• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Studi Kasus - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENDORONG MAHASISWA BEKERJA

(Studi Kasus : Mahasiswa Jurusan PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat, Yang Bekerja)

ARTIKEL

ISWANDI ARISTA 10070291

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

Incentives Student Work (Case Study: Student Department of PIPS STKIP PGRI West Sumatra, the Work).

Iswandi Arista1 Rinel Fitlayeni, S.Sos., M.A2 Elvawati, M.Si3 SOCIOLOGY OF EDUCATION STUDIES PROGRAM

STKIP PGRI WEST SUMATRA PADANG

ABSTRACT

One student obligation is to comply with the rules in force in the learning environment, including the obligation to finance the academic lectures. Departing from such obligations should optimize student perturan applicable, thus becoming the most encouraging factor for a student to work in college. While the family or both parents have a big responsibility for the obligations that carried a child as a student, and student success are also very influential on the encouragement of both parents, both mental stimulation and encouragement material, then departs from this side is also a child gives devotion to both parents to push himself to plunge into the work environment in college, so that the fulfillment of the obligations which must be located on the responsibility of the parents. This study aimed to describe the factors that motivated the student's ability to work in college and the constraints faced by students working while in college. The theory used in this study is the rational choice theory invented by James S. Coleman. The approach used in this study is qualitative and descriptive approach.

Informants were taken by purposive sampling with 11 students. With this type of primary data and secondary data. Data collection techniques used were interviews, observation, documentation. Data analysis starts from the data reduction, data presentation and conclusion. These results indicate there are three factors that encourage students bekeraja, (1) Economics, (2) for penegalaman work, (3) Independence. Constraints faced by student work, (1) no discipline, (2) It is difficult to divide the time. The results of this study met from 8 informants from STKIP PGRI West Sumatra working and going to school.

Key word : college, student, working

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2010

2. Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3. Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah individu-individu yang diproyeksikan berkembang menjadi pribadi-pribadi terpelajar dengan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap cukup tinggi dan dinamis untuk berperikehidupan yang maju dan membahagiakan. Pengembangan diri mahasiswa yang beroreantasi pada potensi mereka terselenggara melalui upaya bersama berbagai pihak, yaitu mahasiswa itu sendiri dan lingkunganya, maka secara garis besar mahasiswa berperan penting terhadap lingkunganya baik dalam akademik maupun di luar akademik serta fungsi mahasiswa terhadap keduanya yang dilihat dari pengembangan diri mahasiswa tersebut yang berorientasi pada potensinya (Prayitno, 2007 : 117).

Sedangkan Slameto menyatakan bahwa peran mahasiswa dalam kuliah adalah belajar yaitu, suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Belajar tidak hanya mencari mata pelajaran tapi juga menyusun, kebiasaan, berprestasi, kesenangan, atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita (Hamdani dalam Nopita : 2: 2013).

Salah satu dari kewajiban mahasiswa adalah mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada universitas dan unit-unit yang ada didalamnya, termasuk belajar dan tentang biaya pendidikan (Prayitno, 2007 : 20 ). Sedangkan menurut Syah. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is difined as the modifikation ot strengthening of behavior trough expriencing).

Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, atau kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya untuk mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukanlah suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Ada pula tafsir lain tentang belajar yang mengemukakan, bahwa belajar adalah menyatakan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Syah : 1995 : 90).

Sedangkan teori yang di kemukakan R.

Pardoen bahwa seorang anak atau remaja yang bekerja didalam masa belajar dikarenakan tingginya ongkos kebutuhan, sementara penghasilan yang didapatkan kedua orang tua sangat rendah. Maka untuk mencapai kebutuhan pendidikanya seorang anak/remaja menyertakan pekerjaan kedalam masa pendidikannya tersebut (Mulyadi, 2003 : 113).

Kedisiplinan merupakan tekat mahasiswa dalam menuntut ilmu yang harus dipertahankan dengan gigih. Terlambat bahkan membolos itu merupakan suatu pengkhianatan terhadap diri mahasiswa itu sendiri sebagai penuntut ilmu.

