• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bhineka Tunggal Ika Dalam Konteks Bahasa Indonesia

N/A
N/A
أغوس مجاهدين

Academic year: 2024

Membagikan "Bhineka Tunggal Ika Dalam Konteks Bahasa Indonesia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

BHINEKA TUNGGAL IKA DALAM KONTEKS BANGSA INDONESIA

GURU PEMBIMBING Agus Mujahidin

DISUSUN OLEH 1. Ilma Nurjannah

2. Za’amah Mazaya Lathifah 3. Zahiyah Al Azka

SMA 2 MUHAMMADIYAH BALIKPAPAN 2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “Bhineka Tunggal Ika Dalam Konteks Bahasa Indonesia”.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas terhadap kami. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon Saran & Kritik dari teman-teman maupun guru. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Lumajang, 22 Desember 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………i KATA PENGHANTAR………ii DAFTAR ISI………iii BAB I PENDAHULUAN………

1. Latar Belakang………

2. Rumusan Masalah………...

3. Tujuan……….

4. Manfaat………...

BAB II PEMBAHASAN……….

A. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia………

1. Pengertian Identitas Nasional………..

2. Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional………...

3. Pancasila Sebagai Identitas Nasional………...

B. Keberagaman Bangsa Indonesia……….

1. Pengertian Keberagaman………

2. Keberagaman Budaya sebagai Bentuk Kearifan Lokal………...

3. Kolabolasi Keberagaman Budaya Indonesia (Lokal dan Internasional)………..

C. Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara………...

1. Sejarah Bhineka Tunggal Ika………...

2. Bhineka Tunggal Ika dalam Konteks Bangsa Indonesia………..

BAB III PENUTUP……….

A. Kesimpulan B. Daftar Pusaka

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan berbahasa Jawa kuno, terdiri dari dua kata majemuk tunggal, yaitu Bhineka dan Ika serta Tunggal dan Ika. Secara harfiah mempunyai arti Beda yaitu Tunggal kemudian dimaknai dengan berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Semboyan ini pernah dipakai oleh pujanga kenamaan Nusantara Mpu Tantular dalam bukunya Sutasoma. Buku ini ditulis pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Raja Majapahit pada pertengahan abad ke-14 dalam buku itu istilah ini dipakai oleh Mpu Tantular untuk menyebutkan betapa rukunnya umat beragama pada waktu itu. Setelah menjadi semboyan pada lambing Negara Indonesia, maka kalimat itu bukan saja

menggambarkan kenyataan objektif dalam lapangan agama saja, tetapi Bhineka Tunggal Ika menggambarkan berbagai kenyataan dan keberadaan bangsa indonesiayang pluralitas ini.

Baik dari segi agama, suku bangsa, bahasa, adat istiadat tempat tinggal dan sebagainya.

Sebelum berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri bangsa (founding father)telah berjuang membangun consensus bersama untuk memberikan

“Bangunan dan Jiwa” dari Negara yang akan baru lahir di bumi Nusantara. Setelah melalui dialog yang sangat panjang dalam dinamika ide-ologisasi, akhirnya disepakati pondasi dasar dari Negara yang baru lahir tersebut adalah: Pancasila, UUD Negara Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bineka Tunggal Ika. Setiap komponen bangsa harus memiliki komitmen yang kuat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama untuk membendung intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Komitmen tersebut tampak dari Sembilan prioritas program (Nawacita), diantaranya adalah melakukan

Revolusi Mental Karakter Bangsa (Nawacita Nomor 8), serta Memperteguh ke-Bhinneka- an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia (Nawacita Nomor 9). Khusus Nawacita memperteguh kebhinnekaan adalah dengan mewujudkan Semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika agar tercipta kerukunan antar warga dalam wadah NKRI.

Sejarah kehidupan beragama di Indonesia menginginkan bahwa setiap umat beragama mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel.

Misalnya kebudayaan Kraton atau Kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat dilihat bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil.

Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai

”Bhinneka Tunggal Ika”, yang dapat dimaknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.

