RPP BASA SUNDA KELAS X ABAD 21 (PANGAJARAN 1 TERJEMAHAN)
September 26, 2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 9 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Sunda
Kelas / Semester : X/ Ganjil Materi Pokok/ Tema : Terjemahan
Alokasi Waktu : 4 JP (2x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 dan KI 2
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 10.3.1 Menganalisis, Mengidentifikasi,
dan memahami teks TERJEMAHAN sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
.3.1.1Mengamati TERJEMAHAN melalui kegiatan menyimak atau membaca.
.3.1.2 Membandingkan berbagai tulisan hasil TERJEMAHAN.
1.3 Menyebutkan langkah-langkah menyusun Terjemahan dengan benar.
1.4 Menyimpulkan kaidah-kaidah yang terkait
dalam TERJEMAHAN.
10.4.1 Memproduksi teks Terjemahan secara lisan dan tulisan dari Bahasa Sunda ke Bahasa lainnya atau sebaliknya dengan meperhatikan kaidah-kidahnya.
.4.1.1 Menterjemahkan kata, kalimat, dan paragraf pendek dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa Indonesia dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya.
.4.1.2 Menyunting dan memperbaiki teks Terjemahannya
.4.1.3 Membacakan Terjemahan yang dibuat.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses kegiatan pembelajaran TERJEMAHAN selesai, peserta didik diharapkan mampu mengamati, menganalisis, menyimpulkan TERJEMAHAN melalui kegiatan menyimak atau membaca dan menterjemahkan kata, kalimat dan paragraf pendek dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa Indonesia atau sebaliknya dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya, serta menyunting dan membacakan TERJEMAHAN yang dibuat dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran (Fakta, Konsep, Prinsip, Prosedur)
1. Fakta :
a. Sajian teks TERJEMAHAN
2. Konsep :
Medar Tarjamahan
Tarjamahan téh nyaéta karya hasil narjamahkeun tina basa séjén. Istilah séjén sok aya nu nyebut alih basa.Prosés narjamahkeun, boh karya ilmiah boh karya (sastra) biasana diusahakeun sangkan papak pisan jeung aslina. Pangpangna dina karya sastra, kagiatan narjamahkeun téh lian ti mertahankeun segi-segi séjénna, anu pangutamana téh dina segi basana (gaya basa, pilihan kecap, ungkara, jsté.) jeung kualitas senina.
3. Prinsip :
Ajip Rosidi (kurang leuwih taun 80-an) kungsi midangkeun artikel nu nétélakeun yén tarjamahan téh kudu "geulis" jeung "satia". Geulis maksudna kaéndahanana kudu bisa kapindahkeun, ari satia maksudna ulah méngpar tina rakitan wacana sumber.
Kaedah-kaedah narjamahkeun prosa:
1. Mahaman eusi teks anu ditarjamahkeun (dima’naan)
2. Merhatikeun galur carita
3. Kudu luyu jeung eusi/amanat nu nulisna atawa paham kana maksud pangarang.
Kaedah-kaedah anu ngabedakeun dina narjmahkeun wangun prosa jeung sajak :
1. Narjamahkeun prosa mah itungannna kalimah per-kalimah sedengkeun dina sajak mah kecap per-
kecap ( leuwih bangga ).
2. Dina narjamahkeun sajak henteu cukup modal kamampuh ngagunakeun basa aslina tapi kudu
weuruh kana basa sarta budaya hasil tarjamahnna.
3. Anu narjamahkeun sajak mah kudu mibanda pangalaman kapenyairan, pangalaman ngaracik
kekecapan, pangalaman ngagunakeun metaphor, pangalaman ulin jeung imaji, jeung pangalaman ngagunakeun diksi.
4. Prosedur :
Langkah - langkah membuat Terjemahan :
· Menampilkan contoh teks Terjemahan.
· Membaca dalam hati ( Ngilo ).