Seorang mahasiswa/i yang tidak mengutamakan waktu dalam urusan perkuliahanya maka waktu pula menjadi penghambat dalam keberhasilan akademiknya, artinya seorang mahasiswa dituntut untuk mendisiplinkan waktu (Yahya, 2011 : 33).

Memperkirakan lamanya waktu dari tugas- tugas adalah fungsi dari pengalaman dan latihan, akan tetapi, memperkirakan waktu penyelesaian menyangkut suatu dilema. Pada satu pihak, ada Hukum Parkinson ; pekerjaan cenderung berkembang untuk mengisi waktu yang tersedia bagi penyelesaianya. Dilain pihak di sebut dengan hukum Murphy ; bahwa segala hal memakan waktu lebih lama dari yang anda kira. Tantangan anda adalah membuat perkiraan waktu yang realistis (Marek, 1995 : 56).

Jadi, dapat diartikan dari asumsi pakar di atas bahwa mahasiswa lebih mengutamakan kedisipilinan dalam mencapai kesuksesan akademiknya, sehingga dengan kedisiplinan tersebut seorang mahasiswa mampu mengangkat jati dirinya sebagai penuntut ilmu. Adapun kewajiban mahasiswa yang dipenuhi termasuk mengenai pembiayaan pendidikan. Kewajiban akan menghambat langkah akademiknya jika tidak terpenuhi. Berangkat dari kewajiban inilah seorang mahasiswa menjadikan faktor kenapa bekerja dalam masa kuliah. Mahasiswa yang bekerja didalam kuliah mahasiswa dituntut untuk mengoptimalkan kemampuan yang ia miliki, sehingga dengan pengoptimalan kemampuan itu mahasiswa harus bisa membagi waktunya.

Berdasarkan latarbelakang tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan faktor yang mendorong mahasiswa bekerja sambil kuliah dan Mendeskripsikan kendala yang dihadapi mahasiswa jurusan PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat yang bekerja sambil kuliah.

. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pilihan rasional yang ditemukan oleh James S. Coleman. Coleman menyatakan bahwa pendekatannya beroperasi mulai dari dasar metodologi individualism dan menggunakan teori ini sebagai landasan tingkat mikro untuk menjelaskan fenomena tingkat makro (Ritzer, 2010:391).

Coleman memberikan gagasan mengenai teori pilihan rasional bahwa orang-orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan demikian juga tindakan-tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi. Dia juga menambahkan bahwa bagi aktor rasional yang berasal dari ekonomi, dalam memilih tindakan-

(5)

tindakan tersebut seorang aktor akan lebih memaksimalkan utilitas, atau pemenuhan kepuasan kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi pada intinya konsep yang tepat mengenai pilihan rasional adalah ketika seseorang memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer, 2010:394).

Sesuai dengan teori pilihan rasional yang ditemukan oleh James S. Coleman. Coleman memberikan gagasan mengenai teori pilihan rasional bahwa orang-orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan demikian juga tindakan-tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi. Dia juga menambahkan bahwa bagi aktor rasional yang berasal dari ekonomi, dalam memilih tindakan- tindakan tersebut seorang aktor akan lebih memaksimalkan utilitas, atau pemenuhan kepuasan kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi pada intinya konsep yang tepat mengenai pilihan rasional adalah ketika seseorang memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Sosiologi Pilihan Rasional menurut Heckathorn memandang bahwa, memilih itu sebagai tindakan yang bersifat rasional. Jadi artinya, Teori Pilihan Rasional sangat menekankan pada prinsip “efisiensi” di dalam mencapai tujuan suatu tindakan. Disamping itu, teori pilihan rasional memiliki dua asumsi pokok sebagai berikut:

1.

Fenomena sosial, ekonomi, dan fenomena tingkat kemasyarakatan societal lainnya hanya dapat dijelaskan melalui pemahaman atas tindakan individu-individu, atau suatu

hubungan kausal penjelasan dan keberadaannya hanya dapat dicari pada tingkatan mikro.

2. Tindakan serta institusi pada dasarnya adalah tindakan sosial.Oleh sebab itu, teori pilihan rasional menolak anggapan “atomisme sosial truistik” truistic social atomism yang memandang masyarakat sekedar merupakan gabungan individu-individu dan institusi yang berisikan penjumlahan orang-orang, aturan- aturan, dan peran-peran sosial (Ritzer dan Smart, 2008 : 276).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini digunakan adalah penelitian kualitatif, menurut Williams Penelitian Kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah (Moleong, 2007: 5). Data kualitatif

adalah data berupa fakta-fakta, hasil, wawancara, membaca, observasi dan semua hasil yang didapatkan melalui panca indra (Jauhari, 2010: 25).

Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penulisan deskriptif merupakan metode penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Jauhari, 2010: 34).

Tipe penelitian yang digunakan penulis adalah tipe deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang faktor pendorong mahasiswa jurusan PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat bekerja.

jumlah informan dalam penelitian ini adalah 10 orang, 4 orang Mahasiswa dari prodi Sosiologi, 3 orang Mahasiswa dari prodi Ekonomi, 1 orang Mahasiswa dari prodi Geografi, dan 2 orang Mahasiswa dari prodi Sejarah. Setelah peneliti mengetahui siapa-siapa yang terlibat informan yang peneliti cari dan data serta menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan sebelumnya. Baru peneliti mewawancarai informan yang terlibat di dalamnya, setelah diwawancarai sampai jawaban dari informan sama atau sudah valid peneliti dapatkan dari informan-informan, maka peneliti akan melanjutkan penelitiannya.

Metode pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah cara yang tepat dan efektif untuk mendapatkan data tentang faktor pendorong mahasiswa bekerja, studi kasus mahasiswa jurusan PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat yang sedang kuliah sambil bekerja (Bugin, 2011: 118)..

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses dalam memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antar penanya dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan Intervie Guide/Panduan Wawancara (Nazir, 2011 : 193).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian sosial. Oleh karena itu, sebenarnya sejumlah besar fakta dan sosial tersimpan dalam bentuk dokumentasi dan sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan dan sebagainya (Bugin, 2011 : 124). Pengumpulan data penulis lakukan memanfaatkan dokumen yang ada berupa data-data dari kampus STKIP PGRI Sumatera Barat dan dari tempat masing-masing mereka bekerja..

(6)

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang didapat dari lapangan langsung ditulis dengan rapi, terinci serta sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan memudahkan untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.

2. Display Data (penyajian data)

Display data adalah menyajikan data dalam bentuk tulisan dan tabel, dengan melakukan display data dapat memberikan gambaran secara menyeluruh sehingga memudahkan penulis dalam menarik kesimpulan dan melakukan analisis.

Setelah data dikelompokkan dengan memberi poin- poin tertentu maka penulis merumuskan bentuk panyajian data, data disajikan dalam bentuk tulisan dan tabel sehingga dapat membantu penulis untuk dapat menguasai data yang diperoleh.

3. PenarikanKesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara mengabungkan dan menganalisis data yang didapat dilapangan yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan pemotretan. Selanjutnya menganalisa data dengan cara membandingkan jawaban dari informan mengenai permasalahan yang diteliti, adapun teknik analisis data model interaktif dapat diisi.

Dalam penelitian ini, peneliti telah dirancang jadwal penelitiannya dari bulan Mei 2014 sampai pada bulan April 2015, yang telah dilaksanakan di STKIP PGRI SUMBAR.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Bekerja Sambil Kuliah:

1. Ekonomi

Ekonomi menurut asal kata dalam bahasa yunani adalah “oikos” artinya keluarga atau rumah tangga dan sedangkan “nomos” berarti peraturan atau atauran. Menurut istilahnya ekonomi adalah manajemen rumah tangga atau aturan dalam rumah tangga. Sedangkan menurut kajian ilmunya, ilmu ekonomi bermaksud membahas tentang bagaimana mengatur distrubusi, konsumsi dan produksi yang ada didalam rumah tangga (Heizer & Render dalam Ismhi : 22 : 1998).

Seperti teori yang dikemukakan oleh R.

Pardoen bahwa seorang anak atau remaja yang bekerja didalam masa belajar dikarenakan tingginya ongkos kebutuhan, sementara penghasilan yang didapatkan kedua orang tua sangat rendah. Maka untuk mencapai kebutuhan

pendidikanya seorang anak/remaja menyertakan pekerjaan kedalam masa pendidikannya tersebut (Mulyadi, 2003 : 113).

