• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang

N/A
N/A
Siti Rofi'ah

Academic year: 2024

Membagikan " Tantangan dan Peluang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

IKATAN ALUMNI PRODI KEBIDANAN MAGELANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL KESEHATAN

HEALTHPRENEURSHIP IN INDUSTRIAL REVOLUTION 4.O

“Challenge and Opportunity”

Magelang, 16 Februari 2020

(2)

i

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KESEHATAN IKATAN ALUMNI PRODI KEBIDANAN MAGELANG

HEALTHPRENEURSHIP IN INDUSTRIAL REVOLUTION 4.O

“Challenge and Opportunity”

Magelang, 16 Februari 2020

Ketua Penyunting :

Lenna Maydianasari, SST, M.P.H (Universitas Respati Yogyakarta)

Anggota Penyunting :

Muji Rahayu, S.Tr.Keb, Bd

Mitra Bestari :

Nining Tunggal Sri Sunarti, SKM., M.P.H (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO) Vivian Nanny Lia Dewi, S.ST, M.Kes (Universitas Gadjah Mada)

Niken Meilani, S.SiT., S.Pd., M.Kes (Poltekkes Kemenkes Yogyakarta) Listyaning Eko Martanti, S.SiT, M.Tr.Keb (Poltekkes Kemenkes Semarang) Sri Widatiningsih, M.Mid (Poltekkes Kemenkes Semarang)

Penerbit :

Ikatan Alumni Prodi Kebidanan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang

Jl. Perintis Kemerdekaan Magelang Telp/Fax: (0293) 363054

(3)

ii Tim Pengarah (Steering Commite)

Sri Widatiningsih, M.Mid Esti Handayani, M.Mid

Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes

Tim Panitia

Penanggung Jawab Asih Warastuti, S.Tr.Keb

Ketua Puji Lestari, S.SiT, M.HKes

Wakil Ketua Siti Rofi’ah, S.ST, M.Kes

Sekertaris Arum Lusiana, S.SiT, M.Keb

Ivada El Umma, S.SiT

Bendahara Rubiyana Islam Kartini, S.SiT

Drayke, S.Tr.Keb

Kesekretariatan Rimba Amukti Rizky, Amd.Keb

Roihana Lutfiyah

Kresna Dewi Adisty, S.Tr.Keb., Bd

Acara Herlina Mayangsari, S.SiT

Desyana Rahmawati N Anggun Dela Rahmawati Fitriana Puspitaningrum Ayuningtyas, S.SiT, M.Kes

Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb, M.Kes Masini, S.Kep, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes Khafidloh Nailirohmah

Enita Sintaningtyas Fatma Hidayah, Amd.Keb Ningrum Natalia P

Laela Nur Azizah Zheryna Wulandari

Lenna Maydianasari, SST, M.P.H

Nining Tunggal Sri S, SKM, MPH

Muji Rahayu, S.Tr.Keb

(4)

iii

Meliana Widi Astuti

Sponsorship Nina Nugraeni, S.Tr.Keb

Herdian Tusy Pratiwi Clara Ulfani

Alifa Marwatu R

Perlengkapan dan Dekorasi Andri Setyowati, Amd.Keb Indah Cahyaningtyas Siti Fatimah

Konsumsi Anis Aryanti, S.Tr.Keb, M.Kes

Nuril Nikmawati, S.Kp, Ns, M.Kes Evita Liliana

Mutiara Putri

Humas Dwi Kuntari, Amd.Keb

Rosep Lubatin, S.Tr.Keb, MM Rifda Annisa R

Nita Desyana R

Sie Transportasi Ema Susanti, S.Tr.Keb

Siti Chunaeni, S.Kp, Ns., S.Tr.Keb., M.Kes Diah Rahmah Permatasari

Melia Agustina Praharti

Sie Dokumentasi Risma Y, Amd,Keb

Ika Fitriani

(5)

iv

JADWAL PELAKSANAAN SESI ILMIAH SEMINAR NASIONAL KESEHATAN IKABIDMA TAHUN 2020

Waktu : Tanggal 16 Februari 2020

Tempat : Jati Room Hotel Grand Artos Magelang

Waktu Acara Nama Presenter Judul Presentasi

13.30-14.00 Presentasi Poster

Arfiana

Media Video Efektif

Meningkatkan Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif Nuril Nikmawati

Pelatihan Teman Sebaya (Peer

Group) Dalam Mencegah Free Sex

Siti Fadhilah

Pengaruh MSG Terhadap Folikulogenesis Mencit Betina (Mus Musculus)

Ayuningtyas

The Effectiveness of Baby'S

Stimulating Kit Based Educational And Creatively Games To The Gross Motor Development of Toddler Aged 12-24

14.00-16.30 Presentasi Oral

Fajaria Nur Aini

The “Traditional Birth Attendants Class” Effective to increased Knowledge of Traditional Birth Attendants About Childbirth Care Ihrom Fatma

Saputri

Comparison Herbal Compresses Package and breastcare To Volume Of Breast Milk Among Postpartum Mothers With Breast Engorgement

Mustika Pramestiyani

Efek Suplementasi Ferro Sulfat Terhadap Kadar Trigiserida Pada Tikus Bunting Model Anemia Budi Astyandini Riwayat Penyakit Dan Frekuensi

Seksual Dengan Abortus

Bekti Yuniyanti Efektivitas Air Kelapa dan Susu Terhadap Lama Persalinan Kala II Wiwin Renny

Rahmawati

Pendidikan dan Pengajaran Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Kader Kesehatan

