Begitu pula dengan sejarah perjuangan di wilayah Kabupaten Parigi Moutong yang mempertahankan kedaulatan terhadap Belanda di wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Buku ini berupaya mengungkap dinamika perjuangan tokoh pejuang di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan dapat kita buktikan kepada dunia.
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG PERJUANGAN
- PERSOALAN PENELITIAN
- TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
- SISTEMATIKA PENULISAN
Melaksanakan kegiatan penguatan berupa seminar pendalaman narasumber mengenai tokoh-tokoh pejuang Kabupaten Parigi Moutong yang berperang melawan Belanda di Sulawesi Tengah. Upaya menulis buku tentang biografi tokoh dan/atau pejuang Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah dalam perjuangan melawan Belanda.
SEJARAH TELUK TOMINI DI KERAJAAN PARIGI DAN KERAJAAN MOUTONG; terdiri atas: Sejarah Nama Teluk Tomini, Kerajaan Parigi dan
Masing-masing penulis tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan khususnya kelebihan dalam sumber informasi dan kekurangan dalam metodologi penulisan ilmiah kecuali tiga penulis terakhir.18.
KERAJAAN MOUTONG DI TELUK TOMINI SULAWESI TENGAH, terdiri atas: Latar Belakang Sejarah Kerajaan Moutong, Kerajaan-Kerajaan
BAB VI PERJUANGAN TOMBOLOTUTU DAN RASA NASIONALISME, Terdiri atas: Sebab Musabab Perjuangan Tombolotutu, Proses
SEJARAH TELUK TOMINI DI KERAJAAN PARIGI DAN
KERAJAAN MOUTONG
Sejarah Nama Teluk Tomini
Analisis artikel ini berupaya menyajikan “longduree” atau sejarah panjang nama-nama tentang Teluk Tomini di Pulau Sulawesi. Nama-nama kartografer yang membuat peta Teluk Tomini antara tahun 1794 hingga 1848 antara lain: Ri.
KERAJAAN PARIGI DAN MOUTONG DI WILAYAH KABUPATEN PARIGI
Ketujuh kelompok masyarakat tersebut adalah: Olongia Lambunu/Olongia Lampasio, bermukim di kaki Gunung Lampasio, di hulu Sungai Lambunu, di Kecamatan Moutong. Olongia Sipande, tinggal di kaki Gunung Toribulu di Dataran Siputara di hulu Sungai Siputara, Kecamatan Ampibabo.
KERAJAAN MOUTONG DI TELUK TOMINI
SULAWESI TENGAH
LATAR BELAKANG SEJARAH KERAJAAN MOUTONG Kerajaan Moutong dan Parigi merupakan dua Kerajaan di Pantai
Raja Kunciotutu bergelar Pua Darawati (Raja Moutong do Kunciotutu menerima tahta Kerajaan Moutong pada usia muda (20 tahun). Hal ini menjadi jelas kemudian ketika terjadi perang antara Kerajaan Moutong di bawah kekuasaan Raja Kunciotutu dan Kerajaan Moutong. Penjajah Belanda memulainya pada tahun 1893. Pada tahun 1893 Raja Kunciotutu menikah dengan Putri Magau Sapewali dari Tobulu yang diberi nama “Pua Pika”.
Perkembangan selanjutnya, Raja Kunciotutu kemudian harus menghadapi keinginan imperialis Belanda untuk memonopoli perdagangan di Teluk Tomini. Setelah lolos dari sergapan Belanda, Raja Kunciotutu kemudian kembali ke markas tentaranya di Istana Raja Agung di Lobu.
KERAJAAN-KERAJAAN PENDUKUNG KERAJAAN MOUTONG
Gerakan sosial pada awal abad ke-20 di Sulawesi Tengah menjadi semacam gerakan endemik untuk melawan kekuasaan yang baru diperkenalkan dan dilaksanakan oleh Hindia Belanda di Sulawesi Tengah.13. Substansi gerakan Kaleolangi di Sojol terjadi pada tahun 1903-1904 yang melibatkan masyarakatnya di daerah tetangga untuk melawan Hindia Belanda yang pernah menguasai Kerajaan Banawa dan kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi Tengah. Penyelesaian singkat yang dilakukan Kerajaan Banawa menjadi penyebab munculnya gerakan rakyat Sojol melawan Hindia Belanda.