Sepanjang era reformasi Indonesia menampilkan banyak peristiwa yang menunjukkan perubahan kehidupan warga, baik secara individu atau kelompok, dalam berkehidupan kemasyarakatan, kehidupan berkenegaraan, dan kehidupan berkebangsaan Faktor utama mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an, baik oleh rakyat, dan bahkan pemimpin atau penguasa mengindikasikan gejala memudar. Kondisi ini dapat dilihat dari kecenderungan terjadinya konflik antar individu, kelompok masyarakat yang berbeda agama, ras, suku/etnik, budaya, dan berbeda

(5)

kepentingan, serta rendahnya moral penguasa seperti banyaknya kepala daerah dan anggota dewan yang terjerat hukum akibat korupsi.

Berkaitan dengan pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tungal Ika-an yang syarat dengan integrasi nasional dalam masyarakat multikultural, nilai-nilai budaya bangsa sebagai keutuhan, kesatuan, dan persatuan negara bangsa harus tetap dipelihara sebagai pilar nasionalisme. terletak pada perbedaan kebudayaan ataupun pada hubungan budaya dengan berbagai corak akulturasi, yang menghasilkan warga masyarakat multikultural yang multikulturalis, melainkan pada saat hubungan antar budaya tersebut bergeser menjadi hubungan antarjati diri. Pada saat hubungan antar jatidiri masih berada dalam ruang lingkup kerja, atau berdasarkan atas status-status sosial yang diperoleh, hubungan antarjatidiri yang berlangsung akan mengacu pada struktur satuan sosial tempat interaksi sosial tersebut berlangsung. Akan tetapi, pada saat hubungan tersebut menjadi hubungan antar jati diri yang mendasar dan umum, maka acuan bagi jatidiri yang digunakan adalah sukubangsa.

Hubungan antarjati diri yang menjadi hubungan antarsukubangsa menafikan peranan pemahaman antarbudaya yang mengakomodir perbedaan-perbedaan, dan sebaliknya menekankan penggunaan stereotip dan prasangka untuk mempertegas perbedaan dan batas- batas sukubangsa di antara mereka.

Di sini multikulturalisme dilihat sebagai pengikat dan jembatan yang mengakomodir perbedaan-perbedaan, termasuk perbedaan-perbedaan kesukubangsaan dan sukubangsa dalam masyarakat yang multikultural. Multikulturalisme mengacu pada pengertian bahwa perbedaan-perbedaan tersebut terwadahi di tempat-tempat umum, tempat kerja, pasar, dan sistem nasional dalam hal kesetaraan derajat secara politik, hukum, ekonomi, dan sosial.

Kesukubangsaan dan masyarakat sukubangsa dengan kebudayaan sukubangsanya tetap dapat hidup dalam ruang lingkup atau suasana kesukubangsaannya. Walau demikian, dalam suasana nasional dan tempat-tempat umum yang seharusnya menjadi ciri di situ adalah kebangsaan dengan pluralisme budayanya; bukan suatu kesukubangsaan atau suatu kebudayaan sukubangsa tertentu yang dominan.

2. Rumusan Masalah

1. Apa kaitan pemahaman nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dengan integrasi nasional dalam masyarakat multikultular?

2. Bagaimana Indonesia menampilkan banyak peristiwa yang menunjukkan perubahan kehidupan warga?

3. Tujuan

1. Mengetahui Pemahaman Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika

2. Mengetahui Era reformasi Indonesia menampilkan banyak peristiwa yang menunjukkan perubahan dalam kehidupan warga

4. Manfaat

1) Sebagai wadah agar mampu menambah pengetahuan maupun wawasan terkait filosof Bhineka Tunggal Ika

2) Sebagai wujud pengembangan teknologi maupun Ilmu Pengetahuan.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

1. Pengertian Identitas Nasional

Secara etimologis Identitas Nasional erasal dari dua kata, yaitu Identitas dan Nasional.