Tuti Sukini

Ketepatan Proyeksi Pengukuran

Panjang Telapak Kaki Kanan dan

Tinggi Fundus Uteri Ibu Hamil

Trimester III terhadap Kesempitan

Panggul

(6)

v

Waktu Acara Nama Presenter Judul Presentasi

Sri Winarsih Factors Affecting Birth Weight Of A Newborn

Puji Hastuti Model Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Remaja

Juni Sofiana

Gerakan Pencegahan Stunting Melalui Pemberian Makanan Bayi Anak (PMBA) atau Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Kabupaten Kebumen Eti Sulastri

Hubungan Keberadaan Support

System Suami Dengan Tingkat

Kecemasan Ibu Dalam Proses Persalinan Kala I

Wulan Rahmadhani

Penilaian Praktik Informed

Consent Selama Persalinan

Normal Dan Perawatan Immediate

Postpartum

Siti Rofi'ah

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku WUS Melakukan Pemeriksaan IVA Siti Chunaeni

Efektivitas Pemberian Jus Wortel dan Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenore) pada Remaja

Masini

Hubungan Sikap Ibu Hamil dan

Dukungan Keluarga dengan

Penempelan Stiker P4K

(7)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang terus mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta dengan ijinNya Seminar Nasional dan Call for Papers dengan tema “Healthpreneurship In

Industrial Revolution 4.0”, dapat terlaksana dengan baik dan Prosiding ini dapat

diterbitkan.

Para akademisi nasional telah banyak menghasilkan penelitian tentang

healthpreneurship dalam menghadapi revolusi industri 4.0, namun masih banyak

yang belum didiseminasikan dan dipublikasikan secara luas, sehingga tidak dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan. Atas dasar tersebut, Seminar Nasional ini menjadi salah satu ajang bagi para Akademisi nasional untuk mempresentasikan penelitiannya, sekaligus bertukar informasi dan memperdalam masalah penelitian, serta mengembangkan kerjasama yang berkelanjutan.

Seminar ini diikuti oleh peneliti-peneliti dari berbagai instansi yang telah membahas berbagai bidang kebidanan dalam rangka memberikan pemikiran dan solusi untuk memperkuat peran

healthpreneurship dalam menghadapi era

revolusi industry 4.0. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Poltekkes Kemenkes Semarang, Pemakalah, Peserta, Panitia, dan Sponsor yang telah berupaya mensukseskan Seminar Nasional ini. Semoga Allah SWT meridhoi semua usaha baik kita.

Semarang, 01 Juni 2020

Panitia

(8)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

vii

vii

DAFTAR ISI

Editorial ...i

Jadwal Pelaksanaan Sesi Ilmiah Seminar Nasional Kesehatan ... iv

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... vii Efektifitas Pemberian Jus Wortel Dan Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenore) Pada Remaja

Siti Chunaeni, Bekti Yuniyanti, Arfiana ... 1-9 Peran Bidan Dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

Siti Rofi’ah, Dina Wahyu Setiyani, Munayarokh ... 10-20 Comparison Herbal Care Package and Breastcare to Volume of Breast Milk among

Postpartum Mothers With Breast Engorgement

Ihrom Fatma S., Suharyo Hadisaputro, Diyah Fatmasari ... 21-27 Hubungan Keberadaan Support System Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu dalam

Proses Persalinan Kala I

Eti Sulastri ... 28-35 The “Traditional Birth Attendants Class” Effective to Increased Knowledge of Traditional

Birth Attendants about Childbirth Care

Fajaria Nur Aini, Septerina P.W, Agustina Nugrahwati ... 36-40 Hubungan Sikap Ibu Hamil dan Dukungan Keluarga dengan Penempelan Stiker P4K

Masini, Munayarokh, Ribkha Itha ... 41-47 Pelatihan Teman Sebaya (Peer Group) Dalam Mencegah Free Sex

Nuril Nikmawati, Herlina Tri Damailia, Bekti Yuniyanti, Ayuningtyas ... 48-53 Pendidikan dan Pengajaran tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Kader Kesehatan

Wiwin Renny Rahmawati, Heru Supriyatno, Dwi Ari Murti Widigdo, Suyanta ... 54-61 Factors Affecting Birth Weight Of A Newborn

Sri Winarsih, Esti Handayani, Ribkha Itha Idhayanti ... 62-70 Model Pendidikan Kesehatan Reproduksi yang Efektif pada Remaja

Puji Hastuti, Fajaria Nur Aini, Suparmi ... 71-75 Pengaruh MSG Terhadap Folikulogenesis Mencit Betina (Mus musculus)

Siti Fadhilah, Mustika Pramestiyani ... 76-79 Hal

(9)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

viii

viii

Penilaian Praktik Informed Consent Selama Persalinan Normal dan Perawatan Immediate Postpartum

Wulan Rahmadhani ... 80-85 Ketepatan Proyeksi Pengukuran Panjang Telapak Kaki Kanan dan Tinggi Fundus Uteri

Ibu Hamil Trimester III terhadap Kesempitan Panggul

Tuti Sukini, Siti Rofi’ah ... 86-96 Efektifitas Air Kelapa dan Susu terhadap Lama Persalinan Kala II

Bekti Yuniyanti, Mundarti, Arfiana... 97-101 Riwayat Penyakit dan Frekuensi Seksual dengan Abortus

Budi Astyandini, Khobibah, Mimi Ruspita ... 102-108 Media Video Efektif Meningkatkan Dukungan Suami dalam Pemberian Asi Eksklusif

Arfiana, Dona Selviana, Siti Rofi’ah ... 109-113 The Effectiveness of Baby’s Stimulating Kit Based Educational and Creatively Games to

