• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

Apa saja faktor penghambat efektivitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 24 Kota Bengkulu? Untuk mendeskripsikan efektivitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 24 Kota Bengkulu.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Lingkungan

Mengenai lingkungan sekolah, Muhammad Surya menyatakan bahwa “lingkungan sekolah yang baik, baik fisik, sosial, dan psikis dapat mendorong dan mengembangkan motif bekerja yang baik dan produktif…lingkungan fisik yang sebaik-baiknya, misalnya kebersihan lingkungan sekolah. ruangan, tata letak, fasilitas dan lain sebagainya.Dari uraian di atas dapat kita artikan bahwa lingkungan fisik adalah lingkungan sekitar siswa berupa prasarana fisik yang ada di lingkungan sekolah.Lingkungan fisik dalam penelitian ini menekankan pada letak sekolah dan suasana di lingkungan sekolah.

Efektivitas Belajar

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Slameto yang mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang juga dapat menimbulkan belajar siswa yang efektif. Namun pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada kondisi lingkungan sekitar siswa untuk mempengaruhi efektivitas belajar siswa.

Pendidikan Agama Islam

Makna dari hasil wawancara tersebut kemudian dianalisis untuk mendeskripsikan atau mendeskripsikan faktor-faktor yang terjadi terhadap efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah di SD Negeri 24 Kota Bengkulu mengenai faktor lingkungan sekolah terhadap efektivitas belajar anak dapat dilihat sebagai berikut :. Untuk memperkuat pertanyaan diatas, peneliti melakukan triangulasi dengan melakukan wawancara kepada siswa di SD Negeri 24 Kota Bengkulu.

Untuk memperkuat pertanyaan diatas, peneliti melakukan triangulasi dengan cara mewawancarai siswa SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Untuk memperkuat pertanyaan diatas, peneliti melakukan triangulasi dengan cara mewawancarai guru SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Dari hasil wawancara diatas suasana pembelajaran di SD Negeri 24 Kota Bengkulu masih belum efektif.

Untuk memperkuat pertanyaan diatas, peneliti melakukan triangulasi dengan melakukan wawancara kepada siswa di SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD Negeri 24 Kota Bengkulu, situasi dan kondisi lingkungan di sekolah tersebut adalah. Faktor penghambat efektivitas belajar anak pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 24 Kota Bengkulu adalah lingkungan fisik sekolah (lokasi gedung dan sarana ibadah).

Sedangkan faktor penghambat efektivitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SD Negeri 24 Kota Bengkulu digolongkan menjadi 2 faktor yaitu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD Negeri 24 Kota Bengkulu lingkungan sekolah dikatakan tidak aman.

Penelitian Terdahulu yang Relavan

Kerangka Berfikir

Pendekatan Jenis Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan adalah di SDN 24 Kota Bengkulu dan waktu pelaksanaan penelitian adalah setelah izin penelitian dikeluarkan.

Informan Penelitian

Sumber Data

Sumber data sekunder ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan persepsi, kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'an dan dokumen lainnya.32.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan informasi tersebut. Penulis melakukan wawancara langsung kepada guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan kepala sekolah untuk memperoleh data faktor lingkungan yang berhubungan dengan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 24 Kota Bengkulu. Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Direktur, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), siswa. Dengan kata lain teknik observasi adalah suatu cara mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan dalam mengamati fenomena-fenomena yang dijadikan observasi.34.

Metode yang digunakan adalah dengan melakukan observasi langsung di SDN 24 Kota Bengkulu melalui observasi dan persepsi lainnya. Tujuan observasi langsung adalah untuk mengamati langsung faktor lingkungan terhadap efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SDN 24 Kota Bengkulu. Sebagaimana dijelaskan oleh peneliti di latar belakang, peneliti menemukan pada pengamatan awal bahwa sebagian besar anak masih kurang disiplin, seperti tidak menaati peraturan sekolah yaitu keluar masuk lingkungan sekolah tanpa izin, dan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. . kurang efektif karena letak sekolah yang kurang mendukung yaitu terletak di pinggir jalan raya dan lingkungan sekolah dekat dengan lingkungan pasar, sehingga efektifitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah lebih rendah. terganggu.

Sedangkan dokumen yang berbentuk karya meliputi karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain sebagainya.

