• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP Pekerjaan Trenching

N/A
N/A
bayco

Academic year: 2025

Membagikan "SOP Pekerjaan Trenching"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

1 Dokumen ini disahkan oleh:

No. Nama Perusahaan Tanda Tangan 1 Yogi Astrada PT ARTHATAMA BUANA UNGGUL

2

3

(2)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

2 DAFTAR ISI :

1.0 Tujuan……….. 4

2.0 Referensi ………. 4

2.1 Peraturan Indonesia ……… 4

3.0 Keselamatan Kerja ………..… 5

3.1 Umum ……… 5

4.0 Manpower……….. 6

5.0 Tanggung Jawab dan Urutan Kerja………. 6

5.1 Foreman………... 6

5.2 SHE………... 6

5.3 Qc Inspector………. 7

5.4 Surveyor……… 7

5.5 Operator Excavator……… 7

5.6 Flagman……….. 7

5.7 Helper……… 7

6.0 Peralatan Kerja dan Alat Trenching dan Backfilling………. 7

7.0 Metodologi………. 8

7.1 Trenching………. 8

7.2 Backfilling……….. 9

8.0 Pipe Bedding……….. 11

9.0 Prosedur Umum……….. 11

9.1 Umum……… 11

9.2 Persyaratan………. 12

10.0 Pekerjaan Trenching……… 12

10.1 Umum……….. 12

10.2 Toleransi dimensi……… 13

10.3 Galian Pipa……… 13

10.4 Penggunaan dan Pembuangan Material Galian………. 14

11.0 Pekerjaan Backfilling……… 15

(3)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

3

11.1 Umum……… 15

11.2 Timbunan Terpadatkan……… 16

11.3 Daerah Timbunan yang Berdekatan dengan Struktur……… 16

11.4 Pemilihan Peralatan Pemadatan……… 16

11.5 Metode Pemadatan……… 17

11.6 Perbaikan Kualitas Urugan……… 17

11.7 Pembatasan Cuaca……… 17

12.0 Pemasangan dan Pemadatan Urugan……… 17

12.1 Pemsangan Urugan……… 17

12.2 Pemadatan Urugan……… 18

12.3 Hasil urugan Tanah……… 18

(4)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

4 1.0 TUJUAN

Tujuan dari prosedur ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk pekerjaan Excavating,Trenching dan Back filling pada proyek Relokasi Pipa Transfer Line Minyak dari sumur ke Stasiun Pengumpul.

2.0 REFERENSI

2.1 Peraturan indonesia

[1] KEPMENTAMBEN 300.K/38/M.PE/1997 :Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi.

[2] SNI 3473-2011 :Sistem Transpotasi Pipa Penyalur Untuk Cairan Hidrokarbon dan Cairan Lainnya

(5)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

5 3.0 KESELAMATAN KERJA

3.1 UMUM

a. Semua Pekerjaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Kesehatan & Keselamatan Sistem Manajemen PERUSAHAAN.

b. Semua kegiatan harus dianalisis yang dituangkan didalam JSA dan persyaratan/ijin dalam bekerja dan disosialisasikan kepada semua pekerja.

c. Safety talk dan safety induction, harus dilaksanakan lebih dulu saat awal pekerjaan dan disosialisasikan kepada pekerja yang terlibat, Safety talk or safety induction harus melingkupi identiifikasi bahaya pada urutan kerja yang berpotensi bahaya .

d. PPE yang wajib di pakai harus di sosialisasikan oleh semua personil di area proyek selama pekerjaan galian dan timbunan, pelaksana keselamatan akan mengidentifikasi spesifik PPE yang dibutuhkan.

e. Operator dan mekanik yang berwenang harus melaksanakan pre- check semua peralatan yang digunakan.

f. Semua peralatan (alat berat) yang digunakan dalam kegiatan penggalian dan timbunan harus dilengkapi dengan sertifikat dan safe working load dari perusahaan pembuat.

g. Peralatan dari penggalian dan timbunan pipa hanya boleh dioperasikan oleh orang yang berkepentingan dengan izin yang sesuai.

h. Pemasangan warning sign pada area kerja

(6)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

6 4.0 MANPOWER

Man power yang digunakan selama proses pengerjaan trenching dan backfilling sebagai berikut :

 Foreman

 SHE

 QC inspector

 Surveyor

 Operator excavator

 Flagman

 Helpers

5.0 TANGGUNG JAWAB DAN URUTAN KERJA 5.1. Foreman

a. Memastikan pekerjaan excavating, trenching dan backfilling sudah siap untuk dilaksanakan.

b. Memastikan ROW sudah benar sesuai dengan drawing yang disetujui.

c. Memastikan galian dan urugan sesuai dengan ketentuan (seperti gambar sesuai desain.

d. Membuat laporan kemajuan pekerjaan setiap hari.