Faktor yang paling mendorong seorang mahasiswa untuk bekerja adalah faktor ekonomi keluarga, dimana keadaan keluarga mahasiswa tersebut masuk kedalam kategori keluarga rumah tangga miskin. Disamping disibukkan dengan jadwal kuliah yang padat dan tugas-tugas kuliah yang menuntut seorang mahasiswa maka, juga dituntut pula oleh kewajiban akademik sehingga mahasiswa tersebut harus memaksimalkan kewajiban akademik dengan cara bekerja (menghasilkan uang) agar terpenuhi pembiayaan perkuliahan disetiap semester.

Disesuaikan dengan teori yang dikemukakan R.

Pardoen diatas, maka ditemukan deskripsi dari data ke 8 informan yang bekerja sambil kuliah pada mahasiswa jurusan PIPS STKIP PGRI Sumatera Barat.

Desjulina merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara, sedangkan kondisi keluarganya teramsuk dalam kategori rumah tangga miskin di daerah Pasaman Timur. Dilihat dari pekerjaan kedua orang tuanya, ayahnya sebagai buruh tani di daerah tersebut dan ibunya hanyalah sekedar ibu rumah tangga. Jadi sangat sulit bagi keluarga Desjulina untuk memberikan biaya secukupnya bahkan lebih dalam kepentingan urusan Desjulina sendiri di Kota Padang, maka dari itu Desjulina berinisatif sendiri dengan bekerja sebagi tenaga penjahit (Fashionary Workshop MAN 2 Padang).

Afrizal merupakan warga Indrapura, Kab.

Pesisir Selatan, dimana pekerjaanya sebagai mekanis disalah satu bengkel Betto di kawasan Gunung Pangilun, kota Padang atau tidak terlalu jauh dari tempat tinggal (Kos) informan. Di Pesisir Selatan keluarganya termasuk dalam kategori ekonomi menengah kebawah, meskipun keluarganya tidak teracatat sebagai Rumah Tangga Miskin di kabupaten tersebut, tetapi bagi afrizal tetap saja kurang dari cukup yang dikirimkan keluarganya karena sangat banyak tuntutan biaya yang wajib dipenuhi di kota Padang, seperti biaya kos perbulannya, biaya makan, atau biaya fotocopy dan beli buku untuk keperluan belajar, juga termasuk biaya akademik disetiap semesternya.

Sementara Afrizal sendiri adalah anak pertama dari 4 saudara, jadi bagi Afrizal dia bekerja sambil kuliah demi membantu kedua orang tuanya karena menimbang masih ada adak-adik yang lebih membutuhkan biaya pendidikkan, jika uangnya masih berlebih, Afrizal sendirin yang mengirimkan biaya kekampungnya untuk keluarga.

Septra Aljuni Susanto, juga termasuk mahasiswa yang mandiri sehingga sambil kuliah ia masih menyempatkan tenaganya untuk bekerja di PDAM

(7)

sebagai pekerja. Meskipun hanya sebagai pekerja kontrak, baginya sudah cukup dengan hasil yang ia dapatkan. Pendapatan ekonomi keluarga dikampung yang minim tidak menjadikan ia putus asa dalam menjalani hidup.

Dengan hasil pekerjaanya sebagai pekerja dia sanggup membantu kedua orang tuanya meskipun dalam status kuliah. Informan (septra) yang berasal dari kabupaten Solok ini adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Sedangkan ayahnya hanya pembantu usaha orang lain. Dengan alasan anak pertama ia merasa bertanggung jawab atas kepentingan ekonomi keluarganya, supaya adik- adiknya terus berlanjut sekolah, baginya lebih baik uang yang akan dikirimkan kepadanya digunakan untuk kepentingan adik-adiknya tersebut.

Rega merupakan anak ke pertama dari 2 bersaudara, sementara keluarganya termasuk kategori rumah tangga miskin di kota Padang.

Dilihat dari pekerjaan kedua orang tuanya, ayahnya sebagai hanya sopir Angkutan Umum dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Jadi sangat sulit bagi keluarga Rega untuk memberikan biaya secukupnya bahkan lebih dalam kepentingan urusan Rega sendiri di kota padang, maka dari itu Rega berfikir sendiri dengan bagaimana untuk mendapatkan pemasukan uang demi mencukupi biaya perkuliahan. Rega memiliki usaha swasta berupa dagangan, yaitu Warung yang menjualkan makanan anak-anak.