The Gross Motor Development of Toddler Aged 12-24

Vina Annisa Diena, Ayuningtyas, Bekti Yuniyanti ... 114-127 Efek Suplementasi Ferro Sulfat terhadap Kadar Trigliserida pada Tikus Bunting Model

Anemia

Mustika Pramestiyani, Siti Fadhilah ... 128-133 Gerakan Pencegahan Stunting Melalui Pemberian Makanan Bayi Anak (PMBA) atau

Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Juni Sofiana, Titaniya Retno Mega ... 134-137

(10)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

10 |

10

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

PERAN BIDAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PERILAKU WUS MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA

Siti Rofi’ah 1*, Dina Wahyu Setiyani2, Munayarokh3

1,2,3 Prodi Kebidanan Magelang, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

*corresponding author : [email protected]

Abstrak

Latar Belakang : Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi pada wanita. Metode deteksi dini kanker serviks yang cukup efektif dapat dilakukan dengan metode IVA. Bidan memiliki peran sebagai edukator, motivator dan fasilitator termasuk pada pelayanan kesehatan reproduksi. Tujuan : mengetahui peran bidan dalam meningkatkan motivasi dan perilaku wus melakukan pemeriksaan IVA. Metode : Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan kendall tau. Hasil : Sebanyak 64 % bidan telah berperan baik dalam menjalankan tugas memberikan edukasi, motivasi dan menfasilitasi WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA. Sebagian besar WUS (81,4%) memiliki motivasi kuat untuk melakukan pemeriksaan IVA dan separuh (50%) dari WUS telah melakukan pemeriksaan IVA. Ada korelasi yang cukup kuat antara peran bidan dengan motivasi WUS melakukan pemeriksaan IVA, koefisien korelasi 0.326 dan sig sebesar 0.003. Ada korelasi cukup kuat antara peran bidan dengan perilaku WUS untuk pemeriksaan IVA dengan koefisien korelasi 0.363 dan nilai sig sebesar 0.001. Kesimpulan : Peran bidan dapat meningkatkan motivasi dan perilaku WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA. Bidan dalam melaksanakan perannya diharapkan memberikan informasi secara jelas dan menggunakan media yang menarik serta memberikan dukungan yang positif agar WUS bersedia melakukan pemeriksaan IVA secara sukarela tanpa paksaan

Kata Kunci : Peran Bidan; Motivasi, Perilaku IVA.

PENDAHULUAN

Peran utama dalam sebuah keluarga ditempati oleh seorang wanita, demikian pula kesehatan yang menempati peran utama dalam kehidupan seseorang. Kesehatan harus dijaga dan diupayakan sehingga kualitas hidup dapat meningkat. Salah satu masalah kesehatan reproduksi pada wanita yaitu kanker serviks yang dapat disembuhkan apabila ditemukan dan diobati secara dini (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Deteksi dini kanker serviks tidak hanya dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan melakukan tes HPV, pap smear, IVA, servikografi, dan kolposkopi. Efektivitas metode IVA sama dengan metode lainnya, namun biaya lebih murah serta dapat dilakukan di pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas dan hasilnya langsung dapat diketahui saat pemeriksaan (Depkes, 2009).

Pada tahun 2017, jumlah pemeriksaan IVA se-Indonesia sebanyak 1.114.173 orang, Provinsi Jawa Tengah yang melakukan IVA sebanyak 75.164 orang (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Cakupan IVA tahun 2017 di Kabupaten Temanggung perempuan usia 30-50 tahun berjumlah 96.951 orang dan yang melakukan IVA 5267 orang (Laporan

(11)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

| 11

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

11

Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, 2018). Pemeriksaan IVA merupakan salah satu upaya bidan untuk meningkatkan cakupan deteksi dini kanker serviks. Peran bidan dalam upaya deteksi dini kanker serviks adalah sebagai edukator, motivator, fasilitator dan advokator. Apabila peran tersebut dilakukan secara maksimal maka wanita usia subur bersedia melaksanakan anjuran pemeriksaan tes IVA. Dengan demikian, keterlambatan dapat ditekan seminimal mungkin dan akhirnya dapat menekan angka kesakitan dan kematian karena kanker serviks (Wulandari, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan (Tempali and Sumiaty, 2019) bahwa ada hubungan antara peran edukasi bidan dalam mencegah kekurangan energi kronik pada ibu hamil di provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu, penelitian (Kartini and Novyani, 2017) bahwa peran bidan memiliki nilai paling besar terhadap pemanfaatan kelas ibu hamil. Peran bidan yang dilaksanakan secara baik akan merangsang ibu hamil untuk memanfaatkan kelas ibu hamil.

Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa bidan memiliki peran dan fungsi dalam asuhan kebidanan baik individu, kelompok ataupun masyarakat sebagai edukator maupun motivator. Pemberian informasi kesehatan, akan meningkatkan pengetahuan dan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi seseorang yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan atau bersikap tertentu (Pakkan, 2017).

Motivasi merupakan tenaga penggerak, tanpa motivasi seseorang tidak akan berbuat apa-apa (Purwanto, 2014). Apabila seseorang telah memiliki pengetahuan yang mencukupi maka akan diikuti oleh suatu keinginan atau sikap yang positif, dalam hal ini keinginan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Menurut teori L Green peran petugas kesehatan merupakan faktor pendorong atau penguat seseorang dalam melakukan suatu perilaku. Informasi yang diberikan bidan akan menumbuhkan kepercayaan sehingga seseorang akan semakin mudah mengadopsi perilaku kesehatan yaitu pemeriksaan IVA (Green, 1991).