5.2 SHE

a. Memastikan pekerjaan yang telah dilakukan memenuhi ketentuan K3.

b. Memastikan alat yang dipakai dalam kondisi baik dan aman dipakai.

c. Memastikan operator excavator dalam kondisi sehat dan dapat menjalankan tugas dengan sempurna.

d. Melakukan koordinasi dengan pelaksana mengenai keselamatan kerja.

(7)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

7 5.3 QC inspector

a. Memastikan pekerjaan excavating, trenching dan backfilling pipa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi

b. Memastikan operator excavator benar mempunyai sertifikat dan masih berlaku.

5.4 Surveyor

Memastikan Koordinat dan elevasi pipa.

5.5 Operator excavator

Mengoperasikan Eskavator sesuai dengan fungsinya 5.6 Flagman

Bertanggung jawab mengatur kelancaran lalu lintas kendaraan pada saat pekerjaan sedang berlangsung

5.7 Helper

Mensupport dalam aktifitas pekerjaan.

6.0 PERALATAN DAN ALAT TRENCHING DAN BACKFILLING

Peralatan dan alat yang digunakan untuk trenching dan backfilling adalah sebagai berikut :

 Excavator

 Alat manual penggalian ( cangkul )

 Total Station

 Metal detector (jika dibutuhkan)

 Hand Tools

7.0 METODOLOGI 7.1 Trenching

Penggalian dilakukan untuk menggelar pipa yang sudah disiapkan, lulus radiography,coating dan lulus Holiday Test. Metode yang

(8)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

8

digunakan saat penggalian adalah dengan menggunakan alat dan alat berat (escavator). Adapun jenis-jenis dari galian antara lain : a. Galian Normal

Galian normal yang dimaksudkan adalah galian dengan struktur dan

spesifikasi tanah yang mudah untuk dilakukan penggalian cara tradisional seperti jenis tanah gembur/humus. Kedalaman galian harus sesuai dengan dokumen Pipeline Construction Specification. Biasanya kemiringan galian pada tanah ini adalah tegak lurus/tidak landai.

b. Galian Berbatu

Galian jenis ini adalah galian yang dilakukan pada tanah jenis kapur/silikat yang sulit dilakukan dengan menggunakan cara tradisional. Pada galian jenis ini kedalaman galian harus ditambah 20cm tebal pasir yang digunakan untuk melindungi pipa dari luka pada coating. Dibutuhkan hammer/stone crusher untuk membantu penggalian agar sesuai dengan kedalaman yang telah ditentukan pada dokumen Pipeline Construction Specification. Biasanya kemiringan galian pada tanah ini adalah tegak lurus/tidak landai.

c. Galian Tanah Rawa

Galian jenis ini dilakukan pada daerah tanah berawa/tanah basah/sawah yang memiliki kadar air tanah yang cukup tinggi sehingga dalam penggalian diperlukan kelandaian dengan derajat kemiringan yang disesuaikan dengan kadar air tanah.

Kedalaman galian telah ditentukan pada dokumen Pipeline Construction.

d. Galian Tanah Tidak Stabil

(9)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

9

Galian jenis ini terjadi dengan kontur tanah berpasir/gembur/

berdebu/gambut yang tidak stabil sehingga diperlukan kemiringan

pada derajat tertentu sehingga tanah tersebut tidak longsor sebelum galian selesai dilakukan.

e. Galian Didaerah Budidaya

Galian jenis ini dilakukan pada daerah budidaya (ikan/ternak/

tambak/ tanaman/ bibit unggul) sehingga diperlukan pemindahan/ pembatasan galian pada budidaya tersebut agar tidak terjadi kerusakan.

7.2 Backfilling

Yaitu urugan kembali yang dilakukan setelah pipa masuk ke dalam galian (trenching). Metode penimbunan pada jenis galian diatas pun berbeda karena menyangkut kualitas dari galian dan timbunan yang tidak merusak pipa :

a. Galian Normal

Penimbunan tanah pada galian ini dilakukan dengan memasukkan tanah hasil galian dan memadatkan tanah tersebut minimal 150mm diatas tanah.

b. Galian Berbatu

Penimbunan pada galian jenis ini dilakukan dengan memberi lapisan pasir setebal 20 cm sebelum pipa diturunkan,setelah pipa diturunkan diberi pasir setebal 20cm dari top pipa .