· Pencarian ide untuk tema Terjemahan dilakukan di awal atau dengan cara guru menentukan tema
Terjemahan untuk kemudian dibuat siswa.
· Memahami alur cerita ( prosa ) / isi dalam Puisi ( sajak ).
· Menerjemahkan sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
· Membacakan hasil Terjemahan sesuai dengan tata cara menyampaikan Terjemahan dan saling
koreksi dengan teman sebangku atau kelompok.
· Mengkomunikasikan hasil Terjemahan/ hasil suntingan Terjemahan orang lain.
E. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik.
b. Model : Discovery Learning.
c. Teknik : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi, Penugasan, dan Diskusi.
F. Media Pembelajaran
o Media
1. Laptop/ Notebook 2. Proyektor
3. Modem/ Wi-fi 4. Hand Phone o Alat/ Bahan
1. Teks Terjemahan G. Sumber Belajar
1.Buku Paket Siswa 2.Lembar Kerja Siswa 3.Internet
H. Kegiatan Pembelajaran ( Pendahuluan, Inti, Penutup )
1. Pertemuan ke-1
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu
Kompetensi Abad 21 Pendahuluana. Pendahuluan / Kegiatan Awal
· Mengkondisikan kelas
yaitu mengawali
pembelajaran dengan menyuruh perserta didik untuk berdo’a kemudian mengabsen siswa.
· Apersepsi yaitu
mengingatkan kembali materi esensial yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
· Memotivasi yaitu dengan
15 Menit Character Building
memberikan pertanyaan
ringan tentang
TERJEMAHAN untuk mengumpulkan ingatan siswa terhadap materi pembelajaran.
· Mengkonfirmasi dengan cara menjelaskan kaitannya dengan pengalaman mereka terhadap KD yang akan dipelajari.
· Menyampaikan Tujuan Pembelajaran.
· Guru memberikan
pertanyaan untuk
mengarahkan pengetahuan siswa.
Critical Thinking
Inti b. Kegiatan Inti
· Peserta didik mengamati teks
TERJEMAHAN dan membacanya dalam hati.
· Guru mengamati dan menilai
aktivitas siswa.
· Siswa melakukan penilaian diri
sendiri dan antar teman.
· Guru memberikan kesempatan/
memancing siswa untuk bertanya.
· Peserta didik saling bertanya
tentang hasil pengamatan tentang teks TERJEMAHAN.
· Peserta didik dibagi dalam 4
kelompok ( disesuaikan dengan jumlah siswa ).
· Peserta didik dalam kelompok
diminta untuk mengidentifikasi teks TERJEMAHAN.
· Peserta didik diminta
menganalisis kaidah - kaidah
menterjemahkan dalam
kelompoknya.
· Masing-masing kelompok
mencatat hasil temuannya.
· Guru menilai sikap siswa dalam
kerja kelompok dan presentasi serta membimbing diskusi mereka
60 Menit · Literacy
· Critical Thinking
Critical Thinking
Critical Thinking Colaboration
Comunication
serta siswa melakuka penilaian diri dan antar teman.
· Masing-masing kelompok
berdiskusi tentang kidah-kaidah TERJEMAHAN.
· Guru membimbing dan menilai
aktivitas peserta didik dalam mengidentifikasi kidah-kaidah TERJEMAHAN.
· Masing - masing kelompok
membacakan hasil diskusi mereka secara bergantian dengan bahasa yang baik dan santun.
· Guru melakukan penilaian sikap
dan keterampilan dalam berkomunikasi secara lisan.
Communication Colaboration
Communication
Penutup · Guru bersama peserta didik menyimpulkan tentang kaidah- kaidah TERJEMAHAN.
· Guru bersama peserta didik
melakukan evaluasi dengan bertanya jawab.
· Guru memberikan tugas individu
kepada peserta didik untuk membacai teks TERJEMAHAN yang ada pada buku pegangan siswa untuk dierjemahkan dan di presentasikan di depan kelas pada pertemuan berikutnya.