Penghasilan yang kurang lebih dari Rp.100.000- per hari baginya cukup untuk menutupi kebutuhan perkuliahan. Berdasarkan dari ungkapan yang dijelaskan informan (Rega) tersebut.

Ade Robika, juga merupakan mahasiswa yang disebut-sebut mandiri dikalangan teman- teman seangkatan denganya, karena sambil kuliah ia masih menyempatkan tenaga dan waktunya untuk bekerja sebagai perangakai dan pengantar bunga hias di Alexander florist kota Padang.

Meskipun hanya sebagai perangkai dan pengatar bunga hias, baginya sudah cukup dengan hasil yang ia dapatkan. Pendapatan ekonomi keluarga dikampung yang minim tidak menjadikan ia putus asa dalam melanjutkan cita-cita.

Dengan hasil pekerjaanya sebagai perangkai dan pengantar bunga hias tersebut dia sanggup membantu kedua orang tuanya meskipun dalam status mahasiswa. Informan (Ade) yang berasal dari Kabupaten Pasaman Barat ini adalah anak ke 1 dari 2 bersaudara. Sedangkan ayahnya hanya seorang petani dan ibunya sebagai ibu rumah tangga.

Ayu adalah warga kabupaten Pasaman Barat, dimana pekerjaanya sebagai Sales

Countre disalah satu

Countre Handphone di Lubuk

Lintah, kota Padang. Keluarganya termasuk dalam kategori ekonomi dibawah menegah, meskipun keluarganya tidak teracatat sebagai rumah tangga miskin di kabupaten tersebut, tetapi bagi Ayu tetap saja kurang dari cukup yang dikirimkan keluarganya karena sangat banyak tuntutan biaya yang wajib dipenuhi di kota Padang, seperti biaya kos perbulanya, biaya makan, atau biaya fotocopy dan beli buku untuk keperluan belajar, juga termasuk biaya akademik disetiap semesternya.

Sementara Ayu sendiri adalah anak pertama dari 4 saudara, jadi bagi dia bekerja sambil kuliah demi membantu kedua orang tuanya karena menimbang masih ada adak-adik yang lebih membutuhkan biaya pendidikkan, sama dengan Afrizal kalaupun lebih Ayu sendiri yang mengirimkan biaya kekampungnya untuk keluarga.

2. Mencari Pengelaman Bekerja.

Faktor kedua yang mendorong informan bekerja sambil kuliah adalah karena ada sebagian informan yang mengungkapkan bahwa disaat bekerja sambil kuliah merupakan aset untuk pengalam bekerja sehingga nanti ketika menempuh permasalahan dalam melangkahi jenjang pekerjaan, setidaknya mereka sudah memiliki pengalaman ketika mengatasi masalah tersebut.

Ungkapan yang dinyatakan informan, tidak hanya faktor ekonomi saja yang mempengaruhi keinginan informan dalam bekerja sambil kuliah tetapi, juga termasuk keinginan informan bekerja agar mendapatkan pengalaman di dunia pekerjaan. Ketika masuk didunia kerja nantinya informan mampu mengatasi masalahnya sendiri.

Setiap pekerjaan memiliki resiko.

Dimanapun dan apapun profesi sesorang dalam bekerja sudah tentu memiliki kendala, walaupunpekerjaan setelah tamat nanti tidak sama dengan peran yang kita lakoni sekarang.

Menurutnya informan sudah terbiasa dihadapi dengan rintangan ketika berkerja dan menjadi pembelajaran ketika mengatasi masalah-masalah tersebut.

Jadi ada enam informan yang memiliki faktor kedua yang mendorong mereka bekerja sambil kuliah. Dimana faktor tersebut adalah keinginan untuk mendapatkan pengalaman bekerja ketika mereka setelah lulus kuliah. Keempat informan tersebut adalah Ayu Rulyani, Desjulina, Afrizal, Ade Robika Robi dan Syaifullah Rahmat.

3. Kemandirian

Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau bergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi

(8)

pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius, 2002:145).