Hal ini kata Identitas dapat kita maknai sebagai cirri-ciri, tanda-tanda suatu jati diri yang dimiliki oleh seorang, sekelompok orang , masyarakat atau bahkan suatu bangsa.

Sedangkan kata Nasional memiliki makna gabungan atau persekutuan hidup manusia yang terdiri dari berbagai ras, agama, budaya, bahasa, dan adat istiadat. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang perlu dipelihara dan ditingkatkan adalah sebagai berikut.

a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan, yaitu Bahasa Indonesia

Sebagai sebuah bangsa, Indonesia memiliki identitas nasional. Identitas nasional terdiri dari dua kata yaitu identitas yang merupakan ciri, watak, maupun karakter yang ada pada seseorang atau sekelompok orang dan dapat membedakan orang atau

kelompok tersebut dengan kelompok lain. Dan kata nasional yang merujuk pada identitas yang melekat pada kelompok yang lebih besar dan dipersatukan oeleh kesamaan seperti budaya, agama, bahasa, serta cita-cita dan tujuan yang sama. Jadi Identitas nasional dapat diartkan sebagai cirri maupun jati diri yang melekat pada suatu bangsa dan membedakan bangsa tersebut dengan bangsa-bangsa yang lain.

b. Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih

Identitas nasional yang kedua yang dimiliki Negara Indonesia adalah bendera Negara, yaitu bendera Merah Putih. Warna merah melambangkan keberanian dan warna putih melambangkan suci. Bendera Merah Putih dikibarkan secara resmi pada 17 Agustus 1945, namun sebelumnya telah ditunjukkan saat peristiwa Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

c. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya

Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang setiap hari senin kita kumandangkan bersamaan dengan pengibaran bendera Merah Putih saat kita duduk dibangku sekolah merupakan identitas nasional yang selanjutnya. Lagu Indonesia raya yang

berkedudukan sebagai lagu kebangsaan ini dikumandangkan dan dinyanyikan pertama kali pada 28 Oktober 1928 saat Sumpah Pemuda.

d. Lambang Negara, yaitu Garuda Pancasila

Lambang Negara Indonesia yang telah kita ketahui secara bersama-sama adalah Garuda Pancasila. Garuda pancasila ditetapkan sebagai lambing Negara Indonesia secara resmi pada tahun 1950

e. Semboyan Negara,yaitu Bhineka Tunggal Ika

Semboyan Negara Indonesia adalah salah satu identitas nasional yang sangat penting keberadaannya. Semboyan Negara Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Hal ini memberikan penjelasan bahwa Indonesia merupakan bangsa heterogen yang memiliki keberagaman suku, agama, ras, dan adat istiadat. Namun, di balik semua perbedaan tersebut bangsa Indonesia berkeinginan untuk menjadi suatu bangsa yang satu, yaitu Bangsa Indonesia.

f. Dasar Falsafah Negara, yaitu Pancasila

(7)

Pancasila merupakan falsafah atau dasar Negara Indonesia yang berisi lima nilai dasar yang digunakan sebagai dasar filsafat dan ideology Negara Indonesia.

g. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara, yaitu UUD 1945

UUD Tahun 1945 sebagai hokum dasar tertulis pada hakikatnya hanya memuat aturan dasar atau pokok kehidupan kenegaraan, sedangkan aturan yang lebih rinci lazimnya dituangkan lebih lanjut dalam bentuk peraturan perundang-undangan dibawahnya.

2. Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional

a. Faktor Objektif yang Meliputi factor Geografis-Ekologis dan Demografis

Faktor ini lebih merujuk kepada factor wilayah alam Indonesia. Kondisi geografis- ekologis Indonesia adalah sebuah wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak pada persimpangan jalan komunikasi, antarwilayah dunia. Kondisi geografis ini sangat mempengaruhi perkembangan demografis, ekonomi, soisal, dan cultural bangsa.

b. Faktor Subjektif, yaitu Faktor Historis, Sosial, Politik dan Kebudayaan yang Dimiliki bangsa Indonesia

Identitas nasional juga dibentuk dan dilahirkan oleh adanya factor subjektif.

