Nama : M.Yassir Mubarok NPM : 1923720013 Prodi : PPKn
Konteks
TOPIK 3 RUANG KOLABIRASI
LITERASI DALAM LINTAS MATA PELAJARAN
Proses Kognitif - v +
Mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya
Peserta tidak Melakukan keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.
Peserta didik membuat keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya namun
tidak menjelaskan bagaimana pengetahuan itu digunakan untuk memahami teks.
Peserta didik membuat keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya dan menjelaskan bagaimana pengetahuan itu digunakan untuk memahami teks Meringkas teks
(membedakan informasi penting dan informasi kurang penting)
Peserta didik tidak meringkas Pokok- pokok materi utama secara akurat atau tidak membedakan antara informasi penting dan kurang penting.
Peserta didik Meringkas
beberapa gagasan utama materi
namun tidak memberikan informasi rinci..
Peserta didik Meringkas beberapa gagasan utama namun tidak memberikan informasi rinci.
Membuat inferensi
Peserta didik tidak membuat
inferensi
atau inferensi yang
tidak realistis.
Peserta didik membuat inferensi
yang realistis namun tidak menyebutkan bukti pendukung.
Peserta didik membuat inferensi
yang realistis dan menyebutkan bukti
pendukung.
Koneksi dalam teks
Peserta didik tidak menunjukkan keterkaitan antara gagasan.
Beberapa ide yang dikaitkan kurang akurat atau kurang relevan.
Beberapa ide yang dikaitkan akurat dan relevan.
Literasi Multimoda
Respon peserta didikhanya
menggunakan 1 sumber, atau informasi tidak diubah ke moda lain.
Respon diberikan dalam bentuk tulisan dan grafis namun informasi kurang lengkap.
Respon diberikan dalam bentuk tulisan dan grafis dan informasi lengkap.
Kosakata Peserta didik tidak mendefinisikan kosakata secara tepat.
Peserta didik mendefinisikan sebagian kosakata atau hanya mengutip dari teks.
Peserta didik mendefinisikan semua kosakata dan membuat paraphrase
berdasarkan definisi dalam teks.
Metakognisi Peserta didik tidak dapat menjelaskan metodenya dalam memahami
informasi.
Peserta didik cukup
Mampu menunjukkan caranya memahami teks meski kurang lengkap.
Peserta didik Mampu menunjukkan caranya memahami teks meski kurang lengkap.
Proses Kognitif - v +
Mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya
8 12 7
Meringkas teks (membedakan informasi penting
dan informasi kurang penting)
6 16 5
Membuat inferensi 15 9 3
Koneksi dalam teks 20 6 1
Kosakata 22 3 2
Metakognisi 5 16 6
Setelah mengeksplorasi konsep AN/AKM, Anda akan mendiskusikan tentang penggunaan asesmen proses kognitif di kelas fiktif di atas. Coba Anda lanjutkan interpretasi data asesmen di atas berdasarkan isi angka jumlah peserta didik untuk tiap proses kognitif. Setelah itu, diskusikan beberapa pertanyaan berikut dengan salah satu teman.
1. Proses kognitif mana yang paling sulit bagi peserta didik dalam kelas fiktif di atas?
2. Berdasarkan panduan skor, kesulitan apa yang dialami peserta didik terkait dengan setiap proses kognitif?
3. Bila Anda menjadi guru kelas tersebut, apa tujuan pembelajaran yang akan Anda tetapkan berdasarkan data asesmen di atas?
Jawab :
1. Proses kognitif mana yang paling sulit bagi peserta didik dalam kelas fiktif di atas?
Berdasarkan data kelas fiktif tersebut, proses kognitif yang paling sulit bagi peserta didik adalah proses kognitif kosakata. Terdapat 22 peserta didik yang tidak dapat mendefinisikan kosakata secara tepat. Kemudian, terdapat 3 peserta didik yang dapat mendefinisikan sebagian kosakata atau hanya mengutip dari teks. Lalu, hanya terdapat 2 peserta didik yang mampu mendefinisikan semua kosakata dan membuat paraphrase berdasarkan definisi dalam teks.
2. Berdasarkan panduan skor, kesulitan apa yang dialami peserta didik terkait dengan setiap proses kognitif?
Berdasarkan panduan skor tersebut, kesulitan yang dialami peserta didik pada setiap proses kognitif yaitu membuat inferensi, membuat koneksi dalam teks, dan membuat kosakata. Pada proses kognitif membuat inferensi, sebanyak 15 peserta didik tidak membuat inferensi atau inferensi yang dibuat tidak realistis. Kemudian, 9 peserta didik membuat inferensi yang realistis namun tidak menyebutkan bukti pendukung, dan hanya 3 peserta didik membuat inferensiyang realistis dan menyebutkan bukti pendukung.
Pada proses kognitif membuat koneksi dalam teks, terdapat 20 peserta didik tidak menunjukkan keterkaitan antara gagasan. Kemudian, 6 peserta didik membuat koneksi dengan beberapa ide yang dikaitkan kurang akurat atau kurang relevan, dan hanya 1 peserta didik yang mampu membuat koneksi
dengan akurat dan relevan. Pada proses kognitif membuat kosakata, terdapat 22 peserta didik yang tidak dapat mendefinisikan kosakata secara tepat.
Kemudian, terdapat 3 peserta didik yang dapat mendefinisikan sebagian kosakata atau hanya mengutip dari teks. Lalu, hanya terdapat 2 peserta didik yang mampu mendefinisikan semua kosakata dan membuat paraphrase berdasarkan definisi dalam teks.
3. Bila Anda menjadi guru kelas tersebut, apa tujuan pembelajaran yang akan Anda tetapkan berdasarkan data asesmen di atas?
Berdasarkan data asesmen tersebut, peserta didik mengalami kesulitan pada tiga proses kognitif yaitu membuat kosakata, membuat inferensi, dan membuat koneksi dalam teks sehingga bila saya menjadi pendidik di kelas tersebut, maka saya akan menerapkan strategi literasi yang sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik.
a. Strategi Kosakata
Kosakata baru harus dikenalkan dan didiskusikan dalam proses pembelajaran. Peserta didik memerlukan banyak kesempatan untuk membaca, menulis, dan berlatih menggunakan istilah-istilah baru.
Strategi kosakata ditujukan agar peserta didik dapat:
1) mengembangkan pengetahuan istilah baru,
2) mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang istilah- istilah umum,
3) meningkatkan pemahaman membaca,
4) meningkatkan pilihan kata yang dapat digunakan untuk menulis, dan
5) membantu peserta didik mengkomunikasikan ide secara lebih efektif dan akurat.
Ada beberapa strategi pemahaman kosakata yang dapat diterapkan.
Berikut adalah salah satu contoh strategi pemahaman kosakata.
Peta Definisi Konsep
Peta definisi konsep baik digunakan untuk mengenalkan konsep- konsep penting. Ciri-ciri dan contoh yang dituliskan peserta didik membantu pemahaman istilah baru. Peserta didik menuliskan sendiri definisinya dengan menggunakan pengalaman, contoh- contoh, dan ciri- ciri yang mereka tuliskan lebih dulu.
b. Strategi Inferensi
Inferensi merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat dalam teks. Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus yang ada dalam teks. Strategi ini dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
c. Strategi Keterkaitan Antarteks
Strategi keterkaitan antarteks mengacu pada bahan bacaan tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Strategi ini membantu memperjelas makna, memberikan informasi yang mendalam, dan mendorong keterlibatan peserta didik yang lebih aktif.