15 Menit Communication
Colaboration
2. Pertemuan ke-2
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu Kompetensi Abad 21 Pendahulua
n · Mengkondisikan kelas yaitu mengawali pembelajaran dengan menyuruh perserta didik untuk berdo’a kemudian mengabsen siswa
· Menagih dan mengingatkan tugas membaca teks TERJEMAHAN
15 Menit Character Building
· Apersepsi yaitu mengingatkan materi sebelumnya tentang kaidah-kaidah menterjemahkan
· Menyampaikan tujuan pembelajaran
Inti · Siswa mengamati dan membaca
(ngilo) teks yang akan diterjemahkan.
· Dua orang peserta didik diminta
untuk memaparkan dan bertanya tentang teks TERJEMAHAN yang dibacanya.
· Setiap kelompok diberi waktu 10
menit untuk memahami topik, alur, amanat dan isi teks yang akan diterjemahkan.
· Setiap kelompok menerjemahkan
teks dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Sunda atau sebaliknya yang dibacanya sesuai dengan kaidah- kaidah menterjemahkan
· Guru menilai sikap siswa dalam
diskusi dengan teman sebangkunya dan kemapuan menerapkan konsep serta prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja serta siswa melakukan penilaian diri dan antar teman
· Antar peserta didik dalam
kelompoknya mendiskusikan penyajian dan kriteria penilaian saat
menampilkan TERJEMAHAN
(waktu : 5 Menit)
· Guru menilai kerjasama dan
tanggung jawab peserta didik dalam kegiatan diskusi antar teman kelompok serta siswa melakukan penilaian diri dan antar teman.
· Secara bergiliran peserta
60 Menit Literacy
Critical Thinking
Literacy Colaboration
Colaboration
didik/ wakil kelompok menyajikan/ menampilkan hasil menterjemahkan teks Terjemahan di depan kelas.
· Peserta didik lain mengamati
penampilan temannya.
· Salah seorang peserta didik
mengomentari dengan cara menyunting dan memperbaiki hasil menterjemahkan kelompok lain
· Guru menilai kemampuan peserta
didik dalam menyaji, menalar, dan hasil interpretasi serta siswa melakukan penilaian diri dan antar teman.
Colaboration
Communication Creativity
Character Building (Menghargai orang lain) Communication
Penutup · Guru memberikan komentar dan pujian kepada seluruh peserta didik.
· Guru mengevaluasi penampilan
seluruh peserta didik
· Guru dan siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
· Guru menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya dan menyuruh membawa Laptop/ Notebook bagi yang memiliki.
· Guru mengucapkan salam dan siswa
meresponnya.
15 Menit
Communication
Character Building
I. Penilaian
Jenis Bentuk Instrumen
Penilaian Proses Belajar Observasi Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Tes Tulis Soal Uraian
1. Tes Tulis ( Uraian )
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
1.Mengamati TERJEMAHAN melalui kegiatan menyimak atau membaca.
2.Menganalisis sebuah TERJEMAHAN.
3.Menyimpulkan kaidah-kaidah yang terkait dalam
TERJEMAHAN.
4.Menterjemahkan kata, kalimat, dan paragraf pendek dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa Indonesia dengan
memperhatikan kaidah- kaidahnya.
5.Menyunting dan memperbaiki teks Terjemahannya.
6.Membacakan TERJEMAHAN yang dibuat.
Tes Tertulis Tes Uraian
1.Naon anu dimaksud tarjamahan?
2.Kumaha cara-cara narjamahkeun anu bener?
3.Bacaan anu kumaha baé anu sok
ditarjamahkeun téh?
4.Pék tarjamahkeun téks ieu di handap!
