• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat Datang - Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Selamat Datang - Digital Library"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

PKS hadir sebagai partai yang berlandaskan Islam rahmatan lil alaamiin dan PDI Perjuangan sebagai partai yang mempunyai falsafah bangsa Pancasila. PKS dengan instrumen agama Islam, dan PDI Perjuangan dengan instrumen naisoanliste berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Kerangka Pemikiran Penelitian

Hal ini nyatanya tidak terlepas dari identitas partai politik itu sendiri, sebagai bagian dari ideologi kandidat dalam kontestasi. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai konstruksi identitas politik, serta model komunikasi ideologi partai politik yang berideologi nasionalis dan Islamis. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konstruksi identitas partai politik berideologi nasionalis dan Islamis dalam konteks fenomenologis, serta gambaran penyebaran atau komunikasi kedua ideologi tersebut dalam masyarakat Lampung.

Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya terkait pembahasan identitas politik dan model komunikasi partai politik. Seperti halnya identitas partai politik, setiap perubahan yang terjadi pada suatu partai politik merupakan sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat konstruksi identitas politik kedua partai yang kemudian akan mempengaruhi keduanya dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai partai politik.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Sedangkan model komunikasi politik identitas PSI terdapat pada proses penciptaan pesan politik PSI, yaitu penciptaan pesan politik terkait diskriminasi gender. Penelitian ini tidak menggambarkan secara jelas model komunikasi yang digunakan, namun terfokus pada interaksi simbolik. Konstruksi politik identitas di media online (Analisis pemberitaan pasca hukuman penjara atas kasus pencemaran nama baik Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Tempo.co dan Republika.co.id periode 9-12 Mei 2017.

Tempo.co menganggap kasus ini sebagai bagian dari konflik nasional yang melibatkan politik identitas rasial, sedangkan Republika.co.id. Penelitian ini berfokus pada sikap media melalui analisis bingkai terhadap isu politik identitas pada periode setelah kasus Ahok divonis. Penelitian ini tidak berfokus pada partai politik, melainkan pada tokoh-tokoh yang terkait dengan politik identitas.

Identitas Politik

Meski seiring berjalannya waktu perdebatan mengenai politik identitas menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas, namun penting untuk memahami bagaimana memandang politik identitas itu sendiri, baik dari sudut pandang positif, negatif, maupun dari sudut pandang atau teori. Ada yang sepakat bahwa politik identitas pada dasarnya mempunyai nilai positif, namun secara tradisional konsep identitas adalah modal awal dalam politik dan juga sangat konstruktif. Dalam konsep dan praktik politik identitas dimaknai secara negatif sebagai politik dimana sekelompok orang yang mempunyai identitas agama, ras, etnis, budaya, dan sosial tertentu cenderung mengedepankan kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan kepentingan lebih besar yang perlu diurus. dari saling setuju. .

Dari berbagai pembahasan di atas, kita melihat adanya perbedaan antara politik identitas dan politik identitas. Sedangkan politik identitas mengacu pada mekanisme politik baik identitas politik maupun identitas sosial sebagai alat politik untuk mewujudkan kepentingannya (Habbodin Muhtar dalam Kiftiyah, 2019). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian politik identitas secara umum mengacu pada praktik politik yang didasarkan pada dominasi agama, suku, sosial budaya, berbeda dengan praktik politik yang didasarkan pada kepentingan.

Partai Politik

Macridi dapat diklasifikasikan menjadi otoriter dan demokratis, integratif dan representatif, ideologis dan pragmatis, religius dan sekuler, demokratis dan revolusioner, massa dan elit, demokratis dan oligarki. Sedangkan tipologi sistem kepartaian dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah partainya, yaitu tertutup atau kompetitif, agregatif dan ideologis, pluralistik dan monopoli, berorientasi pada isu versus berorientasi pada pengikut, dan integratif dan representatif (Nurjaman, 2018). Dalam sistem kepartaian kompetitif, tipologi kepartaian dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu partai porto, partai kader, partai massa, partai diktator, dan partai penangkap.

Setiap batch mempunyai ciri dan karakteristik yang membedakan satu jenis dengan jenis lainnya. Sertori membagi empat sistem kepartaian berdasarkan ideologi yang dianut masing-masing partai dan jumlah partai yang diakui dan berpartisipasi dalam setiap pemilihan umum. Ia juga mengklasifikasikan sistem kepartaian yang memberikan ruang bagi tumbuhnya demokrasi menjadi empat jenis, yaitu sistem dua partai, pluralisme moderat, pluralisme terpolarisasi, dan sistem partai berkuasa.

