• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistika Matematik Untuk Aktuaris

N/A
N/A
Muhammad Ikhsan Ramadhan

Academic year: 2024

Membagikan "Statistika Matematik Untuk Aktuaris"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

Siswadi

Statistika Matematik Untuk Aktuaris 

Windiani Erliana

(2)

UNTUK AKTUARIS

Siswadi dan Windiani Erliana

e-book DOI: doi.org/10.31227/osf.io/nj3ag ISBN : 978-XXX-XXXX-XX-X

2019

(3)

1 Sebaran Multivariat 1

1.1 Vektor Peubah Acak . . . 1

1.2 Fungsi Sebaran Bersama . . . 1

1.2.1 Fungsi Massa Peluang Marginal . . . 2

1.2.2 Fungsi Kepekatan Peluang Marginal . . . 2

1.3 Nilai Harapan . . . 3

1.4 Kebebasan Vektor Peubah Acak . . . 4

1.5 Dekomposisi Spektrum . . . 5

1.6 Matriks Koragam . . . 8

1.7 Sebaran Normal Multivariat . . . 12

1.8 Latihan . . . 19

2 Beberapa Sebaran Kontinu 21 2.1 Sebaran Gamma . . . 21

2.2 Sebaran Khi-Kuadrat . . . 24

2.3 Sebaran t . . . 27

2.4 Sebaran F . . . 31

2.5 Teorema Student . . . 33

2.6 Latihan . . . 36

3 Pendugaan Parameter 37 3.1 Penduga Titik . . . 37

3.2 Metode Pendugaan Titik . . . 38

3.2.1 Metode Momen . . . 38

3.2.2 Metode Kemungkinan Maksimum . . . 42

3.3 Sifat-Sifat Penduga . . . 51 1

(4)

3.3.1 Ketakbiasan . . . 51

3.3.2 Efisiensi Relatif Penduga . . . 54

3.3.3 Efisiensi dan Pertaksamaan Rao-Cram`er . . . 55

3.3.4 Kekonsistenan . . . 63

3.4 Penduga Selang . . . 66

3.4.1 Selang Kepercayaan Beda Dua Nilai Tengah . . . 70

3.4.2 Selang Kepercayaan Nisbah Dua Ragam . . . 71

3.5 Latihan . . . 73

4 Kecukupan 76 4.1 Statistik Cukup . . . 76

4.2 Kelengkapan dan Kekhasan . . . 83

4.3 Kelas Eksponen . . . 87

4.4 Latihan . . . 93

5 Pendugaan Bayes 94 5.1 Prinsip Minimax . . . 94

5.2 Sebaran Prior dan Posterior . . . 96

5.3 Metode Pendugaan Bayes . . . 98

5.4 Latihan . . . 103

6 Pengujian Hipotesis 105 6.1 Uji Paling Kuasa . . . 108

6.2 Uji Selalu Paling Kuasa . . . 111

6.3 Uji Rasio Kemungkinan . . . 113

6.4 Uji Rasio Peluang Bersekuens . . . 120

6.5 Latihan . . . 126

(5)
(6)

Buku ini disusun berdasarkan perkuliahan Statistika Matematik pada rentang

3

waktu 2014/2015, 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018, 2018/2019, yang di-

4

ampu oleh penulis pertama.

5

Mata kuliah Statistika Matematik, merupakan salah satu bagian yang

6

diakui untuk mata uji profesi Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Sehingga

7

dilengkapi dengan beberapa soal ujian A20 Probabilitas dan Statistika.

8

Pada Lampiran diberikan kumpulan soal ujian A20, terima kasih kepada

9

Dr. Lia Yuliawati, MSi dari STKIP 11 April, Sumedang, yang telah mem-

10

berikan kontribusi pada kumpulan soal tersebut. Serta saudari Grace Agustina,

11

SMat., atas sejumlah catatannya.

12

Hibah PUPT-IPB, ’Pengembangan Perangkat Lunak Berbasis Finite El-

13

ement Method (FEM) untuk Produk Jasa Keuangan dan Asuransi’ dengan

14

kontrak no: 079/SP2H/LT/DRPM/II/2016, secara tidak langsung memberi

15

bantuan pendanaan kepada penulis yunior. Terima kasih kami ucapkan.

16

Terima kasih disampaikan kepada Dr. Ir. IG Putu Purnaba, yang mem-

17

berikan koreksi atas jawaban soal ujian PAI. Dr. Ir. Sri Nurdiati, MSc.,

18

selaku peneliti utama Hibah PUPT-IPB tersebut di atas, yang memberikan

19

kesempatan kepada penulis yunior mengembangkan ilmu aktuaria. Terakhir,

20

kepada Drs. Agah D. Garnadi, Grad. Dip. Sci. yang berulangkali meminta

21

agar naskah ini untuk diterbitkan dalam seri buku: ’Pendidikan Aktuaris In-

22

donesia’, sehingga bisa dimanfaatkan khususnya untuk pendidikan aktuaria

23

di Indonesia.

24

Terima kasih kepada Rianto Ahmadi, PhD., ketua PAI periode 2014-

25

2017, yang sudi memberikan kata sambutan seri buku ’Pendidikan Aktuaris

26

Indonesia’.

27

Bogor, 09 Juni 2019

28

Siswadi

29

Windiani Erliana

30

i

(7)

Sebaran Multivariat

32

1.1 Vektor Peubah Acak

33

Definisi 1.1 MisalkanΩadalah ruang contoh suatu percobaan acak. Peubah

34

acak Xi dari percobaan tersebut adalah suatu fungsi bernilai real Xi : Ω →

35

R, i= 1,2, ..., n dengan (X1, X2, ..., Xn) disebut vektor peubah acak dimensi-

36

n.

