Nama : Triyono Widhi Nugroho NIM : 2432670
Dosen : Dr. Mamat Supriatna, M.Pd,.
Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari asal kata Yunani Kuno (Greek): ´philosµ GDQ ´sophiaµ philos berati cinta, menyenangi dan sophia berarti kebenaran atau kebijaksanaan (wisdom). Ini berarti suatu konsep yang bermakna mencintai atau menyenangi akan kebenaran atau kebijaksanaan. Jadi secara harfiah, filsafat berarti mencintai kebijaksanaan. Kebenaran ada yang bersifat mutlak dan ada yang bersifat relatif, bergantung pada sumber kebenaran itu. Oleh karena itu, suatu kebenaran pada hakikatnya atau inti terdalam tidaklah selalu sebagai suatu kesesuaian fakta dan realitas. Kebenaran terhadap dua fakta yang sama adalah suatu kebenaran relatif atau tidak mutlak. Dengan demikian, setiap ketidaksesuaian atau kebenaran yang mutlak, perlu dilakukan penyelidikan, dari manakah sumber ketidaksesuaian itu, mengapa terjadi ketidaksesuaian, bagaimana mengatasi ketidaksesuaian itu menjadi suatu kesesuaian yang mutlak, yaitu fakta adalah realitas.
Secara maknawi filsafat artinya mencari pengetahuan yang mempelajari tentang segala hal yang ada di dunia secara kritis, sistematis, sinoptik, skeptis, komprehensif, radikal, dan normatif. Sedangkan menurut (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm.82 ) Filsafat berasal dari bahasa yunani “philo” yang berarti cinta dalam arti luas dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan. Dalam artian, filsafat merupakan suatu keinginan untuk mencapai cita-cita pada kebijaksanaan. Filsafat menjadi sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara mendalam mengenai pemikiran manusia.
Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” dan berarti pengetahuan.
Pemakaian kata ini dalam bahasa Indonesia kita ekuivalenkan dengan istilah
“science”. Science berasal dari bahasa Latin: Scio, Scire yang juga berarti pengetahuan. Ilmu adalah pengetahuan. Namun, ada berbagai macam pengetahuan.
Dengan “pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak, dan betul betul terorganisir. Jadi, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun baik.
(Suaedi, 2016, Hlm. 20).
Ilmu itu haruslah sistematis dan berdasarkan metodologi, ia berusaha mencapai generalisasi. Dalam kajian ilmiah, kalau data yang baru terkumpul sedikit atau belum cukup, ilmuwan membina hipotesis. Hipotesis ialah dugaan pikiran berdasarkan sejumlah data. Hipotesis memberi arah pada penelitian dalam menghimpun data. Data yang cukup sebagai hasil penelitian dihadapkan pada hipotesis. Apabila data itu mensahihkan (valid)/menerima hipotesis, hipotesis menjadi tesis atau hipotesis menjadi teori. Jika teori mencapai generalisasi yang umum, menjadi dalil ia dan bila teori memastikan hubungan sebab-akibat yang serba tetap, ia akan menjadi hukum.
Pengertian Filsafat Ilmu
The Lian Gie (dalam Achmad F, 2014, Hlm. 107) menyatakan bahwa Filsafat ilmu merupakan pemikiran reflektif yang mendalam tentang berbagai permasalahan terkait dasar-dasar ilmu serta keterkaitannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Bidang ini bersifat interdisipliner, di mana keberadaannya dan perkembangannya bergantung pada hubungan timbal balik serta pengaruh antara filsafat dan ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu merupakan kelanjutan dari pengembangan filsafat pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan sebagai objek kajiannya. Karena itu, ilmu terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman dan situasi, tanpa mengabaikan pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan lama berperan sebagai dasar dalam menemukan wawasan baru. Hal ini sejalan dengan pernyataan Archie J.
Bahm (1980) bahwa ilmu pengetahuan, sebagai sebuah teori, bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan (Achmad F, 2014, Hlm 108).