Adapun factor subjektif pembentuk identitas nasional historis bangsa Indonesia, social, politik dan kebudayaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Faktor historis atau factor sejarah merupakan factor yang sangat mempengaruhi identitas nasional.

Ada 4 faktor utama dalam proses terbentuknya identitas nasional yaitu sebagai berikut.

a. Faktor Primer

Faktor ini meliputi etnisitas, bahasa, agama, dan sejenisnya b. Faktor Pendorong

Faktor ini terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan modern, dan pembangunan dalam hal lainnya.

c. Faktor Penarik

Faktor ini meliputi, kondifikasi bahasa, tumbuhnya birokrasi,dan pemetaan system perkembangan nasional.

d. Faktor Reaktif

Faktor reaktif pembentuk identitas nasional beberapa diantaranya adalah dominasi dan pencarian identitas alternative melalui memori kolektif rakyat Indonesia yang terdapat kaitannya dengan factor historis.

2. Pancasila Sebagai Identitas Nasional

Identitas Nasional merupakan padanan atau persamaan dengan suatu jati diri bangsa.

Pancasila sebagai identitas nasional dapat kita sejajarkan dengan arti bahwa pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila merupakan kumpulan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia yang sejak zaman pra kemerdekaan telah digali dan bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

(8)

Menurut Hardono Hadi dalam Winarno (2013:17), pengertian pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia mecakup tiga hal, yaitu pancasila sebagai kepribadian bangsa,

Pancasila sebagai identitas bangsa, dan pancasila sebagai keunikan bangsa. Pancasila sebagai kepribadian bangsa memberikan makna bahwa pancasila adalah cerminan dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, Nilai-nilai yang membumi di dalam masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan Karakter khas bangsa Indonesia, yang khusus dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

B. Keberagaman Bangsa Indonesia 1. Pengertian Keberagaman

Keberagam mempunyai definisi yang sama dengan keanekaragaman, yakni kondisi masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, ras, dan agama. Komposisi tersebut sering kita kenal sebagai multicultural. Faktor adanya keberagaman yang terjadi di Indonesia antara lain:

a. Negara kepulauan (archipelago) b. Perbedaan kondisi alam

c. Letak strategis wilayah Indoneisa d. Sarana transportasi dan komunikasi e. Ilmu pengetahuan

Keberaman masyarakat Indonesia merupakan fenomena unik yang tidak dapat

dipungkiri keberadaan. Indonesia mereupakan masyarakat yang plural dan multicultural.

Keragaman tersebut tidak terlepas dari gelombang migrasi masyarakat manusia dari zaman ke zaman yang turut mempengaruhi sejarah multicultural.

Kebudayaan di Indonesia telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Peradaban budaya mengandung unsure nilai budaya yang terdiri dari pengetahuan dan teknologi, system mata pencaharian dan peralatan hidup. Kebudayaan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam terwujud dengan bermacam-macam suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, dan sebagainya. Keanekaraman budaya ini menyebabkan masyarakat di Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan masyarakat lainnya karena memiliki cirri- ciri tersendiri satu dengan lainnya.

2. Keberagaman Budaya sebagai Bentuk Kearifan Lokal

Keberagaman budaya daerah merupakan potensi social yang dapat membentuk karakteristik dan citra budaya yang khas pada setiap daerah, serta bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Kebudayaan itu mencakup tujuh unsure, yakni: Bahasa, system pengetahuan, organisasi social, system peralatan hidup dan teknologi, system mata pencaharian, system religi, dan kesenian.

1. Definisi Kebudayaan

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat istiadat. Secara tata bahasa, pengertian

kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola piker manusia.

(9)

Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan system mencakup segala hal yang merupakan hasil cipta, karsa, dan karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Karya yaitu masyarakat yang menghasilkan teknologi dan kebudayaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang

merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

2. Keberagaman Budaya Nasional

Menurut JJ. Hoeningman wujud kebudayaan dibagi menjadi 3:

1) Gagasan (Wujud Ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;

didak dapat diraba atau disentuh.