5. Pék bacakeun hasil tarjamahan hidep!
2. Penilaian Keterampilan Menulis
Nama Siswa
Aspek yang dinilai Tata
Basa Ketepatan Menerjemahka
n Rasa
Bahasa Nilai 1.
2.
3.
4.
5.
……..
3. Penilaian Keterampilan Membaca
Nama Siswa Aspek yang dinilai
Lentong Sikep Gaya
Maca Ajen
1.
2.
3.
4.
5.
……..
4. Lembar Observasi
Nama
Siswa Sikap yang Diamati
Santun Disiplin Jujur Peduli Semangat Kerja
Sama Tanggung Jawab 1.
2.
3.
4.
5.
…….
Bandung, Juli 2017
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Drs. Agus Setia Mulyadi Mega Rahayu, S.Pd.
NIP. 1962081319841210001 NIP. -
LAMPIRAN Maca Téks Tarjamahan
SAYA dilahirkan di rumah peninggalan nenek moyang ibu, yang terletak di samping balai desa Cibolérang, Jatiwangi, tapi sewaktu umur saya baru beberapa belas bulan saya dibawa pindah ke rumah kakek di kampung Pasuketan, sebab kakek membeli rumah di sana. Selanjutnya saya tinggal di sana hingga lulus Sekolah Rakyat.
Hal saya dibawa pindah ke Pasuketan penting diceritakan, sebab kalau saja saya terus tinggal di rumah peninggalan nenek moyang ibu yang terletak di samping balaidesa, tentu kisah hidup saya akan berbeda.
Desa Cibolérang adalah salah satu di antara tiga desa yang membentuk kota kewedanaan (kini kecamatan) Jatiwangi. Dua desa lainnya adalah desa Sutawangi dan Cicadas. Sutawangi di tengah-tengah, Cicadas di sebelah barat, sedang Ciborélang di sebelah timur. Kota Jatiwangi yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah kabupaten Majalengka, secara kultural terletak di daerah tapal batas kultur Sunda dan (Jawa) Cirebon. Waktu itu, ada dua bahasa sehari-hari yang digunakan oleh orang Jatiwangi, yakni bahasa Sunda dan bahasa (Jawa) Cirebon, tergantung dari lingkungan sosial dan pekerjaan masing-masing.
Di sekitar balai desa Cibolérang yang terletak di sebelah selatan jalan raya Cirebon- Bandung di seberang pasar -disebut "Pasar Baru" karena pasar lama terletak di depan balai desa Sutawangi- penduduk sehari-hari menggunakan bahasa Cirebon. Orang Kaum (masjid terletak tepat di sebelah barat-laut desa, karena sepelataran) berbicara dalam bahasa Cirebon. Demikian pula orang pasar berbicara dalam bahasa Cirebon, meskipun penduduk yang tinggal di sebelah utara, timur dan barat pasar -jadi, yang terletak di sebelah utara jalan raya Bandung-Cirebon- kebanyakan menggunakan bahasa Sunda. Jadi, kalau saja
saya tetap tinggal di rumah peninggalan nenek moyang ibu yang disebut Blok Salasa, tentu saya pun sehari-hari menggunakan bahasa Cirebon...
Hasil Tarjamahan
Éta wacana nu diilo ku hidep téh mangrupa tulisan asli dina bahasa Indonesia. Hasil tarjamahna kana basa Sunda kapidangkeun ieu di handap. Ayeuna pék ku hidep lenyepan jeung titénan éta Terjemahan téh, naha geus bener/sampurna atawa aya nu kurang?
KURING dilahirkeun di imah titinggal karuhun ti indung, nu perenahna gigireun balédésa Ciborélang, Jatiwangi, tapi waktu umur kuring kakara sawatara welas bulan kuring dibawa pindah ka bumi Aki di Kampung Pasuketan, da Aki ngagaleuh bumi di dinya. Saterusna kuring
matuh di dinya nepi ka anggeus Sakola Rayat.