Analisis Data

Memo yang dimaksud Miles dan Huberman adalah teorisi gagasan atau konseptualisasi gagasan, dimulai dengan pengembangan pendapat atau proposisi. Pada tahap ini, peneliti terutama terlibat dalam kegiatan menyajikan atau menampilkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, mengingat peneliti kualitatif sering merancang teks naratif. Pada langkah ini peneliti berusaha mengumpulkan data-data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan mempunyai makna tertentu.

Penyajian data yang baik merupakan langkah penting untuk mencapai analisis kualitatif yang valid dan dapat diandalkan.37. Sebagaimana dijelaskan di atas, kesimpulan awal yang disampaikan masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang mendukung pengumpulan data tahap selanjutnya. Langkah uji validitas yang dilakukan peneliti hendaknya tetap terbuka dalam menerima data yang diberikan, meskipun data tersebut merupakan data yang tergolong tidak ada artinya.

Namun peneliti pada tahap ini harus memutuskan antara data yang mempunyai arti dan data yang tidak diperlukan atau tidak mempunyai arti. Data yang dapat diolah dalam analisis lebih lanjut adalah data yang valid, berbobot dan kuat, sedangkan data lainnya tidak. Analisis data dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir pengumpulan data secara terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk mereduksi, memperbaiki, dan memeriksa data yang diperoleh.

Uji Keabsahan Data

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari berbagai sumber. Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data terhadap sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Apabila teknik pengujian kredibilitas data menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data terkait untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara pada pagi hari ketika sumbernya masih segar akan memberikan data yang lebih berharga dan karenanya lebih dapat diandalkan. Apabila hasil pengujian menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan berulang kali hingga ditemukan kepastian data.39. Reliabilitas atau penelitian yang dapat diandalkan, dengan kata lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.

Penelitian reliabilitas atau keterpercayaan adalah penelitian apakah penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama. Uji konfirmabilitas penelitian kualitatif berarti menguji hasil penelitian yang berkaitan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas.40.

HASIL PENELITIAN

Profil SD Negeri 24 Kota Bengkulu

Daftar Mantan Kepala Sekolah

Visi dan Misi

Tujuan Sekolah

Sarana dan Prasarana SD Negeri 24 Kota Bengkulu

Kursi siswa dikelompokkan menjadi empat bagian dengan masing-masing bangku terdiri dari 2 orang dan berjejer vertikal di depan papan tulis, dengan masing-masing kelas terdiri dari 26-33 orang. Ruang tata usaha berseberangan dengan ruang guru. Sarana penunjang kegiatan administrasi antara lain kursi dan meja guru, serta beberapa peralatan elektronik (satu set komputer). Ruang guru mempunyai ruangan yang cukup luas, dilengkapi dengan fasilitas penunjang aktivitas guru diantaranya kursi dan meja guru.

Ruang direktur terletak bersebelahan dengan ruang tata usaha, dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang terdiri dari 1 kursi dan meja, kursi tamu dengan meja serta lemari sebagai tempat menyimpan berkas sekolah. UKS terletak di depan sekolah, lebih tepatnya di samping kelas 5A, fasilitas penunjang berupa kasur, meja kursi dan obat-obatan. Sekolah ini mempunyai 3 toilet yaitu 1 toilet laki-laki, 1 toilet perempuan dan 1 toilet khusus guru.

Situasi dan Kondisi Sekolah

Keadaan Guru SD Negeri 24 Kota Bengkulu

Keadaan siswa SD Negeri 24 Kota Bengkulu

Struktur Kepengurusan SD Negeri 24 Kota Bengkulu

Hasil Penelitian

Lingkungan sekolah yang tidak mendukung menyebabkan anak menjadi tidak disiplin di sekolah atau tidak disiplin dalam belajar. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan tempat anak berada dalam situasi belajar, lingkungan ini sangat berpengaruh bagi siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Selain wawancara kepada kepala sekolah, peneliti juga mewawancarai beberapa guru di SD Negeri 24 Kota Bengkulu untuk memperkuat pernyataan tersebut.

Senada dengan yang diungkapkan Ibu AN yang juga guru SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas belajar mengajar, terutama yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah itu sendiri. Lingkungan sekolah yang bising karena lingkungannya dekat dengan kawasan pasar, sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa.