2) Aktivitas (Tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan system social. Sistem social ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang bebrdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3) Kebudayaan Fisik

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,dilihat, dan didokumentasikan.

3. Kolaborasi Keberagaman Budaya Indonesia (Lokal dan Internasional) a. Pentingnya kolaborasi Budaya

Indonesia mempunyai keberagaman kebudayaan pada masing-masing daerah dengan karakteristiknya tersendiri. Keberagaman tersebut sebetulnya mempunyai poin positif dan negative. Poin positifnya, Indonesia menjadi Negara yang kaya akan potensi kebudayaan local. Tetapi, terdapat pula poin negative yang berpotensi membuat keberagaman tersebut menjadi sumber konflik horizontal dan dapat memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara dikarenakan adanya etnosentrisme terhadap identitasnya masing-masing. Kolaborasi mempunyai beberapa dampak positif jika dilaksanakan antara lain:

1) Upaya Harmonisasi Budaya

Sebagai Negara yang mempunyai keberagaman kebudayaan, bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang rawan akan adanya konflik identitas, dikarenakan adanya sikap etnosentrisme yakni menilai kebudayaan orang lain atas dasar

kebudayaan sendiri. Untuk mencegah hal ini, diperlukan adanya harmonisasi melalui kolaborasi budaya.

2) Menunjukkan eksistensi Budaya Indonesia pada Kancah Internasional

(10)

Adanya kolaborasi budaya yang dimiliki oleh Negara Indonesia dengan budaya yang dimiliki oleh Negara lain dapat memberikan citra yang baik pada dunia bahwasannya kebudayaan di Indonesia itu dapat beradaptasi atau dapat dipadukan dengan

kebudayaan asing yang notabane modern.

3) Sarana Untuk Melestarikan Budaya

C. Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara 1. Sejarah Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa, Kuno yang diartikan berbeda-beda tetapi tetap satu (Munir S, 2017). Bhineka Tunggal Ika diambil dari penggalan kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit (Ahad 14) yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhineka Tunggal Ika diusulkan oleh Muh. Yamin dan ditetapkan sebagai Semboyan Negara Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 pada 17 Agustus 1950.

Bhineka tunggal ika sebagai semboyan bangsa Indonesia memberikan makna berbeda-beda tetapi tetap satu.1 Makna yang demikian sesungguhnya mengarahkan pada pemahaman bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam agama suku dan budayanya. Berdasar pada perbedaan inilah maka muncul semangat untuk mampu hidup berdampingan dan menjunjung toleransi yang menjadi amalan sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia”

Setelah menjadi Semboyan pada lambang negara Indonesia, maka kalimat itu bukan saja mengambarkan kenyataan objektif dalam lapangan agama saja, tetapi Bhineka Tunggal Ika mengambarkan berbagai kenyataan dan keberadaan bangsa inndonesia yang pluralitas ini. Baik dari segi agama, suku bangsa, bahasa, adat istiadat tempat tingal dan sebagainya.

Sejarah kehidupan beragama di Indonesia menginginkan bahwa setiap umat beragama mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan Kraton atau Kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat dilihat bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil.

2. Bhineka Tunggal Ika dalam Konteks Bangsa Indonesia a. Keberagaman dalam konteks Bhineka Tunggal Ika

Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman budaya, ras, suku, agama yang semuanya merupakan kekayaan tak ternilai. Terhitung memiliki lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki 34 provinsi dengan masing-masing terdapat agama, ras dan suku yang berbeda-beda. Keberagaman di Indonesia meliputi sebagai berikut.

1) Keberagaman Agama

Di Indonesia terdapat 6 agama Resmi yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu. Setiap masyarakat di Indonesia bisa memilih agama sesuai keyakinan masing-masing. Perbedaan agama tersebut tidak boleh menjadi penghambat dalam kehidupan bernegara. Walaupun berbeda agama tetap harus menjunjung tinggi toleransi dan saling menghargai perbedaan (M.F. Rahman, 2020).