Di pihak Belanda, tercatat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, salah satu orang yang menjabat sebagai penguasa lokal (civiel Gezaghebber) atas nama Hindia Belanda di Onder Afdeeling Teluk Palu disebut W. Nama-nama ini adalah para pengambil keputusan mengenai penanganan gerakan – gerakan dan pengelolaan sistem pemerintahan Hindia Belanda di Sulawesi Tengah atau Midden Celebes pada waktu itu.
OLONGIA: Sistem Kepemimpinan di Kerajaan Moutong Konsep “Olongia” adalah sebuah konsep kepemimpinan yang ada
Olongia, sebuah konsep kepemimpinan di Kerajaan Moutong, juga berlaku di kerajaan tetangga seperti Kerajaan Sojol. Pengetahuan yang ada saat ini hanya sebatas : bahwa dahulu kala terdapat sebuah kerajaan yang terletak di pantai barat Kabupaten Donggala bernama Olongia (kerajaan) Sojol, yang berdiri untuk melawan penjajahan Belanda, baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan kerajaan lain yang tergabung dalam aliansi Pitunggota. di Kerajaan Banawa. Olongia Kaleolangi dan Singalam menunjukkan sifat rendah hati, tekun, tabah dan ketenangan yang prima dalam memimpin dan memerintah ketika Belanda menyerang kerajaan Sojol.
Data lainnya adalah disertasi Junarti tahun 2002 yang berjudul, Elite dan Konflik Politik di Kerajaan Banawa Sulawesi Tengah, yang diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul “Raja Banawa dari Belanda”17 pada beberapa bagian disertasinya, dan dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Raja Banawa memerintah didampingi oleh kepala desa lain dalam komunitas Pitunggota yang juga bergelar Madika. 17 Juniarti, Raja Banawa Belanda: Elit dan Konflik Politik di Kerajaan Banawa Semarang: Intra Pustaka Utama, 2004.
EKSPANSI KOLONIAL BELANDA KE
- POLITIK PASIFIKASI KOLONIAL BELANDA
- KERAJAAN MOUTONG DIBAWAH “POSHOUDER”
- MENJADI HINDIA BELANDA
- MELAWAN BELANDA ADALAH HARGA MATI
Konflik singkat antara Hindia Belanda dan kerajaan lokal di Sulawesi Tengah terjadi pada awal abad ke-20. Akibat penandatanganan perjanjian singkat ini, kerajaan-kerajaan Sulawesi Tengah berada di bawah naungan Pemerintah Hindia Belanda. Pengaruh kekuasaan Hindia Belanda di wilayah Poso pada khususnya dan di Sulawesi Tengah pada umumnya, serta kekuasaannya di wilayah Hindia Belanda lainnya, banyak membawa perubahan mendasar yang penting.
Semangat De Jong dalam mempertahankan kekuasaan Hindia Belanda di Poso dan sekitarnya dipengaruhi oleh pidato atasannya dari Australia. Tanah yang berada di wilayah Kerajaan Moutong rupanya merupakan tanah yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam kekuasaan Hindia Belanda di Sulawesi Tengah.
TOMBOLOTUTU ATAU PUE DARAWATI
- SILSILLAH KELUARGA: SEORANG BANGSAWAN MOUTONG
- JARINGAN KEKELUARGAAN TOMBOLOTUTU
- PERSAINGAN DI KALANGAN BANGSAWAN
- TOMBOLOTUTU-BORMAN-DAE MALINO
Pengaruh Mandar terlihat pada ungkapan arajang taunae yang menjadi landasan kepemimpinan di kerajaan Moutong. Borman menjadi raja pada tahun 1904-1924 Punggawa Borman diangkat menjadi raja kerajaan Moutong dengan wilayah Moutong sampai Tada. Keberlangsungan kepemimpinan Mandar di kerajaan Moutong menjadi bukti bahwa di wilayah ini wilayah Mandar terhubung dengan Teluk Tomini.
Kerajaan Moutong terletak di ujung dalam Teluk Tomini, menjadikannya titik pelayaran yang baik di Teluk Tomini. Dae Malin sebelumnya ditunjuk sebagai pendukung di Kerajaan Moutong oleh Raja Kunciotutu di kerajaan tersebut.