Apalagi lingkungan pasar yang dekat dengan lingkungan sekolah mengganggu konsentrasi saat proses pembelajaran.”72 Untuk memperkuat pernyataan di atas, peneliti melakukan triangulasi dengan mewawancarai siswa SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Lingkungan sekolah yang kondusif justru menunjang kenyamanan dan keberlangsungan proses pembelajaran yang dialami siswa.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peraturan yang ada di lingkungan sekolah sudah diterapkan, namun belum sepenuhnya. Selain itu, lingkungan pasar yang dekat dengan lingkungan sekolah juga sangat mengganggu konsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung.

Pembahasan

Setelah memperhatikan tanggapan kepala sekolah/guru dan siswa tentang lingkungan di sekolah ini, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat kesamaan pandangan antara kepala sekolah dan guru yaitu bahwa jarak lingkungan sekolah yang dekat dengan pasar seringkali membuat siswa merasa tidak nyaman. kurang nyamannya belajar karena kebisingan mengganggu konsentrasi siswa yang pada akhirnya menyebabkan siswa tidak semangat dan sering keluar masuk tanpa izin. Karena letak lingkungan sekolah yang dekat dengan lingkungan pasar, aktivitas belajar mengajar anak setidaknya terganggu. Mereka tidak berkonsentrasi dan berkonsentrasi pada pelajaran karena adanya kebisingan dari luar lingkungan sekitar sekolah sehingga membuat siswa kesulitan mendengar dan memahami materi yang diajarkan. Faktor eksternal (di luar siswa) yaitu faktor kebisingan di lingkungan sekolah, faktor keluarga dan tempat tinggal.

Faktor lain seperti mushola sekolah yang tidak tertata dengan baik, berdebu dan bau membuat guru memilih untuk melaksanakan ibadah di dalam kelas. Dan pagar sekolah tidak mempunyai tembok, sehingga siswa sering keluar masuk halaman sekolah melalui lubang-lubang pada pagar tersebut. Faktor luar yang menjadi penghambat efektifitas pembelajaran berasal dari faktor lingkungan sekolah yang dekat dengan lingkungan pasar sehingga menimbulkan kebisingan yang mengganggu konsentrasi, membuat siswa tidak fokus pada pelajaran, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Karena lokasi lingkungan sekolah dekat dengan lingkungan pasar, maka kegiatan belajar mengajar anak-anak menjadi terganggu akibat kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan luar sekolah yaitu pasar, mereka tidak berkumpul dan fokus pada pelajaran. . Faktor eksternal (diluar diri siswa) adalah faktor lingkungan sekolah yang bising, faktor keluarga atau faktor tempat tinggal. Faktor lainnya antara lain musala sekolah yang belum tertata dengan baik dan pagar sekolah yang belum permanen.

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Saya itu mengajar lebih dari sepuluh kelas mbak, lha wong untuk mata pelajaran akidah akhlak saja dari kelas seluruh kelas VII saya yang ngajar semua kog.. Belum lagi

memasuki LPKA. Kalo perubahan sikap jelas adanya lah, anak jadi lebih sopan, ramah dan lebih disiplin. Kalo waktu masih awal itu urakan mbak anaknya, gabungnya

Tabel 4.3 Pengisian Lembar Observasi Kelas Eksperimen Pre Test No responden Hasil Kategori 1 33 Berkembang sangat baik 2 31 Berkembang sesuai harapan 3 24 Mulai berkembang 4 30

Analisis Penerapan Disiplin Kerja Untuk Meningkatkan Produktivitas Sumber Daya Manusia SDM pada PT BPRS Aman Syariah Sekampung Disiplin kerja berdasarkan teori yang diungkapkan oleh

Ratu Kupu-Kupu mengunci pintu dari luar dan meninggalkan kami berdua” Okky Madasari, 2018: 140 Pada sub-bab Sapi dan Kupu- Kupu yaitu pada data 29 terlihat bahwa Matara sebagai

“Tidak ada mbak, tapi ada beberapa keganjalan dari batin saya biasanya panen kopinya sangat banyak tapi udah dua kali panen hasilnya berkurang saya tidak tau apa penyebabnya karena

sekali biar bisa ikut, sekarang udah terbiasa mencegah pengaruh negatif kalo ada teman yang memberikan pengaruh negatif pada yang lain itu di ingetin untuk tidak memberikan

Kalau lahannya luas ya saya minta pembagiannya sesuai dengan permintaan, contoh seperti lahan yang luas nya 3000 m2 dari ukuran segitu kami membagikannya 2000 m2 untuk pemilik lahan dan