c. Galian Tanah Rawa

Penimbunan pada galian jenis ini tidak diijinkan menggunakan tanah (lumpur) hasil galian, pipa terlebih dulu harus ditimbun dengan kantung pasir .lalu dapat ditimbun dengan tanah lumpur/tanah kerikil tersebut. Jika pipa terkena dampak

(10)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

10

bouyancy maka harus diberikan pemberat pipa lalu ditimbun dengan kantung

pasir dan tanah.

d. Galian Tanah Tidak Stabil

Galian jenis ini terjadi dengan kontur tanah berpasir/gembur/

berdebu/gambut yang tidak stabil ,Penimbunan pada tanah jenis ini harus menggunakan concrete block yang sesuai dengan perhitungan stress analysis pada pipa, kemudian Galian harus ditimbun dengan tanah gembur minimal 50% dari total galian lalu ditimbun (dicampur) lagi dengan tanah pasir hasil galian.

Penimbunan ini Untuk melindungi pipa dari pergeseran (keluar dari ROW) pada daerah tanah tidak stabil.

e. Galian Didaerah Budi Daya

Penimbunan pada tanah yang terdapat budi daya maka timbunan dan kondisi tanah diatas pipa harus dikembalikan seperti semula dengan ketentuan sesuai dokumen Pipeline Construction Specification.

8.0 PIPE BEDDING

a. Pipe bedding adalah proses penimbunan tanah dimana tanah yang digunakan adalah berjenis top soil (tanah stabil), tanah ini merupakan campuran padat antara tanah (tanah stabil) dan sedikit

campuran pasir.

b. Pipe bedding bertujuan untuk melancarkan drainase di dalam tanah dan melindungi pipa dari kemungkinan kerusakan akibat dinding tanah yang keras (berbatu).

(11)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

11

c. Pipe bedding ditujukan untuk tanah-tanah yang tidak stabil dan mudah longsor sehingga tanah yang seharusnya menahan tergerus oleh aliran air di sekeliling pipa.

d. Untuk melindungi pipa dari kerusakan drainase maka material yang digunakan adalah material didasar pipa yang digunakan sebagai base layer adalah pasir, loose soil, serpihan/pecahan batu ataupun tanah granular. Pada bagian atas dari pipa yang digunakan sebagai

top layer adalah tanah stabil/top soil kemudian timbunan dilebihkan sampai menimal 150mm dari permukaan tanah.

Ukuran pecahan batu besar tidak dijinkan.

e. Untuk melindungi pipa dari pergeseran (keluar dari ROW) pada daerah tanah tidak stabil maka digunakan concrete block dimana material di dasar pipa yang digunakan sebagai base layer adalah tanah granular yang lembut lalu ditutup.

9.0 PROSEDUR UMUM 9.1 Umum

Pekerjaan trenching dan backfilling adalah pekerjaan galian dan timbunan untuk keperluan instalasi pipa bahan bakar minyak.

Pekerjaan trenching dan backfilling dilakukan sedemikian rupa agar pipa tidak rusak, mengambang, keluar dari ROW ataupun mengalami overstress. Trenching dan backfilling dilakukan dengan metode yang berbeda tergantung dari jenis tanah yang digali, Kontraktor harus bertanggung jawab agar pelaksanaannya sesuai dengan spesifikasi.

9.2 Persyaratan

Penampang galian secara umum untuk galian pipa diameter 6” yaitu Lebar parit bawah minimal harus sama dengan 500 mm atau tiga kali

(12)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

12

diameter pipa mana lebih besar dan dibuatkan sudut kemiringan yang aman untuk mencegah agar tidak terjadi longsoran di dalam lubang.

Kedalaman lubang dibuat sedemikian rupa sehingga setelah pipa ditanam, jarak antara top of pipe dengan permukaan tanah 1.5 s/d 2 meter sesuai dengan alignment sheet. Tanda peringatan dari pagar/barikade harus dipasang sesuai ketentuan yang berlaku. Pipeline yang melintasi sungai/ saluran irigasi wajib ditanam minimal 2 meter dibawah dasar normalisasi sungai/ saluran irigasi.

10.0 PEKERJAAN TRENCHING 10.1 Umum

a. Kontraktor dalam melaksanakan pengerukan, penggalian dan penimbunan kembali atau penumpukan tanah atau batu atau material lain dari lokasi pekerjaan atau batas lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.

b. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya untuk membentuk formasi trenches atau pondasi untuk pipa, saluran, drainase atau

c. struktur lain, untuk memindahkan material yang tidak diinginkan dan topsoil, untuk borrow dari material konstruksi atau pembuangan material tidak terpakai, dan pada umumnya untuk membentuk site sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam keseragaman yang cukup mendekati garis gradasi dan penampang dalam gambar dan disetujui oleh Perusahaan.

d. Pekerjaan galian dilakukan dengan mempertimbangkan gangguan seminimal mungkin terhadap material di bawah dan di luar batas galian. Material yang tidak memenuhi syarat harus dibuang dan diganti.