Kemandrian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berfikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain (Masrun, 1986 : 8).

Sedangkan menurut Brawer kemandrian adalah, suatu perasaan otonomi, sehingaa pengertian perilaku mandri adalah suatu kepercayaan diri sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh oleh orang lain (Cabib Toha, 1993: 121).

Kemandrian seseorang terlihat pada waktu orang tersebut menghadapi maslah. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendri tanpa meminta bantuan dari orang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbanagn maka hal ini menunjukan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri (Kartini Kartono 1985 : 21).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan seseorang bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.

Sesuai dengan pendapat para ahli diatas, maka ditemukan beberapa informan yang betul-betul mengandalkan kemnadirian dalam mengatasi permasalahan pembiayaan dan kewajiban akademik. Informan tersebut adalah

4. Kendala yang dihadapi Mahasiswa Bekerja.

Salah satu dari kewajiban mahasiswa adalah mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada universitas dan unit-unit yang ada didalamnya, termasuk belajar dan tentang biaya pendidikan (Prayitno, 2007 : 20 ). Jadi, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa memiliki tuntutan untuk mencapai kesuksesan dalam menjalankan akademik dan dari tuntutan itu pula lah tidak sedikit dari mahasiswa tersebut yang masuk kedalam garis kendala, baik kendala secara eksternal maupun kendala secara internal. Khusus halnya dalam membagi waktu kuliah dengan bekerja.

Dibawah ini penulis temukan beberapa informan yang memiliki kendala tidak disiplin dan sulit membagi waktu dalam bekerja sambil kuliah.

5. Tidak fokus kuliah

Ketidak disiplinan dan kurang efektifnya dalam membagi waktu merupakan hambatan bagi sesorang dalam menindak lanjuti rencana-rencana yang akan mencapai keberhasilan.

Ungkapan Ade dan Septra dapat di simpulkan. bahwa karena aktifitas pekerjaan yang dilakukan pada waktu malam hari, jadi Ade sering merasakan mengantuk pada saat perkuliahan berlangsung karena kurangnya istirahat yang cukup pada malam hari. Maka keadaan fisik yang mengantuk akan mengakibatkan ketidak disiplianan tertuma dari ketelitian dan memfokuskan pada perkuliahan yang sedang berlangsung.

6. Sulit Membagi Waktu

Informan menyatakan bahwa kendala yang sering ditemukan adalah keterlambatan dalam

mengumpulkan tugas perkuliahan, karena terlalu sibuk dengan pekerjaan yang ditekuni Ayu (informan) sehingga tugas kuliah yang diberikan dosen terkadang terlantarkan. Dapat dikatakan kejadian yang dialami informan merupakan suatu kendala yang dihadapi membagi waktu antara kuliah dengan pekerjaan.

7. Relevansi Teori

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara di lapanagan, dapat diketahui bahwa faktor ekonomi yang mendorong mahasiswa bekerja sambil kuliah karena minimnya biaya pendidikan yang didapat dari orang tua hal tersebut dilakukan agar bisa meringankan beban orang tua tanpa menghalangi mahasiswa meraih masa depan yang lebih cerah dalam menggapai cita-cita. Bekerja didalam masa kuliah merupakan aktivitas yang tersulit bagi mahasiswa untuk melaksanakannya, tetapi karena dorongan dalam diri yang kuat menghilangkan semua kesulitan yang dialami menjalani peran

(9)

ganda tersebut yaitu sebagai pekerja (karywan) di tempat bekerja dan sebagai mahasiswa di kampus.

Anggapan tersebut muncul setelah mahasiswa melakukannya dengan alasan mencari pengalaman bekerja yang berguna untuk menuju dunia pekerjaan yang nantinya akan dihadapi.

Selanjutnya sikap kemandirian yang dimiliki oleh mahasiswa menyadarkan mahasiswa untuk memilih suatu tindakan yang dapat memaksimalkan keinginan mahasiswa tanpa memberatkan orang lain atau orang tua dengan cara bekerja sambil kuliah. Ketiga faktor yang telah dibahas merupakan pilihan suatu tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam kehidupan mahasiswa guna tercapainya tujuan yang diharapkan.