Hasil studi pendahuluan bahwa bidan di wilayah kerja Puskesmas Rejosari telah melaksanakan perannya dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Bidan memberikan dorongan kepada WUS agar tidak takut melakukan IVA, serta mempermudah alur pelayanan IVA di Puskesmas. Jawaban kuesioner yang diberikan kepada WUS, bahwa 70% WUS mengetahui IVA dari bidan, sedangkan 30% WUS mengetahui IVA dari sumber lain. Berdasarkan jawaban WUS yang mengetahui IVA dari bidan, setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA IVA, WUS terdorong melakukan pemeriksaan IVA, WUS menjadi yakin bahwa IVA dapat mendeteksi dini secara efektif adanya kanker serviks sehingga WUS bersedia melakukan pemeriksaan IVA. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku WUS Melakukan Pemeriksaan IVA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bidan dalam meningkatkan motivasi dan perilaku WUS melakukan pemeriksaan IVA.

(12)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

12 |

12

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di Desa Kebumen wilayah kerja Puskesmas Rejosari pada bulan Februari s/d Maret 2019.

Populasi sebanyak 583 WUS dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling, Jumlah sampel sebanyak 86 WUS dengan kriteria inklusi tinggal di desa Kebumen, memperoleh informasi IVA dari bidan, berusia 30- 50 tahun dan sudah menikah, bersedia menjadi responden, memiliki ≥1 faktor resiko kanker serviks diantaranya pertama kali melakukan hubungan seksual <20 tahun, memiliki banyak pasangan (perempuan atau pasangannya), pernah mengalami IMS, ibu atau saudara perempuan menderita kanker leher rahim, Perokok aktif maupun pasif. Analisis data menggunakan Kendall Tau.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan berperan baik dalam menjalankan tugasnya. Bidan telah memberikan informasi tentang pentingnya IVA serta menjelaskan alur pelayanan IVA. Kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat dapat menyebabkan rendahnya cakupan pemeriksaan IVA (Radulima et al., 2017). Peran bidan yang baik dalam memberikan informasi tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA akan meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya WUS untuk melakukan pemerikasaan IVA. Dengan demikian cakupan IVA akan meningkat.

Kegiatan promosi kesehatan cukup efektif dalam merubah perilaku kesehatan.

Pelaksanaan promosi kesehatan tidak terlepas dengan media yang digunakan. Bidan dalam melaksanakan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA masih belum seluruhnya menggunakan media promosi kesehatan. Namun demikian, beberapa bidan telah menggunakan leaflet sebagai media untuk membantu pelaksanaan pendidikan kesehatan. Hal ini sesuai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada perilaku IVA antara sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan dengan media leaflet (Fridayanti and Agustina, 2017). Penggunaan media promosi kesehatan juga telah dibuktikan oleh (Miftahurrahmi, 2018) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara media informasi dengan pemeriksaan IVA.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah sikap atau cara petugas kesehatan dalam menjalankan peran tersebut. Salah satu peran bidan adalah sebagai seorang motivator. Bidan berperan dalam memberikan dukungan, motivasi bagi klien baik segi emosi/perasaan ataupun fisik klien (Novita and Franciska, 2013). Cara yang dilakukan bidan untuk mengajak WUS melakukan IVA masih dengan cara memaksa. Praktik dalam menjalankan peran yang kurang tepat dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan bidan tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Hal ini sesuai hasil penelitian (Rochwati, Jati and Suryoputro, 2016) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan praktik bidan dalam melakukan konseling pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita pasangan usia subur. Pelaksanaan peran yang demikian ini perlu dilakukan perbaikan. WUS

(13)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

| 13

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

13

berharap bidan dalam memotivasi hendaknya dengan pemberian pengertian serta dukungan sehingga WUS secara sukarela dan tanpa paksaan bersedia melakukan pemeriksaan IVA.

Peran bidan akan berjalan dengan baik apabila bidan memiliki kesadaran akan tugas dan tanggung jawab khususnya sebagai pendidik (Rofiah, Istiarti and NP, 2013); (Rofi‟ah, 2016).

Dalam pemberian informasi maupun memotivasi WUS harus selalu memastikan bahwa informasi yang diberikan mudah dipahami, memberikan waktu untuk bertanya, dan peka terhadap tanda-tanda non verbal dari klien. Reaksi non verbal diantaranya adalah raut wajah yang menggambarkan bahwa klien masih kurang paham dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan, atau gerakan-gerakan (bahasa tubuh) klien yang memberikan kode agar bidan tidak terburu-buru dalam memberikan penjelasan, dan bahasa tubuh yang lainnya yang diungkapkan oleh klien (Novita and Franciska, 2013)

WUS telah mengerti bahwa bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan informasi dan pendidikan kesehatan. Pemberian informasi yang dilakukan dengan pendekatan secara mendalam. Bidan memberikan pendidikan kesehatan kepada WUS tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks bagi kesehatan reproduksi dan kelangsungan hidupnya. Pemberian informasi oleh bidan ini. merupakan bagian dari upaya promosi kesehatan dan wujud peran bidan sebagai edukator. Promosi kesehatan dalam arti pendidikan, secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

Selain sebagai edukator maupun motivator, bidan juga berperan sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi kemungkinan munculnya hambatan saat akan melaksanakan perilaku yang diharapkan. Bidan telah menjelaskan alur pelayanan IVA kepada WUS dalam upaya membantu WUS untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan IVA dengan mudah. Hal ini merupakan wujud peran bidan sebagai fasilitator Bidan memberikan bimbingan teknis dan memberdayakan pihak yang dapat dijadikan pendorong seperti dukun bayi, kader, tokoh masyarakat untuk turut serta mendukung pencapaian tujuan yang diinginkan (Novita and Franciska, 2013).