Perkara dibawa pindah ka Pasuketan téh penting dicaritakeun, sabab lamun kuring terus matuh di imah titinggal karuhun ti indung nu ayana di gigireun balédésa téa, tanwandé lalakon hirup kuring baris béda.
Désa Ciborélang téh salah sahiji ti tilu désa nu ngawangun kota Kawadanan (ayeuna mah kacamatan) Jatiwangi. Nu dua deui nyaéta désa Sutawangi jeung Cicadas. Sutawangi di tengah, Cicadas beulah kuloneunana, Ciborélang wétaneunana. Kota Jatiwangi anu sacara administrasi kaasup ka Kabupatén Majalengka téh, sacara kultural aya di daérah tapel wates kultur Sunda jeung
(Jawa) Cirebon. Harita, basa sapopoé anu digunakeun ku urang Jatiwangi, aya dua, nyaéta basa Sunda jeung basa (Jawa) Cirebon, gumantung ka lingkungan sosial jeung pagawean masing-masing.
Di sabudereun balédésa Ciborélang anu perenahna kiduleun jalan raya Cirebon-Bandung di peuntaseun pasar -disebut "Pasar Baru" da anu heubeul mah ayana di hareupeun balédésa Sutawangi- jalma téh sapopoéna ngagunakeun basa Cirebon. Urang Kaum (masjid perenahna kulon-kaléreun balédésa pisan, da sapalataran) nyaritana ngagunakeun basa Cirebon. Kitu deui urang pasar nyararitana maké basa Cirebon, sanajan ari anu caricing di kaléreun, wétaneun jeung kuloneun pasar mah -jadi nu aya di sakaléreun jalan raya Bandung-Cirebon –réréana ngagunakeun basa Sunda baé.
Jadi, lamun kuring terus cicing di imah tuturunan ti karuhun indung nu disebut Blok Salasa, tanwandé kuring gé
sapopoé téh ngagunakeun basa Cirebon...
· Narjamahkeun Téks Bahasa Indonesia kana Basa Sunda
Naskah Bahasa Indonesia Tarjamahan
Selama puluhan tahun berkecimpung menyebarkan risalahnya, Kiai Gozali tidak henti-hentinya menggunakan bahasa Sunda. Beliau sering menyebut bahasa Sunda dengan bahasa
“pedesaan”. Malah mengaku bangga dirinya disebut “ulama pedesaan”.
Ulama yang setiap gerak-gerik langkah serta ucapannya dimengerti dan dipahami oleh masyarakat
pedesaan. Bahasanya tidak mulukmuluk, tidak untuk gagah-gagahan
supaya memberi kesan hebat. Gaya bahasa Kiai Gozali sangat plastis dan realistis. Karena pemahamannya terhadap psikologi massa, beliau sangat konsisten dan menyadari bahwa objek dakwah di Jawa Barat lebih didominasi orang-orang yang mengerti dan memahami bahasa Sunda ....
· Narjamahkeun Téks Basa Sunda kana Basa Indonesia
Naskah Bahasa Sunda Tarjamahan
... Naon atuh bédana Harley jeung Honda Tiger atawa motor nu sakelas jeung Harley? Éta meureun sugan
pédah tarikna mapakan jamparing?
Bandel mesinna? Pédah kuat, wedel jeung tambleg? Tambleg jeung kuat samodél Témbok Cina? Bawirasa teu kitu. Lebah macét mah angger wé... ngarayap.
Meneran banna
kacugak paku, nya paling copélna kudu wé didorong baé mah. Komo lebah kapanasan jeung kaanginan mah sarua, kana sirah matak jangar jeung awak kudu dikerok, da asup angin.
Kitu deui lamun hujan, da angger wé nu tumpakna matak.... mucicid.
Kabulusan. Atuh mun katabrak mobil mengpengan mah moal henteu nu tumpakna bakal ngajurahroh jeung motorna dijamin...ringsek. ....