37

Dalam bab ini, digunakan notasi vektor untuk menyatakan peubah acak X1, X2, ..., Xn. Sebagai contoh, (X1, X2, ..., Xn)0 merupakan vektor kolom X yang memiliki nilai (x1, x2, ..., xn)0,∀xi ∈R.

X = x

(X1, X2, ..., Xn)0 = (x1, x2, ..., xn)0

 X1 X2 ... Xn

=

 x1 x2 ... xn

1.2 Fungsi Sebaran Bersama

38

Fungsi sebaran bersama bagi vektor peubah acak tersebut didefinisikan se-

39

bagai berikut

40

FX(x) = P (X1 ≤x1, ..., Xn ≤xn).

Jika n peubah acak X1, X2, ..., Xn adalah peubah acak diskret, maka

41

1

(8)

FX(x) = X

w1≤x1,...,w... n≤xn

Xp(w1, ..., wn),

sedangkan jika n peubah acak tersebut adalah peubah acak kontinu, maka FX(x) =

Z

w1≤x1,...,w... n≤xn

Z

f(w1, ..., wn)dw1...dwn,

n

∂x1...∂xn

FX(x) = f(x),

dengan fungsi pdan f secara berturut-turut merupakan fungsi massa pelu-

42

ang dan fungsi kepekatan peluang bagi vektor peubah acak x.

43

Contoh 1.1 Misalkan fungsi kepekatan peluang dari peubah acakX1, X2, X3 adalah sebagai berikut

f(x1, x2, x3) = e−(x1+x2+x3) I(0< x1, x2, x3 <∞), maka fungsi sebaran bersama bagi X1, X2, X3 ialah

FX1,X2,X3(x1, x2, x3) = P (X1 ≤x1, X2 ≤x2, X3 ≤x3)

=

x1

R

0 x2

R

0 x3

R

0

e−(x1+x2+x3)dx1dx2dx3

= (1−e−x1) (1−e−x2) (1−e−x3)I(0< x1, x2, x3 <∞).

1.2.1 Fungsi Massa Peluang Marginal

44

Definisi 1.2 MisalkanX1, ..., Xn adalah peubah acak diskret yang menyebar bersama dengan fungsi massa peluang bersama pX1,...,Xn(x1, ..., xn). Fungsi massa peluang marginal dari peubah acak X1 ialah

pX1(x1) = X

x2

...X

xn

pX1,...,Xn(x1, ..., xn).

1.2.2 Fungsi Kepekatan Peluang Marginal

45

Definisi 1.3 Misalkan X1, ..., Xn adalah peubah acak kontinu yang menye- bar bersama dengan fungsi kepekatan peluang bersama fX1,...,Xn(x1, ..., xn). Fungsi kepekatan peluang marginal dari peubah acak X1 ialah

fX1(x1) = Z

−∞

...

Z

−∞

fX1,...,Xn(x1, ..., xn)dx2...dxn.

(9)

1.3 Nilai Harapan

46

Definisi 1.4 Misalkan Y =u(X1, X2, ..., Xn) adalah fungsi terhadap vektor peubah acak (X1, X2, ..., Xn)0. Jika X1, X2, ..., Xn adalah peubah acak diskret yang menyebar bersama dengan fungsi massa peluang bersamap(x1, x2, ..., xn), maka nilai harapan dari Y didefinisikan sebagai

E(Y) =X

xn

...X

x1

u(x1, x2, ..., xn)p(x1, x2, ..., xn),

asalkan jumlah di atas konvergen mutlak. Jika X1, X2, ..., Xn adalah peubah acak kontinu yang menyebar bersama dengan fungsi kepekatan peluang bersama f(x1, x2, ..., xn), maka nilai harapan dari Y didefinisikan sebagai

E(Y) =

Z

−∞

...

Z

−∞

u(x1, x2, ..., xn)f(x1, x2, ..., xn)dx1dx2...dxn asalkan integral di atas konvergen mutlak.

47

Teorema 1.1 Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah peubah acak yang terdefinisi dalam ruang peluang yang sama dan k1, k2, ..., km adalah m konstanta bilan- gan real. Jika Yi =u(X1, X2, ..., Xn), i = 1,2, ..., m, adalah fungsi terhadap vektor peubah acak (X1, X2, ..., Xn)0, maka

EXm

i=1kiYi

=Xm

i=1kiE(Yi).

MisalkannWm = (Wij) merupakan matriks peubah acak berukurann×m

48

yang berunsur peubah acak Wij, maka

49

E(W) = (E(Wij))

=

E(W11) E(W12) ... E(W1m) E(W21) E(W22) ... E(W2m)

... ... . .. ... E(Wn1) E(Wn2) ... E(Wnm)

 .

Berikut merupakan teorema yang menunjukkan sifat linearitas dari nilai

50

harapan.

51

Teorema 1.2 Misalkan nVm dan nWm masing-masing merupakan matriks

52

peubah acak; kAn, kBn, dan mCp masing-masing merupakan matriks berun-

53

sur konstanta, maka

54

E[AV+BW] = AE[V] +BE[W]

E[AWC] = AE[W]C.

(10)

Bukti. MisalAV = n

P

k=1

aikVkj

dan BW= n

P

k=1

bikWkj

, maka

55

E[AV+BW] = E

" n X

k=1

aikVkj +

n

X

k=1

bikWkj

#!

=

n

X

k=1

aikE[Vkj]

! +

n

X

k=1

bikE[Wkj]

!

= AE[V] +BE[W].