Bidan juga berperan sebagai advokator yaitu menjadi penghubung dalam masyarakat Peran ini dapat diwujudkan dengan mencari dukungan baik itu dari tokoh masyarakat maupun keluarga untyuk mendukung WUS melakukan pemeriksaan IVA. Dukungan tokoh masyarakat akan sangat membantu merubah perilaku kesehatan masyarakat seperti yang telah dinyatakan dalam penelitian (Fridayanti and Agustina, 2017) ada perbedaan perilaku IVA test sebelum dan sesudah promosi kesehatan dengan motivasi tokoh masyarakat. .

Peran bidan sesuai profesinya adalah sebagai pelaksana asuhan kebidanan. Pada upaya mendeteksi dini kanker servik, bidan memberikan asuhan kebidanan dengan melakukan pemeriksaan IVA. Langkah bidan adalah dengan mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien, menentukan diagnosis, prognosis, prioritas dan kebutuhan asuhan, menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien, melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana, mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang

(14)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

14 |

14

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

telah diberikan, membuat rencana tindak lanjut bersama klien dan membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan (Sukini and Rofi‟ah, 2016)

Perilaku WUS dalam melaksanakan pemeriksaan IVA didahului oleh adanya motivasi yang mendukung pelaksanaan perilaku tersebut. Motivasi merupakan tenaga penggerak dan kadang-kadang dilakukan dengan mengesampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan (Purwanto, 2014). Sebagian besar WUS memiliki motivasi yang baik untuk melakukan pemeriksaan IVA. Motivasi WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, pekerjaan maupun sosial ekonomi (Pakkan, 2017). Pada penelitian ini motivasi WUS dalam pemeriksaan IVA yaitu kebutuhan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, kebutuhan berafiliasi bersama-sama WUS yang lain untuk melakukan pemeriksaan IVA dan kebutuhan akan penghargaan jika telah melakukan pemeriksaan IVA serta aktualisasi diri.

Motivasi yang kurang dalam melakukan pemeriksaan IVA dapat menyebabkan kurangnya cakupan IVA. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam penelitian (Permata Sari and Abdiana, 2019) bahwa rendahnya cakupan IVA di kota Solok disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kurangnya motivasi wanita usia subur (WUS) untuk pemeriksaan IVA. Dalam meningkatkan motivasi perlu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA serta langsung melakukan pemeriksaan IVA gratis dan membentuk kader-kader khusus IVA untuk melakukan promosi IVA kepada masyarakat karena.

Teori Mc Clelland menyatakan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi, yakni motif primer atau motif yang tidak dipelajari, dan motif sekunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain (Notoatmodjo, 2010). Motif primer atau motif yang tidak dipelajari secara alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa WUS melakukan pemeriksaan IVA karena menyadari bahwa perilaku ini untuk menjaga kesehatan reproduksi. Kesadaran WUS melakukan pemeriksaan IVA untuk menjaga kesehatan reproduksi timbul dari WUS sendiri atau disebut juga motif primer.

Motivasi lain dari WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA adalah kebutuhan berafiliasi bersama-sama WUS yang lain untuk melakukan pemeriksaan IVA. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia menjadi bermakna dalam interaksinya dengan manusia yang lain. Dengan demikian, secara naluri kebutuhan atau dorongan untuk berafiliasi dengan sesama manusia adalah melekat pada setiap orang. Agar kebutuhan berafiliasi dengan orang lain terpenuhi, atau dengan kata lain diterima oleh orang lain atau lebih positif lagi supaya disukai orang lain, ia harus menjaga hubungan baik dengan orang lain. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersosialisasi dengan orang lain dapat diwujudkan melalui keikutsertaan seseorang dalam suatu organisasi atau perkumpulan-perkumpulan tertentu (Notoatmodjo, 2010). Sebagian responden termotivasi untuk melakukan IVA dengan alasan agar dirinya diterima oleh orang lain sebagai anggota kelompoknya.

(15)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

| 15

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

15

Manusia adalah suatu makhluk sosial “berkeinginan”, dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Hierarki kebutuhan menurut Maslow bahwa kebutuhan penghargaan adalah “prestise”, dan kebutuhan ini bukan monopoli bagi pejabat atau pimpinan perusahaan atau organisasi saja. Hal ini disebabkan karena kebutuhan untuk dihargai merupakan kebutuhan semua orang terlepas dari kedudukan atau jabatannya (Notoatmodjo, 2010). Sesuai dengan teori tersebut WUS melakukan pemeriksaan IVA karena kebutuhan penghargaan. Setelah melakukan pemeriksaan IVA, WUS berharap mendapatkan imbalan.

Artinya, ada yang diharapkan atau timbal balik setelah melakukan sesuatu. Kebutuhan penghargaan bagi setiap individu berbeda. Motivasi dalam melakukan suatu perilaku menyebabkan individu mengharapkan timbal balik dari apa yang dilakukan.

Kebutuhan aktualisasi diri pada WUS juga merupakan motivasi saat melakukan pemeriksaan IVA. Kebutuhan ini termasuk hierarki tertinggi dari kebutuhan menurut Maslow. Kebutuhan aktualisasi diri untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal.

Kebutuhan aktualisasi diri ini adalah realisasi diri secara lengkap dan penuh. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri ini antara seorang yang satu dengan yang lain akan berbeda.

(Notoadmodjo, 2010;126-129). Namun demikian, hanya sebagian kecil yang menyatakan bahwa perilaku melakukan pemeriksaan IVA karena kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini berarti WUS kurang merasa bangga apabila telah melakukan pemeriksaan IVA.