PERJUANGAN
TOMBOLOTUTU DAN RASA NASIONALISME
SEBAB MUSABAB PERJUANGAN TOMBOLOTUTU
Selain itu, penjajah Belanda juga bertindak terlalu jauh dalam mencampuri urusan kerajaan pribumi di kawasan Teluk Tomini, sehingga Blutotutu menolak dan menuruti penjajah Belanda di kawasan Teluk Tomini. Pada tahun 1898 terbukti bahwa ia diam-diam kembali ke Parigi setelah melarikan diri pada akhir tahun 1895 dan tinggal di rumah saudara perempuannya sejak saat itu. Penduduk tersebut kemudian diberi wewenang untuk memberikan pengampunan yang diinginkan kepada Latjado atas nama pemerintah, dengan syarat ia dapat mengajukan permintaan dan berjanji dalam rapat umum yang diadakan oleh perwakilan pemerintah untuk tujuan tersebut, khususnya bahwa ia akan tetap patuh dan tunduk kepada pemerintah. kolonial Belanda.
Berakhirnya kesulitan Belanda terhadap Latjado adalah agar pengaruh kolonial Belanda di Parigi dapat dirasakan pengaruh baiknya oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah Latjado, yang dirasakan oleh penjajah Belanda adalah adanya pemberontakan blutotutu dari Kerajaan Moutong yang tidak mau bekerjasama dengan penjajah Belanda.6.
PROSES PERLAWANAN TOMBOLOTUTU KEPADA BELANDA
Kano atau senjata atau senjata disaksikan dan dibaca oleh dua orang peneliti sejarah FKIP UNTAD. Peneliti sejarah FKIP UNTAD menggandakan prasasti pada sampan yang disimpan di teras depan bekas istana kerajaan. Hari ketujuh Sanatu seribu dua ratus tujuh puluh satu lahuu fi faali lima yuridu fi zulhijjah safara Kamis sampai Parigi hia Enci Binti Brahman ya'ni Muhammad Ya Umm Inci Opu Sadarwaking falinbagi beratnya tiga pikul adalah dia yang mempunyai enci. "
Pada bulan ketujuh tahun 1851, bulan Zulhijjah, Insya Allah pada hari Kamis berangkat ke Parigi, ia adalah putri Brahman yaitu Muhammad, wahai ibu, Enci pua sadar bangun, biarlah dipakai, beratnya tiga pikul , yang ada encinya." Pertama, nomor tahun pada prasasti menunjukkan bahwa sampan itu sudah berada di Tinombo sejak Juli 1851.
PERANG GERILYA RAJA TOMBOLOTUTU
Untuk mengatasi perang ini, Raja Kunciotutu selalu melakukan kunjungan untuk mencari dukungan terhadap gerakannya melawan Belanda. Proses perang gerilya Raja Kunciotutu tidak hanya melewati pegunungan dan lembah, namun juga menjelajahi kepulauan di Teluk Tomini. Perang yang terjadi antara Belanda dengan pasukan Raja Kunciotutu di wilayah Bolano berlangsung cukup lama.
Perang ini juga menyadarkan Belanda bahwa Raja Kunciotutu sebenarnya mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Moutong dan penduduk sekitar Teluk Tomini. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemungkinan Raja Kunciotutu dapat menyusun kembali pasukannya untuk menghadapi Belanda secara besar-besaran di dalam dan sekitar Moutong.
BERJUANG HINGGA MAGKAT DI HUTAN
Sebagaimana disebutkan, pemberontak Muton Poidarawati alias Kunciotutu, setelah menyerang dan menghancurkan kamp pengungsi mereka di Bulano (November 1900) melarikan diri ke daerah Celebes en Onderhoorigheden dimana Poidarawati saat itu berada di daerah Tolitoli dan Donggala, dibantu oleh penguasa setempat. Upaya penangkapan yang dilakukan di daerah tersebut gagal, sehingga membuat Poidarawati memutuskan untuk kembali ke Teluk Tomini, dimana pada bulan Juli 1901 ia berada di daerah mertuanya, penguasa Toribulu. Setelah pencarian yang lama di daerah pegunungan Toribulu, tempat ia bersembunyi bersama istri dan sejumlah kecil pengikutnya, Poidarawati pada tanggal 17 Agustus 1901 tertembak dan terbunuh dalam perlawanan.
Dengan upaya memberantas Poidarawati yang berasal dari Mandar, maka pengaruh pemerintah di daerah Muton, Sigenti, Kasimbar, Toribulu dan Ampibabu yang dikuasai pengaruh Mandar semakin kuat, namun menariknya unsur Mandar kembali muncul. mendapatkan kembali pengaruhnya yang menurun. .15. Setelah raja gugur dalam gerakan perlawanan yang dilakukannya saat melakukan kampanye gerilya di hutan, akhirnya ia dimakamkan di kawasan Balaesang wilayah Ketong.