Pembuktian E[AWC] =AE[W]Cdigunakan sebagai latihan. z

56

1.4 Kebebasan Vektor Peubah Acak

57

Misalkan peubah acakX1, X2, ..., Xnmemiliki fungsi kepekatan peluang bersama f(x1, x2, ..., xn) dan fungsi kepekatan peluang marginalf1(x1), f2(x2), ..., fn(xn) secara berturut-turut bagix1, ..., xn.Peubah acakX1, X2, ..., Xnsaling bebas jika

f(x1, x2, ..., xn) = f1(x1)f2(x2)...fn(xn),

untuk kasus kontinu. Pada kasus diskret, X1, X2, ..., Xn dikatakan saling bebas jika

p(x1, x2, ..., xn) = p1(x1)p2(x2)...pn(xn). Misalkan X1, X2, ..., Xn saling bebas, maka

58

1. P (a1 < X1 < b1, a2 < X2 < b2, ..., an< Xn < bn)

59

=P (a1 < X1 < b1)P (a2 < X2 < b2)...P (an< Xn < bn)

60

=

n

Q

i=1

P (ai < Xi < bi)

61

2. E n

Q

i=1

u(Xi)

=

n

Q

i=1

E[u(Xi)].

62

3. Fungsi pembangkit momen bagi peubah acakX1, X2, ..., Xndinotasikan dengan MX(t1, t2, ..., tn) dan didefinisikan sebagai berikut

MX(t1, t2, ..., tn) = E[exp (t1X1+t2X2+...+tnXn)]

MX(t) = E[exp (t0X)],∀t∈B ⊂Rn,

dengan B = {t:−hi < ti < hi, i= 1,2, ..., n}. Bagi fungsi sebaran

63

marginal dari peubah acakXi,fungsi pembangkit momen peubah acak

64

Xi didefinisikan sebagaiMX(0,0, ...,0, ti,0, ...,0), i= 1,2, ..., n.

65

(11)

Teorema 1.3 Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah peubah acak yang saling bebas dan fungsi pembangkit momen bagi Xi ialah MXi(t),∀i = 1, ..., n. Misalkan pula T =

n

P

i=1

kiXi,dengank1, ..., kn suatu konstanta, maka fungsi pembangkit momen bagi T ialah

MT (t) =

n

Y

i=1

MXi(kit),−min

i {hi}< t <min

i {hi}.

Contoh 1.2 MisalkanX1, X2, X3adalah peubah acak saling bebas yang masing- masing memiliki fungsi kepekatan peluang sebagai berikut

f(x) = 2x I(0< x < 1).

Fungsi kepekatan peluang bersama bagi peubah acak tersebut ialah

66

f(x1, x2, x3) = f(x1)f(x2)f(x3)

= 8x1x2x3 I(0< x1, x2, x3 <1). Nilai harapan bagi 5X1(X2)3+ 3X2(X3)4 ialah

1

Z

0 1

Z

0 1

Z

0

5x1(x2)3 + 3x2(x3)4

8x1x2x3 dx1dx2dx3 = 2.

Jika peubah acak saling bebas memiliki sebaran yang sama, maka peubah

67

acak tersebut disebut peubah acak bebas stokastik identik (bsi). Berikut ini

68

merupakan akibat dari Teorema 1.3 untuk peubah acak bsi.

69

Akibat 1.1 Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah peubah acak bsi dengan fungsi pembangkit peluang MX(t),−h < t < h dengan h > 0. Misalkan pula T =

n

P

i=1

Xi, maka fungsi pembangkit momen bagi T ialah MT (t) = [MX (t)]n,−h < t < h.

1.5 Dekomposisi Spektrum

70

Dari aljabar linear diperoleh bahwa suatu matriks dapat didekomposisikan atau diuraikan menjadi perkalian beberapa matriks. Khususnya bagi matriks

(12)

Σ yang merupakan matriks n×n, simetrik, dan semi-definit positif, maka dekomposisi spektrum dari Σialah sebagai berikut

Σ=Γ0ΛΓ, di mana Λ merupakan matriks diagonal,

Λ=diag(λ1, λ2, ..., λn),

λ1 ≥ λ2 ≥ ... ≥ λn ≥ 0 merupakan nilai eigen dari Σ, dan kolom-kolom

71

matriks Γ0 ialah v1, v2, ..., vn yang merupakan vektor eigen padanannya

72

yang ortonormal. Nilai eigen tersebut tidak perlu ditata dari yang terbesar

73

ke yang terkecil. Untuk analisis multivariat, tataan ini kita perlukan terkait

74

dengan tataan ragam atau pentingnya peubah baru. Matriks Γ merupakan

75

matriks ortogonal di mana Γ0Γ = ΓΓ0 = I. Matriks Γ tidak bersifat khas,

76

karena vektor eigen suatu matriks (walaupun dipilih yang merupakan vektor

77

satuan) tidak bersifat khas.

78

Penulisan dekomposisi tersebut dapat dituliskan dalam bentuk lain, yaitu Σ=Γ0ΛΓ =

n

X

i=1

λiviv0i.

Secara intuisi, pendekatan matriks dengan matriks lain (misalnya yang berper- ingkat lebih rendah) dapat diperoleh dengan membuang beberapa matriks terakhir yang terkait dengan nilai eigen yang kecil. Karena nilai eigen dari matriks semi-definit positif selalu ≥ 0, maka matriks Σ dapat ditulis dalam bentuk lain, yaitu

Σ=Σ12Σ12 = Σ122

, di mana Σ12 = Γ0Λ12Γ dengan Λ12 = diag √

λ1,√

λ2, . . . ,√ λn

. Misalkan Σ merupakan matriks yang definit positif, yang berarti nilai eigennya selalu positif, maka

Σ12−1

120Λ12Γ dengan

Λ12 = diag 1

√λ1, 1

√λ2, . . . , 1

√λn

.

Contoh 1.3 Tentukan dekomposisi spektrum dari matriks berikut

Σ=

3 0 −1

0 4 0

−1 0 3

. Tentukan pula Σ12 dan Σ12.