(13)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

13 10.2 Toleransi Dimensi

a. Tanah galian akhir dan permukaan batu yang terekspos akibat galian harus cukup halus dan seragam dan memiliki kemiringan yang cukup untuk memastikan drainase yang bebas di permukaan sehingga tidak terjadi genangan.

b. Jika penggalian mengunakan alat berat (excavator) dan galian tegak lurus maka tanah hasil galian harus dipindahkan 1m dari ujung lubang jika kedalaman tanah 1,5 m top pipa. Jika kedalaman tanah 2 m atau lebih tanah hasil galian harus dipindahkan 2 m dari ujung galian.

10.3 Galian Pipa

a. Galian untuk pipa harus cukup ukurannya untuk memungkinkan instalasi material dengan baik, pekerjaan inspeksi, dan pemadatan urugan di bawah dan di sekitar lokasi pekerjaan.

b. Untuk memberikan jalan bagi pemeriksaan dan pemadatan tanah

c. secara mekanis, lebar parit pada dasar pipa bawah tanah harus sesuai dengan gambar konstruksi, Lebar parit bawah minimal harus sama dengan 500 cm atau tiga kali diameter pipa mana lebih besar.

d. Lebar minimum bagian bawah parit di daerah berbatu harus 500 cm lebih luas daripada diameter untuk menyediakan ruang kerja

di sekitar pipa untuk pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan.

e. Dimana saluran atau galian lain dilakukan di timbunan baru, timbunan harus dikonstruksi lagi ke level yang disyaratkan dengan jarak di tiap sisi lokasi galian tidak kurang dari 5 kali lebar galian.

(14)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

14

f. Pemompaan air keluar dari galian harus dilakukan sehingga mencegah kemungkinan jumlah material baru yang terhampar ikut terbawa.

g. Jika terdapat saluran air bersebelahan dengan galian pada jarak satu 1 m, maka saluran tersebut harus ditahan dengan dolken dan anyaman bambu.

10.4 Penggunaan dan Pembuangan Material Galian

Kontraktor harus bertanggung jawab dalam penggunaan dan pembuangan material galian dengan meminta persetujuan dari Perusahaan.

10.5 Drainage Maintenance Accross Road Ways

Pekerjaan penggalian dan penimbunan tanah pada area road way crossing harus memperhatikan drainase air agar selama pekerjaan tidak terjadi longsor yang berdampak terhadap kerusakan jalan.

Crossing yang menggunakan penggalian terbuka, timbunan tanah harus menggunakan pipe bedding dan jika dalam pengukuran enginer

terdapat kemungkinan longsor harus digunakan dicth breaker sesuai desain dari enginer. Jika terdapat aliran air disekitar area road way crossing pada radius 1 m, maka harus melakukan pengalihan aliran air agar tidak masuk kedalam galian, dengan membuat saluaran air yang baru. Pada saat penimbunan, air yang terdapat pada galian harus dihilangkan.

11.0 PEKERJAAN BACKFILLING 11.1 Umum

a. Pekerjaan ini terdiri dari pemindahan tanah setempat ke dalam trench, penghamparan, dan pemadatan material tanah atau granular tanah setempat yang disetujui, untuk pengurugan

(15)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

15

kembali trenches atau galian sekitar pipa atau struktur dan untuk penimbunan umum sebagaimana disyaratkan untuk membuat dimensi dan elevasi dari penampang yang dispesifikasikan atau disetujui.

b. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada PERUSAHAAN dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PERUSAHAAN untuk memulai pekerjaan.

c. Pekerjaan timbunan yang tercakup dalam spesifikasi ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu Timbunan Umum dan Timbunan Pilihan.

d. Timbunan umum adalah timbunan dimana menggunakan material tanah hasil galian. Tanah hasil galian digunakan bilamana tidak menyebabkan kerusakan drainase pada timbunan, tanah ini harus diperiksa dan disetujui oleh PERUSAHAAN untuk digunakan.

e. Timbunan pilihan adalah tanah timbunan yang khusus digunakan pada daerah khusus seperti rawa, sawah, tanah labil, dan tanah berbatu. KONTRAKTOR harus mendapat persetujuan dari PERUSAHAAN , tanah yang akan digunakan.

f. Untuk galian yang melewati tanah rawa/basah/sungai kecil tidak stabil maka dalam penimbunannya digunakan sand bag yang ditutup dengan campuran top soil dan kerikil. Tanah hasil urugan

pada daerah tersebut tidak digunakan. Sebelum penghambat air dibuka harus dipastikan bahwa kondisi tanah timbunan sudah dalam keadaan padat.