Menurut Koento Wibisono (1984) (Dalam Achmad F, 2014, Hlm. 108) Filsafat, dalam suatu perspektif, dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang berupaya memahami hakikat dari keberadaan sesuatu yang menjadi objek kajiannya. Oleh karena itu, filsafat ilmu pengetahuan sebagai salah satu cabang filsafat secara otomatis menjadi ilmu yang berusaha memahami esensi dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Filsafat ilmu adalah kajian reflektif yang mendalam mengenai dasar-dasar ilmu dan keterkaitannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Sebagai bidang interdisipliner, filsafat ilmu berkembang melalui hubungan timbal balik antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, dengan pengetahuan lama menjadi dasar bagi wawasan baru.
Secara esensial, filsafat ilmu berusaha memahami hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri.
Metafisika
Dalam kamus Filsafat (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm. 163) metafisika merupakan salah satu cabang dari filsafat yang membahas persoalan tentang keberadaan (being) atau eksistensi (Existency). Metafisika berasal dari kata yunani meta physica yang diartikan sebagai sesuatu yang adanya di balik atau di belakang benda-benda bersifat fisik. Aristoteles seorang filsuf terkenal tidak menggunakan metafisika tetapi dia menggunakan istilah (filsafat pertama). Dimana didalamnya menyangkut tentan latar belakang yang ada pada gejala-gejala fisik. Seperti bergerak, berubah, hidup, dan mati.
Metafisika berasal dari kata Metafisis dan Filsafat dimana sebenarnya keduanya merupakan ranah yang berbeda dimana filsafat memiliki makna yang lebih luas dan bebas sehingga bisa dikatakan metafisika adalah inti, atau pusat dari filsafat.
• Ontologi
Ontologi merupakan cabang dari filsafat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang ada. Ontologi muncul pada abad ke-17 dimana beberapa filsuf seperti clauberg menyatakan pandangannya tentang ontologi sebagai segala sesuatu yang ada (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm. 193).
• Kosmologi
Kosmologi merupakan cabang dari filsafat yang memiliki akar kata kosmos (dunia) dan logos (ilmu) atau dengan kata lain, kosmologi merupakan suatu ilmu yang membahas mengenai alam/dunia (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm. 147).
• Teologi
Teologi / theologi merupakan ilmu yang membahas ketuhanan dan mengkaji berbagai macam aspek yang ada di dalamnya. Menurut pandangan filsuf Aristoteles : Teologi merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang filsafat tertinggi, disebutnya sebagai metafisika (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm.
246).
• Teleologi
Teleologi berasal dari persamaan kata Tujuan. Secara umum, teleologi merupakan suatu proses studi filosopis mengenai bukti perencanaan, fungsi dan tujuan di alam dan sejarah. Teleologi juga sering dijadikan landasan dalam etika untuk membuat keputusan (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm.
244).
Didalam ranah etika, teleologi merupakan sebuah pertimbangan moral atas baik dan buruknya suatu tindakan.
• Antropologi
Berasal dari kata anthropos dan logos yang berasal dari bahasa yunani.
Anthropos berarti ‘manusia’ sedangkan logos berarti ‘ilmu’ sehingga antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari mengenai manusia dan dinamikanya. Ilmu antropologi turut membahas asal mula, unsur-unsur, dan berbagai kebudayaan yang dihasilkan dalam kehidupan manusia (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm. 21).
Logika / Epistemologi
Epistemologi berasal dari persamaan kata ‘filsafat pendidikan’.
Epistemologi merupakan cabang dari filsafat yang memiliki keterkaitan dengan jenis pengetahuan, asal, sifat, dan sebuah karakter. Salah satu hal yang dibahas dalam epistemologi adalah cara mendapatkan suatu pengetahuan (Amorrista &
Isfaroh, 2023, Hlm. 66).
Dalam epistemologi terdapat penjelasan mengenai bagaimana langkah memperoleh ilmu. Mulai dari mengolah sumber, struktur, metode yang digunakan, serta keabsahan pengetahuan tersebut.