(11)

2) Keberagaman Ras

Banyaknya ras di Indonesia disebabkan oleh pengaruh bangsa asing yang ada di Indonesia. Letak geografis Indonesia yang cukup strategis juga menyebabkan persebaran ras menjadi sangat mudah. Setiap ras di Indonesia memiliki cirri yang berbeda dan masyarakat Indonesia sudah sepatutnya menghargai perbedaan ras dengan didak saling mendiskriminasi.

3) Keberagaman Suku

Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa. Menurut data sensus BPS tahun 2010 suhu di Indonesia mencapai 1340. Dengan adanya berbagai perbedaan tersebut, Bhineka Tunggal Ika menjadi kuncipemersatu keberagaman Indonesia. Keberagaman tersebut disatukan dalam permujudan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika yang telah ditetapkan sebagai semboyan Negara.

b. Nilai yang Bersumber dari Bhineka Tunggal Ika

Berikut ini nilai-nilai yang bersumber dari Bhineka Tunggal Ika:

1. Nilai Toleransi

Toleransi sangat penting dalam kehidupan bernegara karena toleransi merupakan sikap memahami orang lain sehingga tercipta komunikasi yang baik dan saling menghargai pendapat orang lain. Nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari dapat diwijudkan dengan berhubungab baik kepada sesame, sopan santun, rendah hati, atau rela berkorban.

2. Nilai Keadilan

Bersikap adil artinya tidak memihak antargolongan dan member perlakuan sama kepada sesame. Nilai keadilan meliputi keadilan social, keadilan politik, ekonomi yang merata, keterbukaan, persamaan, sikap saling menghormati dan bijaksana.

3. Nilai Gotong Royong

Gotong Royong artinya memikul beban secara bersama agar dapat meringankan beban sehingga terwujud kepentingan bersama. Sikap gotong royong ditunjukkan dengan saling peduli, persatuan, kerja sama, berpartisipasi, dan saling membantu.

c. Implementasi Nilai-Nilai Bhineka Tunggal Ika

Semboyan Bhineka Tunggal Ika perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari. Setiap warga Negara memiliki peran yang sama pentingnya agar terwujud kehidupan yang harmonis. Implementasi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika antara lain berupa (Rizal,2018):

1) Menghargai Keberagaman

Bangsa Indonesia memiliki keberagaman dari segi agama, budaya, suku, dan ras.

Karena itu, Kita perlu menghargai keberagaman untuk mewujudkan persatuan dengan tepat dan tidak terjadi disintegrasi bangsa.

2) Menghormati Orang lain

Saling menghormati dan tidak beranggapan bahwa pendapatnya merasa paling benar atau merasa kelompoknya paling hebat merupakan perwujudan nilai Bhineka Tunggal Ika.

3) Musyawarah Mufakat

(12)

Musyawarah Mufakat bertujuan untuk menyeleraskan perbedaan pendapat agar tepat dengan kesepakatan bersama.

4) Memiliki Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban

Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika harus dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban dengan saling menghargai, iri, dengki, harus dibuang dari kamus Bhineka Tunggal Ika.

5) Menjunjung Tinggi Sikap Toleransi

Sikap toleransi dapat diwujudkan dengan memandang bahwa keberagaman suku, ras, budaya dan lainnya adalah asset Negara yang perlu dilestarikan sehingga akan

menimbulkan rasa saling menghormati, menghargai, rukun dan menumbuhkan toleransi kepada sesama.

Setiap penduduk Indonesia harus memandang bahwa perbedaan tradisi, bahasa, dan adat-istiadat antara satu etni dengan etnis lainnya. Semboyan Bhineka Tunggal Ika selamanya akan relevan untuk mengiringi kehidupan bernegara di negeri yang multicultural ini, karena komposisi rakyatnya yang akan terus beragam sampai kapanpun.

d. Fungsi Bhineka Tunggal Ika

1) Mempertahankan Kerukunan Sosial

Bhineka Tunggal Ika menjadi landasan dalam menjaga kerukunan social di Indonesia.

