PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Apakah penggunaan media sosial Facebook berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa VII. Kelas PAI di SMP N 02 Tebat Karai Kepahiang. Ha : “Penggunaan media sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa PAI SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang.”
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media sosial facebook terhadap hasil belajar siswa kelas VIII PAI SMP N 02 Tebat Karai Kepahiang. Ho : “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media sosial terhadap kinerja siswa PAI SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang”.
Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
LANDASAN TEORI
Hasil Belajar
12 Siti Nurhasanah1,A. Sobandi, Minat Belajar Sebagai Penentu Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol.1 No.1, Agustus 2016, . Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa antara lain faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 14 Juliansyah Radi Alpis, “Pengaruh Media Domino Matematika (DOMAT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas II SDN 99 Lingkar Barat Kota Bengkulu” (Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu), Bengkulu , 2019, hal 22.
Faktor psikologis antara lain mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang, meliputi minat, bakat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif, kesiapan dan kematangan, serta perhatian. Faktor lingkungan Terdapat dua faktor lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran, yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya. 15 Juliansyah Radi Alpis, “Pengaruh Media Domino Matematika (DOMAT) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas II SDN 99 Lingkar Barat Kota Bengkulu” (Jurusan Keguruan Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu), Bengkulu, 2019, hal.22.
Teori Belajar
Artinya: “Tidak patut bagi penduduk Madinah dan Arab Badwi yang tinggal di sekeliling mereka tidak bergabung dengan Rasulullah (untuk berperang), dan tidak patut (pula) mereka menyayangi diri sendiri lebih dari cintanya. Rasul.Ini adalah kerana mereka tidak ditimpa dahaga, kesusahan dan kelaparan pada jalan Allah dan tidak memijak suatu tempat yang menimbulkan kemarahan orang-orang kafir dan tidak menimpakan musibah kepada musuh, melainkan telah ditulis untuk mereka dengan perbuatan yang begitu baik Kerana peperangan menggunakan pedang itu sendiri tidak disyariatkan melainkan menjadi benteng dan pagar dakwah, agar tidak dipermainkan oleh tangan-tangan kafir dan munafik yang lalai.
Maka dengan ayat tersebut Allah pun memerintahkan agar jihad dipecah menjadi jihad bersenjata dan jihad memperdalam ilmu dan pemahaman agama. Ketiga bidang penilaian inilah yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan prestasi siswa dalam suatu pembelajaran yang mengacu pada sistem pembelajaran KTSP. Faktor yang mempengaruhi kinerja belajar meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri berupa faktor biologis seperti faktor kesehatan dan faktor psikologis seperti kecerdasan, bakat, minat, perhatian dan motivasi.
Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan agama Islam menurut para ahli adalah pendidikan agama Islam adalah suatu upaya untuk membina dan mendidik peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara utuh, kemudian menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai suatu kesatuan. gaya hidup. Marimba memandang pendidikan Islam adalah suatu konsep berupa bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan syariat agama Islam menuju pembentukan kepribadian utama menurut standar Islam, sehingga memungkinkan peserta didik hidup sesuai dengan perkembangan lingkungan tempat tinggalnya. Salah satu tugas Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) adalah melakukan transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada peserta didik melalui interaksi dalam proses pembelajaran yang mereka lakukan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem pendidikan yang mengupayakan pembentukan akhlak mulia pada diri peserta didik dan memiliki kecakapan hidup yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman ajaran Islam, keterampilan praktis dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama Pendidikan Agama Islam adalah kebhinnekaan, yaitu menjadi seorang muslim dengan intensitas keagamaan yang penuh keikhlasan dan dilandasi keimanan yang kuat.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama Pendidikan Agama Islam adalah kebhinnekaan, yaitu menjadi seorang muslim dengan intensitas keagamaan yang penuh keikhlasan dan dilandasi keimanan yang kuat. atau maqasid. Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan dan meningkatkan keimanan dengan cara memberikan dan membina pengetahuan, penghayatan, pengamalan dan pengalaman siswa tentang Islam agar menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara. , dan untuk dapat melanjutkan di level tertinggi. Penekanan terpenting dari ajaran Islam pada hakikatnya adalah hubungan antar manusia yang sarat dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan moralitas sosial.
Oleh karena itu, fokus pengajaran etika dalam Al-Qur'an dan khususnya dalam hadis Nabi tentang misi Nabi adalah memperbaiki akhlak bangsa Arab saat itu. Oleh karena itu, jika kita berbicara tentang pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya harus berkaitan dengan penanaman nilai-nilai Islam, dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai tersebut juga untuk mendoakan kesuksesan hidup (hasanah) di dunia bagi peserta didik yang kemudian mampu menghasilkan kebaikan (hasanah) di akhirat.
Fungsi Pendidikan Agama Islam
Tugas sekolah adalah memajukan perkembangan anak lebih lanjut melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan, agar keimanan dan ketakwaan dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. Adaptasi mental yaitu adaptasi terhadap lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial serta dapat mengubah lingkungan sesuai ajaran Islam. Adaptasi mental yaitu adaptasi terhadap lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial serta dapat mengubah lingkungan sesuai ajaran Islam.
Remedial yaitu memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat merugikan dirinya dan menghambat perkembangannya menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Penyaluran yaitu menyalurkan anak-anak yang mempunyai bakat khusus di bidang keislaman agar bakat tersebut dapat berkembang secara maksimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk diri sendiri dan orang lain.