• Deduktif
Deduktif dalam filsafat merujuk pada salah satu metode berpikir yang digunakan untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum atau universal
berdasarkan premis-premis yang lebih spesifik atau khusus. Dalam proses deduksi, jika premis-premis yang digunakan benar, maka kesimpulannya juga harus benar. Dengan kata lain, deduksi merupakan bentuk penalaran yang bersifat logis dan sistematis, di mana hasil akhirnya dijamin kebenarannya jika premis-premisnya benar.
• Induktif
Induktif dalam filsafat merujuk pada metode penalaran yang bergerak dari premis-premis yang bersifat khusus atau konkret menuju kesimpulan yang lebih umum atau universal. Dalam penalaran induktif, kita menyimpulkan hukum atau prinsip yang lebih umum berdasarkan pengamatan terhadap kasus-kasus spesifik atau data yang ada. Berbeda dengan deduksi yang sifatnya pasti, kesimpulan induktif tidak menjamin kebenaran secara mutlak, melainkan lebih bersifat probabilistik; semakin banyak bukti yang mendukung, semakin kuat kesimpulannya.
• Deduktohipotetiko, verikatif
Deduktohipotetiko adalah jenis penalaran yang menggabungkan dua metode, yaitu deduksi dan hipotesis. Dalam penalaran deduktohipotetiko, kita membuat sebuah hipotesis (sebuah dugaan atau teori sementara) yang dapat diuji, kemudian menggunakan logika deduktif untuk menarik kesimpulan dari hipotesis tersebut.
Proses ini dimulai dengan mengajukan hipotesis tentang suatu fenomena, lalu menggunakan deduksi untuk mengembangkan prediksi atau implikasi yang bisa diuji. Jika hasil uji eksperimen atau pengamatan sesuai dengan prediksi yang dihasilkan oleh deduksi, maka hipotesis tersebut bisa dianggap lebih kuat atau diterima, meskipun tetap terbuka kemungkinan untuk diuji kembali.
Etika
Etika berasal dari persamaan kata ‘Adab’. Etika merupakan suatu cabang filsafat yang membahas mengenai sistematika dan memberikan arahan mengenai konsep perilaku benar dan salah. Etika berasal dari kata’Ethos’ dalam bahasa yunani yang memiliki arti kebiasaan. Artinya etika merupakan cara kita bagaimana memilah perilaku yang benar dan salah atas sesuatu yang dianggap sebagai kebiasaan (Amorrista & Isfaroh, 2023, Hlm. 70).
• Universal
Etika umum/universal membahas tentang kebaikan secara keseluruhan.
Etika Individual: membahas tentang pertimbangan baik dan buruk dalam wilayah perilaku manusia yang khusus.
• Lokal / Individual
Etika Individual: membahas tentang pertimbangan baik dan buruk dalam wilayah perilaku manusia yang khusus.
Estetika
Estetika adalah penilaian utama yang ditunjukan pada berbagai jenis karya seni, baik karya tulis, lukis, patung, pahat, musik, dan lain-lain. Estetika merupakan
ilmu yang membahas tentang keindahan lewat selera dan rasa dan menuntun manusia untuk lebih menghormati keberagaman yang ada dalam diri orang lain.
Estetika bukan hanya tentang melihat keindahan karya semata. Melainkan mendalami juga makna yang tersirat dari sebuah karya tersebut (Amorrista &
Isfaroh, 2023, Hlm. 68).
REFERENSI
Achmad, F. (2014). BUNGA RAMPAI POSBAKUM ANTARA TEORI DAN PRAKTEK.
Pontianak: IAIN Pontianak Press.
Amorrista, B. A., & Isfaroh. (2023). KAMUS FILSAFAT FILSAFAT UMUM, FILSAFAT ISLAM, FILSAFAT KATOLIK, FILSAFAT HINDHU-BUDDHA. Yogyakarta: ANAK HEBAT INDONESIA.
Fullerton, G. S. (2023). FILSAFAT : Sebuah Pengantar. Yogyakarta: ANAK HEBAT INDONESIA.
Wibowo, A. S. (2022). Cara Kerja Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Gramedia.