswa dilakukan dengan melihat bobot tiap tanggapan dan menghitung skor rata – ratanya dengan formula sebagai berikut.
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100%
Kategori kelayakan didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
Tabel 2. Kriteria Kelayakan Media Presentase Kriteria
0 - 20 % Sangat tidak layak 21 – 40 % Tidak layak 41 – 60 % Cukup layak
61 – 80 % Layak
81 – 100 % Sangat layak
(Arikunto, 2009 :35) Untuk teknik analisis data untuk data hasil penguasaan konsep mahasiswa dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif
8
kuantitatif menggambarkan kualitas dari data yang berupa angka. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran yang dikembangkan terhadap penguasaan konsep mahasiswa, dilakukan analisis N-Gain dengan formula sebagai berikut.
𝑔 =(𝑆. 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆. 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡) (𝑆. 𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆. 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
(Hake, 1999) Skor yang diperoleh pada N-Gain kemudian dianalisis dengan menggunakan kriteria berikut.
Tabel 3. Kriteria N-Gain
Nilai N-Gain Kriteria
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
(Meltzer & David, 2002)