Hakikat Pendidikan Agama Islam
Hipotesis yang diajukan adalah Ha bahwa penggunaan media sosial berpengaruh terhadap kinerja belajar siswa kelas VII PAI SMP N02 Tebat Karai Kepahiang. Kuesioner digunakan untuk menyimpulkan data mengenai pengaruh penggunaan media sosial Facebook terhadap kinerja siswa di kelas PAI. Output uji linearitas penggunaan media sosial pada pembelajaran PAI mencapai nilai F sebesar 13,332 dengan signifikansi >0,06.
Nilai t-value yang negatif menunjukkan adanya arah pengaruh yang berlawanan antara penggunaan media sosial dengan kinerja siswa dalam pembelajaran PAI. Berdasarkan hasil analisis ditemukan arah pengaruh negatif atau berlawanan antara penggunaan media sosial terhadap kinerja siswa pada PAI. Hasil penelitian diinterpretasikan sedemikian rupa sehingga peneliti membuktikan bahwa media sosial berpengaruh negatif terhadap kinerja siswa di PAI.
Ruang Lingkup PAI
- Karakteristik Siswa Smp
Penelitian Yang Relevan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 dengan judul Pengaruh Media Sosial Facebook pada Siswa Kelas IX di. 35 Alfiyana Khoirotun, “Pengaruh Penggunaan Jaringan Facebook Terhadap Perilaku Siswa Kelas VIII Terhadap Guru di SMP N Kalasan Sleman Yogyakarta”, (Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014). Pengaruh Penggunaan Jaringan Facebook Terhadap Perilaku Siswa Kelas VIII Terhadap Guru di SMP N Kalasan Sleman.
36 Risna Apranii, “Pengaruh Media Sosial Facebook Terhadap Siswa Kelompok IX Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Mu’allimin Islamiyah Darul Abror Bekasi”. Yogyakarta pengaruh penggunaan jaringan facebook terhadap perilaku siswa kelas VIII terhadap guru SMP N Kalasan Sleman Yogyakarta yang lebih menekankan pada perilaku siswa terhadap gurunya. Pengaruh Media Sosial Facebook Pada Siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Raudatul Mu'alimin Islam Darul Abror Bekasi.
Kerangka Berfikir Dan Pengujian Hipotesis
Perbedaan kedua penelitian Risna Apriani ini berfokus pada pengaruh media sosial Facebook pada siswa kelas IX Madresah Tsanawiyah Raudatul Mu’alimin Islam Darul Abror Bekasi dan lebih menekankan upaya pengaruh media sosial pada siswa. Dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfiya Khoiratun yaitu sama-sama membahas tentang jejaring sosial Facebook, dan penelitian ini sama-sama menggunakan penelitian kuantitatif.
METODE PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Populasi dan sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Definisi operasional data
- Teknik Analisis Data
- Hipotesis penelitian
Untuk permasalahan pertama dan kedua yaitu temuan media sosial terhadap pendidikan Islam Kinerja Pendidikan Siswa Kelas VII SMP N 02 Tebat Karai Kepahiang dianalisis menggunakan analisis mean (mean) dengan rumus: 45. Karena penggunaan media sosial t hitung > t tabel dan p-value < α (0,05), artinya penggunaan media sosial berpengaruh terhadap kinerja belajar PAI siswa SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Kinerja Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan analisis regresi linier sederhana, terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara penggunaan media sosial terhadap kinerja pembelajaran PAI siswa SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang.
Nilai korelasi pearson menunjukkan nilai negatif (-0,498) yang berarti terdapat hubungan negatif antara penggunaan media sosial dengan kinerja pembelajaran. Dengan hasil yang diperoleh t = -4,106 nilai negatif pada nilai t menunjukkan adanya arah pengaruh yang berlawanan antara penggunaan media sosial dengan kinerja siswa pada PAI. Kontribusi penggunaan media sosial terhadap prestasi belajar sebesar 24,8%, dan sisanya sebesar 75,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
HASIL PENELITIAN
Penyajian Data Penelitian
Dari uji korelasi, variabel penggunaan media sosial dan kinerja siswa signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian ini signifikan. Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa sebaran data penggunaan media sosial siswa SMPN 02 Tebat Karai Kepahiang di atas sedikit condong ke kanan atau puncak kurva sedikit ke kanan dari mean (50,81 ) ), yang berarti siswa lebih banyak menggunakan media sosial di atas rata-rata (50,81). ). Berdasarkan persamaan di atas, nilai a merupakan nilai konstanta prestasi belajar PAI tanpa dipengaruhi oleh penggunaan media sosial, nilai b merupakan nilai koefisien regresi penggunaan media sosial, dan y merupakan nilai Prestasi belajar pendidikan Islam.
Jika diubah dalam bentuk persentase menjadi 24,8%, maka dapat dikatakan kontribusi penggunaan media sosial terhadap kinerja pembelajaran sebesar 24,8% dan sisanya 75,2%. Artinya nilai prestasi belajar PAI akan semakin tinggi jika penggunaan media sosial dikurangi atau sebaliknya prestasi belajar PAI akan menurun jika penggunaan media sosial semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan hasil analisis data yang dilakukan maka diambil kesimpulan sebagai berikut: Media sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja belajar siswa kelas VII SMP N 02 Tebat Karai Kepahiang.
Arah pengaruh sebaliknya dapat diartikan semakin besar penggunaan media sosial maka semakin tinggi pula prestasi akademik siswa dalam pendidikan Islam, dan sebaliknya semakin rendah penggunaan media sosial maka prestasi akademik siswa dalam pendidikan Islam akan semakin tinggi. . Mengingat adanya hubungan negatif dan signifikan antara penggunaan media sosial Facebook dengan prestasi belajar siswa, maka siswa harus lebih pintar menggunakan Facebook untuk mendukung proses tersebut.