• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resi Gusmawati1, Indriani Nisja2, Ninit Alfianika2 - ADOC.PUB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Resi Gusmawati1, Indriani Nisja2, Ninit Alfianika2 - ADOC.PUB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT

SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG

Resi Gusmawati1, Indriani Nisja2, Ninit Alfianika2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat resigusmawati673@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the following problems. First, students have difficulty in defining anecdotal text structures appropriately. Second, students have difficulty in determining the linguistic features contained in the anecdotal text. Third, the students find it difficult to come up with ideas to be written in anecdotal text. Fourthly, teachers only use inquiri model and mind mapping model, because the teacher is difficult to determine the exact model of anecdote writing lesson. This study aims to describe the ability to write anecdotal text without and by using the model of articulation learning on the ability to write anecdotal text of class X students of SMA N 11 Padang.Based on the results of data analysis on the ability to write anecdotal text without using the learning model of students of class X SMA N 11 Padang and by using the model of articulation learning of students of grade X SMA N 11 Padang can be summed up as follows. First, the level of writing ability of anecdotal text of grade X students of SMA N 11 Padang without using articulation learning model obtained an average score of 69.68 is at the level o f mastery of 66-75% with qualification More than Enough (LDC). Second, anecdotes by using the articulation model of the students of grade X SMA Negeri 11 Padang get an average score of 80.95 is at the mastery level of 76-85% with more than good qualification. Third, based on the result of t-test it can be concluded that there is influence toward the use of articulation model of students of class X SMA N 11 Padang. because thitung> table (6,02> 1.67). Thus, it is concluded that the ability to write anecdotal text of SMA N 11 Padang students using an articulation learning model is better than without using the articulation learning model.

Keywords: Effect, Articulation, Ability, Anecdotal, Student

PENDAHULUAN

Pada pembelajaran kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia mengunakan pendekatan pembelajaran berbasis teks. Teks merupakan sebagai ungkapan pikiran manusia yang memiliki situasi dan konteks. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan menyempurnakan pola belajar sendiri dan kelompok dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap siswa.Salah satu cara mengungkapkan

bentuk teks yang berupa tulisan adalah dengan menulis. Menulis merupakan suatu rangkaian kegiatan memproduksi kembali informasi dan sebuah ide ke dalam sebuah tulisan. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain.

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 salah satunya dalam keterampilan menulis terdapat berbagai jenis-jenis teks. Salah satu

(2)

jenisnya adalah teks anekdot. Teks anekdot merupakan teks yang memiliki unsur lelucon kemudian dibalik itu terkandung pula unsur kritik dengan memberikan nasihat ataupun pelajaran, teks anekdot bertujuan untuk menghibur pembacanya. Dalam menulis sebuah teks anekdot penulis terlebih dahulu menemukan ide sehingga penulis dengan mudah menentukan tema yang tepat dalam menulis teks anekdot.

Pada Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan SMA terdapat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) terkait dengan pembelajaran menulis teks anekdot.

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) tersebut terdapat di SMA kelas X semester 1, Kompetensi Inti (KI.4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan dan Kompetensi Dasar (KD) 4.2, yaitu memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan

kompetensi dasar di atas, maka dapat diturunkan ke indikator yaitu menulis teks anekdot dengan memperhatikan struktur teks anekdot.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah seorang guru bahasa Indonesia yang bernama Yuliani, S.Pd secara informal pada hari Senin, 3 Mei 2017 menyatakan ada beberapa masalah yang ditemukan oleh guru yaitu sebagai berikut. Pertama, sulitnya menentukan struktur dalam menulis teks anekdot, karena siswa kurang memahami struktur teks anekdot sehingga siswa sulit untuk menentukan struktur teks anekdot dengan tepat. Kedua, sulitnya siswa dalam menentukan ciri kebahasaan yang terdapat didalam teks anekdot, karena siswa tidak begitu memahami tentang ciri kebahasaan teks anekdot.

Ketiga,siswa sulit mencari ide dan mengembangkan ide karena masing- masing siswa mempunyai pemikiran dan kemampuan yang berbeda sehingga dalam menemukan ide dan mengembangkan ide ada yang cepat ada yang lambat. Keempat, guru hanya memakai model inquiri dan model mind mapping, karena guru sulit menentukan

(3)

model yang tepat dalam pembelajaran menulis teks anekdot.

Model pembelajaran artikulasi adalah model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Model ini menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing- masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas.

Pemilihan lokasi penelitian ini di SMA Negeri 11 Padang dengan alasan sebagai berikut ini. Pertama, setelah dilakukan pengamatan langsung ke sekolah ditemukan masalah yang berkaitan dengan menulis teks anekdot.

Kedua, di sekolah tersebut belum pernah ada penelitian sebelumnya tentang kemampuan menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran artikulasi. Ketiga, dipilihnya siswa kelas X karena pelajaran menulis teks anekdot tersebut terdapat dalam kurikulum yang sedang mereka pelajari.

Apabila dikaitkan antara permasalahan menulis teks anekdot di SMA Negeri 11 Padang dengan model pembelajaran artikulasi, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini penting untuk dilakukan. Model ini diharapakan tepat dan bisa merangsang siswa dalam menulis teks anekdot.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 11 Padang tahun ajaran 2016/2017.

Jumlah siswa 137 orang tersebar pada 4 kelas. Dengan demikian sampel penelitian ini berjumlah 35 orang.

Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Pertama, variabel bebas

“Model Pembelajaran Artikulasi”. Kedua, variabel terikat “Menulis Teks Anekdot”.