79

(13)

Jawab. Berikut merupakan polinom karakteristik dari matriks Σ:

80

|Σ−λI| =

3−λ 0 −1

0 4−λ 0

−1 0 3−λ

= (−1)2+2(4−λ)

3−λ −1

−1 3−λ

= (4−λ)

(3−λ)2−1

= (4−λ) (3−λ+ 1) (3−λ−1)

= (4−λ)2(2−λ), sehingga nilai eigen dari matriks tersebut ialah

λ12 = 4, λ3 = 2,

dan vektor-vektor eigen yang berpadanan dengan nilai eigen tersebut ialah v1 =

 0 1 0

, v2 =

−1 0 1

, dan v3 =

 1 0 1

.

Vektor-vektor ortonormal dari v1,v2, dan v3 tersebut secara berturut-turut ialah

w1 =

 0 1 0

, w2 = 1

√2

−1 0 1

, dan w3 = 1

√2

 1 0 1

, sehingga matriks Λ dan Γ0 ialah sebagai berikut

Λ=

4 0 0 0 4 0 0 0 2

, Γ0 =

0 −12 12

1 0 0

0 12 12

. Jadi, dekomposisi spektrum dari matriks Σialah

81

Σ = Γ0Λ1/2 Γ

3 0 −1

0 4 0

−1 0 3

 =

 0 −1

2

1 2

1 0 0

0 1

2

1 2

4 0 0 0 4 0 0 0 2

0 1 0

−1

2 0 1

1 2

2 0 1

2

.

(14)

Selanjutnya, berikut merupakan matriks Σ1/2 dan Σ−1/2.

82

Σ1/2 = Γ0Λ1/2 Γ

=

 0 −1

2

1 2

1 0 0

0 1

2

1 2

2 0 0 0 2 0 0 0 √ 2

0 1 0

−1

2 0 1

1 2

2 0 1

2

=

1 2

√2 + 1

0 12√ 2−1

0 2 0

1 2

√2−1

0 12√ 2 + 1

. Σ−1/2 = Γ0Λ−1/2 Γ

=

0 −12 12

1 0 0

0 12 12

1

2 0 0

0 12 0 0 0 1

2

0 1 0

−1

2 0 1

1 2

2 0 12

=

1 4

√2 + 14

0 14√ 2−14

0 12 0

1 4

√2− 14

0 14√ 2 + 14

.

z

83

1.6 Matriks Koragam

84

Misalkan Xi dan Xj masing-masing merupakan peubah acak ke-i dan ke-j dengan nilai harapan E[Xi] = µi dan E[Xj] = µj , serta koragam σij = E([Xi−µi][Xj−µj]). Bila X = (X1, X2, ..., Xn)0 adalah suatu vektor dari n peubah acak, maka

E(X) =

 µ1 µ2 ... µn

 ,

(15)

dan matriks koragam (covariance matrix) vektor peubah acak X ialah

85

Cov(X) = E [X−µ] [X−µ]0

=

E([X1−µ1] [X1−µ1]) ... E([X1−µ1] [Xm−µm]) E([X2−µ2] [X1−µ1]) ... E([X2−µ2] [Xm−µm])

... . .. ...

E([Xn−µn] [X1−µ1]) ... E([Xn−µn] [Xm−µm])

=

σ11 σ12 ... σ1m σ21 σ22 ... σ2m ... ... . .. ... σn1 σn2 ... σnm

. (1.1)

Misalkanaadalah vektor berunsur konstanta yang berukurann×1.Misalkan

86

pula Y = a0X adalah peubah acak, maka Y memiliki ragam bernilai non-

87

negatif, yaitu 0 ≤ V ar(Y) = V ar(a0X) = a0Cov(X)a. Dengan demikian,

88

matriks koragam pada 1.1 merupakan matriks semi-definit positif.

89

Secara umum, kita dapat mendefinisikan matriks koragam antara vektor

90

p-peubah acak X = (X1, X2, ..., Xp)0 dengan vektor q-peubah acak Y =

91

(Y1, Y2, ..., Yq)0 sebagai

92

Cov(X,Y) = E [X−E(X)] [Y−E(Y)]0

=

E([X1−E(X1)] [Y1−E(Y1)]) ... E([X1−E(X1)] [Yq−E(Yq)]) E([X2−E(X2)] [Y1−E(Y1)]) ... E([X2−E(X2)] [Yq−E(Yq)])

... . .. ...

E([Xp−E(Xp)] [Y1−E(Y1)]) ... E([Xp−E(Xp)] [Yq−E(Yq)])

 ,

sehingga Cov(X) merupakan Cov(X,X). Selanjutnya, misalkan X dan Y

93

merupakan vektor peubah acak dengan vektor nilai harapan µX dan µY,

94

maka

95

ΣX,Y = Cov(X,Y)

= E [X−E(X)] [Y−E(Y)]0

= E(XY0)−E(X) [E(Y)]0

= E(XY0)−µXµ0Y, sehingga

96

ΣX = ΣX,X

= E(XX0)−µXµ0X.

(16)

Bila A dan B merupakan matriks konstanta, maka E(AX) = AµX dan

97

E(BY) = BµY, serta

98

Cov(AX,BY) = ΣAX,BY

= E [AX−E(AX)] [BY−E(BY)]0

= E [AX−AE(X)] [BY−BE(Y)]0

= E [AX−AµX] [BY−BµY]0

= E [A(X−µX)] [B(Y−µY)]0

= E A(X−µX) (Y−µY)0B0

= AE (X−µX) (Y−µY)0 B0

= AΣX,YB0, sehingga

Cov(AX) =ΣAX =AΣXA0. Misalkan pula

99

V = AX+δ W = BY+η

dengan δ dan η merupakan vektor berunsur konstanta, maka

100

E(V) = AµX+δ, E(W) = BµY+η, Cov(V,W) = AΣX,YB0, sehingga

Cov(V) =AΣXA0.