Perilaku melakukan pemeriksaan IVA muncul karena adanya dorongan dari diri sendiri maupun orang lain, baik itu petugas kesehatan maupun sesama WUS atau sebaya. Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah dari responden telah melakukan pemeriksaan IVA. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya tempat seseorang tersebut berada. Faktor sosial sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara lain struktur sosial, pranata- pranata sosial, dan permasalahan-permasalahan sosial yang lain. Faktor budaya sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang antara lain: nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Diskriminasi gender dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi masih mempengaruhi keinginan wanita dalam melakukan pemeriksaan. Kata “tabu” masih menjadi momok bagi sebagian masyarakat. Kanker serviks merupakan penyakit yang memiliki stigma negatif dalam masyarakat (Radulima et al., 2017). Pemahaman yang masih belum tepat ini sangat berpengaruh terhadap perilaku pemeriksaan IVA.

Teori Precede Proceed menyebutkan bahwa perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni faktor-faktor predisposing, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya, faktor-faktor pemungkin, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan seperti Puskesmas, Rumah sakit, Poliklinik dan faktor-faktor pendorong atau penguat, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang

(16)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

16 |

16

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat seperti peran bidan, tokoh agama, tokoh masyarakat, Undang-undang kesehatan (Green and Kreuter, 1991). Perilaku terbuka merupakan respons seseorang terhadap stimulus dalam tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2010).

WUS yang tidak melakukan pemeriksaan IVA dapat disebabkan karena beberapa faktor.

Hasil penelitian (Harisnal, 2019) menyatakan bahwa terdapat hubungan dukungan suami dan peran petugas dengan pemeriksaan IVA Test. (Permata Sari and Abdiana, 2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa rendahnya cakupan IVA karena kurangnya motivasi wanita usia subur (WUS) untuk pemeriksaan IVA, tidak adanya kader khusus IVA, kurangnya sosialisasi / penyuluhan pada wanita usia subur (WUS) tentang pemeriksaan IVA, kurangnya tersedia poster, brosur dan pamflet tentang IVA, serta kurangnya dukungan dari keluarga (suami). (Nisa, Ginting and Girsang, 2019) menyatakan bahwa ada hubungan dukungan keluarga/suami, informasi dan dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan IVA. Menurut (Wulandari, 2018) faktor yang menentukan perilaku IVA secara berurutan adalah tingkat pendidikan, akses informasi, dukungan petugas kesehatan, sikap dan penghasilan WUS. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku memeriksakan IVA akan muncul apabila faktor-faktor tersebut mendukung terciptanya suatu perilaku

Hasil penelitian menyatakan ada hubungan peran bidan dengan motivasi WUS dalam pemeriksaan IVA. Kecenderungan bahwa peran bidan baik akan memiliki efek positif pada WUS sehingga mereka cenderung memiliki motivasi kuat. Arah korelasi positif berarti semakin baik peran bidan semakin kuat motivasi WUS untuk pemeriksaan IVA. Pentingnya mendapatkan motivasi dari bidan karena bidan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada WUS agar masyarakat mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini sesuai peran bidan sebagai motivator (Novita and Franciska, 2013)

Salah satu hak reproduksi seorang wanita adalah mendapatkan pelayanan deteksi dini kanker leher rahim. Pendekatan yang dapat dilakukan diantaranya pendidikan kesehatan, konseling dan pencegahan primer (Marmi, 2015). Dalam penelitian ini sebagian besar bidan telah berperan baik dalam memberikan pendidikan kesehatan dan memberikan motivasi tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Pendidikan kesehatan tentang kanker serviks dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang deteksi dini kanker leher rahim (serviks) kepada masyarakat agar mereka mendapatkan informasi yang lengkap dan mengerti manfaat pemeriksaan tersebut.

Ada hubungan antara keterpaparan informasi dengan motivasi responden dalam melakukan imunisasi HPV (Fentia, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA salah satunya karena mereka mendapat informasi dari hasil pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh bidan. Pendidikan kesehatan akan berpengaruh terhadap motivasi WUS melakukan IVA seperti yang disampaikan oleh (Hesty, Rahmah and

(17)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

| 17

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

17

Nurfitriani, 2019) dalam penelitiannya yaitu Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang IVA terhadap motivasi WUS dalam deteksi kanker serviks. Dengan motivasi yang mendukung tersebut tujuan akhirnya adalah agar WUS mau melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.

Penelitian lain menyatakan bahwa ada pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks dengan motivasi keikutsertaan wanita melakukan pemeriksaan IVA (Sawitri and Sunarsih, 2018). Penyuluhan yang dilakukan oleh bidan untuk meningkatkan pengetahuan WUS tentang kanker serviks ditujukan agar WUS dapat menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam bentuk perilaku hidup sehat. Suatu perilaku akan muncul apabila telah terbentuk sikap yang mendukung dan memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan suatu perilaku. Tidak terkecuali perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA.

Ada hubungan antara peran bidan dengan perilaku WUS dalam pemeriksaan IVA.

Semakin baik peran bidan dalam melaksanakan tugas maka WUS cenderung akan melakukan pemeriksaan IVA. Keberhasilan pelaksanaan peran bidan sebagai edukator, motivator, fasilitator maupun advokator dalam pemeriksaan IVA tidak terlepas dengan adanya kemudahan akses informasi baik dari bidan kepada WUS maupun dari sumber lain.