Semboyan ini mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah perbedaan suku, agama, ras, dan budaya.

2) Menghormati Perbedaan

Bhineka Tunggal Ika mendorong masyarakat Indonesia untuk menghormati perbedaan dalam suku, agama, ras, dan budaya. Semboyan ini mengajarkan pentingnya mangakui dan menghargai hak-hak individu dan kelompok untuk menjalankan kepercayaan dan budaya mereka sendiri.

3) Membangun Persatuan

Bhineka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan.

Semboyan ini mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Fungsi semboyan ini adalah memperkuat ikatan persaudaraan dan kerjasama antarwarga Negara dalam mencapai kemajuan bersama.

4) Menghargai Keanekaragaman Budaya

Bhineka Tunggal Ika mempromosikan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan betapa pentingnya menjaga dan memelihara warisan budaya yang beragam sebagai identitas bangsa yang kaya dan berwarna.

5) Memperkuat Identitas Nasional

Bhineka Tunggal Ika menjadi symbol dari keberagaman dan persatuan dalam bingkai kehidupan nasional Indonesia. Semboyan ini memperkuat identitas nasional sebagai bangsa yang beragam namun tetap bersatu dalam semangat persatuan, kesetaraan, dan keadilan.

Dikuti dari buku Pendidikan Multikultural: Strategi mengelola keberagaman di

Sekolah (2019) oleh Admilia Rosada, dkk, semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan kekuatan bangsa Indonesia, Demi menjaga keutuhan NKRI, masyarakat Indonesia hendaknya memahami makna kebhinekaan. Artinya perbedaan yang ada seharusnya tidak menjadi pemecah, melainkan mempersatukan berbagai perbedaan.

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Bhineka Tunggal Ika sebagai lambing Negara Indonesia yang menekankan komposisi pada kebudayaan maupun agama. Bhineka Tunggal Ika mengidentifikasikan bahwa meskipun beraneka ragam tetapi tetap satu juga yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga jadi semboyan bangsa Indonesia dalam persatuan maupun kesatuan. Bhineka Tunggal Ika sebagai upaya pemersatu di antara sebagai

keanekaragaman yang ada pada masyarakat Indonesia diantaranya beraneka ragam dalam suku, agama, ras, budaya, bahasa, maupun agama yang diatur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

B. Daftar Pusaka

https://repository.iainkudus.ac.id > oleh RW Sari 2021 https://fkip.umsu.ac.id > 2023/07/25

https://digilib.unimed.ac.id > oleh NP Damanik 2016

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu ringan mulut dalam bahasa Indonesia memiliki makna idiomatikal yang berbeda dengan bahasa Jepang.. Makalah ini mencoba membahas karakteristik idiom

Jika tidak, tentu saja bangsa ini akan mudah diadu domba dan dijajah secara fisik dan pikiran oleh bangsa lain Maka dari itu, semangat Bhineka Tunggal Ika yang

Pada masa sebelum kemerdekaan, di Indonesia telah berdiri unit kesatuan sosial yang berkembang pada setiap suku di seluruh wilayah nusantara. Unit kesatuan sosial tersebut,

Bhineka berarti berbagai macam perbedaan- perbedaan Tunggal Ika berarti bersatu dalam kesatuan, merupakan usaha antisipasi guna mengindari pertumbuhan fanatisme sempit (yaitu,

Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI

BHINNEKA TUNGGAL IKA CIRI MULTI- KULTURALISME BANGSA Keberagaman budaya Indonesia dilengkapi oleh keragaman lain yang ada pada tatanan hidup masyarakat baik perbedaan ras, agama,

Meminta siswa menuliskan jawaban tiga pertanyaanyang tersebut dalam Penilaian Kompetensi tentangKebinekaan Indonesia di buku PPKn Kelas VII.. Meminta siswa mengumpulkan kertas jawaban

Makalah ini membahas mengenai kesepadanan adjektiva insani dalam Bahasa Indonesia serta memberikan panduan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang baik dan