AKIBAT PERLAWANAN TOMBOLOTUTU
Untuk mengatur dan melindungi sistem kekuasaan yang akan dilaksanakan, Hindia Belanda membagi wilayah menjadi dua bagian utama, yaitu wilayah yang dikuasai langsung (Rechtsreeksbestuurgebied atau Governementslanden) dan wilayah yang tidak dikuasai langsung (Zelfbestuurslandschappen atau Vorstelanden). . . . Bupati ini menguasai seluruh Regentchaapen (Kabupaten).16 Pada masa pendudukan Jepang, sistem pemerintahan ala Jepang juga diterapkan. Kebijakan pemerintahan pendudukan Jepang adalah dengan dikeluarkannya Undang-undang nomor 27 dan 28 tanggal 5 Agustus 1942 yang mengatur sistem pemerintahan pengganti sistem pemerintahan Hindia Belanda.
Berdasarkan undang-undang ini, Residentie digantikan oleh Ken yang dipimpin oleh Shuchokan (sebelumnya Residen), Regentschap digantikan oleh Ken yang dipimpin oleh Kencho (sebelumnya Bupati/Bupati), Distrik diubah menjadi Gun dipimpin oleh Guncho (sebelumnya Wedana), dan Distrik Onder diubah kepada Son yang dipimpin oleh Soncho (sebelumnya asisten Wedana).17 Sistem pemerintahan Barat yang diterapkan oleh Belanda dan Jepang mempunyai perbedaan yang sangat mendasar dengan sistem pemerintahan tradisional di negara Poso. . Hambatan budaya terhadap integrasi politik Hindia Belanda dan pendudukan Jepang di Poso terlihat dari perlawanan tokoh-tokoh lokal seperti Ama (Umana Soli) di Pekurehua pada tahun 1907, Kolomboy dilanjutkan putranya Tanjumbulu di Toju, Tabatoki di Pamona, Owolu Marunduh di Mori pada tahun 1907.
MEMILIH MATI DEMI KEDAULATAN
Ia berprinsip, lebih baik mati di tengah pertempuran demi mempertahankan harkat dan martabat bangsa Kerajaan Moutong, daripada tunduk pada penjajah Belanda. Menurut Tombolotutu, kedaulatan Kerajaan Moutong diambil ke dalam hutan di tengah pertempuran dan siapa pun yang menjadi raja di Kerajaan Moutong pada saat berperang adalah agen Belanda karena diangkat berdasarkan perjanjian dalam waktu singkat. deklarasi (Deklarasi Singkat) antara raja Moutong dan Hindia Belanda yang berkedudukan di Paris.
Kesimpulan: Rekomendasi Pahlawan Nasional dari Sulawesi Tengah
Wilayah Sulawesi Tengah dimekarkan dari Hindia Belanda menjadi dua wilayah yaitu Afdeling Donggala dan Afdeling Poso, dan Kerajaan Moutong digabungkan menjadi satu bagian dari wilayah Afdeling Donggala. Kunciotutu mempunyai nilai juang yang tinggi karena menentang penjajahan dan imperialisme serta mempunyai jiwa patriotisme untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan, sehingga pantas dan layak diusulkan sebagai pahlawan nasional asal Sulawesi Tengah. Haliadi-Sadi, “Gerakan Pemuda SULAWESI TENGAH KE POSO: Antara Otonomi dan Pemikiran Pemerintah Daerah” yang disampaikan pada Konferensi Sejarah Nasional IX dan Kongres Ikatan Sejarawan Indonesia oleh Direktorat Jenderal Sejarah dan Pemakaman Direktorat Geografi Sejarah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia di Jakarta pada tanggal 5 – 8 Juli 2011.
Haliadi-Sadi, Integrasi Sejarah Pasca Penjajahan di Sulawesi Tengah, disampaikan dalam Dialog Interaktif Sejarah yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Nilai Sejarah dan Purbakala RI dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah di Palu Emas Hotel pada tanggal 24 November 2009. Peneliti pada Pusat Penelitian Sejarah (PusSEJ) Lembaga Penelitian (LEMLIT) Universitas Tadulako dan Dosen Tetap Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Tadulako Palu.