Kemudahan akses informasi akan memungkinkan terwujudnya perubahan perilaku kesehatan khususnya pelaksanaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Pengaruh akses informasi dengan perilaku pemeriksaan IVA telah diteliti oleh (Aprianti, Fauza and Azrimaidalisa, 2019) maupun (Wulandari, 2018).

Akses informasi dapat diperoleh melalui petugas kesehatan dalam bentuk pendidikan kesehatan, media elektronik, media cetak, maupun internet. Kemudahan akses informasi khusunya melalui tenaga kesehatan akan mempermudah terjadinya perubahan perilaku. Peran tenaga kesehatan sangat menentukan terjadinya perilaku kesehatan khususnya deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Hal ini sesuai penelitian (Yuliastanti and Rismawati, 2019); (Citra and Ismarwati, 2019); (Nisa, Ginting and Girsang, 2019); (Rasyid and Afni, 2017); (Titisari, Riyanti and P, 2018). Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa dukungan dan peran tenaga kesehatan berpengaruh terhadap perilaku WUS tentang deteksi dini kanker leher rahim dengan inspeksi visual asam asetat (IVA).

Peran bidan mampu menggerakkan WUS untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Hal tersebut disebut sebagai perilaku refleks bersyarat. Perilaku ini muncul karena adanya perangsang tertentu. Rangsangan terhadap perilaku ini adalah pemberian informasi atau pendidikan kesehatan oleh bidan. Reaksi ini wajar dan merupakan pembawaan manusia dan bisa dipelajari atau didapat dari pengalaman (Purwanto, 2014).

Peran bidan sebagai edukator akan sangat membantu terbentuknya pengetahuan WUS sehingga menumbuhkan sikap dan motivasi yang baik agar muncul perilaku kesehatan yang diharapkan. Pengetahuan yang baik, sikap yang mendukung dan motivasi yang baik dari seorang WUS merupakan faktor predisposisi terbentuknya perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Faktor ini tidak terlepas dari peran bidan sebagai pendidik sekaligus motivatotr. L Green dalam teori Precede Proceed menyebutkan bahwa salah satu

(18)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

18 |

18

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

faktor pendorong terbentuknya suatu perilaku adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas (Green and Kreuter, 1991).

Faktor lain yang dapat menumbuhkan perilaku WUS untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA adalah kemudahan akses pelayanan IVA. Bidan dalam perannya sebagai fasilitator hendaknya mampu memberikan fasilitas kemudahan akses pelayanan IVA. Langkah yang dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang tata cara serta hal yang harus dihindari saat akan melakukan pemeriksaan IVA. Bidan juga dapat melakukan pemeriksaaan dengan sistem jemput bola, yaitu mengadakan pemeriksaan IVA di masyarakat dengan jadwal yang telah disusun. Kemudahan akses pelayanan merupakan faktor pemungkin pada teori Precede Proceed (Green and Kreuter, 1991).

KESIMPULAN DAN SARAN

Bidan telah berperan dengan baik dalam menjalankan tugas untuk memotivasi dan menfasilitasi WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA. Sebagian besar WUS memiliki motivasi kuat untuk pemeriksaan IVA dan separuh dari WUS telah melakukan pemeriksaan IVA. Ada hubungan antara peran bidan dengan motivasi WUS untuk pemeriksaan IVA serta ada hubungan antara peran bidan dengan perilaku WUS untuk pemeriksaan IVA. Bidan dalam melaksanakan perannya diharapkan memberikan informasi secara jelas dan menggunakan media yang menarik serta memberikan dukungan yang positif agar WUS bersedia melakukan pemeriksaan IVA secara sukarela tanpa paksaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aprianti, A., Fauza, M. and Azrimaidalisa, A. (2019) „Faktor yang Berhubungan dengan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA di Puskesmas Kota Padang‟, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 14(1), p. 68. doi: 10.14710/jpki.14.1.68-80.

Citra, S. A. and Ismarwati, I. (2019) „Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Perilaku WUS (Wanita Usia Subur) dalam Pemeriksaan IVA‟, Midwifery Journal:

Kebidanan, 4(2), p. 46. doi: 10.31764/mj.v4i2.682.

Depkes (2009) Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta:

Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jennderal PP & PL Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fentia, L. (2018) „Hubungan Keterpaparan Informasi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Motivasi Melakukan Imunisasi HPV (Human Papiloma Virus) di Puskesmas X tahun 2018‟, Menara Ilmu, XII(9), pp. 187–196.

Fridayanti, W. and Agustina, E. E. (2017) „Efektifitas Promosi Kesehatan terhadap Perilaku IVA Test pada Wanita Di Wilayah Puskesmas Sukoharjo 1 Tahun 2016‟, Bidan Prada, 8(1), pp. 103–111.

Green, L. W. (1991) Health Promoting Planning : An Education and Environmental

(19)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

| 19

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

19

Approach. Houston: University of Texas Health Science Center.

Green, L. W. and Kreuter, M. W. (1991) Health Promotion Planning: An Educational and Environmental Approach. 3rd edn. Houston: University of Texas Health Science Center at Houston.

Harisnal (2019) „Faktor yang Mempengaruhi dalam pemeriksaan IVA Test‟, Jurnal Kesehatan, (Special Issue Hari Kesehatan Nasional Ke-55 Kota Bukittinggi), pp. 156–

160. doi: 10.24252/kesehatan.v7i2.54.

Hesty, H., Rahmah, R. and Nurfitriani, N. (2019) „Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Inspeksi Asam Asetat (IVA) Terhadap Motivasi Wus dalam Deteksi Kanker Serviks di Puskesmas Putri Ayu Jambi‟, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), p. 42.

doi: 10.33087/jiubj.v19i1.535.