Sesuai dengan teori pilihan rasional yang ditemukan oleh James S. Coleman. Coleman memberikan gagasan mengenai teori pilihan rasional bahwa orang-orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan demikian juga tindakan-tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi. Dia juga menambahkan bahwa bagi aktor rasional yang berasal dari ekonomi, dalam memilih tindakan- tindakan tersebut seorang aktor akan lebih memaksimalkan utilitas, atau pemenuhan kepuasan kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi pada intinya konsep yang tepat mengenai pilihan rasional adalah ketika seseorang memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Faktor yang mempengaruhi mahasiswa sambil bekerja adalah : a) Ekonomi.

Dimana informan tersebut bekerja dikarenakan minimnya penghasilan ekonomi pada masing-masing kedua oprang tua mereka, untuk itu selain tuntutan dalam memenuhi kewajiban kuliah (akadamik) mereka juga dituntut untuk melengkapi nafkah kedua orang tua mereka dengan tujuan agar mencukupi kebutuhan akademik yang diwajibkan sdebagai mahasiswa, meskipun masa-masa pendidikan inilah mereka di haruskan menimba ilmu sebanyak-banyak nya namun bukan berarti melemahkan semangat mereka dalam menimbah ilmu tersebut hanya dikarenakan kesibukan dalam mencari uang. b) Mencari pengalaman bekerja.

Sebagian informan mengungkapkan bahwa disaat bekerja sambil kuliah merupakan aset untuk pengalaman bekerja, sehingga apabila menemukan

pemersalahan dalam dunia kerja setelah kuliah, maka pengalaman tersebut yang dapat digunakana untuk menyelesaikan permasalahan tadi. c) Kemandirian.

Dari sisi ini informan beralasan bekerja sambil kuliah guna mengatasi masalahnya dalam segi material tanpa memberatkan orang lain.

2. Kendala yang dihadapi mahasiswa dalam bekerja dimasa kuliah adalah : a) Tidak fokus kuliah, beberapa informan mengatakan bahwa ketidak fokusan dalam kuliah muncul pada saat kondisi fisik berlawanan dengan keadaan kegiatan belajar. Disaat kegiatan bekerja lebih padat dibandingkan kegitana perkuliahan maka, informan sering kelelahan, mengantuk, bahkan tertidur, sehingga ditemukan sikap ketidak disiplinan disaat belajar. b) Sulit membagi waktu. dalam membagi waktu informan bermasalah pada kondisi waktu yaitu, keterlambatan masuk kelas di saat belajar dan keterlambatan masuk bekerja. Beberapa informan juga mengaku bahwa ketelambatan tersebut sering terjadi disaat jadwal bekerja dengan perkuliahan sama waktunya / bentrok.

Saran

1. Bagi mahasiswa agar lebih mandiri shingga tidak selalu mengandalkan orang tua saja dan meningkatkan motivasi dalam belajar

2. Kepada mahasiswa supaya lebih memperhatikan waktu yang digunakan sehingga dapat menggunakan waktu sebaik mungkin

3. Bagi mahasiswa agar dapat mengimbangi kondisi fisik dengan aktivitas yang dikerjakan sehingga tidak menghambat aktivitas yang lebih penting

4. Kepada orang tua supaya termotivasi dalam meningkatkan pendidikan anak- anak dan termotivasi pula dalam meningkatkan nafkah, terutama lebih memperhatikan kondisi anak-anak dimasa pendidikan (belajar).

(10)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

H.B.S.P. 2008. Poket Mentor Manejemen Waktu.

Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratam dan Erlangga.

Hamdani. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Setia.

Iskandarwasid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Prayitno. 2007. Peningkatan Potensi Mahasiswa.

Padang : UNP Pers.

B. Skripsi

Mustika Wijayanti. 2010. Strategi Penjaga Rumah Sekolah Honorer Di Kota Padang Dalam Menunjang Pendidikan Anak. Program Studi Pendidikan Sosiologi Unp.

Referensi

Dokumen terkait

Kepedulian masyarakat tetang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Pakan Labuah Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, masyarakat mengelola sampah dengan Dibakar, masyarakat sudah

Selain jumlah sumbangan sampah yang relatif banyak dari masyarakat setempat, perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan juga menjadi faktor lainnya yang akan