Terkait dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini berjumlah dua yaitu sebagai berikut. Pertama, skor dari hasil tes kemampuan menulis teks anekdot tanpa menggunakan model pembelajaran artikulasi siswa kelas X SMA Negeri 11 Padang. Kedua, skor dari hasil tes kemampuan menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran

(4)

artikulasi siswa kelas X SMA Negeri 11 Padang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes unjuk kerja.Tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks anekdot.

Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah-langkah berikut. Pertama, guru mengajar dan memberikan tes pada siswa dikelas kontrol menulis teks anekdot. Kedua, guru mengajar dikelas eksperimen dengan menggunaka model pembelajaran artikulasi. Ketiga, siswa mengerjakan tes menulis teks anekdot.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kemampuan Menulis Teks Anekdot Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Artikulasi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang.

Diperoleh gambaran hasil belajar siswa untuk kemampuan menulis teks anekdot tanpa menggunakan model pembelajaran artikulasi siswa kelas X SMA Negeri 11

Padang berkisar antara 50-83,33. Secara lengkap yaitu siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 4 orang siswa 11,43%, siswa yang memperoleh nilai 61,11 sebanyak 7 orang siswa 20%, siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 6 orang siswa 17,14%, siswa yang memperoleh nilai 72,22 sebanyak 7 orang siswa 20%, siswa yang memperoleh nilai 77,78 sebanyak 8 orang siswa 22,86%, siswa yang memperoleh nilai 83,33 sebanyak 3 orang siswa 8,57%.

Berdasarkan datadiperoleh rata- rata hitung 73,49. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis teks anekdot tanpa menggunakan model pembelajaran artikulasi siswa kelas X SMA Negeri 11 Padang berada pada tingkat penguasaan 46-55% berkualifikasi Hampir Cukup (HC).Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 11 Padang dengan menggunakan model pembelajaran artikulasi berdasarkan skala 10.

(5)

Histogram Kemampuan Menulis Teks Anekdot Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Artikulasi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang

b. Kemampuan Menulis Teks Anekdot Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Artikulasi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang

Diperoleh gambaran hasil belajar siswa untuk kemampuan menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran artikulasi siswa kelas X SMA Negeri 11 Padang berkisar antara 66,67-94,44.

Secara lengkap yaitu siswa yang memperoleh nilai 66,67 sebanyak 6 orang siswa (17,14%), siswa yang memperoleh nilai 72,22 sebanyak 5 orang siswa (14,29%), siswa yang memperoleh nilai 77,78 sebanyak 8 orang siswa (22,85%), siswa yang memperoleh nilai 83,33 sebanyak 5 orang siswa (14,29%), siswa yang memperoleh nilai 88,89 sebanyak 6 orang siswa (17,14%), siswa yang memperoleh nilai 94,44 sebanyak 5 orang siswa (14,29%).

Berdasarkan data diperoleh rata- rata hitung 80,15. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran No

Tingkat Penguasaan Kualifikasi Frekuensi Persentase

1 96-100% Sempurna (S) 2 86-95% Baik sekali (B)

3 76-85% Baik (B) 11 31,14%

4 66-75% Lebih dari cukup (Ldc) 13 37,14%

5 56-65% Cukup (C) 7 20%

6 46-55% Hampir cukup (Hc) 4 11,43%

7 36-45% Kurang (K) 8 26-35% Kurang sekali (Ks) 9 16-25% Buruk (B) 10 0-15% Sangat buruk (Sb)

Jumlah 35 100%

4 7 1311

0 5 10 15 20 25 30 35

Frekuensi

Kualifikasi

(6)

artikulasi siswa kelas X SMA Negeri 11 Padang berada pada tingkat penguasaan 76-85%.Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 11 Padang setelah menggunakan model pembelajaran artikulasi berdasarkan skala 10.

Histogram Kemampuan Menulis Teks Anekdot Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Artikulasi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang.

c. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang.

Berdasarkan nilai kemampuan menulis teks anekdot setelah menggunakan model pembelajaran artikulasi dalam pembelajaran menulis teks anekdot siswa sangat baik. Hal ini terbukti dari hasil menulis teks anekdot dengan mendapatkan perlakuan penggunaan model pembelajaran artikulasi lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan model No

Tingkat Penguasaan Kualifikasi Frekuensi Persentase

1 96-100% Sempurna (S) 0 0 2 86-95% Baik Sekali (BS) 11 31,43%

3 76-85% Baik (B) 13 37,14%

4 66-75% Lebih Dari Cukup (LDC)

11 31,14%

5 56-65% Cukup (C) 6 46-55% Hampir Cukup (HC) 7 36-45% Kurang (K) 8 26-35% Kurang Sekali (KS) 9 16-25% Buruk (B) 10 Buruk Sekali (BS) 0-15%

111311

0 5 10 15 20 25 30 35

Frekuensi

Kualifikasi

(7)

pembelajaran artikulasi yang hanya menggunakan metode ceramah.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan model pembelajaran artikulasisiswa kelas X SMA Negeri 11 Padang karena thitung> tabel (6,02>1,67). Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan menulis teks anekdot SMA Negeri 11

Padang dengan menggunakan model pembelajaran artikulasi lebih baik dari DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. 2007. Kiat-Kiat Mengarang dan Menyunting. UNP Press.

Kosasih, Engkos.2016. Jenis-jenis Teks.

Bandung: Yrama Widya

Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif.

Padang: Angkasa Raya.

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa a kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 12 Padang tanpa menggunakan teknik mind mapping memperoleh nilai rata-rata kelas 63,16 yang

Berdasarkan hasil pengkorelasian variabel kemampuan menulis karangan deskripsi menggunakan model cooperative tipe TPS Think Pair Share siswa kelas X SMA Negeri 6 Padang menunjukkan