Ideologi Partai Politik

  • Ideologi Nasionalis
  • Ideologi Islamis

Artinya ideologi sangat mempengaruhi gerak dan fungsi partai, dengan kata lain juga mempengaruhi kepentingan politik. Ideologi memberi kehidupan dan energi bagi munculnya kepentingan-kepentingan politik, yang nantinya harus diperjuangkan melalui partai politik. Jadi dapat disimpulkan bahwa ideologi suatu partai politik akan menentukan kepentingan apa yang sebaiknya dijadikan kepentingan politik.

Pilihan terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat dan dijadikan sebagai kepentingan politik akan sangat ditentukan oleh ideologi partai politik tersebut. Prioritas-prioritas yang dipertimbangkan, mana yang harus didahulukan dan mana yang harus dijadikan prioritas kedua, sebagian besar akan ditentukan oleh ideologi partai politik yang bersangkutan. Kepentingan politik dan ideologi saling terkait erat; Ideologi menginspirasi kepentingan politik seperti apa yang akan muncul.

Komunikasi Politik

Konsep Islam tentang tatanan ketuhanan tidak hanya menolak kedaulatan rakyat, namun juga menolak pluralisme demokratis yang mengakui adanya ruang bagi politik lain. Selain itu, bukan hanya keberagaman saja yang menjadi penyebab keunikan komunikasi politik di Indonesia, namun juga fenomena-fenomena yang terjadi dinilai unik: absurditas, anomali, drama, kekerasan, ironi, humor, bahkan slapstick. Karena adanya beberapa anomali dalam komunikasi politik, Mulyana mengemukakan definisi komunikasi politik yang sesuai dengan fenomena Indonesia, yaitu mengonsepnya sebagai komunikasi politik yang dinamis, mudah berubah, rumit bahkan sulit diprediksi.

Lebih lanjut, komunikasi politik di Indonesia bernuansa konteks tinggi, dengan pesan yang lebih tersirat dibandingkan pesan eksplisit, antara lain pesan melalui bahasa tubuh, pakaian, dan keheningan.

Teori Interaksi Simbolik

Pikiran manusia menafsirkan dan menafsirkan objek dan peristiwa yang dialami, menjelaskan asal usulnya dan memprediksinya. Ia juga menembus ke dalam dirinya sendiri dan menjadikan kehidupannya sendiri sebagai objek pengenalannya, yang disebut 'aku' atau 'aku' (diri). Ada kesatuan antara berpikir dan bertindak, berpikir dan menyendiri merupakan bagian dari perilaku manusia yaitu bagian dari interaksinya dengan orang lain.

Negosiasi dimungkinkan karena manusia mampu memberi nama pada segala sesuatu, tidak hanya benda fisik, tetapi juga tindakan dan peristiwa yang abstrak. Makna yang ditafsirkan oleh individu dapat berubah seiring berjalannya waktu sesuai dengan perubahan situasi dalam interaksi sosial. Dalam proses ini, individu mengantisipasi reaksi orang lain dengan mencari alternatif kata atau tindakan yang dapat dilakukan.

Teori Komunikasi Tentang Identitas

Setiap orang memberikan respons terhadap objek fisik (benda) dan objek sosial (perilaku manusia) berdasarkan makna di lingkungannya, namun individulah yang dipandang aktif dalam menentukan lingkungannya. Makna merupakan produk interaksi sosial, oleh karena itu makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunaan bahasa. Lapisan implementasi, pengetahuan orang lain tentang dirinya berdasarkan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka miliki, dan bagaimana mereka bertindak.

Konstruksi Realitas Sosial

Ini adalah semacam hierarki dalam tatanan sosial yang mengikat seseorang berdasarkan peran sosialnya. Artinya ada internalisasi makna yang diwujudkan dari proses subjektif orang lain sehingga menjadi bermakna subjektif bagi individu tersebut. Untuk mencapai internalisasi, individu terlebih dahulu mendapat sosialisasi, yang dapat diartikan sebagai pencelupan individu secara komprehensif dan konsisten dalam dunia objektif suatu masyarakat atau salah satu sektornya.

