• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN Pola asuh orang tua

N/A
N/A
redi yulismandra

Academic year: 2024

Membagikan "SIMPULAN Pola asuh orang tua"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

SIMPULAN

Pola asuh orang tua adalah suatu rangkaian mendidik anak dengan gaya tertentu untuk menjadikan anak sesuai dengan keinginan orang tua. Pola asuh orang tua bisa jadi menyebabkan perilaku yang di contohkan orangtuanya,oleh sebab itu sebaiknya orang tua memilih pola asuh yang sesuai. Perilaku agresif menurut A. Stewart dalam Syamaun2 adalah tindakan atau perilaku yang memiliki sifat ke agresifan, yang tampak dalam bentuk perkelahian dengan teman sebaya, secara fisik menyerang orang dewasa atau orang lain, berlaku kasar terhadap orang tua, guru, dan orang lain, dan dengan daya yang ekstrem

Hasnida (2014:104-107) menyatakan bahwa orangtua otoriter adalah orangtua dengan pola asuh yang kaku, tanpa kehangatan, bimbingan, komunikasi, diktator dan memaksakan anak untuk selalu mengikuti perintah orangtua tanpa kompromi, selalu menuntut dan mengendalikan semata mata karena kekuasaan dan tak jarang disertai hukuman fisik bila anak melanggar/tidak patuh.Perilaku agresif ini merupakan gejala yang ada dalam masyarakat. Syamaun,3Keagresifan sebagai gejala sosial cenderung dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam masyarakat modern ada tiga sumber munculnya tingkah laku agresif. Pertama, pengaruh keluarga. Kedua, pengaruh subkultural.

Dalam konteks pengaruh subkultural ini sumber agresi adalah komunikasi atau kontak langsung yang berulang kali terjadi antar sesama anggota masyarakat di lingkungan anak tinggal. Mengingat kondisi remaja, maka peer group berperan juga dalam mewarnai perilaku remaja yang bersangkutan. Ketiga, modelling (vicarious leaming), merupakan sumber tingkah laku agresif secara tidak langsung yang didapat melalui mass media, misalnya tv, majalah, koran, video atau bioskop. Mengingat perilaku agresif merupakan hasil proses belajar dalam interaksi sosial maka tingkah laku agresif juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

SARAN UNTUK ORANG TUA DAN GURU

Pola asuh yang tepat untuk menghasilkan kualitas yang baik dan tangguh adalah Pola asuh demokratis atau otoritatif. Dalam cara pandang parenting seperti yang diungkapkan oleh Diane Baumrind, pola asuh demokratis ini disebut juga gaya pengasuhan otoritatif. Menurut Diane Baumrind, pola asuh atau parenting style terbagi menjadi tiga jenis yakni: Gaya pola asuh permisif / laissez-faire atau serba boleh, apapun yang diinginkan anak akan dituruti. Gaya pola asuh otoriter/otokratis atau orang tua memiliki aturan yang ketat dan harus dituruti oleh anak. Gaya pola asuh otoritatif/demokratis atau pola pengasuhan di antara permisif dan otoriter, yakni demokratis, yaitu kedua belah pihak saling menghargai. Cara menerapkan pola asuh demokratis Pola asuh demokratis diterapkan dengan memperlakukan anak secara setara. Mereka diberi pilihan dan boleh menentukan keputusan atas pilihannya. Namun mereka juga harus bertanggung jawab dengan keputusan tersebut. Batasan yang diberikan dalam pola asuh demokratis adalah, anak hanya diberi kebebasan menentukan pilihan sesuai dengan usia mereka. Tidak bebas melakukan semua hal yang bisa dilakukan orang dewasa. Karakteristik pola asuh demokratis Ada beberapa aspek penting atau karakteristik yang biasanya menyertai pola asuh demokratis. Hal ini

(2)

tak bisa diabaikan ketika orang tua hendak menerapkan pola asuh demokratis dalam keluarga. Bahkan, karakteristik ini menjadi kunci dalam menerapkan parenting democratic. Berikut ini penjelasan mengenai karakteristik pola asuh demokratis seperti dilansir laman Mom Junction: 1. Fokus pada peraturan Orang tua demokratis akan mendiskusikan mengenai aturan yang akan mereka terapkan kepada anak-anaknya. Dengan begitu anak memahami peraturan, termasuk pada konsekuensi yang akan diterima jika melanggar aturan. 2. Memberikan pilihan Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, akan memberikan pilihan untuk berbagai hal di kehidupan sehari-hari. Apapun pilihan tersebut, anak harus mau menerima konsekuensinya. 3. Penguatan positif Perilaku positif yang diperbuat oleh anak harus dihargai sehingga mereka tetap mengikuti aturan yang telah disepakati sebelumnya. Itu tanda bahwa pilihan yang mereka ambil, baik dan dipatuhi. Sebaliknya, ada hukuman jika terjadi perilaku negatif dan pelanggaran. 4. Memberi motivasi Anak-anak sangat membutuhkan motivasi dalam mencapai tujuan mereka. Ini harus diberikan oleh orang tua secara seimbang dan tidak berlebihan. 5. Pengertian dan kasih sayang Walau pola asuh demokratis dilakukan dengan kesetaraan kepada semua anggota keluarga, namun pengertian dan kasih sayang tidak boleh lepas dari pengasuhan.

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh yang diterapkan orang tua ini sangat bergantung pada bentuk-bentuk perilaku penyimpangan anak, dan salah satu faktor yang mempengaruhi agresivitas adalah pola asuh dan

Untuk menemukan hubungan pola asuh orang tua, pergaulan teman sebaya dan media televisi terhadap karakter siswa di SMP Negeri 25 Purworejo, dengan unsur pokok kajian seperti

Hipotesis ke empat menunjukan bahwa nilai p<0,05.Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan akses pornografi, pola asuh orang tua dan lingkungan teman sebaya

Berdasarkan hasil analisa data pada 110 responden perkembangan perilaku sosial di TK Pertiwi Rambipuji Jember dapat disimpulkan bahwa besar pola hasil raport perilaku sosial anak

Mclnytre menyebutkan bahwa keterampilan sosial anak meliputi tingkah laku dan interaksi positif dengan teman, perilaku yang sesuai di dalam kelas, mampu mengatasi

• Kemampuan untuk berinteraksi dengan baik terhadap teman sebaya, guru dan orang dewasa lain. • Kemampuan untuk menunjukkan pemahaman, mengidentifikasi, dan menyampaikan perasaannya

Seorang anak akan belajar banyak dari pergaulan orang tua jangan terlalu membatasi pergaulan anaknya sehingga anak, memiliki sedikit teman, teman hanya ada di sekolah, selepas itu anak

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Oktober 2019 eISSN 2657- 0998 693 remaja yang berpengaruh dengan teman sebaya berpeluang melakukan pergaulan bebas, dari remaja yang tidak