Contoh 1.4 MisalkanX= [X, Y, Z]0 merupakan vektor peubah acak dengan E(X) = [1,4,−6]0 dan matriks koragam

Σ =

3 2 1 2 2 1 1 1 3

.

Tentukan nilai harapan serta matriks koragam dari peubah acak T dan W

101

jika

102

T = 2X−Y + 3Z+ 1, W=

X−Y + 2Z+ 2 2X+ 4Y −Z + 3

.

(17)

Jawab. Peubah acak T dan W dapat dinyatakan sebagai suatu vektor,

103

yaitu

104

T = 2X−Y + 3Z+ 1 = [ 2,−1,3]X+1, W =

X−Y + 2Z 2X+ 4Y −Z

=

1 −1 2

2 4 −1

X+

2 3

.

Selanjutnya, menentukan nilai harapan dan matriks koragam bagi masing-

105

masing peubah acak.

106

E(T) = [ 2,−1,3]E(X) + 1

= [ 2,−1,3]

 1 4

−6

+ 1

= −20 + 1

= −19 ΣT = [ 2,−1,3]

3 2 1 2 2 1 1 1 3

 2

−1 3

= 39 E(W) =

1 −1 2

2 4 −1

E(X) + 2

3

=

1 −1 2

2 4 −1

 1 4

−6

+ 2

3

= 15

24

+ 2

3

= 17

27

ΣW =

1 −1 2

2 4 −1

3 2 1 2 2 1 1 1 3

1 2

−1 4 2 −1

=

13 8 8 67

.

z

107

(18)

Contoh 1.5 Misalkan X= (X1, X2, X3)0, Y = (Y1, Y2, Y3, Y4)0, dan

Cov(X,Y) =

1 3 −2 5

−1 2 4 6

2 1 0 7

. Tentukan :

108

1. Cov(X1+ 2X2−3X3 + 1, 2Y1+Y2+ 4Y3−5Y4+ 2).

109

2. Cov(V,W) jika

V =

X1+ 2X2−3X3+ 3 4X1−2X2+ 3X3+ 4

dan W=

Y1−2Y2+ 3Y3−5Y4+ 7 2Y1+Y2−4Y3−Y4 Y1+Y2−6Y3+ 2Y4

. 1. MisalkanU =X1+ 2X2−3X3+ 1 dan Z = 2Y1+Y2+ 4Y3−5Y4+ 2,

maka U = [1,2,−3]X+ 1 danZ = [2,1,4,−5]Y+ 2.

Cov(U ,Z) = (1,2,−3)

1 3 −2 5

−1 2 4 6

2 1 0 7

 2 1 4

−5

= 34.

110

2. V =

1 2 −3 4 −2 1

X+

3 4

, W=

1 −2 3 −5

2 1 −4 −1

1 1 −6 2

Y+

 7 0 0

.

111

Cov(V,W) =

1 2 −3 4 −2 1

1 3 −2 5

−1 2 4 6

2 1 0 7

1 2 1

−2 1 1

3 −4 −6

−5 −1 2

=

23 −30 −47

−133 74 143

.

112

1.7 Sebaran Normal Multivariat

113

Pada subbab ini dibahas sebaran normal multivariat untuk vektor peubah

114

acak dimensi-n. Misalkan vektor peubah acakZ = (Z1, ..., Zn)0dengan Z1, ..., Zn

115

(19)

merupakan peubah acak bebas stokastik identik yang memiliki sebaran nor-

116

mal baku, Zi ∼N(0,1), i= 1, ..., n. Fungsi kepekatan peluang bagiZ ialah

117

fZ(z) =

n

Y

i=1

√1

2π exp

−1 2zi2

= 1

n2

exp (

−1 2

n

X

i=1

zi2 )

= 1

n2

exp

−1 2z0z

,z∈Rn.

Karena E(Zi) = 0, V ar(Zi) = 1,dan Cov(Zi, Zj) = 0 untuk ∀i6=j, maka

118

1. E(Z) = 0,

119

2. Cov(Z) =ΣZ=E [Z−E(Z)] [Z−E(Z)]0

120

=

V ar(Z1) 0 · · · 0 0 V ar(Z1) · · · 0 ... ... . .. ... 0 0 · · · V ar(Zn)

121

=

1 0 · · · 0 0 1 · · · 0 ... ... . .. ...

0 0 · · · 1

122

=In,

123

dengan In adalah matriks identitas berukuran n×n.

124

Selanjutnya, karena peubah acak Zi bebas stokastik identik, maka fungsi

125

pembangkit momen bagi Z ialah

126

(20)

MZ(t) = E[exp{t0Z}]

= E

" n Y

i=1

exp{tiZi}

#

=

n

Y

i=1

E[exp{tiZi}]

=

n

Y

i=1

MZ(ti)

=

n

Y

i=1

exp 1

2t2i

= exp (1

2

n

X

i=1

t2i )

= exp 1

2t0t

,∀t∈Rn.

Dengan demikian, vektor peubah acakZdikatakan memiliki sebaran normal

127

multivariat dengan vektor nilai harapan 0 dan matriks koragam In yang

128

dinotasikan dengan Z∼Nn(0,In).

129

Misalkan Z memiliki sebaran Nn(0,In). Misalkan pula Σ merupakan

130

matriks simetrik dan semi-definit positif, serta µ adalah vektor berunsur

131

konstanta. Definisikan suatu vektor peubah acak X sebagai berikut

132

X =Σ12Z+µ, (1.2)

maka diperoleh

E(X) = µdan Cov(X) =Σ12Σ12 =Σ.

(21)

Kemudian, fungsi pembangkit momen bagi X ialah

133

MX(t) = E[exp{t0X}]

= Eh expn

t0Σ12Z+t0µoi

= exp{t0µ}Eh expn

t0Σ12Zoi

= exp{t0µ}exp 1

2

Σ12t0

Σ12t

= exp{t0µ}exp 1

2t0Σt

= exp

t0µ+1 2t0Σt

.