11.2 Timbunan Terpadatkan

Penimbunan harus dilakukan dengan cara yang dapat memberikan topangan yang memadai terhadap pipa. Untuk bagian dasar,

(16)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

16

penimbunan awal material yang digunakan untuk penimbunan harus bebas dari batuan atau partikel keras lainnya yang dapat merusak coating pipa.

11.3 Daerah Timbunan yang Berdekatan Dengan Struktur

Bagian timbunan yang dekat dengan struktur harus dipadatkan sedemikian hingga tidak terjadi perbedaan penurunan. Sebelum galian dilakukan struktur bangunan yang berdekatan dengan jalur galian (jarak minimal 1 m dari galian) harus disanggah dengan material yang kuat. Tanah timbunan pada keaadaan tersebut harus berjenis top soil pemakaian tanah tersebut harus mendapat persetujuan dari Perusahaan.

11.4 Pemilihan Peralatan Pemadatan

Peralatan pemadatan dipilih harus sesuai dengan jenis material dan luas area yang akan dipadatkan.Jika alat berat ( excavator) tidak memungkinkan untuk proses pemadatan, karna area yang mau dipadatkan tidak bisa diakses maka digunakan pemadatan secara manual.Peralatan harus ditentukan perencanaannya sesuai dengan kebutuhan lapangan

11.5 Metode Pemadatan

Tanah yang ditimbun harus dilebihkan minimal 150 mm dari permukaan tanah (setelah dilakukan pemadatan). Pemadatan dapat dilakukan dengan menggunakan excavator ataupun dengan cara manual.

11.6 Perbaikan Kualitas Urugan

Perbaikan urugan yang tidak memuaskan /tidak stabil harus dilakukan oleh Kontraktor samapai dengan mendapatkan persetujuan dari Perusahaan.

(17)

STANDAR OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO. PROSEDUR KERJA REVISION PAGE PEKERJAAN TRENCHING B 1 of 17

17 11.7 Pembatasan Cuaca

Jika terjadi cuaca hujan, Kontraktor akan melakukan pembatasan sehingga material galian tidak berantakan.

12.0 PEMASANGAN DAN PEMADATAN URUGAN 12.1 Pemasangan Urugan

Kegiatan pengurugan tanah harus memberitahu perusahaan bahwa tanah yang digunakan sebagai urugan adalah sesuai dengan spesifikasi. Tanah yang digunakan tidak dijinkan mengandung batu pada galian tanah normal, dasar pipa tidak boleh mengandung batu. Pada tanah batu/ mengandung batu harus diberikan pasir setebal 20 cm dibawah pipa dan 20 cm diatas pipa, Untuk galian pada tanah rawa/basah bagian atas pipa harus ditimbun dengan kantung pasir lalu ditimbun dengan tanah hasil galian.

12.2 Pemadatan Urugan

Kontraktor akan memadatkan tanah urugan sampai ketinggian 150 mm dari bidang datar tanah untuk mengantisipasi terjadinya

penurunan tanah. Kontraktor akan melakukan pemadatan urugan sesuai Pipeline Construction Specification dokumen dan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan.

12.3 Hasil Urugan Tanah

Kontraktor akan melakukan pemadatan urugan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pada poin diatas. Kontrator harus mengembalikan kondisi permukaan seperti keadaan semula jika terdapat bangunan/pagar/tembok yang dilewati oleh galian.

Referensi

Dokumen terkait

Contoh SOP Standar Operasional Prosedur Perusahaan Dalam mengimplementasikan suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) di suatu organisasi baik swasta maupun pemerintah,

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

PT TAMRON AKUATIK PRODUK INDUSTRI Nomor Dokumen SOP/QA/HALAL/01 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP Revisi 02 PENYIMPANAN BAHAN Tanggal Berlaku 30 Agustus 2023 1.. Penyimpanan bahan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium 08/LAB KL/2020 Laboratorium Gelombang Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Pendahuluan Standar Operasional Prosedur SOP adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

Dokumen ini berisi standar operasional prosedur (SOP) untuk penataan alat mainan di program Taman

Dokumen ini berisi standar operasional prosedur (SOP) pelaporan pekerjaan konstruksi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Dokumen ini adalah mengenai prosedur operasi standard (SOP) pembelajaran pada PAUD Riyadul Mubtadi'in tahun pelajaran