Sedangkan sosialisasi sekunder merupakan proses lanjutan yang mempengaruhi individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat. Oleh karena itu, luas dan sifat jangkauannya ditentukan oleh kompleksitas pembagian kerja dan distribusi pengetahuan dalam lingkungan sosial di mana ia ditekuni atau yang dalam hal ini kita sebut dengan eksternalisasi. Setelah internalisasi ini berhasil dialami oleh individu, maka yang terjadi selanjutnya adalah tumbuhnya proses interaksi sosial yang lebih dari sekedar sosialisasi.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Sumber Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data
  • Keabsahan Data Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian

Data primer atau sekunder untuk membedakan data yang biasanya berasal dari jenis penelitian lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. a) Observasi dilakukan untuk mengamati fenomena penelitian. Teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah model analisis Miles dan Huberman atau yang sering disebut dengan metode analisis data interaktif.

Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan tahap selanjutnya. Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikategorikan, menyaring pandangan serupa dan berbeda serta membandingkan sumber data tertentu dengan sumber data lainnya. Data yang telah dianalisis akan menghasilkan kesimpulan lebih lanjut dan perlu dicari kesepakatan (member check) dengan sumber data.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Diri adalah penafsiran diri terhadap suatu simbol yang direfleksikan dan diposisikan oleh kedua pihak dalam interaksi, dan masyarakat adalah hubungan sosial yang terjadi antara kedua pihak dengan masyarakat. Seperti pada grafik sebelumnya, komunikator politik didominasi oleh pengurus dan kader partai. Media yang digunakan cenderung sama, termasuk jejaring sosial Instagram, berupa kegiatan kontak nasional, pertemuan atau diskusi, konsolidasi, dan pertemuan informal lainnya yang disesuaikan dengan karakter masing-masing partai politik.

Dampak yang diharapkan dari komunikasi adalah loyalitas terhadap kerangka ideologi, dimana masyarakat menjadi pemilih kedua partai dan bekerja sama dengan pemerintah dalam pelaksanaan program kerja partai. Stigma negatif yang melekat pada kedua partai, seperti Partai Radikal dan Partai Komunis, merupakan hal yang tidak bisa dihindari sehingga perlu adanya komunikasi ideologis. Dengan memperkecil jarak atau kesenjangan antara komunikator politik dan komunikan, pesan-pesan yang disampaikan bisa lebih efektif.

Saran

Sedangkan pesan politik PKS berupa isu kerakyatan yang dikemas dengan pesan agama Islam, PDI Perjuangan berupa isu kebangsaan, kerakyatan, dan gotong royong yang dikemas dengan nilai-nilai Pancasila. Perlu adanya strategi wawancara yang baik untuk menghindari bahasa politik dan normatif informan berasal dari pengurus partai, sehingga peneliti diharapkan mendapatkan data yang lebih mendalam. Perlu dikembangkan penelitian dengan subjek penelitian partai politik seperti komunikasi praktis ideologi partai politik untuk mengetahui apakah partai politik di Indonesia masih bersifat ideologis.

Identitas Politik dan Pemilu dalam Demokrasi Indonesia: Studi Kasus di Desa Karang Pandan, Malang, Indonesia. https://lampung.antaranews.com/berita/650789/mengamati-koalisi-partai-politik-oleh-arizka-warganegara diakses 20 November 2023.

Referensi

Dokumen terkait

Pemetaan Ideologi Partai-partai Politik Peserta Pemilu 2014 No Urut Nama Partai Asas/Ideologi Identifikasi Positioning 1 Partai Nasional Demokrat Nasdem Pancasila

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa Project-based Blended Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas

Berdasarkan permasalahan yang sudah di paparkan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung dalam

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi silika terhadap penyangga γ-Al2O3 yang paling baik sebagai katalis hydrotreating pada industri green fuel dengan menggunakan beberapa

Tabel 1.1 Komparasi Penelitian Terdahulu Nama Penulis Yogo Aminanto Pribadi Hari Prasetio Syaiful Anam dan Ristiyani Irianti Hideo Ohashi Judul Kepentingan Ekonomi Dan

Pada Penelitian ini senyawa trifeniltimahIV 4- aminobenzoat, trifeniltimahIV 4-nitrobenzoat dan trifeniltimahIV 4- hidroksibenzoat disintesis dengan mereaksikan trifeniltimahIV

Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa karakter yang dimiliki tokoh utama Ahmad Karaeng Gurutta yang paling mendominasi ialah karakter menyampaikan perintah tabligh, karakter

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh interaksi pemimpin-anggota dan aktivitas berbagi pengetahuan