Definisi 1.5 (Normal Multivariat) Vektor peubah acak X memiliki sebaran normal multivariat atau X ∼ Nn(µ,Σ) jika X memiliki fungsi pembangkit momen sebagai berikut

MX(t) = exp

t0µ+1 2t0Σt

,

untuk setiap t∈Rn danΣ merupakan matriks simetrik, semi-definit positif,

134

serta µ∈Rn.

135

Jika Σ merupakan matriks definit positif, maka matriks Σ12 memiliki invers, sehingga transformasi satu-satu antara peubah acak X dan Z pada persamaan 1.2

Z =Σ12 (X−µ) dengan Jacobi

Σ−1/2

= |Σ|−1/2 menghasilkan fungsi kepekatan peluang bagi X, yaitu

fX(x) = 1

(2π)n/2|Σ|1/2 exp

−1

2(x−µ)0Σ−1(x−µ)

,x∈Rn.

Teorema 1.4 Misalkan X ∼ Nn(µ,Σ). Misal Y = AX +b dengan A

136

adalah matriks berukuranm×ndanb∈Rm, makaY ∼Nm(Aµ+b,AΣA0).

137

(22)

Bukti. ∀t∈Rm, fungsi pembangkit momen bagi Y ialah

138

MY(t) = E[exp{t0Y}]

= E[exp{t0(AX+b)}]

= exp{t0b}E exp

(A0t)0X

= exp{t0b}exp

(A0t)0µ+1

2(A0t)0Σ(A0t)

= exp

t0(Aµ+b) + 1

2t0AΣA0t

,

di mana fungsi pembangkit momen tersebut adalah fungsi pembangkit mo-

139

men bagi sebaran Nm(Aµ+b,AΣA0). z

140

MisalkanX1 merupakan subvektor berdimensim < n dari vektor peubah

141

acak X, maka X dapat dituliskan menjadi

142

X= X1

X2

, (1.3)

dengan X2 merupakan vektor berdimensi p = n−m. Karena X dipartisi

143

seperti pada persamaan 1.3, maka nilai harapan dan matriks koragam dari

144

X juga dapat dipartisi sebagai berikut

145

µ= µ1

µ2

dan Σ=

Σ11 Σ12 Σ21 Σ22

, (1.4)

dengan Σ11 merupakan matriks koragam bagi X1 dan Σ12merupakan ma- triks koragam antara X1 dan X2. Kemudian, definisikan matriks A sebagai berikut

A=h

Im ... Omp i

,

di manaOmp merupakan matriks nolm×p,makaX1 =AX.Dengan meng-

146

gunakan Teorema 1.4 pada transformasi tersebut, diperoleh akibat sebagai

147

berikut:

148

Akibat 1.2 Misalkan X ∼Nn(µ,Σ). Jika X1 merupakan subvektor berdi-

149

mensi m < n dari vektor peubah acak X (persamaan 1.3), maka X1

150

Nn111).

151

Akibat 1.2 dapat digunakan untuk mencari sebaran marginal dari peubah

152

acak normal multivariat.

153

(23)

Teorema 1.5 Misalkan X ∼ Nn(µ,Σ) dan X dipartisi seperti pada per-

154

samaan 1.3 dan 1.4. X1 dan X2 saling bebas jika dan hanya jikaΣ12=O.

155

Bukti. Disediakan untuk latihan. z

156

Teorema 1.6 Misalkan X ∼ Nn(µ,Σ) dan X dipartisi seperti pada per- samaan 1.3 dan 1.4. Asumsikan bahwa Σ adalah matriks definit positif, maka sebaran bersyarat dari X1|X2 ialah

Nm µ112Σ−122 (X2−µ2),Σ11−Σ12Σ−122Σ21 .

Bukti. Perhatikan vektor peubah acak W =X1−Σ12Σ−122X2 dan X2,

maka

W X2

=

Im −Σ12Σ−122 O Ip

X1 X2

.

Berdasarkan Teorema 1.4, E(W) =µ1−Σ12Σ−122µ2, E(X2) =µ2, dan ma-

157

triks koragam

158

Im −Σ12Σ−122 O Ip

Σ11 Σ12 Σ21 Σ22

Im O

−Σ12Σ−122 Ip

=

Σ11−Σ12Σ−122Σ21 O

O Σ22

.

Dengan demikian, berdasarkan Teorema 1.5, vektor peubah acak Wdan X2 saling bebas. Karena saling bebas, sebaran bersyarat W|X2 sama dengan sebaran marginal dari W∼Nm µ1−Σ12Σ−122µ211−Σ12Σ−122Σ21

. Aki- batnya,

X1|X2 ∼Nm µ1−Σ12Σ−122µ212Σ−122X211−Σ12Σ−122Σ21 , atau

W+Σ12Σ−122X2

|X2 ∼Nm µ1−Σ12Σ−122µ212Σ−122X211−Σ12Σ−122Σ21 . z

159

Contoh 1.6 Misalkan dalam suatu populasi, bobot badan dan tinggi badan

160

pria memiliki sebaran normal bivariat. Jika diketahui bahwa rata-rata dan

161

ragam dari bobot badan pria secara berturut-turut sebesar 60 kg dan 25 kg2,

162

kemudian rata-rata dan ragam dari tinggi badannya secara berturut-turut

163

sebesar 165 cm dan 100 cm2, serta besar korelasi antara bobot badan dan

164

tinggi badan sebesar 0.6, maka tentukan :

165

(24)

a. P (160< Y <175),

166

b. P (160< Y <175|X = 65),

167

dengan X dan Y secara berturut-turut menyatakan bobot badan dan

168

tinggi badan pria.