Kartini, A. and Novyani, E. P. (2017) „Peran Bidan, peran Kader, Ketersediaan Fasilitas dan Motivasi Ibu terhadap Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil‟, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 16(1), pp. 4–13.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) Infodatin Kanker Payudara, InfoDATIN Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. doi: ISSN 2442-7659.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018) Data dan Informasi. Profil Kesehatan

Indonesia 2017. Jakarta. Available at:

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan- indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2017.pdf.

Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung (2018) Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Teamnggung. Temanggung.

Marmi (2015) Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Miftahurrahmi (2018) „Hubungan Media Informasi dan Persepsi Wanita Usia Subur terhadap pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2017‟, Menara Ilmu, XII(3), pp. 85–93.

Nisa, W., Ginting, R. and Girsang, E. (2019) „Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Kota Medan‟, Jurnal Kesehatan Global, 2(2), pp. 71–80.

Notoatmodjo, S. (2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2014) Promosi Kesehatan dan perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, N. and Franciska, Y. (2013) Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.

Jakarta: Salemba Medika.

Pakkan, R. (2017) „Metode Inspeksi Visual Asam Asetat ( Iva ) Di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari‟, Jurnal Ilmiah Bidan, Vol II, No(1), pp. 1–6.

Permata Sari, R. and Abdiana (2019) „Upaya Peningkatan Cakupan Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Dinas Kesehatan Kota Solok‟, Jurnal Kesehatan Andalas, 8(3), pp. 635–641.

Purwanto, H. (2014) Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

(20)

Challenge and Opportunity

Healthpreneurship In Industrial Revolution 4.0 [Februari 2020]

20 |

20

Peran Bidan dalam Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Wus Melakukan Pemeriksaan IVA

Radulima, L. et al. (2017) „Rendahnya Cakupan Pemeriksaan IVA di Puskesmas Binjai Estate Tahun 2017‟, Jurnal Ilmiah Kohesi, 1(3), pp. 11–25. Available at:

http://onesearch.id/Record/IOS5084.

Rasyid, N. and Afni, N. (2017) „Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wus (Wanita Usia Subur) Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Iva (Inspeksi Visual Asam Asetat) di Puskesmas Singgani‟, PROMOTIF, 7(1), pp. 63–75. doi:

10.31934/promotif.v7i1.26.

Rochwati, S., Jati, S. P. and Suryoputro, A. (2016) „Pengetahuan Bidan Mempengaruhi Praktik Bidan dalam Konseling Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur‟, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(2), p. 84. doi: 10.14710/jpki.11.2.84-99.

Rofi‟ah, S. (2016) „Praktik Bidan sebagai Pendidik pada Perawatan Kehamilan di Kabupaten Magelang‟, Jurnal Kebidanan, 5(11), pp. 28–79.

Rofiah, S., Istiarti, T. and NP, P. (2013) „Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktik Bidan dalam Melaksanakan peran sebagai Pendidik pada Perawatan Kehamilan di Kabupaten Magelang‟, Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 8(1), pp. 30–38.

Sawitri, S. and Sunarsih, S. (2018) „Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks terhadap Motivasi Keikutsertaan Wanita Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)‟, Jurnal Kesehatan, 9(1), p. 64. doi: 10.26630/jk.v9i1.758.

Sukini, T. and Rofi‟ah, S. (2016) Fundamental Kebidanan disertai Evidence Based Practice

& Dokumen Inti ICM. Yogyakarta: Trans Medika.

Tempali, S. R. and Sumiaty, S. (2019) „Peranan Edukasi Bidan Dalam Mencegah Kurang EnergiKronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Provinsi Sulawesi Tengah‟, Jurnal Bidan Cerdas (JBC), 2(1), p. 34. doi: 10.33860/jbc.v2i1.140.

Titisari, I. A., Riyanti, E. and P, P. N. (2018) „Aplikasi Teori Health Belief Model Pada Partisipasi Wanita Usia Subur (Wus) Dalam Pemeriksaan IVA Di Kelurahan Kalibanteng Kulon‟, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(5), pp. 751–759.

Wulandari, A. (2018) „Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Sukmajaya Tahun 2016‟, Jurnal Kesehatan Unila, 2(2), pp. 93–101. Available at:

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm%0AHUBUNGAN.

Wulandari, D. (2009) Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Praktik Kebidanan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Yuliastanti, T. and Rismawati (2019) „Hubungan Peran Bidan dengan Perilaku Periksa Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)‟, Jurnal Kebidanan, XI(01), pp. 96–104.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan bidang pendidikan yang diselenggarakan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya tahun 2015 memiliki mahasiswa dari tiga jurusan dengan enam prodi, yaitu prodi

2009 Workshop pembuatan dan peyuntingan soal Ujian Akhir program ( UAP ) jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang jurusan Kebidanan 2 Hari ( Peserta ) 2009

Bendahara Bendahara Kelas khusus D-IV Kebidanan kerjasama Poltekkes Kemenkes Semarang dengan Dinas Kesehatan Kabupaten

Persepsi stakeholder terkait dengan kemampuan berkomunikasi alumni Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang yang bekerja di instansi kesehatan di Kabupaten Ende, Alor dan

Panduan teknik untuk pembelajaran di laboratorium dan praktik klinik selama masa pandemi COVID-19 di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Perkembangan teknologi digital membawa tantangan kompleks dan peluang bagi masyarakat global, termasuk perlunya memperkuat keberadaan Pancasila dalam menghadapi era

Dokumen ini membahas tentang masalah kesenjangan madrasah yang dianggap pendidikan kelas dua, serta peluang dan tantangan yang

Peluang dan tantangan UMKM sektor pertanian dan