169

Jawab.

170

a. P (160< Y <175)

171

P (160< Y < 175) = P

160−µy

σy < Y −µy

σy < 175−µy σy

= P

160−165

10 < Z < 175−165 10

= P (−0.5< Z <1)

= Φ (1)−Φ (−0.5)

= Φ (1)−[1−Φ (0.5)]

= 0.8413−[1−0.6915]

= 0.5328.

b. P (160< Y <175|X = 65) Y

X

∼N2

µy µx

,

σ11 σ12 σ21 σ22

catatan: σy211, σx222, dan σ1221=ρσxσy.

172

Berdasarkan Teorema 1.6,

173

Y|X ∼ N2

µy+ σ12

σ22(x−µx), σ11− σ12 σ22σ21

∼ N2

µy+ ρσxσy

σx2 (x−µx), σy2−ρσxσy

σ2x (ρσxσy)

∼ N2

µy+ρσy

σx (x−µx), σy2 1−ρ2

E(Y|x= 65) = 165 + 0.6 10

5

(65−60) = 171 V ar(Y|x= 65) = 100 (1−0.36) = 64.

(25)

Jadi,

174

P (160< Y <175|X = 65) = P

160−171

8 < Z < 175−171 8

= Φ (0.5)−Φ (−1.375)

= Φ (0.5)−[1−Φ (1.375)]

= 0.6915−[1−0.9154]

= 0.6069.

z

175

1.8 Latihan

176

1. MisalkanX, Y, dan Z adalah tiga peubah acak diskret yang menyebar bersama dengan fungsi massa peluang

pX,Y,Z(x, y, z) = c(x+y+z) I(x= 1,2; y = 1,2; z = 1,3) a. Tentukan nilai c.

177

b. Tentukan fungsi massa peluang marginal pX,Y (x, y) dan pX(x).

178

c. Tentukan E(X+Y +Z).

179

2. MisalkanX, Y,danZ adalah tiga peubah acak kontinu yang menyebar bersama dengan fungsi kepekatan peluang

fX,Y,Z(x, y, z) = cxyz I(0≤x≤ y≤z ≤2) a. Tentukan nilai c.

180

b. Tentukan fungsi kepekatan peluang marginal fX,Y (x, y) dan fX (x).

181

c. Tentukan E(XY +Z).

182

3. Misalkan X dan Y memiliki sebaran normal bivariat dengan µx = 3,

183

µy = 1, σx2 = 16, σy2 = 25, dan ρ= 35. Tentukan:

184

a. P(3< Y <8).

185

b. P(3< Y <8|X = 7).

186

c. P(−3< X <3).

187

d. P(−3< X <3|X =−4).

188

(26)

4. Misalkan X∼N2(µ,Σ). Tentukan sebaran dari vektor peubah acak

189

(X1+X2, X1 −X2) serta tunjukkan bahwa peubah acak X1+X2 dan

190

X1−X2 saling bebas jika V ar(X1) =V ar(X2).

191

5. Misalkan X = (X1, X2, X3)0 memiliki sebaran N3(µ,Σ) di mana µ= (3,2,1)0, dan

Σ=

5 −1 2

−1 2 1

2 1 3

a. Tentukanlah sebaran dari vektor peubah acak (X1−X2 + 1,2X2+ 3X3−4)0,

serta berikanlah korelasi dari kedua peubah acak tersebut.

192

b. Carilah P (X1 > X2−2X3+ 3).

193

c. Carilah P (X1−X2−X3)2 >10 .

194

6. Buktikan bahwaX1 danX2 saling bebas jika dan hanya jikaΣ12=O,

195

di mana X ∼ Nn(µ,Σ) dan X dipartisi seperti pada persamaan 1.3

196

dan 1.4.

197

(27)

Beberapa Sebaran Kontinu

199

2.1 Sebaran Gamma

200

Definisi 2.1 Fungsi Gamma yang dinotasikan Γ (α) didefinisikan sebagai Γ (α) =

Z 0

yα−1e−ydy dengan α >0.

201

Jikaα = 1, maka

Γ (1) = Z

0

e−ydy= 1.

Jika α >1, maka dengan menggunakan teknik integral parsial diperoleh

202

Γ (α) = (α−1) Z

0

yα−2e−ydy

= (α−1) Γ (α−1).

Oleh karena itu, jika α adalah bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1,

203

maka

204

Γ (α) = (α−1) (α−2)...(3) (2) (1) Γ (1)

= (α−1)!.

Misalkan suatu variabel baruy=x/β di mana β >0, maka Γ (α) =

Z 0

x β

α−1 e−x/β

1 β

dx 21

(28)

atau ekuivalen dengan 1 =

Z 0

1

Γ (α)βαxα−1e−x/βdx.

Karena α >0, β > 0,dan Γ (α)>0, maka f(x) = 1

Γ (α)βαxα−1e−x/βI(x >0)

merupakan fungsi kepekatan peluang dari suatu peubah acak kontinu. Peubah

205

acak X yang memiliki fungsi kepekatan peluang tersebut disebut memiliki

206

sebaran gamma dengan parameter α dan β, dinotasikan Γ (α, β).

207

Berikut merupakan ilustrasi dari sebaran gamma apabila salah satu pa-

208

rameternya dibuat tetap. Gambar 1 merupakan sebaran gamma dengan pa-

209

rameterβtetap, yaituβ = 2 dan parameterαyang berbeda, yaituα = 1,2,4.

210

211

Selanjutnya, Gambar 2 merupakan sebaran gamma dengan parameter α

212

tetap, yaitu α= 2 dan parameter β yang berbeda, yaitu β = 0.5,1,1.5.

213

(29)

214

Fungsi pembangkit momen bagi peubah acak X yang menyebar gamma

215

ialah

216

MX(t) = Z

0

etx 1

Γ (α)βαxα−1e−x/βdx

= Z

0

1

Γ (α)βαxα−1e−x(1−βt)/βdx

= 1

Γ (α)βα ×Γ (α)× β

1−βt α

= 1

(1−βt)α, t < 1 β. Selanjutnya,

M0(t) = (−α) (1−βt)−α−1(−β) dan

M00(t) = (−α) (−α−1) (1−βt)−α−2(−β)2.

Dengan demikian, sebaran gamma memiliki nilai harapan dan ragam sebagai berikut

E(X) = M0(0) =αβ dan

217

V ar(X) = M00(0)−[E(X)]2

= α(α+ 1)β2−α2β2

= αβ2.

(30)

Teorema 2.1 Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah peubah acak yang saling bebas

218

di mana Xi ∼ Γ (αi, β) untuk i = 1,2, ..., n. Misalkan pula Y = Pn i=1Xi,

219

maka Y ∼Γ (Pn

i=1αi, β).

220

Bukti. Dengan menggunakan asumsi kebebasan dan fungsi pembangkit

221

momen dari sebaran gamma, diperoleh

222

MY (t) = E

"

exp (

t

n

X

i=1

Xi )#

=

n

Y

i=1

E[exp{tXi}]

=

n

Y

i=1

(1−βt)−αi

= (1−βt)Pni=1αi (2.1) untuk t < 1/β. Persamaan 2.1 merupakan fungsi pembangkit momen dari

223

sebaran Γ (Pn

i=1αi, β). z

224

2.2 Sebaran Khi-Kuadrat

225

Sebaran khi-kuadrat merupakan kasus khusus dari sebaran gamma, yaitu jika parameter α = 2r dan β = 2 di mana r adalah bilangan bulat positif. Nilai harapan dan ragam dari sebaran khi-kuadrat ialah

E(X) = αβ =r 2

×2 = r dan

V ar(X) =αβ2 =r 2

×22 = 2r.

Jadi, fungsi kepekatan peluang bagi peubah acak kontinu X yang memiliki sebaran khi kuadrat dengan parameter r, dinotasikan dengan X ∼ χ2(r), ialah

f(x) = 1

Γ (r/2) 2r/2xr/2−1e−x/2I(x >0),

di mana parameterrdisebut sebagai derajat bebas dari sebaranχ2(r).Gam-

226

bar fungsi kepekatan peluang untuk r = 2, r = 4, dan r= 8 diberikan pada

227

Gambar 1.

228

(31)

Teorema 2.2 Misalkan X memiliki sebaran χ2(r). Jika k > −r/2, maka nilai harapan dari Xk ada dan

E Xk

= 2kΓ r2 +k Γ 2r . Bukti.

229

E Xk

= Z

0

1

Γ (r/2) 2r/2x(r/2)+k−1e−x/2dx

= 1

Γ (r/2) 2r/2 ×Γr 2+k

×2r/2+k

= 2kΓ r2 +k Γ (r/2) .

z

230

Akibat 2.1 MisalkanX1, X2, ..., Xn adalah peubah acak yang saling bebas di

231

mana Xi ∼ χ2(ri) untuk i = 1,2, ..., n. Misalkan pula Y = Pn

i=1Xi, maka

232

Y ∼χ2(Pn i=1ri).

233

Bukti. Karena sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas r merupakan kasus khusus dari sebaran gamma yang memiliki parameterα= r2 danβ = 2, maka fungsi pembangkit momen bagi sebaran khi-kuadrat ialah

M(t) = (1−βt)−α= (1−2t)−r/2.

Dengan menggunakan asumsi kebebasan dan fungsi pembangkit momen dari

234

sebaran khi-kuadrat, diperoleh

235

MY (t) = E

"

exp (

t

n

X

i=1

Xi )#

=

n

Y

i=1

E[exp{tXi}]

=

n

Y

i=1

(1−2t)−ri/2

= (1−2t)12

Pn i=1ri

(2.2) untuk t < 1/2. Persamaan 2.2 merupakan fungsi pembangkit momen dari

236

sebaran χ2(Pn

i=1ri). z

237

(32)

Referensi

Dokumen terkait

• Menentukan fkp bersama dan fungsi peluang marjinal dari peubah acak ganda diskret • Menentukan fkp bersama, fungsi sebaran kumulatif dan fungsi peluang marjinal dari peubah acak

Jika fungsi pembangkit momen suatu peubah acak memang ada, maka fungsi itu dapat dipakai untuk membangkitkan atau menemukan seluruh momen peubah acak tersebut.. Olid dan

Penentuan varians bersyarat dari sebuah peubah acak diberikan peubah acak lainnya, baik diskrit maupun kontinu dijelaskan dalam Definisi 7.12... 2 FUNGSI PEMBANGKIT

Sama halnya dengan fungsi pembangkit momen, fungsi karakteristik dapat digunakan untuk menghitung momen dari peubah acak X, selain itu fungsi karakteristik dapat juga digunakan

Bila dis- tribusi peluang peubah acak X, banyaknya botol susu yang terjual dari ke 5 yang dibeli adalah sebagai berikut... Misalkan X menyatakan bilangan yang muncul bila sebuah

Jika diketahui fungsi pembangkit momen suatu peubah acak, maka dapat ditentukan momen-momennya, yaitu dengan menurunkan fungsi pembangkit momen hingga n kali, dengan

Pada dasarnya turunan satu peubah ter- hadap suatu vektor adalah adalah suatu vektor atau matriks yang unsur-unsurnya adalah turunan peubah pertama terhadap peubah unsur-unsur

CP MK Mahasiswa mampu menerapkan konsep sebaran bersama bagi dua peubah acak diskrit maupun kontinyu ILO1 Mahasiswa mampu menerapkan konsep pembentukan sebaran peubah yang merupakan